NovelToon NovelToon
Mendadak Jadi Istri BOS

Mendadak Jadi Istri BOS

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Selingkuh / Pernikahan Kilat / Cinta Seiring Waktu / Dendam Kesumat / Paksaan Terbalik
Popularitas:6M
Nilai: 4.9
Nama Author: Yutantia 10

Setelah dikhianati sang kekasih, Embun pergi ke kota untuk membalas dendam. Dia berusaha merusak pernikahan mantan kekasihnya, dengan menjadi orang ketiga. Tapi rencanya gagal total saat Nathan, sang bos ditempatnya kerja tiba tiba menikahinya.
"Kenapa anda tiba-tiba memaksa menikahi saya?" Embun masih bingung saat dirinya dipaksa masuk ke dalam KUA.

"Agar kau tak lagi menjadi duri dalam pernikahan adikku," jawab Nathan datar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PISAHKAN MEREKA

Hari ini, Rama dan Embun janjian bertemu disebuah cafe saat jam makan siang. Sekarang Rama tak bisa lagi dekat dengan Embun di kantor. Dia yakin jika Navia pasti menyuruh orang untuk mengawasinya. Makanya dia memilih bertemu diluar agar aman.

"Bagaimana kalau kita menikah siri saja?"

Mata Embun seketika melotot mendengar ide gila Rama. Menikah siri, astaga, itu sama sekali tak ada dalam kamus hidupnya. Apalagi menikah dengan pria beristri.

"Kamu setujukan Sayang?" Rama meraih tangan Embun yang ada diatas meja lalu menggenggamnya. "Kamu bilang masih sangat mencintaiku. Jadi please, kita nikah siri saja."

"Tapi aku takut Ram. Gimana kalau nanti ketahuan. Apalagi kita kerja ditempat Pak Nathan. Apa ini tidak terlalu beresiko?"

"Ya pinter pinter kita aja main kucing-kucingan."

Embun menghela nafas. Ingin sekali dia mencekik Rama. Apa yang ada diotak pria itu, sampai mau melalukan poligami. Baru sukses dikit aja, udah belagu mau punya istri dua.

Emang paling bener, kamu terus miskin kayak dulu aja Ram, batin Embun.

Embun celingukan, tadi dia sempat menyuruh seorang pelayan untuk memfoto mereka. Makanya saat ini, dia biarkan saja Rama menggenggam tangannya. Nantinya, foto tersebut akan dia kirim pada Navia. Dia ingin tahu seperti apa reaksi Navia. Mungkinkah masih mau memaafkan Rama lagi?

"Aku ke toilet bentar ya Ram," ujar Embun.

Rama hanya menjawab dengan anggukan kepala.

Embun memberi kode pada pelayan yang dia suruh tadi untuk mengikutinya ke toilet.

"Gimana fotonya, dapat gak?" Embun tak sabar melihat hasilnya. Dan saat pelayan tersebut menunjukkan foto diponselnya, Embun langsung tersenyum. Sempurna, hasilnya sangat bagus. "Terimakasih." Embun memberikan uang pada pelayan tersebut lalu memintanya mengirim foto tersebut ke hp nya.

Dengan nomor yang kemarin dia pakai untuk mengirim pesan pada Navia, Embun mengirimkan foto tersebut. Sudut bibirnya melengkung keatas saat pesan tersebut langsung diread oleh Navia.

[ Datang ke Mezra cafe jika kau tak percaya ]

Setelah mengirim pesan tersebut, Embun kembali ke tempat Rama. Dia tak mau Rama curiga jika menunggunya terlalu lama.

Sementara diluar, seseorang tengah memperhatikan mereka dari dalam mobil. Dia adalah Nathan.

[ Bagaimana, apa yang mereka bicarakan? ]

Nathan mengirim chat pada orang suruhannya yang berada didalam dan duduk didekat meja Rama.

[ Rama mengajak Embun menikah siri ]

"WHAT!" pekik Nathan. Mulutnya menganga lebar saat membaca balasan dari anak buahnya. Dia sama sekali tak menyangka jika Rama bisa segila ini. "Bajingan itu harus aku kasih pelajaran," ujar Nathan dengan tangan terkepal kuat.

