NovelToon NovelToon
Pawang Hati, Arjuna Hukum

Pawang Hati, Arjuna Hukum

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Teen School/College / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Romansa / Slice of Life / Chicklit
Popularitas:58.2k
Nilai: 5
Nama Author: Realrf

Fakultas peternakan x Fakultas Hukum

Nyambung nggak jelas ngak Nyambung bangetkan, bau sapi sama tumpukan undang-undang, jelas tidak memiliki kesamaan sama sekali. Tapi bagaimana jika terjalin asmara di dalam perbedaan besar itu, seperti Calista Almaira dan Evan Galenio.

Si pawang sapi dan Arjuna hukum yang menjalin hubungan dengan dasar rasa tanggung jawab karena Evan adalah pelaku tabrak lari kucing kesayangan Calista.
Kamu sudah melakukan tindak kejahatan dan masih bertanya kenapa?" Calista sedikit memiringkan kepala menatap Evan dengan tidak percaya, laki-laki yang memakai kaos putih itu pun semakin bingung.

"Nggak usah ngomong macen-macem cuma buat narik perhatian gue, basi tau nggak!" Hardik Evan emosi.

"Buat apa narik perhatian pembunuhan kayak kamu!"

Beneran kamu bakal ngelakuin apapun?" Tanya Calista yang gamang dan ragu dengan ucapan Evan.

Evan mengangguk pasti.

"Hidupin joni lagi bisa?"

"Jangan gila Lu, gue bukan Tuhan!" sarkas Evan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Realrf, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Maling burung

Evan mengetuk ujung telunjuknya di meja kantin, pandangannya lurus ke depan dengan tatapan kosong. Rian yang melihat itu pun merasa aneh dan langsung menyenggol lengan Bobby yang duduk di sampingnya.

"Temen Lu kenapa? diem mulu dari tadi tanya Rian setenagh berbisik tapi masih cukup keras.

Bobby menyedot lemon teanya sampai tetesan terakhir sebelum menjawab pertanyan Rian.

"Apanya yang aneh sih Yan, kalau Evan diam tuh biasa kali, kalau dia salto keliling kantin baru aneh."

"Iya juga ih, Klau dia ceroboh kayak Lu baru aneh ya," kekeh Rian yang mendapatkan lemparan sedotan dari Bobby.

"Apa lagi kalau dia ketawa kayak Elu, bisa geger sebumi," celetuk Bobby yang di sambut tawa lebar Rian, hobi banget mas Rian ini ketawa memang.

Dan Evan sama sekali tidak terganggu dengan rusuh dan ributnya dua sahabatnya itu, mungkin karena sudah biasa. Evan mengambil gelas berisi es susunya tanpa merubah sikap. Dia masih menatap kosong seolah tertuju pada tembok di hadapannya.

"Bob, Lu anterin Caca pulang," ucap Evan tiba-tiba.

"Gue? Ngater pacar Lu pulang? Nggak salah Lu?" cerca Bobby dengan alis yang menukik penuh tanya.

Evan mengangguk. "Ntar gue ikutin dari belakang, gue udah bilang Caca kalau gue masih ada kelas dan gue minta tolong Lu buat anter dia."

"Lha kita kan udah free dari tadi Bro, ini juga kan kita nongkrong buat tungguin Calista pulang. Napa juga pake bohong, segala pake mau ngintilin dari belakang. Anterin pulang aja langsung kayak biasa, atau Lu lagi berantem sama dia?" cerca Rian yang merasa aneh dengan Evan, pasalnya anak itu anti banget yang namanya bohong.

"Bener tuh kata Rian, anterin aja lah. Gue mau ke resto abis ini," tukas Bobby sambil melihat jam mahal yang melingkar di pergelangan tangannya.

"Kalau nggak, biar Rian aja yang anter. Dia kan pengangguran," lanjut Bobby.

"Kalau gue nyuruh Rian, ketauan boong gue, njir."

Bobby menyengir lalu mengaruk tengkuk yang tiba-tiba gatal, Rian dan Evan satu jurusan dan sekelas pula.

"Cerita dulu baru deh maksud Lu apa. Lu ngerencanain apa sebenernya?"

