Bella nekad menjual kehormatannya demi membiayai adiknya yang sakit dan mengharuskan dioperasi, dia menjajakan dirinya disebuah bar, setelah dia mendapatkan seseorang yang mau membayarnya dengan mahal, tiba tiba Bella berubah fikiran, dia tidak ingin menjual kehormatannya, namun semua sudah terlambat pria itu tidak mau melepaskan Bella, hingga akhirnya terjadilah peristiwa yang memilukan tersebut, hingga akhirnya timbul kebencian dihati Bella pada pria tersebut.
mampukah Bella membalas dendamnya? atau malah dia akan jatuh cinta pada pria itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anila Nabastala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 31
" kamu tahu hukum dunia mafia, hutang uang dibayar uang, hutang mata dibayar mata, hutang nyawa dibayar nyawa dan... hutang ciuman... dibayar ciuman.. "
Gleek...
Bella menelan saliva nya
Apa maksudnya hutang ciuman dibayar ciuman, apa maksud dia aku harus menciumnya.
Ini tidak mungkin, ini sungguh gila, jelas jelas ini terjadi karena dia yang mengambil ponselku duluan, tapi kenapa aku harus menerima hukumannya.
" bagaimana?? Aku paling tidak suka dengan orang yang melecehkanku, selama ini aku selalu menjaga tubuhku dengan baik, tapi kamu... " ucapan Max membuyarkan lamunan Bella, dia menjadi salah tingkah dan juga ketakutan kembali menyerangnya.
Dengan pelan Bella mendekati Max lagi, dia mencoba untuk mencium Max, dia menutup matanya dengan lekat, karena gugup.
Max memperhatikan wajah Bella yang cantik dan selalu membuatnya menjadi candu.
Awalnya dia ingin mengerjai gadis itu, tapi dia malah terpancing dan mendekat kan wajahnya kearah Bella dan langsung menciumnya.
Max mencium Bella sangat lembut kecupan demi kecupan diberikan pada bibir gadis tersebut,hingga akhirnya dia terbuai dan makin memperdalam ciumannya.
Dengan pelan Max mendorong tubuh bella agar terbaring dikursi, dan sekarang posisi max berada di atas tu*buh Bella.
Ini adalah pertama kalinya buat Bella berciuman, dia tidak tahu harus berbuat apa, dia hanya diam menikmati ciuman yang diberikan oleh Max yang terasa memabukkan baginya.
Semakin lama Max makin memperdalam ciumannya, hingga terdengar suara indah dari bibir yang saling berpautan tersebut.
Saat lidah Max menerobos mulut Bella dan bertemu dengan lidahnya, seperti ada aliran listrik yang menyengat tubuh mereka dan langsung naik keatas kepala.
Max merasakan darahnya berdesir, hawa tubuhnya memanas padahal dalam mobil tersebut AC menyala cukup tinggi.
Dia juga merasakan dibalik celana nya mengeras dan menyesakan, kemudian dia dengan cepat mengembalikan kesadarannya, dia tidak ingin lebih jauh lagi, dia ingin melakukan hal itu pada saat sang gadis telah mencintainya, agar tidak ada paksaan.
Max bangun dan langsung terduduk mendekati jendela yang ada disebelahnya, dia membuang pandangannya kearah luar, dia tak berani melihat kearah Bella yang masih terbaring.
Setelah beberapa saat dia memberanikan diri untuk menoleh kearah Bella.
Dia merasa lucu melihat posisi Bella yang masih terbaring dengan mata yang tertutup, dia mungkin belum sadar dan masih menikmati ciuman yang max berikan.
Max tertawa tanpa suara, dia juga menutupi mulutnya dengan tangannya yang mengepal, kemudian dia menggelengkan kepalanya tak habis fikir dengan gadis ini begitu polos nya.
" sudah bangunlah apa kamu masih ingin kucium " ucapan Max membuat Bella tersadar, dia langsung terbangun dan menjadi gelagapan.
Malu kesal takut semua rasa ada disatu tempat.
Bella langsung membuang pandangannya kearah jendela yang ada disebelahnya.
Sejenak suasana menjadi henning, tidak ada kata yang terucap baik dari bibir Bella ataupun Max
Mobil pun berhenti disalah satu mall besar, Bella merasa heran kenapa mereka berhenti di mall, apa rumahnya paman Max ada di mall.
" ayo turun " ucap Max sambil membukakan pintu mobil untuk bella.
