NovelToon NovelToon
Rise Of The Cruel Antagonist

Rise Of The Cruel Antagonist

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Reinkarnasi / Balas Dendam
Popularitas:24.8k
Nilai: 5
Nama Author: Hz. ceria

QUEENA NARANA, terlahir kembali setelah kematian tragis yang terjadi padanya.

dia meninggal di tangan adik kesayangannya sendiri, adik yang selalu dia manjakan, rawat dan jaga dengan hati-hati seperti berlian langka.

adiknya diam-diam membencinya dan selalu ingin membuatnya di benci oleh banyak orang, adiknya ternyata cemburu pada kehidupannya, dia iri pada kecantikan, prestasi, dan orang-orang yang mengidolakannya.

setelah terlahir kembali, Nara bersumpah untuk membalaskan dendam kepada adiknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hz. ceria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

16. kebingungan orang tua.

ketika Lana melihat kedua orang tuanya memasuki rumah Lana merasa sangat panik dia juga takut, takut kalau kedua orang tuanya akan menanyakan hal-hal kepada dirinya, Lana tidak mau kalau sampai kedua orang tuanya mengetahui tentang rencananya, Lana juga takut kalau kedua orang tuanya tidak akan lagi menyayanginya dan justru membencinya.

"mama, ayah ..., a-aku, aku ..., itu semua tidak benar, a-aku tidak pernah mengatakan hal seperti itu kepada kak Nara. Mama, ayah aku benar-benar tidak pernah mengatakan apa yang dikatakan oleh kak Nara tadi," Lana dengan air mata berjatuhan, dia terlihat sangat menyedihkan, seolah-olah Lana di sini adalah korban yang paling tersakiti.

Tuan Dimas terdiam, sementara nyonya sarah menatap Lana dengan bingung bekas air mata masih terlihat di wajah nyonya Sarah, dia tidak tahu dan benar-benar sangat bingung saat ini.

mereka tidak bisa mempercayai salah satu di antara putri mereka, kedua-duanya adalah putri mereka dan mereka sangat menyayangi keduanya, dan sekarang dihadapkan di suatu situasi yang seperti ini sebagai orang tua tentu saja mereka sangat kebingungan dan sedih.

"Lana apa kamu benar tidak mengatakan apa yang dikatakan oleh kakakmu?" tanya nyonya sarah.

Lana menatap ibunya dengan air mata berlinangan, dia menangis dan menggigit bibirnya terlihat sangat menyedihkan," mama aku benar-benar tidak mengatakan apapun kepada kak Nara, aku tidak mungkin memiliki niat jahat kepada kakakku sendiri. Mama, ayah aku juga sangat menyayangi kak Nara, a-aku juga tidak tahu kenapa kak Nara bicara seperti itu."

"lalu kenapa kakakmu mengatakan itu semua? Lana kami tidak bermaksud menaruh kecurigaan kepadamu, hanya saja kami juga sangat mempercayai kakak kamu, Lana maafkan kami tapi kami akan berusaha mencari bukti untuk memecahkan masalah ini." nyonya Sarah, bahkan meskipun dihadapkan dengan dua pilihan nyonya Sarah tetap memilih untuk mencari bukti terlebih dahulu, nyonya sarah tidak mau menuduh putri-putrinya sendiri yang mana nantinya akan membuat mereka terluka.

Lana dan juga Nara adalah putri kesayangannya, mereka berdua dibesarkan dengan sangat hati-hati dan penuh dengan kasih sayang, mereka selalu mempercayai kedua putri Mereka dan mereka harus meminta izin terlebih dahulu, karena takut membuat hati putri mereka sedih dan merasa tidak dipercayai oleh kedua orang tua mereka.

Lana terkejut, dia tidak tahu bukti seperti apa yang akan ditemukan oleh orang tuanya, jika mereka benar-benar mencoba untuk mencari bukti dan menekan petunjuk? Lana merasa tertekan menundukkan kepalanya untuk menutupi ekspresinya saat ini.

Nyonya Sarah dan tuan Dimas tidak berpikir banyak, mereka hanya mengira kalau Lana merasa sedih, meskipun beberapa hari ini mereka merasa ada yang salah, tapi mereka harus mendapatkan bukti terlebih dahulu.

