NovelToon NovelToon
Rhapsody Di Atas Langit

Rhapsody Di Atas Langit

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Kelahiran kembali menjadi kuat / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Penyelamat
Popularitas:11.7k
Nilai: 5
Nama Author: Galih Pratama

Era Kekacauan dimulai setelah seorang pengembara misterius datang membawa sebuah pusaka suci. Pusaka yang dikatakan memiliki kekuatan bahkan dapat membelah dunia, siapa yang bisa mendapatkannya maka dia akan berdiri di atas puncak.

Dunia dimana seni beladiri adalah segalanya, semua orang berlomba untuk mendapatkan pusaka tersebut. Seorang pemuda bernama Zhen Liang muncul sebagai orang yang tidak pernah disangka di dunia persilatan.

Kultivator muda itu membuat para orang tua dan sesepuh di dunia persilatan tercengang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Galih Pratama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24. Zhen Liang Sang Maestro

Zhen Liang melihat tubuhnya, sebuah tato menakutkan tergambar. Dia mengetahui bahwa itu adalah tanda dirinya berhasil menguasai Tubuh Beracun Milik Dewa Kutukan dari Wang Ying dan Xue Hua.

Nampaknya, ada sesuatu yang berubah di sana, suasana seperti canggung dan hening. Kenapa murid senior dari Sekte Pedang Ilahi itu, Xie Chen memberinya perlakuan dingin. Dia tidak mengerti.

"Ada apa dengannya, apa dia ingin mengajak bertarung?"

Zhen Liang yang beberapa kali menemukan tatapan dingin dari orang itu menaikan salah satu alisnya.

"Maju saja jika ingin berkelahi."

Zhen Liang tidak menghindari tatapan dingin dari lawannya. Dia juga tidak peduli, mau dirinya sekarang dikepung oleh tiga praktisi kultivasi sekalipun, karena tubuhnya sudah pulih sepenuhnya maka tidak ada yang bisa menghentikannya.

Zhen Liang akan memantau situasi lebih dulu sebelum memutuskan akan bergerak atau tidak.

"Saudara Zhen Liang, apakah kau baik-baik saja?"

Lin Sua mendekat melihat Zhen Liang dan memberikan senyuman kecil. Dia tidak tahu apakah racunnya masih bertahan di dalam tubuhnya atau bagaimana perasaannya setelah sebelumnya terluka parah.

"Omong-omong selamat atas pencapaianmu mendapatkan Tubuh Beracun Milik Dewa Kutukan. Apakah itu rasanya sakit?"

Zhen Liang mengangguk, "Terima kasih pujiannya Saudari Lin Sua, semuanya baik-baik saja. Aku berterima kasih karena kau telah menjagaku bersama Tetua muda, sampai diriku bisa memiliki tubuh hebat ini sekarang."

"Zhen Liang, aku tidak peduli, mau kau memiliki tubuh apapun. Kau tetap tidak akan bisa bergabung dengan sekte kami, apa kau mengerti?"

Zhen Liang yang mendengarnya kebingungan, apa yang terjadi selama dirinya melakukan kultivasi tertutup.

"Bergabung dengan sekte mereka?" Batinnya kemudian melirik kearah Xue Hua.

"Senior Xie Chen hentikan, anda membuat sekte kita seakan buruk dengan sikapmu." Wang Ying terlihat bersiap menyumpal mulut Xie Chen sekali lagi.

"Bergabung dengan sekte, apa maksudnya itu Tetua muda?"

Xue Hua kemudian mengulurkan tangannya, dari sana sebuah token bertuliskan Sekte Pedang Ilahi muncul.

"Maafkan kami bila mendadak, kumohon bergabunglah dengan kami sebagai salah satu murid, Sekte Pedang Ilahi."

Mata Zhen Liang terbelalak dengan penawarannya.

Seumur hidup, dia tidak pernah membayangkan untuk hidup sebagai praktisi kultivasi sebelumnya, tetapi sekarang dirinya menjadi salah satunya. Takdir yang lucu seolah ingin sekali mempermainkannya.

Bergabung dengan sekte, artinya dia akan sering bertemu dengan para praktisi kultivasi biadab yang sangat ingin dirinya bunuh di sana.

"Takdir gila apa yang diinginkan langit dariku?"

Zhen Liang bertanya dalam hati tentang kehidupan keduanya.

"Bergabung saja dengan kami. Aku tidak sabar memiliki junior yang imut sepertimu, bukannya junior kasar yang tak berpendidikan seperti murid-murid di sekte kita sekarang!"

Lin Sua merangkulnya dari belakang secara mendadak, hal itu dilihat oleh Xue Hua dan membuat ekspresi perempuan tersebut menghitam.

"Murid Lin Sua, lepaskan tanganmu padanya, kamu membuatnya kesusahan sekarang."

Xue Hua terbatuk membuat Lin Sua kemudian menjaga jarak.

Dipikir kembali, Zhen Liang tidak pernah melihat ekspresi seperti itu pada Xue Hua bahkan di kehidupan pertamanya.

Di kehidupan kedua ini, dia ingin membuat suatu perbedaan. Pada kehidupan keduanya, Zhen Liang ingin menjadi lebih kuat dari siapapun bahkan Xue Hua sendiri.

Apakah dirinya terjebak pada lingkaran setan para praktisi yang selalu haus kekuasaan, tak pernah puas, dan menginginkan kekuatan sejati?