[ Terus awasi mereka ]

Nathan menatap foto Embun yang ada diponselnya.

"Kau sangat cantik, pantas Rama sampai menduakan adikku. Tapi sayang, wajah cantikmu malah kau gunakan untuk mendekati pria beristri."

Kemarin Dimas yang mengirimkan foto beserta data diri Embun. Dari sanalah, Nathan tahu jika Embun dan Rama berasal dari daerah yang sama, bahkan masih satu desa. Mereka juga berasal dari SMA yang sama dan tahun ajaran yang sama juga. Dari sana, Nathan bisa menarik kesimpulan jika keduanya sudah kenal lama.

Didalam cafe, Rama dan Embun sedang menikmati makan siang mereka. Tapi Rama, dia tak bisa tenang sebelum Embun menyetujui idenya.

"Minggu depan aku ada kerjaan diluar kota, bagaimana kalau kita sekalian menikah saja?"

Embun langsung tersedak. Emang kapan dia bilang mau menikah dengan Rama? Bisa bisanya Rama sudah menentukan harinya.

"Sayang, pelan-pelan dong." Rama segera menyodorkan minuman pada Embun. "Aku tak mau menunggu lama. Sudah sangat lama aku ingin menikah denganmu."

Embun meremat rok spannya. Bualan apalagi yang saat ini Rama bicarakan?

"Aku tak pernah mencintai Navia. Aku hanya menikahinya demi kelancaran karierku. Aku bosan hidup miskin Mbun. Kau tahu sendiri seperti apa kehidupanku sebelumnya. Kita saling mencintai. Jadi aku mohon, menikahlah denganku."

Andai saja dulu Rama bilang seperti ini. Dan andai saja Rama belum beristri, Embun tak akan berfikir dua kali untuk menerima ajakan nikah Rama. Tapi sekarang, semua sudah berbeda, bahkan rasa cintanya untuk Rama, sudah berubah menjadi benci.

"Kamu bilang kamu masih sangat mencintaiku. Dan kamu ke Jakarta demi aku. Jadi apalagi yang kamu pikirkan, menikahlah denganku?" Rama terus mendesak.

Embun bingung terus didesak seperti itu. Tapi tiba-tiba, dia punya ide cemerlang.

"Ya, aku mau Ram."

Rama seketika tersenyum lebar mendengar jawaban Embun. Dia tak tahu saja jika Embun sudah punya rencana lain. Jika hari ini Navia masih memaafkan Rama, tapi tidak untuk yang selanjutnya. Dia akan mendatangkan Navia dihari itu. Istri mana yang masih mau memaafkan saat suaminya hendak menikahi wanita lain. Dia yakin saat itu juga, Navia pasti akan langsung minta cerai.

Maafkan aku Navia. Mungkin aku terlihat sangat kejam padamu. Tapi ini juga demi kebaikanmu. Rama tidak tulus mencintaimu, dia hanya memanfaatkanmu. Mungkin lebih baik memang kamu pisah dengannya.

Sementara didalam mobil, Nathan masih memperhatikan ponsel, menunggu kabar selanjutnya. Hingga sebuah pesan masuk dan langsung dia baca.

[ Embun setuju untuk menikah dengan Rama. Mereka akan menikah minggu depan. Sepertinya, mereka memang mantan kekasih saat di kampung ]

Nathan seketika langsung mengumpat. Dia bersumpah akan membalaskan sakit hati Navia pada dua orang tersebut.

Tiba-tiba, Nathan melihat Navia ada dihalaman cafe. Adiknya itu terlihat tergesa gesa hendak memasuki cafe. Buru-buru Nathan keluar dari mobil dan mencegah Navia masuk.

"Kak Nathan, Kakak ada disini?" Navia tampak terkejut.

"Ayo ikut Kakak," Nathan menarik lengan Navia menjauh dari pintu cafe.

"Lepasin Kak," Navia berusaha berontak. "Aku mau masuk. Aku harus kasih pelajaran pada pelakor itu."