"sayang kami berdua sangat menyayangi kalian, kami tidak bisa memilih salah satu diantara kalian, satu-satunya cara kami harus menemukan bukti lana mama harap kamu tidak keberatan." nyonya Sarah dengan lembut menyentuh bahu Lana.

Lana terisak-isak," apa kalian tidak mempercayaiku? Apa kalian hanya percaya dengan apa yang dikatakan oleh kak Nara?"

"Lana kami tidak bermaksud seperti itu, kami tidak berniat untuk pilih kasih. tapi kami juga tidak bisa mengabaikan perasaan kakak kamu, kalian adalah putri kami dan kami harus mempertimbangkan perasaan kalian berdua."

"jadi kalian nggak percaya sama aku, intinya kalian nggak pernah percaya sama aku, kalian cuman percaya sama kak Nara. apa yang kak Nara katakan itu semua fitnah mama, aku nggak pernah ngomong kayak gitu ke dia, bahkan aku nggak tahu kapan aku pernah ngomong kayak gitu ke kak Nara, aku gak tau apa-apa." Lana membalas dengan nada yang bisa dibilang cukup tinggi, dia terlalu khawatir dan juga takut, sehingga Lana tidak bisa mengontrol nada bicaranya untuk sementara.

"Lana jaga nada bicara kamu, dengan siapa saat ini Kamu bicara!" tegur tuan dimas.

Meskipun tuan Dimas sangat mencintai kedua putrinya, dia lebih mencintai istrinya apapun yang terjadi.

Lana menundukkan kepalanya merasa bersalah, dia terlalu khawatir dan juga takut, hingga tanpa sadar dia menaikkan nada bicaranya.

"maaf mama ..., L-Lana tidak bermaksud berteriak kepada Mama, hiks .., hiks, Lana cuman merasa kalian terlalu pilih kasih, kalian terlalu mempercayai kak Nara, dan Lana merasa kalau kalian tidak lagi menyayangi Lana. Sekali lagi Lana minta maaf ...,"

Melihat putri bungsunya menangis mereka merasa tidak tega, mereka semakin yakin untuk menyelidiki masalah ini, baik Lana atau Nara keduanya adalah putri kesayangan mereka.

"sayang tidak apa-apa, kami juga minta maaf kalau kami sudah membuat mu sedih." nyonya Sarah dengan lembut menghibur Lana.

Lana menangis dengan sangat sedih, Lana memang selalu menggunakan air matanya untuk menggapai setiap tujuannya, dia selalu berpura-pura lemah dan tidak berdaya sehingga membuat orang-orang di sekitarnya merasa tertekan.

Setelah Lana tenang tuan Dimas menepati janjinya untuk mengantarkan Lana ke sekolah, Lana terlebih kembali ceria, nyatanya saat ini dia sedang menyusun rencana untuk menggagalkan rencana orang tuanya untuk menyelidiki dirinya.

"pokoknya aku gak boleh biarin ayah menemukan bukti apapun, Nara sialan ini gara-gara dia, lagian kenapa sih dia bodoh banget pake ngomong kayak gitu di depan ayah sama mama " batin Lana kesal.

Lana sama sekali tidak tahu kalau Nara sengaja, Nara hanya ingin membangkitkan rasa curiga dan juga penasaran dari kedua orang tuanya, Nara juga ingin membuat Lana berpikir kalau dia sama sekali tidak berubah.

Nara saat ini seperti merebut katak dengan api kecil, sementara katak yang di rebus tidak tahu kalau dia dalam bahaya.

Sementara itu saat ini Nara melihat adiknya di antara kan oleh ayahnya sama sekali tidak cemburu, Nara tahu tidak mungkin membuat orang tua mereka membenci Lana saat ini, apa lagi bukti-bukti belum cukup.

saat ini Nara sedang ada di parkiran, ketika tuan Dimas secara kebetulan menatapnya, Nara hanya tersenyum lembut, tapi senyumannya terlihat menyian penuh luka dan ketidakberdayaan, terlihat dari ekspresinya kalau Nara seperti sedang menahan perasaannya.