" Bee kenapa kita kesini, apa rumahmu ada disini ?? "
" kita akan membeli baju untukmu, aku tidak mau kalau pembantuku berpakaian lusuh, dia harus tampil cantik dan modis. " mendengar hal itu Bella melihat kearah dirinya dari atas sampai bawah.
Apa maksud paman aku nampak seperti seorang yang kampungan.
Bella mengerucutkan bibirnya sambil melihat terus kearah punggung Max yang lama kelamaan semakin menjauh.
Bella berlari kecil untuk mengejar Max, pria ini padahal dia hanya berjalan tapi bagi Bella sampai harus berlari mengejarnya, lantas bagaimana jika pria ini berlari, apa dia harus terbang.
Ketika sudah dekat dengan Max Bella langsung menggandeng lengan Max dengan riang, dia melakukan itu karena perasaan nya sedang senang, dia juga sering menggandeng tangan Andika, baginya itu hal biasa.
Itu menandakan bahwa dia sudah tidak canggung lagi dengan temannya termasuk dengan Max.
Dia selalu merasa nyaman jika berada dekat dengannya, ya.. walaupun terkadang dia takut jika dia membuat Max marah dan membunuhnya.
Sementara Max dia melihat tangan Bella yang melingkar dilengannya, jujur saja dia merasa senang dan bahagia, dan dia merasakan jika detak jantungnya terasa lebih cepat dari biasanya.
Namun bukan Max namanya kalau dia tidak bisa menyembunyikan ekspresi nya, sehingga sulit untuk ditebak oleh orang lain bahkan oleh asisten yang selama ini bersamanya pun masih belum bisa memahaminya.
Hanya dirinya sendirilah yang akan paham.
" Bee apa kamu pernah ke mall ini sebelumnya?? "
" tidak "
" kalau begitu ayok kita pergi dari sini "
" kenapa?? "
" barang barang di mall ini sangat mahal, lebih baik kita mencari dipasar saja lebih murah " ucap Bella sambil menarik tangan Max agar tidak jadi masuk ke mall.
" aku beli pake uangku bukan uangmu, kenapa mesti kamu yang harus takut kemahalan "
" iya aku tahu itu uangmu Bee, tapi nggak ada salahnya kan jika aku membantu mu berhemat " Max tersenyum kearah Bella sambil mengusap kepalanya.
Senyum yang hanya bisa dilihat oleh Bella seorang.
" calon istri idaman, tapi kamu tenang saja uangku banyak, kalau hanya membeli beberpa barang disini tidak akan menghabiskan uangku " sejenak Bella termenung dengan ucapan Max.
Apa katanya istri idaman, maksudnya aku??
Kalau seandainya aku menjadi istri Vegas pasti sangat menyenangkan, memasak, menjaga anak anak aku dan Vegas, membeli sayuran, pasti sangat menyenangkan.
Tak sadar Bella tersenyum saat membayangkan nya, membuat Max merasa semakin gemas terhadapnya.
" saya kan bertugas sebagai pembantu kamu, jadi... nggak ada salahnya dong kalau aku mengingatmu untuk berhemat?? "
" kalau begitu jadilah pengurus rumahku seumur hidup "
Bella yang mendengar hal ini beranggapan kalau Max memintanya untuk bekerja sebagi pembantu dirumahnya seumur hidupnya.
Tentu saja dia tidak mau, masa dia harus menjadi pembantu seumur hidup, lantas untuk apa dia kuliah kalau akhirnya akan menjadi pembantu.
" ehh... tidak bisa, masa iya seumur hidup aku harus jadi pembantu kamu, aku juga punya keinginan lain, ingin menikah punya anak dan hidup bahagia bersama keluarga kecilku "
Max menoyor kepala Bella pelan menggunakan telunjuknya.
Gadis ini apa dia tidak paham apa yang aku maksud?? Hah.. sudahlah.
" sudah cepat jangan berbicara terus, cepatlah pilih kamu mau masuk toko yang mana " ucap Max ketika kaki mereka mendapati lantai di dalam Mall.
Mata Bella berbinar dia terkesiap melihat kedalam Mall, banyak cahaya lampu yang menerangi, banyak toko toko yang menjual barang barang mewah, ini pertama kalinya Bella datang kesini, selama ini dia tidak pernah berani masuk kedalam hanya berani melihat dari luar saja.
Dia sadar kalau dia tidak akan pernah mampu untuk membeli barang di mall ini, bahkan hanya untuk membeli satu gelas minuman saja belum tentu dia mampu.