Rian dan Bobby menatap Evan dengan serius, menanti sebuah jawaban atas rasa penasaran mereka. Evan mengambil nafas dalam, sejenak menata pikirannya. Sebenarnya sudah lama Evan merasa ada yang janggal denganhal ini. Setiap kali ia mengantar Calista pulang, gadis itu selalu meminta turun di tempat pengisian bahan bakar dekat gang kecil. Awalnya, Evan tidak terlalu peduli. Namun, semakin sering Calista mengulang alasan yang sama—ibu kosnya galak dan tidak suka anak kos diantar cowok—rasa penasaran Evan mulai muncul.

"Caca nggak mau gue anter atau gue jemput dari kos dia, dia selalu nunggu gue di POM bensin. Gue pengen tahu di mana kos dia. Kalau gue tanya, dia selalu jawab dia nggak mau kena amuk, ibu kosnya strict banget gitu," tutur Evan dengan serius.

"Mungkin aja bener gitu Van, lagian selama ini juga fine-fine aja dia nunggu atau turun di tempat itu," sahut Bobby.

"Lagian Lu sama dia cuma pacaran ala-ala, ngapain sampe segitunya sih, bentar lagi juga udah putus," Rian menimpali ucapan Bobby.

"Gue cuma pengen tau, dan selama Caca sama gue dia tanggung jawab gue!" tegas Evan yang langsung membuat Bobby dan Ria mengangguk, tapi diam-diam mereka tersenyum tipis.

Evan tahu hubungan mereka baru berjalan dua minggu, dan itu pun bukan karena cinta. Tapi tetap saja Calista adalah tanggung jawab Evan selama mereka menjalin hubungan. Dan naluri penasaran seorang Evan tidak pernah salah, pasti Calista sembunyikan sesuatu.

Seperti yang sudah direncanakan Bobby menunggu Calista di parkiran kampus, di depan mobilnya. Calista yang melihat Bobby melambai padanya pun tersenyum lalu bergegas menghampiri.

"Maaf ya Bob ngerepotin," ucap Calista saat sudah di hadapan Bobby.

"Halah kayak sama siapa aja Lu Cal, masuk gih." Bobby membuka pintu mobil untuk Calista sebelum beranjak ke sisi lain mobil.

Calista pun masuk, dengan manis dengan save belt yang sudah ia pasang dengan rapi. Bobby pun menyalakan mesin mobil, perlahan mobil berwarna kuning metalik itu menjauh dari area kampus. Setelah beberapa waktu perjalanan Bobby melirik sekilas pada Calista yang sejak tadi tidak mengeluarkan suara.

"Tumben Lu diem Cal, biasanya cerewet ngalahin beo," celetuk Bobby, ia melirik sepion mobil memastikan Evan masih mengikutinya.

Calista tersenyum tipis."Suara aku lagi mahal."

"Tumben amat,"sahut Bobby yang masih merasa aneh, tapi Bobby tidak lanjut bertanya. Dia biarkan calista beristirahat, wajah gadis itu tampak sangat lelah dengan kantung mata yang terlihat jelas.

Mobil Bobby akhirnya berhenti di tempat biasa, Evan memarkirkan mobilnya beberapa meter di belakang. Dari kejauhan, ia melihat Calista turun dari mobil dengan santai, melambaikan tangan ke Bobby sebelum menyeberang jalan. Evan menunggu beberapa saat, memastikan Bobby benar-benar pergi, lalu ia segera keluar dari mobil.

Calista menyelinap masuk ke gang sempit di antara deretan rumah warga. Langkahnya cepat dan ringan, membuat Evan harus ekstra hati-hati agar tidak ketahuan. Namun, Calista tiba-tiba berhenti dan menoleh ke belakang.

“Sh*t,” gumam Evan dalam hati sambil buru-buru merapat ke dinding, menyembunyikan diri di balik tiang listrik yang penuh tempelan poster acara kampung. Ia menahan napas, menunggu hingga suara langkah Calista kembali terdengar menjauh. Tapi, begitu ia hendak melanjutkan pengejaran, suara berat seorang pria tua menggelegar di belakangnya.

“WOI, NGAPAIN LU DI SITU?! Mau maling burung ya?!”

Evan menoleh dengan ekspresi kaget campur panik. Seorang bapak-bapak bertubuh besar, bertopi miring, dan membawa sapu lidi berdiri di dekatnya, melotot curiga.

“Eh, enggak, Pak. Saya cuma... jalan-jalan,” jawab Evan cepat, berusaha tersenyum sopan, meskipun jantungnya rasanya mau copot.

