andita shena putri terlibat pernikahan rahasia bersama Kairo darel handro di usia mereka yang smaa sama baru menginjak 17 tahun , mereka sama sama memiliki pasangan, bagaimanakah cara mereka mengatasi ikatan pernikahan ini, haruskah mereka mengakhirinya, atau kah mempertahankannya, yuk mampir kalau mau tahu😍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mulianah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 29
shena mengayuhkan sepedanya dengan senyum yang tak pernah luntur, sehari berpisah dari darel membuat shena merindukan sosok yang selalu membuat nya kesal, sedih, tertawa, bahkan selalu ada di pikirannya, jalan terasa sepi di sore weekend ini, angin terus berterbangan ke wajah shena mengibaskan rambut hitam panjang shena , wajah cantik nya berbinar seperti di terangi cahaya, shena tak sabar bertemu dengan darel , dia sudah sampai di apartemen darel ia membuka kunci pin, pintu terbuka, shena masuk dengan tersenyum, senyumnya semakin luntur ketika tidak melihat darel di apartemen
"dia kemana, apa dia lagi belanja" kata shena membuka kulkas yang masih penuh dengan makanan dan sayur, daging mentah "tapi kulkas masih penuh, snack juga masih banyak" shena membuka lemari penyimpanan cemilan
"dia kemana sih, ngak kangen apa ama gue" shena kesal , ia menjatuhkan tubuhnya di sofa menunggu darel dengan menonton TV
jam menunjukkan jam 8 shena baru saja selsai melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslimah "kok belum pulang ya" kata shena khawatir, suara pintu apartemen dibuka, shena berlari menuju pintu tanpa melepas mukenahnya "dareeeel" serunya menerangkan kedua tangan memeluk sosok yang ia cari dari tadi.
"shena, gue kira lo masih di rumah Reni" tanya darel di pelukan shena, shena mendongak"darel, lo ngak kangen sama gue apa!! " kata shena cemberut melepas pelukannya, darel takut shena marah dia memeluknya dari belakang "gue jelas kangen, dong sama lo" kata darel menaruh dagunya di ceruk leher shena yang masih terbalut mukenah, shena berbalik "habis dari mana, kok baru pulang" tanya shena, darel terdiam beberapa saat "gue habis dari rumah leo " katanya dengan senyuman di wajah tampannya "ooooh" kata shena menarik darel
"kamu udah sholat belum" tanya shena masi dengan mengandeng darel
"udah tadi di jalan, oh ya ini aku bawain martabak lo suka" tanya darel mengangkat kresek yang berisi kotak martabak
Shena tersenyum dan mengangguk"gue pasti suka dong" kata shena
"ya udah, lo ganti lepas dulu tu mukenahnya, gue siapin martabaknya dulu" kata darel pergi ke dapur, shena pergi ke kamar menaruh mukenahnya
"udah siap, ayo kita makan" kata shena dengan tidak sabar
"ngak deh, gue udah kenyang tadi di suruh makan banyak sama bunda leo" kata darel mengelus perutnya yang buncit
"oooh" shena sedikit merasakan sedih, padahal dia menahan rasa laparnya agar bisa makan bersama, darel yang melihat itu mengambil potongan martabaknya " besok aja ya, kita makan barengnya, sini gue suapin" kata darel, shena membuka mulutnya dan ia paksakan untuk tersenyum
Sejak shena di culik, kedekatan mereka kini bukan lagi sebagai teman melainkan sesuatu yang lebih istimewa, dan darel juga selalu bersikap manis dan perhatian
shena sudah kenyang, dia menghabiskan satu kotak martabak, darel berdiri hendak ke kamarnya untuk tidur "darel gue tidur di kamar lo yah" kata shena memelas, darel terkejut dengan permintaan shena, bukannya ia tidak mengizinkan shena tidur di kamarnya, masalahnya ia takut kebablasan apalagi mereka masih kelas 2 ia takut shena hamil nantinya
"ya udah lo, bisa tidur di kamar gue, nanti gue tidur di sofa" kata darel menuju ke sofa, tapi bukan itu yang di maksud shena
