Tiga sekolah besar dibangun pemerintah untuk menampung anak-anak yang memiliki talenta. Salah satu dari tiga sekolah itu, membuat sebuah kelas khusus untuk mereka yang mempunyai potensi terpendam dan dapat membantu negara, dan dengan berbagai cara mereka mencari dan memasukan anak-anak yang memiliki bakat khusus untuk masuk kesekolah mereka.
Seorang programer yang merahasiakan identitasnya, tiba-tiba didatangi tiga orang kepala sekolah ternama, agar bergabung dengan mereka. Setelah bergabung, dia juga dimasukan ke kelas zero dengan kode name 'RAVEN', sebagai seorang programer dengan rekannya Mius, agar bisa dilatih menjadi agen rahasia pemerintahan.
Satu per satu identitasnya mulai bermunculan, bersamaan dengan kebenaran akan dirinya yang ada di sekolah itu.
.
.
.
.
semua itu terjadi di-
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rheanzha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Night 16: Lia dan Aila
(Lia POV)
Tidak ku sangka sudah satu minggu sejak aku masuk ke kelas zero dan menjadi muridnya Jun.
Berbicara tentang Jun, dia sangat tegas dan keras saat mengajari aku tentang Innate ku, berbeda dengan Mius, yang dia bilang kalau dia itu rekan sekaligus pelayannya Jun, itu katannya.
Awal aku masuk ke zero, aku dibimbing olehnya. Mius lebih memilih ke teori dan pengenalan atau pembiasaan tubuhku terhadap Innate ku yang Memory Photography, di kelas Invent.
Baru dua hari Jun melatihku tentang Quick Move ku, dan aku baru bisa bergerak refleks dan juga Move ku baru sampai 5 meter saja dan itu hanya bisa ku lakukan berulang selama 15 detik, sungguh mengecewakan diriku ini.
Tapi aku tetap akan semangat demi tidak mengecewakan Jun yang sudah membantu dan memilihku menjadi muridnya, tentu juga dengan buku Valkyrie ini.
'Sebenarnya apa isinya dan juga kenapa dia seperti memilihku'.
Aku menggumam sambil terus menatap buku itu.
Klek...
Suara pintu kelas dibuka dan muncul seseorang sambil dia berteriak menyapa kami.
"PAGI..." teriak guru ku itu
"Pagi Pak." jawab yang lainnya tidak kalah semangat dari pak Jeck, aku hanya menggumam pelan
Suara dikelas mulai berisik, teriak seperti biasanya jika pak Jeck masuk. Ku alihkan pandanganku dari buku ke arah depan kelas.
'Hmm, anak baru ya, gabung ke kelas mana ya dia.' batinku memperhatikan murid baru itu dengan serius
"Ayo perkenalkan dirimu." pak Jeck menyuruh dia mengenal kan dirinya
"Baik pak. Perkenalkan namaku Aila Septaria, aku pindahan dari SMA 20, Nusa Indah, salam kenal dan mohon bantuannya."
"Anak zero..."
'Hmm. Ah, lagi-lagi Algos, ada apa sebenarnya dia dengan anak kelas zero. Hei, kenapa bawa-bawa aku juga sih.' keluh ku di pikiranku sendiri saat Algos mulai dengan kebiasaannya
"Hei, kamu disini dengan cara apa?"
Kami yang awalnya menatapi Algos karena sikapnya yang kambuh langsung menatap kearah gadis pindahan itu setelah kami mendengar pertanyaannya.
#Flash back#
"Lia..."
"Hem..." gumamku sambil menatap ke arahnya
"Iya." lanjut ku
"Bagaimana latihannya, apa terlalu berat?"
"Mungkin karena ini pertama bagiku, ini masih terlalu berat untuk ku, tapi..." aku menjeda ucapanku
"Ini sangat menyenangkan." lanjutku semangat
"Apa kamu mau punya teman latih tanding?" pertanyaan Jun sungguh membuatku binggung
"Teman sparing?" jawabku
"Apa kamu bukan teman sparingku?"
"Aku masih belum cocok untuk menjadi teman separing kamu, untuk saat ini. Jika kamu mau, besok aku bawa dia kesini." ujar Jun
"Siapa orangnya."
"Tunggu saja, kamu nanti akan tahu orangnya." ujar Jun sambil mengelus pucuk kepalaku dengan lembut.
Elusannya sungguh nyaman sampai aku memiringkan kepalaku mengikuti arah gerakan tangannya.
