NovelToon NovelToon
One Night Stand With ( My-Bos)

One Night Stand With ( My-Bos)

Status: tamat
Genre:Tamat / One Night Stand / Selingkuh / Cinta Terlarang / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Rha Anatasya

Balqis Azzahra Naura atau akrab di sapa Balqis, terpaksa menerima tawaran gila dari seorang pria beristri yang juga CEO di perusahaan tempat dia bekerja sebagai sekretaris. Faaris Zhafran Al-Ghifari, CEO yang diam-diam menyukai sekretaris nya sendiri, saat dia tau gadis itu butuh uang yang tak sedikit, dia memanfaatkan situasi dan membuat gadis itu tak bisa menolak tawaran nya. Tapi setelah melewati malam panas bersama, Faaris menjadi terobsesi dengan Balqis hingga membuat sekretaris nya merangkap juga menjadi pemuas nya. Tapi suatu hal yang tak terduga terjadi, Elma pergi untuk selamanya dan membuat Faaris menyesal karena telah menduakan cinta sang istri. tanpa dia tau kalau Elma dan Balqis memiliki sebuah rahasia yang membuat nya rela menjadi pemuas pria itu. Saat itu juga, Balqis selalu datang memberi semangat untuk Faaris, selalu ada saat pria itu terpuruk membuat Faaris perlahan mulai mencintai Balqis dengan tulus, bukan hanya sekedar nafsu semata.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rha Anatasya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 16

"Tuan, apa masih belum selesai? Saya lelah, ini juga sakit." Ucap Balqis, sudah hampir satu jam Faaris mengajak nya bergelut di atas di ranjang, ini penyatuan ketiga kali nya setelah malam panas waktu itu.

"Aku belum meledak Balqis."

"Tapi milik saya sudah ngilu.." Balqis meringis saat pria itu kembali menggerakan pinggang nya maju mundur.

"Kalau begitu lakukan hal lain yang membuat aku senang, Balqis."

"Maksudnya?" Tanya Balqis.

"Lakukan dengan mulut mu!"

"Dengan mulut? Seperti apa?"

Balqis mana tau apa yang di maksud Faaris, setau nya berhubungan panas begitu selalu pakai mulut bawah.

Faaris berdecak dan menarik senjata nya dari jepitan lubang sempit Balqis, lalu mengambil ponsel nya, memutar video yang menunjukan cara nya memuaskan pria dengan mulut. Balqis melotot, dia merasa ngeri sendiri. Membayangkan senjata dengan ukuran besar dan panjang itu masuk ke dalam mulut nya? Tidak mungkin.

"Kau sanggup?" Balqis menggeleng.

"Kalau begitu diam dan biarkan aku menyelesaikan permainan ku dulu, Balqis." Faaris kembali menaiki tubuh nya dan kembali menusuk inti Balqis, mengeluarkan benda itu keluar masuk dengan perlahan.

Balqis diam saja, dia memejamkan mata nya. Memilih tidur saja, dari pada harus tersiksa merasakan benda itu keluar masuk di bawah nya, itu pun milik nya sudah sakit dan ngilu. Tapi dari pada merasakan benda itu di mulut nya, mungkin membiarkan pria itu menuntaskan hasrat nya melalui mulut bawah itu lebih baik.

Entah kapan pria itu menyelesaikan permainan nya, tapi saat Balqis terbangun tepat tengah malam, Faaris sudah tertidur dengan tangan yang memeluk perut nya.

"Huumm, jam berapa ini?" Gumam Balqis, dia melihat jam kecil yang ada di meja, ternyata menunjukan pukul 1 malam tepat.

"Tubuh ku sakit, pria ini seakan tak pernah puas membuat aku kelelahan!" Gerutu Balqis, dia membelitkan selimut nya dan pergi karena desakan ingin buang air. bqlqt berjalan sempoyongan, karena sedang tidur nyenyak, nyawa nya belum terkumpul sepenuh nya.

Karena kurang fokus, Balqis malah menabrak pintu kamar mandi cukup keras hingga kepala nya memantul.

"Aahhsss, sejak kapan ada pintu disini sihh." Rutuk nya sambil memegangi dahi nya yang terbentur pintu.

"Kenapa Balqis?" Tanya Faaris yang ikut terbangun saat mendengar Balqis memekik, tapi pria itu tak tau malu. Dia berjalan tanpa sehelai benang pun yang menutupi tubuh nya, bahkan senjata yang tadi mengobrak-abrik inti nya dengan perkasa, kini terkulai lemas.

"Cuma terbentur pintu, Tuan." Jawab Balqis.

"Kau sudah berpakaian lagi, kenapa?" Tanya Faaris, dia meraba tubuh Balqis dari balik daster rumahan nya.

"Dingin Tuan."

"Saat tidur buka lagi, aku ingin memeluk mu langsung tanpa perantara benang sehelai pun."

