NovelToon NovelToon
Salahkah Aku Mencintaimu

Salahkah Aku Mencintaimu

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / CEO
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: Eka Nawa

Hasta dan Jesan menjalin hubungan tanpa di ketahui kedua orang tua Hasta karena sang Mama yaitu Sarah tidak merestui hibungan mereka karena status social yang mana Jesan hanya anak yatim piatu. Akan tetapi, Hasta tetap bertahan sampai tiga tahun lamanya membuat Sarah curiga dan mencari tau keberadaan Jesan hingga Sarah melakukan kekerasan pada Jesan hanya untuk menyuruhnya menjauhi Hasta.

Sarah menjodohkan Hasta dan Anjani sampai mereka menikah, tetapi pernikahan Anjani seperti di neraka baginya karena selama lima tahun mereka menikah Hasta tidak pernah sekalipun membalas cinta Anjani dan memilih kembali bersama dengan Jesan yang selama lima tahun tidak bertemu dan akhirnya mereka dipertemukan lagi. Lalu Hasta memutuskan menikah dengan cinta pertamanya.

Bagaimana kah nasib pernikahan Anjani, apakah gadis itu menerima jika suatu saat dirinya mengetahui pernikahan kedua suaminya?

happy reading😍

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Nawa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34 ( Penyesalan mu akan sangat terlambat )

Sudah beberapa Minggu ini Hasta benar-benar disibukkan oleh pekerjaan kantor nya sedangkan Vanes ia terkadang saja membantu tapi selebihnya ia lebih suka menghabiskan waktu bersama kekasihnya tanpa sepengetahuan kedua orang tuanya.

Sampai Jesan sang istri tidak diperhatikan. Seperti saat ini, walaupun hari libur Hasta harus menyelesaikan beberapa laporan karena sebentar lagi ia akan pergi ke Paris untuk perjalan bisnis.

"Minggu depan aku mau pergi ke Paris dan seperti nya agak lama," ucap Hasta yang masih fokus dengan laptop nya.

Jesan. Menghentikan aktivitas yang sedang berselancar di ponselnya,"Kalau begitu aku ingin pulang ke rumah kak Andrew selama kau di Paris.

gerakan Hasta pada keyboard laptop nya terhenti ia berbalik menatap Jesan yang masih sibuk dengan ponselnya.

"Kenapa? Memang nya kau tidak betah tinggal di sini?" tanya Hasta.

"Tidak ... Aku hanya masih canggung di sini," bohong Jesan.

"Aku kan sudah bilang, lakukan pendekatan dengan mama dan Vanes. Masa gitu aja kamu ga bisa. Mama sudah berubah, Jesan . Tinggal kamu aja bagaimana bersikap yang baik sama mama," Jesan meletakkan ponselnya dan menatap tajam sang suami yang tidak di sangka akan berkata seperti itu.

"Kalau aku bilang mama tidak pernah berubah baik padaku apa kamu akan percaya," lirih Jesan Hasta pun mengerutkan keningnya dalam ia menghampiri Jesan.

"Apa maksud, Jesan," seru Hasta dengan tatapan tajamnya.

"Maksudku, Mama maupun adik mu itu tidak benar-benar berubah mereka hanya ..."

"Hanya apa, hah!" sela Hasta.

"Mereka hanya berpura-pura baik padaku, Tuan. Kalau kamu ga ada mereka terus saja menyiksaku!" balas Jesan dengan meninggikan suaranya.

"Menyiksa bagaimana? Setiap hari mama terus memujimu di depan ku atau bahkan ga ada aku mama tetap baik padamu. Tega sekali kau menuduh mama ku seperti itu," pekik Hasta.

"Baik apa nya, seminggu yang lalu adikmu sengaja menabrak ku hingga aku hampir terjatuh. Kalau kau sudah berada di kantor mama selalu menyuruh ku ini dan itu," seru Jesan.

"Cukup Jesan. Mungkin kau hanya salah paham. Wajar saja mama menyuruh mu agar untuk kebaikanmu. Mungkin lebih tepatnya mama mengajarimu bagaimana menjadi menantu di keluarga Nugraha. Sudah aku tidak ingin berdebat lagi. Aku capek dan sangat lelah ditambah kau bisanya membuat ku kesal,"

Degh.

Jesan terkejut mendengar suaminya berkata dirinya hanya membuat kesal. Hasta telah berubah dan kini dia lebih membela orang tua nya daripada harus percaya pada Jesan.

Hasta memilih pergi keluar untuk menemui papanya yang sedang sakit. Sedangkan Jesan ia lebih memilih pergi ke dapur untuk membuatkan susu. Biasanya Hasta yang selalu membuatkannya. Dia tidak pernah lupa tapi sekarang tidak ada lagi sikap perhatian dari suaminya itu melainkan omongan menyakitkan untuk Jesan membuat wanita itu sangat sedih.

*

*

"Hasta, ada apa? Kenapa kau murung begitu?" tanya Adnan.

"Tidak, pah. Aku hanya lelah di kantor dan Minggu depan aku akan ke Paris ada masalah dengan perusahaan kita di sana," ujar Hasta.

"Oh begitu, pasti kau sangat berat ya meninggalkan Jesan. Tenang saja ada papa mama serta adik mu yang akan menjaganya di sini," ujar Adnan.

