NovelToon NovelToon
Anhe : Teratai Air Yang Damai

Anhe : Teratai Air Yang Damai

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Sri Wulandari

Anhe gadis yang telah di besarkan dalam lingkaran kegelapan. Hanya mengerti akan pembunuhan, membantai tanpa henti, tugas mematikan yang siap datang setiap waktu. Tanpa di duga gadis itu terbunuh saat menghadapi musuh besarnya. Dia bangkit kembali menjadi seorang gadis muda yang masih berusia lima belas tahun. Gadis dengan tubuh lemah, sakit-sakitan dan terbuang.
Anhe terlahir kembali sebagai putri kelima orang yang hampir dia bunuh. Di menit terakhir Tuan besarnya meminta untuk mundur dan pembunuhan di hentikan. Sehingga keluarga itu selamat dari pembantaian. Dan kini dia harus menjadi salah satu dari Putri perdana menteri pertahanan itu sendiri. Terjerat dalam skema keluarga besarnya bahkan keluarga kerajaan yang saling bertentangan.
Gadis pembunuh itu kini harus siap menghadapi perubahan besar dalam hidupnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lebih seperti adik perempuan

"Aku akan tidur di lantai. Kamu bisa tidur di atas tempat tidur." Li Anhe membuka lemari mencari alas untuk ia gunakan tidur di lantai. "Kamu tahu dimana alasnya? Atau selimut baru juga tidak masalah." Gadis itu masih belum dapat menemukannya.

Raja kecil Ying bangkit dari tempat duduknya berjalan mendekat kearah istrinya. Dia membuka lemari kecil di samping lemari besar yang telah dibuka istrinya. "Ada di sini." Dia mengambil selimut lain. "Biar aku saja yang tidur di lantai. Kamu bisa tidur diatas tempat tidur."

Li Anhe mengambil selimut dari tangan suaminya. "Tidak masalah. Kamu yang harusnya butuh tempat lebih nyaman dan hangat. Aku bisa tidur dimana saja. Alasnya?" menatap kearah suaminya.

Pria muda itu membuka lemari kecil lainnya. Mengambil alas yang di maksudkan. "Kamu yakin bisa tidur dilantai?"

"Iya." Li Anhe hampir saja mengeluarkan belati kecil di pinggangnya saat tangan lembut menyentuh pergelangan tangannya. Dia menghindar, "Apa yang kamu lakukan?"

Raja kecil Ying menarik tangan istrinya menuju ke tempat tidur. "Biar aku saja yang tidur di lantai."

Gadis itu menatap tidak tega. Dia melepaskan sepatunya masuk lebih dalam. "Kamu bisa tidur di samping ku. Musim dingin seperti ini lantai tidak akan bisa membuat mu istirahat dengan tenang." Melirik sebentar lalu menatap langit-langit kamar. "Lagi pula tubuh mu juga tidak mungkin melakukan hal di luar batas."

Raja kecil Ying tersenyum tipis. Dia tidur di samping istrinya. Perasaan tidak nyaman itu memang terasa tapi rasa hangat menyertainya. Dia memejamkan kedua matanya saat baru menempatkan kepalanya dalam bantal selama sepuluh menit.

Li Anhe juga tidur dengan memiringkan tubuhnya membelakangi suaminya.

Saat pagi tiba, cahaya matahari menerobos masuk melalui cerah kecil di jendela. Gadis dengan balutan gaun pengantin itu mulai membuka kedua matanya. Dia terhentak pelan saat posisi tubuhnya sudah menindih pria di sampingnya. Kedua kakinya menekan kaki bawah suaminya. Dia bahkan memeluk tanpa enggan. Perlahan Li Anhe menarik tubuhnya berusaha untuk tidak membangunkan pria di sampingnya. Setelah tubuhnya terbebas, "Ceahh..." berdecak. 'Benar-benar tidak masuk akal.' Gumamnya di dalam hati. 'Untung dia masih tidur.'

