"Ganti rugi 80 juta atau menikah dengan saya?"
Kristal Velicia, gadis yatim piatu dengan paras yang sangat cantik menjadi penyebab kecelakaan sebuah mobil mewah.
Gadis itu di tuntut untuk ganti rugi atau menikah dengan pemilik mobil tersebut.
Pria tampan bersifat dingin bersama gadis cantik dan ceria.
Bagaimanakah nasib pernikahan mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vgflia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 28
"Apa yang Kakek lakukan di sini?" Suara bariton Kay menyela perkataan Kakek Frans, sontak mereka semua menatap ke sumber suara. Kay ada di sana, tak jauh dari meja makan tempat mereka berkumpul saat ini bersama seorang—tunggu, apa itu wanita?
Kakek Frans meraih tongkatnya, berjalan menghampiri Kay di bantu Pak Tomo. Kristal ikut berdiri mengekor dari belakang layaknya anak kucing.
"Kakek mampir untuk—"
Kay menyela. "Membicarakan soal honeymoon?" Tepat sasaran. Kakek Frans dan Pak Tomo saling menatap. Berdehem singkat Kakek Frans kembali membuka suara. "Kakek datang hanya ingin mengecek, siapa tau kalian berubah pikiran."
"Aku dan Kristal tidak berniat kemanapun, jadi Kakek tidak perlu repot-repot datang ke sini. Kami akan mampir setiap minggu ke mansion utama." Dengan mimik datar Kay berucap, suara berat dan tegasnya menambah aura kepemimpinannya yang tak terbantahkan.
Kakek Frans mengangguk singkat. "Baiklah kalau begitu, tapi siapa wanita ini? Dan kenapa sekarang kau ada di sini, Kay? Bukannya kau ke kantor pagi-pagi sekali?" Pria tua itu menjeda ucapannya sebentar. "Atau kau tidak pulang sama sekali." Mimik Kakek Frans berubah datar, angkuh, dan dingin memandang kedua orang itu. Jika Kay bisa memancarkan aura kepemimpinannya, mantan direktur itu juga bisa melakukannya.
Kristal diam menyimak pembicaraan mereka sambil meremas tangannya dengan panik. Kay melirik ke arah Kristal dengan wajah yang tak berubah dari tadi, pandangan keduanya bertemu di udara membuat gadis itu langsung menunduk, tak ingin menatap lirikan tajam dari pria itu.
"Aku kembali karena ada beberapa berkas yang harus aku ambil," balas Kay sedikit bekerja sama dengan situasi menegangkan itu. Diam-diam Kristal bernapas lega, syukurlah Kay tidak membongkar apapun. Kakek tidak akan mempercayainya lagi jika sampai ketahuan berbohong. Ya, meskipun sebenarnya gadis itu tidak perlu takut karena ia hanya mengiyakan semua perkataan kakek dari tadi.
"Bersama wanita? Di mana asisten mu?" Kakek Frans menyipitkan matanya, menatap curiga ke arah Kay dan wanita yang mendorong kursi rodanya.
"Dia sedang mengerjakan tugas lain. Kakek pulang lah, tidak baik bagi tubuh Kakek berkeliaran seperti ini di pagi hari," balas Kay santai.
"Cucu durhaka! Apa kau tidak bisa mengganti kata lain selain berkeliaran? Kau pikir Kakek ini hewan! Dan berhenti mengusir Kakek!" Dengan nada tinggi dan wajah memerah Kakek Frans menunjuk-nunjuk Kay menggunakan jarinya. Nafas pria tua itu mulai terengah-engah karena mengomel.
Kristal segera berlari ke dapur mengambil air putih sedangkan Pak Tomo mengusap punggung Kakek Frans sambil menenangkan ya. "Tuan besar, anda harus menjaga kesehatan. Jangan marah-marah."
"Bag—uhuk! Bagaimana aku tidak marah, anak ini setiap hari semakin besar kepala saja. Raut wajahmu ini terlihat tidak suka Kakek datang ke sini, jangan-jangan kau berbuat yang tidak-tidak di belakang Kakek!" Kakek Frans meremas tongkat kayunya dengan satu tangannya yang setia menunjuk ke arah Kay berkali-kali.
"Kakek minum dulu," Kristal menyerahkan segelas air putih pada Kakek Frans dan langsung di terima oleh pria tua itu. "Terima kasih, Nak." Ia menyerahkan gelas kosong itu pada Kristal setelah meneguknya sampai tandas.
"Lihat, sejak kapan ucapan ku salah. Pak Tomo antar Kakek pulang," perintah Kay beralih melirik wajah Pak Tomo.
