Kemala Agnesia harus merelakan cita-cita dan masa muda nya karena sudah terlanjur mengandung benih dari seorang pebisnis keturunan Darwis yang bernama Davin Alvarendra Darwis.tak ada yang tak kenal dengan pemilik perusahaan raksasa itu.masa kelam orang tua nya kembali terjadi kepada putra sulung dari Alvarendra Darwis.akan kah hidup Mala sama beruntung nya dengan ibu sambung dari Davin.atau kah harus menyerah dengan sekelumit masalah yang terbentang luas di depan mata nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon oland sariyy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kembali Lah
Davin melaju kan mobil nya menuju ke rumah mertua nya,Davin yakin sekali istri nya ada di sana karena memang sudah sejak kemarin Mala bersikeras ingin tinggal di sana.Davin mendadak risau dengan pulang nya Mala secara mendadak.mungkin dulu dia akan biasa-biasa saja karena memang ini lah keinginan nya,tapi sekarang Davin benar-benar ingin memperbaiki semua nya.
Davin menggenggam erat setir mobil.pikiran nya semakin kalut mengingat betapa bodoh nya dia kemarin. telah menyiakan Mala yang sudah rela mengandung anak nya dan merelakan masa muda nya terenggut begitu saja.
Begitu sampai di tempat tujuan,Davin turun dari mobil dan melangkah masuk ke halaman rumah.suasana nya tampak sepi.hanya ada satu mobil di sana.Davin mendadak merasa was-was. Mala adalah menantu kesayangan orang tua nya,tapi kenapa mereka tidak ada di sini? Davin melangkah dengan pikiran yang berkecamuk.
Ini adalah kali pertama Davin mengunjungi rumah mertua nya, untuk mendapatkan alamat ini saja Davin harus meminta bantuan asisten nya.
Bel sudah di bunyikan, langkah kaki terdengar mendekat.Davin menjadi ragu dengan keputusan nya ini.bagaimana jika Mala tidak ada di sini?
"Davin? Kamu sendirian saja?" tanya Endah yang datang membuka kan pintu dan mempersilahkan menantu nya untuk masuk ke dalam.
Davin mengangguk sambil tersenyum ramah,mata nya mengawasi sekitar.tapi tak ada tanda-tanda keberadaan Mala.
" Mala di mana Bunda?" Davin langsung menanyakan keberadaan istri nya karena sudah tidak sabar lagi ingin bertemu wanita itu.
Bu Endah dengan cepat memasang wajah terkejut nya,semua yang dia lakukan sekarang adalah bagian dari rencana yang sudah mereka sepakati.dia harus pandai mengarang cerita agar Davin yakin dengan ucapan nya.sedangkan Ruli memilih masuk ke kamar ketimbang harus meladeni Davin.dia memang sudah memaafkan Davin tapi belum bisa melupakan apa yang telah terjadi kepada putri nya.
" Tadi Mala memang ikut kami pulang, tapi belum sempat turun dari mobil dia malah minta di antar lagi ke rumah orang tua mu untuk menjemput barang - barang nya,Bunda udah coba telpon Mama mu kata nya Mala tidak ada di sana."tutur Bu Endah tapi Davin malah curiga dengan mertua nya ini.wajah Endah jelas tidak bisa berbohong.jika Mala hilang pasti wanita ini akan menangis seperti apa yang dia lakukan di rumah sakit kemarin.
" Terus kenapa Bunda tidak berusaha mencari Mala?"sergah Davin lagi.
" Ayah mu mendadak pusing,Bunda tidak berani meninggalkan nya sendirian,Papa mu juga sudah berjanji akan membantu mencari Mala."Bu Endah sebenarnya tidak tega membohongi Davin,tapi demi kebaikan Mala maka akan dia lakukan.
" Baiklah Bun,Aku pulang dulu." karena tidak puas dengan jawaban dari mertua nya,Davin memutuskan untuk segera pergi dari sana.
