Hidup saudara kembar antara Cahaya dan Bulan berubah ketika sang ibu memperkenal kan mereka kepada Farid, salah satu anak dari sahabat nya.
Saat mereka sudah kelas 3 SMA, Aya selaku pemeran utama sudah mencintai orang lain selain farid.
Hingga Ulan berbuat rencana sesuatu yang merubah dinamika di antara Aya dan Farid.
Apa itu rencana nya? selengkap nya ada di A Jilted Twins , saudara kembar yang di tolak cintanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QUEENS RIA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 07. Cuma Teman.
Kali ini, Aya sedang bersama Rania menuju kantin setelah bel istirahat berbunyi. Mereka mengobrol basa-basi selama perjalanan ke kantin.
Sampai di pertigaan koridor dekat lapangan sekolah, tiba-tiba muncul sesosok orang yang menurut Aya kini sudah menyebalkan.
"Aya" Panggil Lingga.
"Kenapa Ling?" Kata Aya mencoba meladeni.
"Pulang sekolah nanti, apa lu mau latihan bulu tangkis?"
Aya menggeleng kepala "Seperti nya nggak, sore ini gue mau ada janji sama seseorang"
"Oh gitu, sama siapa?" Kepo Lingga.
Aish.
"Ni orang malah percaya" Batin Aya, ketara banget dari mimik wajah Aya kalau gadis itu sedang berbohong, aslinya gadis itu hanya ingin menghindar saja dari Lingga.
"Bukan siapa-siapa" Aya langsung memeluk lengan Rania untuk melanjutkan perjalanan menuju kantin.
"Ay, apa lu sama lingga lagi marahan?" Tanya Rania kepo.
"Enggak, kata siapa?" Jawab Aya.
"Cih, kan biasanya lu mau kalau diajak Lingga main bulu tangkis"
"Lagi gak mood aja main bulu tangkis, lagian gue..."
"Ay, Rani" Kali ini Farid menghampiri mereka. keduanya kompak menoleh ke arah belakang.
"Hey sayang" Rania melepas lengan Aya dan menghampiri Farid. Aya terbungkam saat itu, ia pun memilih melanjutkan langkah kaki nya menuju kantin sendirian.
"Bisa gak sih jangan manggil sayang" Protes Farid.
"Loh kenapa sayang? biasanya lu gak protes kalau gue panggil sayang"
"Ingat kita cuma teman ya"
Jeger.
"What" Rania merasa sakit hati dengan perkataan Farid barusan.
"Udah lah lu lepas" Farid mengusir risih lengan Rania yang terus bergelanyut di tangan nya.
setelah itu Farid mengejar Aya ke kantin.
"Apa yang terjadi sama lu? tunggu farid" Rania pun ikut mengejar.
Sampai nya di kantin.
Aya membeli makan siang seperti hari-hari biasanya, menunya juga itu-itu saja omellet sosis bercampur saos tomat diatas nya.
Habis itu, Aya menunduk sambil memilah dan memilih gorengan yang menurut nya masih hangat dan tidak lepek.
Tampa Aya sadari, samping nya sudah ada Farid yang datang di warung itu.
Entah lah, padahal Farid tidak suka dengan omellet, pria itu dengan tenang membeli makanan yang sama dengan Aya.
"Farid" Panggil Rania yang berhasil membuat Aya menoleh.
"Lah?" Kata Aya dengan mimik wajah bingung nya. Farid menghela nafas kasar, ia menoleh ke sumber suara yang memanggil nama nya.
"Please ya Ran, gue gak suka kalau lu ikutin gue terus dari belakang" Protes Farid ke Rania.
"Lu kenapa sih Rid, apa yang terjadi sama lu? Salah gue apa?" Tanya Rania dengan mimik wajah sedihnya.
"Enggak ada" Farid melangkah masuk menuju ke tempat Aya, ia dengan santai memilih gorengan yang sudah di jepit oleh Aya.
"Terus kalau gak ada? Apa jangan-jangan lu suka sama Aya?" Tanya Rania.
Hm.