"Tapi, nanti saya kedinginan tuan."

"Ada aku yang akan menghangatkan mu, kau ingin pipis kan? Cepatlah, aku menunggu." Ucap Faaris, dia meremas buah kenyal Balqis sebelum dia pergi ke kamar lagi.

"Menyebalkan, pria itu sangat menyebalkan sekarang! Aku menyesali keputusan ku melakukan cinta satu malam dengan pria itu, nafsuan!" Rutuk Balqis, lalu masuk ke kamar mandi untuk menunaikan hajat nya.

Di kamar, Faaris memeriksa ponsel nya yang terdapat beberapa panggilan tak terjawab. Lagi-lagi Faaris lupa mengabari Elma, kalau dia tidak pulang lagi malah sibuk bercinta dengan Balqis.

"Sialan, aku lupa lagi. Balqis, kau membuat aku gila!" Gumam Faaris, dia merutuki kebodohan nya sendiri dengan melupakan istri nya di rumah.

"Huhh, Balqis benar-benar membuat dunia ku berpaling." faari menggelengkan kepala nya.

"Tuan, kenapa memasang wajah aneh seperti itu?" Tanya Balqis, perempuan itu sudah selesai dan kembali ke kamar dengan membawa segelas coklat panas.

"Apa itu?"

"Ini? Coklat panas." Jawab Balqis datar, dia paling tak suka kalau ada yang meminta coklat favorit nya.

Faaris merebut cangkir itu dari tangan Balqis dan meminum coklat itu perlahan, membuat Balqis cemberut.

"Tuan, itu coklat punya saya."

"Aku hanya minta sedikit, Balqis." Ucap Faaris cuek.

Sumpah demi apapun, Balqis ingin sekali memukul Faaris.

Tapi dia lupa kalau Faaris adalah bos nya. Bisa-bisa dia di pecat, kalau berani kurang ajar pada atasan nya sendiri.

"Kamu kesal balqy? Mau pukul, silahkan."

"Saya mana berani, Tuan."

"Aku saja berani menikmati tubuh mu, kenapa kau tak bisa melakukan hal semacam itu?" Tanya Faaris enteng.

"Tidak begitu konsep nya, Tuan. Sudahlah, lebih baik tidur saja. Masih malam untuk berdebat." Ucap Balqis, perempuan itu bersiap tidur kembali. Tapi Faaris langsung memeluk nya, menenggelamkan kepala nya di dada Balqis.

"Kenyal sekali.." Faaris mendusel kan wajah nya, membuat Balqis kesal.

"Tuan, jangan begini."

"Kenapa? Ini nyaman dari pada harus tidur di kasur itu, aku lebih baik aku tidur disini."

Jawab Faaris. Balqis memutar mata nya, dia jengah dengan kelakuan Faaris. Semakin lama semakin menyebalkan.

"Ayo tidur." Balqis mencoba memejamkan mata nya, tapi tangan Faaris terasa meraba-raba tubuh nya.

"Diam lah, ini masih malam. Besok saya berkerja, tolong jangan ganggu waktu istirahat saya!"

"Kau marah?"

"Kalau iya memang nya kenapa?" Tanya Balqis ketus.

"Tidak, kau terlihat menggemaskan saat marah." Balqis kesal, dia mencubit pipi faay dengan kuat, membuat pria itu meringis.

"Sakitt.." Balqis tak menjawab dan memilih memejamkan mata nya, dia akan tidur meski tak nyaman dengan Faaris yang ada di dada nya. Tak lama, Faaris pun terlelap menyusul balqy ke alam mimpi.

Pagi hari nya, Balqis terbangun lebih dulu. Dia cukup kesulitan menyingkirkan kepala Faaris dari dada nya tanpa membangunkan pria itu, akhirnya berhasil dan Balqis segera pergi dari kamar itu, sebelum Faaris bangun dan kembali menghajar nya.

Balqis menyiapkan beberapa bahan untuk sarapan dan juga bekal untuk makan siang. Balqis mengambil beberapa lembar uang dari dompet nya, dia menunggu tukang sayur keliling lewat.

"Bang, ada ayam?"

"Ada, tapi tinggal paha nya aja. Gimana ibu mu, ada perkembangan?"

"Ibu koma bang, gak tau kapan dia sadar." Jawab Balqis sambil memilih sayuran.

"Beli apa yang?" Balqis menoleh dan melihat Faaris keluar dengan wajah bantal dan rambut acak-acakan nya.

"Wihh Balqis punya pacar."

"Apa sih bang, nggak kok." Ucap Balqis.

"Masak tumis jamur Yang, pake cabe."

"Apa sih, kok manggil Yang?" Tanya Balqis ketus.

"Lah emang nya kenapa?"

"Ini ayam nya mau di buat apa?"

"Ayam rica-rica enak, pake kemangi." Jawab Faaris, dia berdiri di samping Balqis.