Tujuan Davin kali ini adalah rumah orang tua nya,Davin yakin kedua orang tua nya pasti terlibat dalam kepergian Mala.
Di sepanjang perjalanan pulang,Davin terus bertanya-tanya mengenai tempat persembunyian Mala,ia jadi menyesal karena telah meninggal kan Mala pagi tadi, kepergian nya ke kantor justru di manfaatkan semaksimal mungkin oleh wanita muda itu.
" Istri ku di mana Ma,Pa?" tanya Davin saat melihat kedua orang tua nya sedang duduk di ruang keluarga.
" Kata mertua mu dia pergi, sudah biarkan saja Mala menenangkan diri nya,Kamu jadi bisa fokus dengan wanita tua mu itu."kata Al tersenyum sinis.
" Mana bisa Aku membiarkan istri ku pergi dalam keadaan sakit begitu,Aku sudah ingin berubah dan Papa jangan bahas wanita itu lagi." hardik Davin yang kesal jika selalu di ingat kan dengan wanita bernama Desi.
Davin lalu memeluk tubuh Mama nya penuh kelembutan.di dalam pelukan Mama nya adalah Davin bisa merasakan ketenangan dan juga kehangatan.
" Abang! Mama nggak bisa nafas."protes Maisya tapi Davin tidak menghiraukan nya.
" Maafkan Davin yang sudah mengecewakan Mama,Davin janji akan membawa Mala ke tempat ini lagi." ucap Davin lirih,Maisya sudah pasrah menerima pelukan putra nya.
Davin memang tidak pernah berubah, walaupun Maisya hanya ibu sambung tetapi dia tanpa sungkan bermanja terhadap wanita paruh baya ini,dari Maisya lah Davin mengerti arti kehadiran dan kasih sayang seorang ibu.untuk itu lah Davin sangat menyayangi Mama nya ketimbang Papa kandung nya sendiri.
Setelah merasa puas memeluk sang Mama,baru lah Davin melepas kan nya.
Maisya diam- diam menatap suami nya yang juga sedang menatap ke arah mereka.pasangan suami istri ini berkomunikasi melalui tatapan mata.
" Tolong kasih tahu Davin kemana Mala pergi Ma?" pinta Davin memegang tangan Mama nya.
Maisya tidak langsung menjawab,ia hanya menatap putra nya dengan dalam.
" Mama juga tidak tahu Mala pergi kemana,dia hanya ingin sendiri untuk menenangkan hati serta pikiran nya.Mama harap Kamu menghargai keputusan Mala,jangan lagi memaksakan kehendak mu kepada dia."ucap Maisya dengan ekspresi yang serius.
" Cari sendiri apa yang Kamu mau,karena Papa pun tidak akan pernah membantu Kamu lagi." sahut Al menimpali.
Davin hanya bisa tertunduk,ia mengusap wajah nya dengan kasar.tampak sekali ada kegelisahan dan ketakutan yang sedang di rasakan oleh pria ini.
" Sekarang kamu renungkan kesalahan mu,masih mau lanjut atau berhenti sampai di sini saja,Mala masih sangat muda , status janda tidak akan membuat dia kesulitan mencari pengganti mu.Papa sendiri yang akan membantu Kamu mengurus surat cerai,Kamu tidak perlu susah-susah mengurus masalah sepele itu,Kamu fokus saja pada pekerjaan dan yang lain nya yang menurut Kamu lebih penting dari Mala."mendengar ucapan Papa nya,Davin semakin gelisah tak menentu.
Sekarang bukan seperti itu lagi yang dia inginkan,dia hanya ingin menemukan Mala dan membawa nya pulang ke rumah.
Davin kian terpuruk saat tidak mendapatkan dukungan dari keluarga nya.yang mereka bahas hanya perceraian.padahal keinginan itu sudah lama sirna.awal menikah memang dia selalu memikirkan perceraian.sekarang sudah tidak lagi karena dia ingin bersama Mala.