"Jangan Navia," Nathan memelototi Navia tajam. Dia tak mau adiknya membuat keributan. Yang ada, nanti malah viral. Masih ada banyak cara untuk membalas mereka dengan cara yang lebih berkelas. "Ayo ikut Kakak." Dia lalu menarik Navia kedalam mobil. Dan disana, tangis Navia langsung pecah. Wanita itu tersedu-sedu sambil memeluk sang kakak.

"Sudahlah, jangan tangisi bajingan itu." Nathan mengusap rambut dan punggung Navia pelan.

"Aku harus masuk Kak. Aku harus kasih pelajaran pada pelakor itu."

"Tidak Navia, tidak. Masih ada banyak cara membalas perbuatan mereka. Termasuk memecat keduanya dengan tidak hormat dari perusahaan. Lupakan bajingan itu. Segera urus perceraian kalian."

Mendengar kata cerai, Navia langsung menarik kepalanya dari dada Nathan. "Enggak, aku gak mau bercerai," Navia menggeleng cepat.

"Kau jangan naif Navia. Rama itu bajingan. Asal kamu tahu, didalam sana," Nathan menunjuk kearah cafe. "Mereka tengah merencanakan pernikahan dibelakangmu."

Navia langsung menutup mulutnya yang menganga dengan telapak tangan. Tangisnya makin pecah.

"Kakak tidak mau tahu. Kamu harus segera bercerai dengan Rama," tekan Nathan.

Lagi-lagi Navia menggeleng, membuat Nathan makin frustasi. Memang apa kelebihan Rama, sampai sampai Navia tak mau bercerai dengannya?

"Aku sangat mencintai Mas Rama, Kak. Aku tak mau pisah dengannya. Pelakor itu adalah mantan kekasih Mas Rama. Dia belum bisa move on dari Mas Rama, makanya dia terus menggodanya. Kakak hanya perlu memisahkan mereka, bukan malah memisahkanku dengan Mas Rama."

Nathan memukul mukul kepalanya sendiri dengan telapak tangannya yang mengepal. Navia sungguh membuatnya frustasi. Kenapa adiknya bisa jadi senaif ini hanya gara gara cinta.

"Kakak bisa memisahkan mereka, tapi tak ada jaminan Rama tidak akan selingkuh dengan lainnya. Jadi pilihan yang paling tepat adalah bercerai dari Rama."

"TIDAK!" pekik Navia histeris. "Aku tak mau pisah denganya. Aku tak mau anakku lahir tanpa ayah." Navia menunduk sambil mengusap perutnya.

"Ka-kamu hamil?"

Navia mengangguk sambil berderai air mata. "Pisahkan mereka bagaimanapun caranya Kak. Jangan sampai mereka menikah, aku mohon," Navia menggenggam kedua tangan Nathan.

1
Chita Hasan
alur cerita yang bagus dan menarik.. sukses buat kamu author 😊
Capricorn 🦄
keren
Ismi Anah
aku suka karakter cowok yg gak asal celap celup.keren...aku suka novelmu.
Febri Na
Luar biasa
Nur Alimi
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Elizabeth Zulfa
siiihh.... dia zg bocorin kok mlah nyalahin embun..
Yuni Harti
Luar biasa
Elizabeth Zulfa
niat godain doang mlah kesampaian bneran 🤣🤣🤣
Fitri Ani
Kecewa
Fitri Ani
Buruk
Erna Sudiastuti
Luar biasa
𝒮🍄⃞⃟Mѕυzу​​​᭄
...
Akmal Azzam
Lumayan
Akmal Azzam
Kecewa
kirei ardilla
kaya dl aku hamil ga tau, tapi bos yg 1 gedung sama aku bilang aku lagi hamil. aku hanya balas senyum dan candaan ky biasa dalam hati ga ambil hati serta pusing. eh ternyata tebakannya benar, aku udah hamil 16minggu pas di periksa/Chuckle//Facepalm//Facepalm/
Inaherlinasofia
klo terlalu stress/terlalu ke capean bisa aja keluar flek mbun
Inaherlinasofia
mungkin aja iya karena klo ortu suka lihat dari aura nya
Asyatun 1
keren thoor
UTIEE
cerita manis.. gka terlalu panjung
Inaherlinasofia
hadeuuuhhh kamu klo gitu sama kaya suami kamu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!