"Ada kemangi nya bang?"

"Ada dong, 3 ribuan." Jawab abang sayur itu.

"Jadi berapa?" Abang itu menghitung sayuran yang di pilih Balqis.

"50 ribu,."

"Ini uang nya." Danish mengulurkan selembar uang merah, dia gercep membayar belanjaan Balqis begitu abang sayur nya selesai bicara, keburu Balqis membayar nya sendiri.

"Kembalian nya ambil aja." Ucap Faaris, lalu pergi menarik Balqis masuk ke dalam rumah nya.

"Ganteng amat itu pacar nya Balqis, dewasa juga." Puji abang sayur itu, lalu pergi melanjutkan berkeliling menjajakan jualan sayur nya.

"Ngapain tadi panggil saya begitu, Tuan?"

"Memang nya kenapa? Cuma sayang doang, orang kan nyangka nya kita pacaran Balqis."

"Tapi fakta nya kan gak gitu, Tuan sudah punya istri." Ucap Balqis mengingatkan.

"Cepatlah masak, aku lapar." Balqis mendelik, pria itu seenaknya sendiri padahal sedang bertamu di rumah orang.

Faaris tersenyum jahil, dia begitu senang membuat Balqis kesal. Dia juga senang melihat Balqis bertingkah layaknya ibu rumah tangga yang melayani suami nya, dia memasak dengan gaya nya yang membuat Faaris kagum. Tangan mungil nya lincah menggoreng dan mengiris bumbu-bumbu dan sayuran. Elma dulu tidak begitu, bahkan wanita itu tidak bisa memasak sama sekali, hanya mengandalkan pembantu.

Balqis yang merasa di perhatikan menoleh, Faaris tersenyum manis, membuat hati Balqis berdebar. Moment langka melihat pria datar itu tersenyum, Balqis yang bekerja lebih setahun pun baru pertama kali melihat bos nya itu tersenyum semanis itu.

Balqis membalas senyuman itu dengan canggung, dia salah tingkah sampai salah mengambil panci.

"Kenapa harus salting sih, kan jadi nya malu." Gumam Balqis, lalu melanjutkan kembali acara memasak nya. Sedangkan Faaris, pria itu berkirim pesan dengan Monic, asisten pribadi istri nya di rumah.

Cukup lama berkutat dengan bahan masakan dan alat tempur nya, tiga menu masakan selesai. Balqis menyisihkan sedikit untuk bekal makan siang nya dan Faaris.

"Makan dulu Tuan, masakan nya sudah siap."

"Sebentar.." Jawab Faaris, entah sedang apa pria itu hingga begitu fokus dengan layar ponsel nya.

Balqis menyajikan sepiring nasi dan satu paha ayam, tumis jamur dan tempe mendoan. faaris menatap makanan di depan nya, aroma nya menguar membuat perut nya keroncongan.

"Kelihatan nya enak."

"Silahkan di makan tuan." Balqis juga membawa sepiring makanan dan duduk di samping Faaris. Pria itu menyuapkan makanan buatan Balqis, seperti biasa masakan Balqis tak pernah gagal memanjakan lidah nya.

"Enak, kamu jago masak."

"Itu hobi Tuan, lagi pun kata ibu saya wanita itu harus bisa memasak." Jawab Balqis.

"Istriku tak bisa memasak, dia juga wanita sibuk mengejar karir."

"Jangan menyama ratakan wanita Tuan, tidak semua wanita berpikiran seperti saya. Mungkin Nyonya ingin mengejar karir terlebih dulu."

"Aku tau itu Balqis, dia bahkan tak mau hamil karena akan merusak tubuh nya. Konyol bukan? Padahal aku ingin punya anak." Keluh Faaris.

Balqis tak tau harus menanggapi keluhan pria itu seperti apa, serba salah pastinya.

Singkat nya, makanan di piring itu habis tak bersisa. Balqis segera membereskan piring kotor bekas mereka makan lalu mencuci nya. Ini sudah kebiasaan nya, sebelum berangkat ngantor dia selalu beberes terlebih dulu.

Faaris memeluk Balqis dari belakang, membuat air menyiprat ke pakaian nya karena Balqis terkejut dengan kedua tangan Faaris yang langsung memeluk nya.

"Ada apa lagi tuan? Mandi dan bersiap, kita harus ke kantor kan hari ini?"

"Mandi bareng?" Tanya Faaris.

"Masing-masing aja, cepatlah. Jangan mengganggu saya."

"Galak amat."

"Cepatlah Tuan, nanti kesiangan ngantor nya."

"Iya iya, belum jadi istri aja udah galak. Apalagi kalo jadi istri, pasti kayak macan." Gumam Faaris sambil berjalan ke kamar mandi.

"Ngomongin nikah, gak nyadar dia punya istri di rumah. Dasar buaya darat!"

****

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!