Zhen Liang menggeleng, alasannya karena kekuatan pada dunia ini sangat dibutuhkan. Perlu waktu setengah abad agar dirinya bisa menyadari itu.

Agar bisa melindungi keluarga dan orang-orang terdekat lalu membalaskan dendam. Untuk bisa berdiri sendiri melawan jutaan ahli praktisi pada Era Kekacauan yang nanti akan datang pada dua puluh tahun lagi.

Zhen Liang perlu menjadi lebih kuat lagi.

"Untuk melakukannya, tidak buruk jika aku bergabung dengan sebuah sekte." Zhen Liang menghela napas.

Ditambah Sekte Pedang Ilahi merupakan sekte bintang sepuluh. Sekte yang terkenal oleh para ahli praktisinya di seluruh benua dan daratan. Mereka memiliki jutaan harta dan kultivasi hebat di dalamnya.

Di masa depan dirinya juga mendapat jaminan, Xue Hua adalah perempuan yang akan menjadi ahli kultivasi nomor satu.

"Apakah kau akan menolaknya?"

Lin Sua membuat ekspresi merengut. Dia tidak mau melepaskan matanya dari Zhen Liang.

"Haha, sayang sekali Tetua muda, tapi kau tidak akan mendapatkan murid."

Xie Chen tertawa karena Zhen Liang terlihat merenung untuk waktu yang lama.

"Murid?" Tiba-tiba matanya terbelalak, Zhen Liang melihat kearah Xue Hua karena tidak percaya.

"Menjadi murid katamu?"

Di masa depan, Zhen Liang tidak pernah mendengar Xue Hua sekalipun mengangkat seorang murid.

Wang Ying yang melihatnya tersenyum kemudian menepuk punggung seniornya, "Kerjamu bagus sekali senior."

"Eh? Apa?" Xie Chen memutar kepalanya.

"Jangan katakan padaku, diam-diam orang itu juga mengincar Xue Hua?" Teriaknya dari dalam hati.

"Murid Zhen Liang menghadap pada Guru sekaligus Tetua muda!"

Zhen Liang seketika memberikan salam.

"Saya berjanji setia kepada Guru Xue Hua."

Xue Hua mengangguk, Lin Sua dan Wang Ying juga tersenyum.

"Saya akan menghormati semua ilmu yang diajarkan. Saya berjanji tidak membiarkan ambisi pribadi mengaburkan jalan. Saya akan melindungi yang lemah dan berdiri melawan ketidakadilan."

Itu adalah sumpah untuk mereka ahli kultivasi aliran lurus. Zhen Liang mengingatnya dengan jelas.

"Bagus, dan jika suatu saat kau terjatuh dalam kegelapan, apa yang akan kau lakukan?"

"Saya akan mencari cahaya kembali, Guru. Saya akan berjuang untuk selalu menemukan jalan yang benar."

"Sumpah ini adalah ikatan yang kuat. Ingatlah, jalan ini penuh rintangan, tapi bersama-sama kita akan menghadapinya."

"Saya berjanji, akan mengikuti setiap ajaran dan nasihat, serta menjadikan jalan ini sebagai bagian dari diri saya."

"Baiklah. Dengan sumpah ini, kau kini resmi menjadi muridku. Semoga perjalanan kita dipenuhi dengan kebijaksanaan dan keberanian."

Zhen Liang menundukkan kepalanya selama tujuh kali. Dia tersenyum karena mendapat perlindungan dari orang terkuat di masa depan, Xue Hua juga pasti akan melindungi keluarganya. Ini bahkan melampaui harta milik Kelompok Ular Putih yang telah hilang ke dalam jurang.

"Baiklah, aku akan memberikan nama untukmu."

Pemberian nama, dalam beberapa tradisi, guru memberikan nama atau julukan kepada murid mereka, yang mencerminkan harapan atau karakter yang diinginkan.

Xue Hua tampak kesulitan memutuskan setelah melihat Zhen Liang dari atas ke bawah.

"Mungkin pedang keadilan atau dewa racun, tapi nama itu terlalu sombong." Kata Lin Sua yang ikut memikirkan di sana.

"Bodoh sekali, nama kultivator sampah lebih cocok untuknya." Xie Chen terkekeh dengan usulan Lin Sua.

"Apa nama yang kau inginkan?"

Xue Hue menghela napas lalu berpikir, mungkin yang terbaik adalah Zhen Liang sendiri yang memutuskan.

Zhen Liang tersenyum, "Bagaimana jika nama, maestro. Karena aku seorang musisi tak dikenal yang kebetulan bisa bermain musik."

Semua orang yang mendengarnya terbelalak, karena itu sama sekali tidak berhubungan dengan jalan kultivasi ataupun beladiri.

"Maestro?"

"Benar, jika Guru belum tahu, aku bisa memainkan musik cukup baik. Maukah Guru mendengarnya nanti?"

"Sang Maestro Zhen Liang?" Xie Chen tertawa.

"Hmmm. Bukankah itu nama yang menarik." Lin Sua cukup menyukai nama tersebut.

Xue Hua juga setuju kepada Lin Sua, dia mengangguk karena telah memutuskan.

"Namamu sekarang adalah..."

\=\=

Ps. Supratmannnn!!!!!

1
Azekkin Ajah
They think we've game over, but the game is never over...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!