" darel bukan itu maksud gue, emmm anu itu, kitaaaaa"shena menggantung ucapannya, darel menoleh ke arahnya dengan ekspresi bingung
"maksud lo apa?? " tanya darel
Shena menarik nafasnya dalam dalam lalu menghembuskan nafasnya pelan untuk menghilangkan rasa gugupnya "gueee, eemm gueee, gue mau tidur bareng lo sekamar!! " ucapnya dengan mata tertutup tak sanggup melihat wajah darel
Darel merasa kikuk melihat sikap shena " yakin? " tanya darel memastikan, shena membuka matanya dan mengangguk
Darel dan shena tidur dengan kasur yang sama mereka saling membelakangi, shena semakin gugup apalagi darel di dekatnya meski ada penghalang bantal guling di antara mereka "darel kayaknya gue udah mulai cinta deh sama lo, lo mau ngak janji sama gue kalau pernikahan kita bisa sampai tua,dan lo harus percaya kita emang di takdirkan bersama darel,lo gimana lo juga cinta sama gue " kata shena masih membelakangi darel, hening tak ada jawaban "darel kok diem, lo udah tidur, rel, darel" kata shena berbalik melihat darel apakah sudah tidur, ternyata darel sudah tidur, shena menghela nafas kasar, ia pun tidur, tak lama shena terlelap, mata darel terbuka ia hanya diam
"gue ngak tahu shena, apakah gue benar benar mencintai lo apa ngak, gue sendiri masih ragu sama perasaan gue, gue bahkan selalu menghawatirkan perempuan lain, entah itu rasa kasihan, empati atau kah cinta, aku belum pernah jatuh cinta bahkan aku, tak tahu apa itu cinta?? pernikahan kita,gue ngak yakin apakah kokoh, atau rapuh dan mudah hancur karena aku yang tak tahu perasaan aku sendiri" batin darel
malam terasa sunyi karena semua penghuni bumi, sedang dalam mimpi, malam yang indah dengan bulan yang terang, matahari muncul dengan pelan, tapi bukan terus menanti kedatangan matahari, semakin matahari kejar, bukan semakin jauh hingga tenggelam, di rumah sakit Louisiana, gadis itu di bersihkan dengan pelayan yang di suruh oleh daddy mereka, mereka saat ini sudah bugil, tapi banyak luka di badan mereka, pelayan yang membersihkan mereka dengan handuk basah kecil meringis melihat luka luka itu, selang infus yang melekat pada tangan mereka ,pelayan itu menyelesaikan tugasnya, kini Naura dan Laura kembali menggunakan seragam pasien rumah sakit, meski penuh luka, kecantikan mereka tak pernah luntur, mata mereka kosong menatap kedepan
di luar ruangan para pelayan yang bertugas menangis tanpa suara, meski perlakuan kedua nona kecilnya itu kasar dan angkuh, tak di pungkiri ia sangat menyayanginya, bahkan ia sudah menganggap putrinya sendiri karena merawat mereka dari kecil, mereka tak habis pikir dengan keluarga Louis, padahal mereka bisa membeli wanita yang mejajak badanya, kenapa harus dengan keturunan sendiri, apakah ini sebuah tradisi di keluarga itu agar menjadi kaya
di sekolah
di kelas 11 IPA
Buk heso sedang mengajar bahasa Inggris semua murid memperhatikan selsai mengajar, buk heso siap buat absen tapi Naura tidak di sebut
"maaf Bu, Naura ngak masuk" seorang siswi mengangkat tangan, buk heso memandang siswi itu "Naura libur 3 bulan, karena sakit " ucap buk heso cuek
darel memandang leo, yang biasa biasa saja, tapi murid lain bisik bisik, Naura sakit apa, tapi tak ada yang berani bertanya, apalagi ibuk heso tidak suka murid yang cerewet dalam segala hal
Kepala sekolah memanggil semua guru ke ruang rapat " kepada semua bapak ibu guru segera ke ruang rapat ini masalah darurat silahkan keruang rapat" suara pak kepala
Ibuk heso dan guru lainnya keluar ruang berbarengan dan dengan segera mereka ke ruang rapat
"kayaknya kita dalam masalah karena keluarga Louis" kata salah satu guru bahasa Mandarin
Semangat nulisnya ❤️❤️❤️