Tuan Dimas saat ini hanya ingin memeluk tubuh putri sulungnya, tapi Nara sudah berbalik dan pergi.

Lana mengikuti arah tatapan ayahnya, dan ketika dia melihat kalau saat ini ayahnya sedang melihat ke arah kakaknya, Lana tidak bisa menahan kesal dan cemburu, kenapa lagi-lagi harus kakaknya yang merusak suasana hatinya yang saat ini sedang sedikit baik.

"ayah ...," panggil Lana dengan manja.

"ada apa Lana?"

"ayah tadi Lana lagi ngomong sama ayah, tapi ayah nggak dengerin Lana ngomong, ayah sebenarnya masih sayang gak sih sama Lana?" Lana dengan ekspresi cemberut.

Tuan Dimas menatap Lana dan tersenyum," maaf, tapi tadi ayah lagi liatin kakak kamu."

"lagi-lagi kak Nara, ayah emang selalu aja lebih sayang sama kak Nara, lana tau kok Lana emang nggak sepintar kak Nara, Lana juga gak sehebat kak Nara. hiks, hiks, Lana juga nggak mau terlahir seperti ini, Lana juga mau kayak kak Nara yang terlahir sehat, gak kayak Lana yang lemah dan gak di andalkan ." Lana dengan sedih.

Tuan Dimas terdiam, Lana terlahir prematur dia tahu itu, itulah mengapa selama ini tuan Dimas dan juga nyonya Sarah selalu menjaga Lana dengan hati-hati, begitu juga dengan Nara yang sejak kecil tidak mau lepas dari adiknya, tapi mereka benar-benar tidak bermaksud untuk terlalu memanjakan Lana.

"Lana tolong jangan bicara seperti itu, Nara juga kakak kamu, kami menyayangi kalian berdua secara adil."

"ayah bohong Lana gak percaya, ayah sama mama emang gak pernah sayang sama Lana, kalian gak adil!" Lana dan langsung pergi, Lana awalnya akan mengira kalau ayahnya akan menghentikannya, tapi siapa sangka Tuan Dimas hanya menatapnya dan membiarkannya pergi begitu saja.

Lana kesal tapi dia tidak mungkin berbalik dan bertanya kepada ayahnya kenapa dia tidak mengejarnya? Lana akhirnya memasuki sekolah dengan kaki di hentak-hentakan.

"Nara sialan, suatu hari nanti gue bakal buat lo kehilangan harga diri, dan suatu hari nanti gue juga akan buat lo di buang sama ayah dan mama ...," gumam Lana dengan kesal.

sementara Tuan Dimas tidak mengejar Lana karena berpikir Lana perlu menenangkan dirinya sendiri, lagian Lana sudah dewasa dan dia pasti bisa berpikir dengan benar.

"huhh ...., kenapa aku merasa menjadi seorang ayah yang gagal ...,"gumam tuan Dimas.

1
Ayu Dani
satu kata buat Lana mampus loh
Ayu Dani
seratus persen gue dukung loh nara
Ayu Dani
well
Wahyu Suriawati
lana lana kok ga berubah si sikap dan sifat mu itu
Ayu Dani
God girls
Ayu Dani
bongkar tuh kejahatan adik dan antek-anteknya
Ayu Dani
wkwkwkwk syukurin
Rossy Annabelle
next 💪
Ayu Dani
wkwkwkwk
Ayu Dani
satu kata buat author gue suka banget sama ceritanya
Ayu Dani
hem
Ayu Dani
pasang CCTV
Ayu Dani
like
Ayu Dani
good kasih pelajaran tuh c lotus putih
Ayu Dani
gtu dong balas
Ayu Dani
wah dasar adik Dajjal
Salsabila Arman
lanjut
Irma Muthia Wijaya
ceritanya bgus bnget,klo ada didunia nyata karakter Lana, ngeri bnget, aq suka ceritanya, kutunggu lanjutannya thor.. /Heart//Heart/
Irma Muthia Wijaya
singkat, padat,jelas../Grin/
Irma Muthia Wijaya
/Heart//Heart/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!