Mereka melewati sebuah toko tas terkenal berlogo cha**l matanya tak bisa berkedip, melihat harga barang yang tertera tak jarang dia membulatkan matanya jika melihat barang yang sama persis ada dipasar dengan harga yang jauh sekali perbedaan nya.
Max hanya memperhatikan tingkah laku Bella yang menurutnya lucu, terkadang dia pun tertawa jika melihat ekspresi Bella yang terkejut saat melihat barang barang yang menurutnya itu biasa saja.
Hingga akhirnya dia melihat Bella berhenti dan melihat suatu dompet yang berkurang kecil yang terbuat dari kulit dan berwarna hitam, sungguh cantik sekali.
Max mendekati Bella .
" apa kamu menginginkan nya?? " tanya Max tiba tiba yang membuat Bella sedikit terkejut.
" tidak aku hanya ingin melihatnya saja, dompet ini memang bagus, jika pergi kepasar aku akan mencari yang seperti ini dan membelinya "
" kenapa tidak beli yang ini saja "
" kamu tidak lihat harganya berapa?? tidak itu terlalu mahal, lebih baik aku membelinya dipasar " Bella segera menyimpan dompet tersebut dan menyeret lengan Max untuk pergi ke tempat lain.
Tanpa Bella sadari satu tangan Max yang terbebas mengambil dompet tersebut dan melemparnya pada pelayan, dan Jhon dengan cepat mendatangi pelayan tersebut dan melakukan transaksi pembayaran.
Kemudian mereka masuk ke sebuah toko baju yang menjual barang barang baju casual.
Max tahu kalau Bella kurang suka dengan baju feminim atau dres, dia lebih suka memakai baju casual seperti kaos celana jeans yang terlihat nyaman bila dipakai.
" pilihlah baju yang kamu suka, aku akan menunggumu disini " ucap Max sambil duduk di sofa yang memang disediakan khusus untuk pengunjung toko disana yang merasa kelelahan.
Setelah beberpa saat melihat lihat Bella mendekati Max dan berkata dengan pelan.
" Bee sebaiknya kita cari toko baju yang lain disini harganya mahal mahal "
Max yang sedang tidak fokus hanya diam saja saat Bella berbicara, karena merasa kesal Max yang saat ini tengah berdiri, entah keberanian dari mana Bella memukul Max dibagian perut, bagi Max itu tidak apa apanya, tapi bagi Bella malah dia yang meringis kesakitan.
Perut Max begitu kuat dan kokoh, otot perutnya begitu sempurna dan juga keras.
" kamu ihh.. kenapa otot perutmu keras sekali " Max meraih tangan Bella yang tadi dipakai untuk memukulnya.
" kamu tidak apa-apa?? "
" semua ini gara gara kamu Bee, aku bertanya tapi kamu malah diam saja, apakah kamu itu tuli, atau kamu sudah tua, sehingga tidak bisa mendengar perkataanku "
Max yang tadinya sedang memeriksa tangan Bella, seketika menoleh kearah wajahnya dan melepaskan tangannya kemudian kedua tangan Max memegang bahu Bella.
Dia menundukan badannya dan kepalanya mendekat kearah telinga Bella, sangat dekat sekali sehingga Bella bisa merasakan hawa panas yang keluar dari hidung Max yang sedikit menempel di telinga Bella.
Bella menjadi gugup dan juga dia merasa seperti ada getaran aneh yang terjadi, entahlah sulit untuk digambarkan.
Perasaan ini berbeda ketika dia dekat dengan Vegas ataupun Andika.
" berani mengatakan aku tua lagi, maka siap siaplah jika aku akan memakanmu, dan membuktikan kalau aku belum tua "
diana diana, max itu gak punya rasa cinta sama kamu. dia cuma menganggap kamu sbg adik gak lebih. jadi jangan. bertindak yg bikin max marah. mendingan kamu menyerah dan pulang. itu akan lebih baik. dan lebih menghargai dirimu sendiri. lupakan cintamu sama max. bukalah hatimu untuk cinta yg lain.
tp yg jelan bukan max, karema max sudah punya tambatan hati walaupun belum terungkapkan.
di tunggu tunggu kok blm ada muncul
ayo up lg doooooong. jangan bikin kita penasaran....,🤣🤣🤣🤣🤣🤣
terima
terima
terima
tp max, kalau kamu menikahi bella, terus bagaimana dgn diana. pasti dia tak akan setuju. dan pastinya akan bertindak. mungkin bisa membahayakan nyawa bella.
max kau harus menjaga bella kalau kau cinta sama bella.