Retno adalah seorang istri yang baik dan setia, Retno selalu mengalah dalam hal apa pun walaupun tidak bisa di pungkiri sebagai istri ada rasa kesal dan emosi nya.
Retno terus bertahan dengan Rio suami nya hanya karena memikirkan ke dua anak nya dan juga memikirkan kesehatan ibu nya.
Lama kelamaan pertahanan Retno melemah, rasa sabar dalam diri Retno menghilang sehingga Retno memutuskan untuk kembali ke rumah orang tua nya.
Bagaimana kisah Retno selanjutnya, apa yang di lakukan oleh Rio sehingga kesabaran Retno menghilang?
Dan bagaimana kehidupan Retno dan ke dua anak nya setelah Retno memutuskan untuk kembali ke rumah ke dua orang tua nya.
yuk baca cerita nya di Hilangnya Kesabaran Seorang Istri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💫✰✭𝕸𝖔𝖒𝖞𓅓 𝕹𝕷✰✭🌹, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30 HKSI
Satu bulan berlalu dan semenjak kejadian itu Retno jarang bertemu dengan Ardan karena Ardan sama sekali tidak pernah pulang ke rumah.
Pernah suatu hari Retno dan Ardan berpapasan tapi mereka berdua tidak bertegur sapa, mereka saling berpapasan seperti orang yang tidak saling mengenal.
Ardan benar-benar sudah tidak menganggap Retno sebagai ibu kandung nya.
Sungguh hati Retno benar-benar sangat sedih sehingga hampir setiap malam Retno selalu menangis sendirian.
Sudah satu bulan juga Rio tidak ada kabar serta tidak ada kirim uang untuk Ardan dan Bela, Retno terus berpikir tentang hidup ke depan nya.
Retno merasa asing hidup dan tinggal di lingkaran keluarga mertua nya tanpa ada suami yang sejak awal dia ikuti, Retno merasa sendirian saat ini, suami yang tidak ada kabar sama sekali dan anak laki-laki yang menjadi harapan Retno sudah tidak mengakui dirinya sebagai ibu kandung lagi.
Selama enam tahun Retno terus bersabar dan bertahan dengan harapan ada perubahan dalam rumah tangga nya.
Retno juga selalu berharap Rio pulang dan berkumpul dengan mereka, tapi kini rasa sabar dalam diri Retno sudah benar-benar hilang.
Retno sudah meyakinkan hati nya kalau dirinya benar-benar akan pergi dari kehidupan Rio untuk selama nya.
Maka dari itu Retno memutuskan untuk pulang ke rumah orang tua nya, mau tidak mau, enak tidak enak Retno harus pulang karena Retno bingung tidak ada tempat lagi selain rumah ke dua orang tua nya.
Sebelum pulang Retno bercerita dan meminta saran dari Tante nya, dan Rosma yang tahu semua cerita tentang kehidupan nya menyetujui keputusan Retno.
Dengan di bantu Rosma berbicara kepada orang tua Retno, akhirnya ke dua orang tua Retno menyuruh Retno untuk pulang karena merasa tidak di hargai sama orang tua Rio.
Retno langsung menceritakan nya kepada salah satu pelanggan yang sangat dekat dengan diri nya, dan akhirnya pelanggan setia Retno sanggup untuk membayar warung nya sesuai harga yang di tawarkan oleh Retno.
Hingga kini Retno berada di rumah orang tua nya, Retno sudah memikirkan semua nya dampak dari tinggal bersama orang tua nya.
Masalah kecil atau pun besar suatu saat pasti akan ada, tapi dengan sekuat tenaga Retno harus menyadari nya kalau dirinya numpang di rumah ke dua orang tua nya.
Sepanjang perjalanan terus memikirkan masa lalu nya sehingga tidak terasa motor Retno sudah memasuki halaman rumah orang tua nya.
Terlihat Bela sedang bermain dengan Alika di teras rumah orang tua nya, Bela menyambut kedatangan nya dengan senyuman tulus nya.
Sakit hati Retno melihat senyuman tulus di bibir Bela, anak yang sangat dekat dengan ayah nya mulai kini harus mulai melupakan nya.
Jika tidak ada sosok seorang ayah di samping nya mungkin Bela sudah biasa, tapi jadwal rutin setiap habis sholat Maghrib mereka selalu melakukan panggilan video dan mulai sekarang itu tidak akan ada lagi.