"Apa? Tidak, Kakek tidak mau pulang." Kakek Frans kembali meninggikan suaranya. Pagi-pagi mansion milik Kay sudah ribut dengan perdebatan.
"Tuan besar ayo kita pulang. Kita bisa datang lagi nanti, ini juga sudah waktunya anda minum obat."
"Paman Tomo benar, Kek. Kakek bisa ke sini kapan pun, sekarang Kakek pulang saja dulu dan minum obat agar kesehatan Kakek tidak memburuk." Kali ini Kristal yang mengangkat suara, berusaha membujuk Kakek Frans agar perdebatan tidak semakin panjang dan sampai ke hal-hal yang tidak di inginkan. Bisa bahaya jika kakek mencurigai hubungannya dan Kay.
Kakek Frans diam, melirik ke arah Kristal dan Kay secara bergantian sebelum akhirnya menghela nafas kasar. "Baiklah kalau begitu, Kakek akan datang lagi nanti. Kalau anak nakal ini berbuat macam-macam atau selingkuh darimu beri tau Kakek. Kakek pasti tidak akan melepaskan wanita itu," ucap Kakek Frans melirik sinis wanita yang ada di belakang Kay sebelum kembali menatap wajah Kristal dan mengusap puncak kepala gadis itu.
Gadis itu mengangguk, membalas senyuman Kakek Frans. "Iya, Kek."
Kristal melambaikan tangannya sambil tersenyum menatap mobil Kakek Frans yang keluar dari gerbang mansion.
"Paman Tomo. Kamu sudah menganggapnya sebagai keluarga rupanya." Suara berat Kay terdengar dari arah belakang, melunturkan senyuman gadis itu. Ia menoleh ke belakang, matanya langsung mendapati sosok Kay dan juga wanita yang entah muncul dari mana.
"Tuan Lysander yang terhormat. Anda tidak perlu repot-repot mengawasi saya, karena seperti yang saya katakan kalau saya tidak akan melewati batas." Kristal menjeda ucapannya, melirik ke arah wanita itu sambil tersenyum kecut sebelum kembali menatap ke arah Kay. "Saya permisi, nikmati waktu anda," ucapnya dan berlalu masuk ke dalam mansion meninggalkan kedua orang itu.
Wanita itu menoleh menatap punggung Kristal sambil menarik sudut bibirnya. "Jadi dia istri mu, Kay? Biasa saja," ucapnya dengan nada sexy mengusap pundak Kay dengan sensual.
"Kita ke kamar." Perintah Kay dan langsung di angguki oleh wanita itu.
...***...
Kristal melemparkan tubuhnya ke atas kasur dengan kasar. "Jadi seperti ini rasanya menikah secara kontrak? Siapa wanita itu? Aku tidak pernah melihatnya."
Kristal terdiam, kembali membayangkan wajah wanita itu. Meski sedikit tidak menyukainya, harus Kristal akui wanita itu memang lebih cantik darinya, tinggi, sexy, dan... Kristal menoleh ke arah dadanya. "Punya dia lebih besar." Gadis itu menghela nafas kasar.
"Dari pada mengurusi hidup orang lain lebih baik kau urus dirimu sendiri, saya akan menambah jatah bulananmu jika masih kurang untuk kau pakai menyibukkan diri." Perkataan Kay kemarin kembali terlintas di benak Kristal. Ia segera mendudukkan tubuhnya.
"Benar juga, kenapa aku harus peduli dengan orang lain? Buka matamu Kristal! Kamu banyak hidup enak sekarang, tidak tinggal di kos kecil, makan makanan lezat, dan tidak perlu berangkat kerja! Wah, kenapa aku melupakan itu. Uang ku? Benar, pria itu mengirim satu miliar ke rekeningku." Kristal mengambil ponselnya, jarinya bergerak lihai di atas layar mengecek m-banking miliknya.
"Wah, benar! Lihat banyak sekali nol-nya." Kristal menutup mulutnya dengan mata melebar sempurna, pria itu ternyata juga sudah mengirimnya uang bulanan. Karena sibuk dengan pernikahan yang mendadak gadis itu sampai lupa mengecek isi rekeningnya. "Dia benar, aku harusnya mengurus hidupku sendiri." Kristal tersenyum lebar membayangkan apa saja yang harus ia lakukan dengan uang itu.
Sebuah notifikasi masuk, memecahkan lamunannya yang sudah berpikir untuk membeli sebuah mall besar. Dengan dahi berkerut bingung Kristal membuka pesan WhatsApp yang masuk.
Kak Calvin😼
"Apa kamu segang? Mau jalan-jalan?"
aku tunggu bab² selanjutnyaaa 😁
Nungguin ni