"Besok kita istirahat latihannya, kamu istirahatkan dulu tubuhmu." lanjutnya dengan masih mengelus kepalaku
#Flashback Off#
'Apa mungkin dia orang yang Jun bilang.' pikirku dan ucapannya membenarkan ku
"Maksudmu aku bisa sekolah disini? Dengan cara rekomendasi."
"Atas rekomendasi?" teriak anak kelas
'Pasti Jun.' batinku
"Rekomendasi Jun dan tuan Li." jawabnya
'Ternyata benar, dia orang yang di bicarakan Jun, dan akan jadi partner sparing ku.' ujar ku bergumam sendiri, sedangkan yang lainnya terus bertanya
"Jun? Junian Arghantia maksud kamu, seorang eksekutor OSIS dan juga lima kaisar merekomendasikan kamu" ujar mereka heboh
"Ne..., Aila, kamu masuk kelas mana? Dan apa Innate kamu"
'Hah, benar juga yang Nidza bilang, dia masuk kemana, jika dia partner sparing ku, berarti dia di Agile juga. Kemampuannya apa ya?' Aku terus bertanya di pikiranku sambil menatapi Aila
"Tunggu sebentar." Dia mencari sesuatu didalam tasnya
"Hmm... Agile dan Seeker, ini yang kamu maksud, kalau Innate itu apa?"
"Heh, dia bertanya balik? Apa tuan Li atau Jun tidak memberitahukannya tentang Innate itu."
Aku masih mengamatinya, sedangkan yang lain mulai berbisik. Dan hal yang benar tidak ku duga atau mungkin yang lainnya juga, dia berteriak menghentikan ocehan lainnya.
"Bisa kalian tenang, akan ada pengumuman tuh."
Kulihat anak yang lainnya kebingungan dengan ucapannya.
'Apa itu kemampuannya, jika iya, pantas dia masuk Seeker.' pikirku, tidak lama setelah dia bilang, suara intercom di speaker berbunyi.
"Di beritahukan kepada seluruh anggota Osis dan juga anak-anak kelas zero yang terdaftar dalam peserta 'Pygmachía', harap segera berkumpul di gedung gymnasium. Dan satu hal lagi untuk siswa yang bernama Lusilia dan Aila Septaria dari kelas 1-3 Agile, saat istirahat langsung keruangan saya, TIDAK ADA KATA TERLAMBAT ATAU TIDAK, Terima kasih dan selamat belajar."
{fyi: Pygmachía (Yunani) -> sparring (Inggris) atau selebihnya bisa di cek di google}
"Dia benaran seorang Seeker."
Anak kelas mulai berisik lagi setelah pengumuman tadi. Ku perhatikan dia mulai berjalan menuju ke bangkunya, tentunya dengan mengabaikan apa yang dibicarakan anak kelas tentang dia.
Sring...
Sring...
Buku yang di beri tuan Li waktu itu mulai bercahaya redup-redup terang, begitu terus sejak Aila berjalan mendekat kearah ku. Ku perhatikan dia yang berjalan mendekat, tampak seberkas cahaya keluar dari tasnya, tapi kurasa dia tidak menyadari hal itu.
Jarak dia dan aku sudah berada dalam jangkauan ku. Ku pegang buku ku dan bersiap mengaktifkan Quick Move ku, tapi sebelum itu ku aktifkan, ku lihat Aila tiba- tiba berhenti dan gerakannya seperti mengambil ancang-ancang.
Kaki kirinya sedikit dimajukannya dan dia menyeret kaki kanannya ke belakang lalu menekukkan sedikit tubuhnya dan saat itu "Quick Move" sudah ku aktifkan.
Kaki kanannya dia ayunkan ke depan tepat bersamaan dengan aku yang sudah berdiri di depannya dengan buku yang ku peluk dan tangan kiri yang ku angkat menangkis kaki Aila tepat di dekat leherku.
"Valkyrie..." ujarku ke dia sedikit pelan sambil mencengkram buku yang ku peluk dengan kencang yang masih mengeluarkan cahayanya sedikit
Setelah dia mendengar ucapanku dia langsung menurunkan kakinya dan memegang tasnya dengan tatapan yang jelas tertuju ke arah buku yang ku peluk dengan ekspresi terkejutnya.
Anak kelas juga ikut terkejut melihat kami berdua, tapi hanya dengan apa yang kami berdua lakukan tadi. Yang saling mengaktifkan Innate kami masing-masing.
Sampai akhirnya pak Jeck menenangkan kami dan menyuruh kami berdua untuk kembali duduk ke tempat duduk kami.
......................