"Berisik, gue lakban juga mulut lu lama-lama, gue sama Aya cuma sahabatan, termasuk lu yang gue anggap teman" Jawab Farid.
"Apapun omongan lu, gue gak akan lepasin lu rid sampai kapan pun"
Rania sadar sudah menjadi pusat perhatian para murid disekitar nya yang melihat, tapi kenapa Rania tetap kekeh ingin buat drama sedramatis mungkin di kantin sekolah?
"Ya allah rania, farid. Bisa tidak sih kalian itu setiap ribut jangan bawa-bawa nama gue" Protes Aya sambil mengambil piring yang sudah di layani oleh ibu-ibu kantin. Mereka tak menjawabnya lagi.
Merasa kesal dengan mereka, Aya pergi mencari bangku di kantin yang kosong.
Sayang nya tidak ada satupun yang kosong.
Kantin sekolah nya itu penuh sesak dengan murid kelas satu, dua dan tiga yang sedang beristirahat.
Hingga lingga tiba-tiba memanggil nama nya untuk bergabung dan makan bersama.
Sayangnya, Farid mencegah tindakan Lingga "Tunggu Ay"
Aya menoleh ke Farid "Sudah rid kalau lu mau ribut jangan bawa-bawa gue"
"Kita makan disitu, ikut gue" Titah Farid. Aya pun menuruti keinginan nya.
Berselang, Farid menghampiri teman nya yang baru saja selesai makan.
"Lex, Rin, Sof maaf nih bukan ngusir, kalian ke kelas kek kalau sudah selesai makan, jangan mabar di kantin" Kata Farid.
Mereka bertiga kompak menoleh, "Dih lu cari lah tempat duduk lain" Protes Alex.
"Penuh anjir, dari banyaknya siswa yang makan, cuma meja kalian yang sudah selesai makan" Kata Farid.
"Lex kita ngalah aja" Timpal Rino.
"Oke-oke" Jawab Alex sambil berdiri. sisanya ia membawa Sofi dan Rino masuk kembali ke dalam kelas
"Parah lu main usir orang aja" Omel Aya.
"Udah biasa, pasti sudah ngerti lah mereka maksud gue apa" Jawab Farid tanpa rasa bersalah.
Aya pun duduk bersanding bersama Farid.
Di belakang sana ada Rania yang baru selesai memesan makanan, gadis itu memilih ikut bergabung bersama mereka dengan wajah asem nya.
Dari arah meja makan lain.
Terlihat lingga dan anya yang merasa bingung dengan perlakuan Farid kepada Aya dan juga Rania. Ulan sendiri memilih diam dan tidak mau melihat mereka.
"Apa yang terjadi sama mereka?" Kata dalam hati Lingga. Lingga menoleh ke Ulan untuk bertanya "Sayang, semalam tadi kalau boleh tau Farid pulang jam berapa dari rumah?"
Ulan sekilas menoleh nya saja dan tidak menjawab, ia fokus mengaduk-aduk minuman periksa jeruk di dalam gelas nya.
"Loh semalam dia kerumah lu lan?" Timpal Anya merasa penasaran.
"Iya, semalam Farid ke rumah gue" Jawab Ulan lalu menarik nafas kasar.
"Ngapain dia?" Tanya Anya lagi.
"Ngajak Aya main" Jawab Ulan.
"Hah mereka main kemana?" Lingga terlihat sangat terkejut, pria itu malah ikut penasaran dengan Anya. Ulan tiba-tiba menatap tajam ke arah lingga "Gak tau gue, pulang nya aja jam sepuluh malam"
Sekedar mengingatkan saja, dari bawah meja makan Anya memberi sebuah kode melalui tendangan kaki ke arah lingga, tujuan nya ya agar lingga tidak membahas soal hubungan Aya dan Farid di depan mata Ulan.
"Dasar gak peka sama tatapan pacar lu apa ya" Dalam hati Anya.
Ulan tiba-tiba mangkir dari kantin, selain kesal dengan lingga dan anya yang terlalu berisik, ia juga tidak mau lihat seseorang yang sudah ia lepas untuk kebahagiaan sang kakak tercinta.