"Ya, pah aku percaya pada kalian," sahut Hasta.

Hasta pamit untuk kembali ke kamarnya. Kini ia lebih percaya dan semakin yakin kalau Jesan hanya mengarang cerita tentang mama dan Vanes yang memperlakukannya dengan buruk.

"Sayang, aku mau ..." ucapannya terpotong saat ia tidak menemukan sang istri di dalam kamarnya.

Lalu ia mencari ke semua ruangan pun tidak ada. Hasta meraih ponselnya untuk menghubungi Jesan, tetapi ponsel nya tertinggal

"CK, pergi ke mana dia. Kenapa tidak pamit padaku," Langsung saja Hasta meraih kunci mobilnya berniat untuk mencari Jesan.

Namun, saat ingin membuka pintu mobilnya terlihat sosok wanita yang sedang ia cari berjalan dengan santai nya melewati gerbang.

"Jesan ... Dari mana saja, kau! Kenapa pergi tidak pamit sama aku," pekik Hasta yang merasa kesal. Entah kenapa istrinya dari pagi selalu membuat kesal dirinya.

"Aku habis dari apotik, tadi aku ingin ..."

"Eh?! Jesan kau sudah pulang. Tadi Jesan menyuruh mama membeli obat tapi kepala mama tiba-tiba pusing. Jadi, dia putuskan untuk membelinya sendiri," sela Sarah yang tiba-tiba datang.

"Bohong ... Mama bohong. Tadi dia yang ..."

Ucapannya menggantung karena Sarah terus saja menyela omongannya,"Kamu nuduh mama berbohong, Jesan? Bukannya kamu yang berbohong kalau kamu keluar tanpa izin suami itu namanya bohong sama suami," Sarah beralih menatap Hasta.

"Hasta, tadi mama sudah bilang padanya izin dulu nanti kamu nyariin tapi istrimu itu ngeyel dia tidak menjawab malah pergi gitu ajah ninggalin mama," terang Sarah membuat Jesan menatap nya tidak percaya.

"Dia memang seperti itu, selalu membantah. Mungkin aku terlalu memanjakannya jadi membuat dia melawan terus seperti ini,"

"Honey ..." Jesan tidak mampu berdebat dan memilih pergi meninggalkan Hasta. Ia benar-benar merasa sedih suaminya bisa berkata seperti itu.

Padahal Jesan tidak pernah meminta Hasta untuk memanjakannya tapi mengapa kini Hasta merasa tidak ikhlas dengan apa yang dirinya lakukan untuk meluluhkan hatinya saat dirinya terus saja menolak Hasta karena memang status mereka sangat berbeda.

"Aku tidak menyangka, Honey kau bisa mengatakan itu. Kapan aku melawan, hiks. Aku hanya membela diriku sendiri dari tuduhan dan kebohongan mama dan adikmu," Isak Jesan.

Ceklek

Pintu kamar terbuka Jesan langsung mengusap air matanya ia tidak ingin terlihat lemah di hadapan suami yang tidak pernah percaya pada apa yang dikatakan istrinya.

Hasta pun acuh tapi tidak membuat Jesan memulai pembicaraan dan bersikap tak kalah acuh pada Hasta yang kini telah mengganti pakaiannya dengan pakaian Kantor karena Rama menelpon mengharuskan dirinya ke kantor.

"Aku mau ke kantor, saat aku pulang nanti kau jangan pergi ke mana-mana apalagi tanpa seizin ku. Diam dan jangan membuat masalah baru lagi. Mengerti lah aku sudah sangat lelah jangan membuat aku merasa tidak nyaman di rumah ku sendiri," tekan Hasta melangkah pergi meninggalkan Jesan yang kini hanya bisa menahan amarah dan terus saja meremas dress nya seraya mengelus perutnya yang beberapa saat terasa sakit.

"Tenang ya nak, ibu gak apa-apa. Ibu akan kuat menghadapi semuanya di sini hanya demi kamu," lirih Jesan mengajak anaknya berbicara karena ia terus saja menendang perut Jesan seolah tau sang ibu saat ini sedang tidak baik-baik saja.

*

*

Semingguan kemudian Hasta berangkat ke Paris. Tidak ada kata perpisahan karena semenjak kejadian seminggu yang lalu hubungan Meraka terasa dingin dan seperti ada jarak yang sangat jauh.

Hasta berusaha mengajak Jesan bicara walaupun hanya dengan jawaban yang sangat singkat.

"Sayang, aku pamit dulu. Kau baik-baik lah di sini sama anak kita," ujar Hasta

"Iya," singkat Jesan mengalihkan pandangannya.

"Terserah lah aku pamit," Hasta ingin mencium kening Jesan, tetapi wanita itu menghindarinya

"Pergilah, Tuan," usir Jesan.

"Baiklah, jika itu mau mu. Aku lebih percaya sama mama. Marah saja sampai kau puas!" seru Hasta.

"Aku tidak mengharap kan sama sekali kau mau percaya aku atau tidak tapi yang pasti suatu saat jika kau tau kebenarannya aku pastikan kau akan menyesal dan penyesalan mu akan sangat terlambat!"

Degh

*

*

Bersambung.

1
Mak e Tongblung
adik ketemu gede
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!