"Kalian lagi main yah? Nenek dimana sayang?"
"Iyah mah, nenek ada di dalam."
"Ya sudah kalau begitu mamah ke dalam dulu yah? Kalian main jangan jauh-jauh dan jangan main terlalu capek, oh Iyah obat nya di minum ngga sayang?"
"Sudah mah tadi sama aunty Susan." Jawab Bela membuat Retno tersenyum sambil menganggukkan kepala nya.
"Ya sudah kalau begitu mamah masuk dulu yah?" Retno pun msuk setelah melihat Bela menganggukkan kepala nya.
Retno melihat ke dua orang tua nya sedang duduk santai sambil menunggu waktu sholat.
"Alhamdulilah kamu sudah sampai, ibu khawatir dari tadi nungguin kamu."
"Ayah sama ibu baru pulang juga?" Tanya Retno sambil duduk di depan ke dua orang tua nya.
"Iyah nak, kamu makan dulu sana."
"Nanti saja Yah."
"Kamu ketemu sama mertua kamu? Apa kata mereka?" Tanya Bu Tantri penasaran.
"Ketemu Bu, beliau cuma bilang seharusnya aku lebih bersabar lagi mungkin mas Rio lagi ada masalah atau lagi sakit disana."
"Kalaupun lagi sakit atau lagi ada masalah harus nya jangan menghilang, kasih kabar dan kasih alasan kenapa dia tidak bisa di hubungi dan juga tidak bisa kirim uang." Ayah nya Retno sedikit emosi karena Rio tidak bisa tanggung jawab.
"Benar kata ayah kamu, kalau pun dia mau melupakan kamu tapi jangan sama Ardan dan juga Bela, mereka berdua adalah anak-anak nya juga seharusnya dia itu bertanggung jawab kepada ke dua anak nya, anak itu tidak ada mantan dan memang sudah menjadi kewajiban nya sebagai seorang ayah menafkahi anak-anak nya, kemarin-kemarin saja hampir setiap hari menghubungi Bela, sudah mulai sekarang kamu jangan berharap sama dia lagi kamu sekarang fokus saja sama diri kamu sendiri dan juga anak-anak kamu." Bu Tantri merasa kesal dengan Rio yang sudah menelantarkan anak dan cucu nya.
Retno hanya terdiam dan terlihat menganggukkan kepala nya, walaupun tidak di suruh pun Retno memang sudah niat tidak akan kembali dan berharap kepada Rio.
"Terus apa kata mertua kamu itu? Apa ngga ada keinginan untuk meluruskan masalah kalian berdua?"
"Tadi sih ibu mertua bilang akan kesini berkunjung sekaligus mau bicara sama ayah dan ibu."
"Baguslah kalau memang mereka mau datang kesini, ayah tunggu kedatangan mereka semua, apa yang akan mereka katakan sama kita, anak sama orang tua sama saja."
Retno hanya terdiam karena memang ke dua orang tua nya ikut sakit hati dengan perlakuan Rio dan juga ke dua orang tua nya yang terkesan tidak perduli dengan dirinya dan juga ke dua anak nya.
"Apa kamu ketemu sama Ardan?"
"Ngga Bu."
"Kamana dia?" Tanya pak Mahpud.
"Ngga tahu yah."
"Memang nya ngga di tanyain sama mertua kamu itu?"
"Ngga, soalnya tadi Retno sedikit kesal sama ibu mertua karena selalu membela anak nya."
"Ya sudah sekarang kamu mandi terus makan."
"Baik Bu." Retno pun bangkit dari duduk nya dan berlalu pergi ke kamar mandi.
Retno masih kesal dengan ucapan dari ibu mertua nya seolah-olah dirinya seorang istri yang tidak sabar, terus selama bertahun-tahun Retno selalu diam dan bersabar dalam menghadapi sikap Rio apa mereka tidak melihat nya.
Sungguh Retno sangat kesal karena kesabaran nya selama bertahun-tahun tidak dianggap sama mereka.
Memang sejak dulu ibu mertua nya itu selalu membela Rio, membela anak nya walaupun Rio salah, entah dimana jalan pikiran ke dua orang tua Rio selama ini.
Setelah membersihkan tubuh nya Retno pun menikmati makanan yang sudah di sediakan oleh ibu nya.