“Jalan-jalan apaan di sini? Ini wilayah kampung, bukan taman kota! Burung gue sering ilang, pasti lu dalangnya, ya?” bentak si bapak sambil mengacungkan sapu lidinya ke arah Evan.

“Beneran, Pak. Saya nggak ngapa-ngapain. Saya cuma... ya ampun."

"Kalau bukan mau nyolong, ngapain lu sembunyi ngendap-ngendap kayak gini?" cerca bapak itu masih dengan tatapan curiga.

"Sumpah saya cuma lagi jalan-jalan aja tadi, Pak. Sa-saya cari kos temen saya, tapi ada anjing, jadi saya takut terus sembunyi di sini," kilah Evan berusaha meyakinkan Bapak itu walau dengan sedikit kebohongan.

Karena jika Evan jujur justru akan membawa dia dalam masalah baru, dibisa di tuduh penguntit.

Setelah berdebat singkat, Evan akhirnya berhasil lolos dari interogasi si bapak, meskipun harus berjanji tidak akan masuk ke gang itu lagi. Tapi saat ia kembali menelusuri jalan, jejak Calista sudah hilang. Gang itu bercabang-cabang, dan Evan tidak tahu Calista masuk ke arah yang mana. Dengan langkah berat, ia kembali ke mobilnya sambil mengumpat pelan.

“Sial, pekara burung gue kehilangan jejak Caca?!” gumamnya kesal, tapi jauh di dalam hati ia tahu rasa penasarannya terhadap Calista justru semakin besar.

Tapi untuk sementara ini Evan memutuskan untuk tidak melakukannya lagi, takut dikira maling burung beneran dan bisa kena hakim warga.

1
D'kurnia Sharma
papa Adrian bikin kejutan bahagia aja, tahu" udah daftarin pernikahan Evan sama Calista aja di catatan sipil dan mereka sudah resmi jadi suami istri, jangan dimobil donk Evan mesra"nya nanti dilanjut di apartemen aja
Anik Haf FiFa
ceritanya bagus lho,,, tp yg like kok cm dikit ya,, mbok ya kalo baca tu di like jg napa
Realrf: Semoga aja habis ini banyak yang like, maksih sudh mampir kakak
total 1 replies
Anik Haf FiFa
jadi yg begal itu si alaska?? ato orang suruhan alaska ,, yg masukin obat ke minuman epan psti jg orang suruhan alaska
Anik Haf FiFa
emang poto yg dikirim ke caca poto yg bgimane sih ,, kok smpe caca jdi salah paham gitu
Anik Haf FiFa
manfaatin aja lau,, mumpung kan
Anik Haf FiFa
nangis terus aja ca, biar epan ngerasa brsalah bangett,, biar dia mertahanin elu ,,
Anik Haf FiFa
lhahhhh kok gini ,, kasian banget jadi caca,, pasti konflik lagi ,, berat banget hidup lho ca
Anik Haf FiFa
kalopun epan nyatain cinta, dg berat hati pasti caca tolak,, bukannya caca jg dapat pesan gak jelas yg spertinya sebuah ancaman atau pilihan
Anik Haf FiFa
putus udah putus,, lanjut aja beberapa tahun kemudian, caca udah bangkit, dan epan udah sukses ,, trus mereka ketemu ,, gak mau aku sedih2 muluuuu
Anik Haf FiFa
bapaknya?? bukannya di bab sebelumnya ada kalimat "mendiang bapaknya" ,,
Anik Haf FiFa
yang aku takutin ,epan anaknya orkay ,, trus gak ngerertuin hubungan mereka krna status sosial
Anik Haf FiFa
papanya epan pasti nih bikin ulah
Anik Haf FiFa
kok aku nangisss
Anik Haf FiFa
tepok jidat,, ampun dah epan,, sempat2 nya cemburu
Anik Haf FiFa
om nya caca suruh pulang donk thor,, diam2 gitu, biar mergokin pas caca dimarahin ma bibi nya,ato pas lagi ngerjain tugas didapur
Anik Haf FiFa
ayooo epan,, cari tau lagi donkkk,, bantuin caca
Anik Haf FiFa
chiiieeee,, salting niiihhh ,, si epan mah aneh
Anik Haf FiFa
kalo epan tau, pasti dia akan ngelindungin kamu ca
Anik Haf FiFa
ntar si gaby makhluk paling bahagia kalo denger caca dan epan putus stlh 2bulan
Anik Haf FiFa
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!