" Stop Pa! Kalau Papa tidak bisa membantu Aku menemukan Mala,jangan lagi bahas perceraian di depan Aku.kami masih Sah sebagai suami istri dan akan selalu seperti ini."Davin merasa kesal karena selalu di sudut kan.
" Kenapa Kamu jadi berubah pikiran? Bukan kah Kamu tidak menginginkan Mala dan sengaja membunuh anakmu agar tidak ada lagi penghalang di antara kalian? Jelas- jelas masalah nya ada di kamu,jadi Kamu sekarang mau nya apa?"tanya Al lagi.
Davin terlihat berkali-kali menghela nafas,dia bukan pembunuh dan tidak pernah sengaja melakukan nya.jika bisa memutar waktu,Davin tidak akan melanjutkan kemarahan nya jika tahu kalau anak mereka sedang kesakitan.
"Aku hanya ingin Mala kembali Pa."lirih pria itu sambil tertunduk.
" Kalau begitu berusaha lah mencari nya dan bawa dia ke rumah ini lagi, tunjukkan kepada semua orang jika Kamu benar-benar sudah berubah."Al berdiri sambil menepuk bahu Putra nya.Maisya pun ikut bangkit membiarkan Davin meratapi nasibnya.
Adik kembar nya baru saja pulang dari sekolah,kedua adiknya itu tidak ada yang menyapa nya dan malah langsung naik ke lantai atas seakan-akan Davin tidak terlihat oleh mata mereka.
Davin sendiri memilih cuek,ia tak ingin menambah beban pikiran nya sebelum masalah nya dengan Mala terselesaikan.
Davin merebahkan tubuh nya di atas di sofa dengan mata yang terbuka lebar,tampak sekali jika pria ini sedang banyak pikiran.lama terdiam akhirnya kantuk pun datang menghampiri pria ini.
" Kasihan dia Pa." kata Maisya yang sedang duduk di ruang kerja suami nya sambil menatap rekaman Cctv ruang tamu.
" Biar saja,anak mu harus tahu cara menghargai perempuan biar nggak semena-mena."balas Al cuek.
" Iya sih." kata Maisya ragu-ragu.
Padahal ia juga ingin memberikan putra nya ini pelajaran,tapi naluri nya sebagai seorang ibu tidak pernah tega melihat anak nya kesusahan.Maisya tahu bahwa sebenarnya Davin yang sekarang sudah bisa menerima Mala sebagai istri nya,sayang nya kesadaran itu datang sangat terlambat dan Mala sudah telanjur kecewa terhadap Davin.
Kepergian Mala dari samping Davin pasti membuat putra nya terpukul tapi itu saja tidak cukup.Davin masih harus mendapatkan sedikit ganjaran lagi atas sikap nya selama ini.
" Mala...Maafkan Aku." Davin sampai mengigau sangking kepikiran nya kepada Mala.
Asisten rumah tangga yang melihat kejadian itu bergegas melaporkan semua nya kepada sang Nyonya.
Maisya buru-buru mengikuti langkah kaki bibi,bukan nya membangunkan putra nya,yang ada Maisya malah merekam lalu mengirim video itu kepada Mala.
Sedetik kemudian Maisya langsung tersenyum lebar karena pesan nya sudah di buka oleh Mala.
" Sempurna." sorak Maisya dalam hati.
Bersambung.
Jangan lupa mampir ya 💜
bagus mala harus berani melawan Davin jgn lemah d perlaku kan kasar oleh davin.lw perlu tinggal pergi pulang ke rumah org tua mu aja Davin, biar tau rasa tu davin.dan buat Davin menyesal telah menghina dan menyakiti mu setiap hari.
dan jgn lupa author buat Davin yg ngerasain mual muntah dan pusing kepala setiap hari,biar tau gimana susahnya mala mengandung anaknya,jgn tau marah2 aja dan ngatain Mala jorok dll....mau enaknya aja dia,sakitnya ngk mau .enak betul udh habis nanam benihnya lalu ngk mau repotnya jga.