Li Anhe turun dari tempat tidur berlari kearah kamar mandi.

Senyuman tipis terlihat di wajah Raja kecil Ying yang masih menutup kedua matanya.

Di dalam kamar mandi Li Anhe berendam selama kurang lebih setengah jam baru keluar menuju kamar. Pelayan Bi er sudah ada di dalam kamar menata keperluan Nyonya mudanya. Sedangkan suaminya telah pergi saat dia mandi. "Bi er, dia kemana?"

"Raja kecil menunggu di ruangan makan," saut pelayan Bi er.

Li Anhe pergi ke ruangan makan setelah selesai berbenah. Gaun berwana merah permata itu terlihat sangat indah di tubuhnya. Semua pelayan dan pengawal yang ada di kediaman selalu terpaku disaat melewati Nyonya muda mereka. Dia diarahkan seorang pelayan laki-laki menuju ke salah satu ruangan besar. Dia masuk melihat suaminya sudah duduk tenang dengan balutan jubah berbeda. "Suamiku." Memberikan hormatnya. Sebelum Li Anhe menikah dia sudah berusaha belajar tata krama dengan baik. Dia juga mengikuti setiap gerakan yang Neneknya lakukan. Sebagai wanita bangsawan yang anggun juga berwibawa.

Saat dia melangkah lebih dekat kearah kursi. Kakinya menginjak gaunnya sendiri. Untung saja tubuhnya cukup sigap menahan agar tidak terjatuh. Dia tersenyum canggung menatap suaminya.

Raja kecil Ying tertawa melihat kegugupan gadis muda di depannya. "Jika kamu tidak nyaman mengenakan gaun. Kamu bisa memakai pakaian sesuka mu disini. Asal sopan juga nyaman kamu kenakan."

Kedua mata Li Anhe menjadi cerah. "Benarkah?"

"Em. Lagi pula hanya kita berdua yang tinggal disini. Para pelayan dan pengawal juga tidak akan berani mengatakan apa pun." Raja kecil Ying menyiapkan mangkuk dan sumpit bersih untuk istrinya. Dia selalu tinggal seorang diri di dalam kedamaian yang mewah. Dan sekarang dia seperti menambah seorang adik perempuan disisinya. Pemikiran seperti ini menurutnya juga cukup baik. "Apa kamu memiliki pantangan?"

"Tidak. Aku bisa makan apa saja." Li Anhe duduk tegap menggerakkan tangannya perlahan mengambil tongseng daging kambing yang telah di sayat tipis-tipis. Setiap kunyahan yang dia lakukan membuatnya merasa tidak sabar ingin segera menelannya. 'Menjadi wanita bangsawan memang sangat merepotkan.' Dia bergumam dalam hati. "Aku sudah kenyang." Baru makan beberapa suap saja dia sudah berhenti.

Raja kecil Ying masih makan dengan perlahan. "Kamu yakin?" Melirik kearah gadis di depannya. "Disini kamu bisa menjadi dirimu sendiri. Jangan terpaku pada peraturan. Aku tidak menuntut banyak hal."

Gadis itu sudah menelan air liurnya. Dia menatap dengan senyuman baru melanjutkan makan. Li Anhe hampir menghabiskan semua makanan di atas meja. Dia menyenderkan tubuhnya di kursi karena merasa kenyang.

"Aku sudah menyiapkan semua kebutuhan untuk pergi ke rumah orangtua mu. Kita bisa berangkat sekarang." Raja kecil berusaha untuk bangkit perlahan. Tubuhnya terlihat sangat lemah. Li Anhe ikut membantu suaminya berjalan menuju kursi roda. Gadis itu mendorong kursi roda keluar dari ruangan menuju halaman depan.

Di luar sudah ada lima kereta membawa begitu banyak barang. Semua barang itu akan di bawa berkunjung ke kediaman Li.

"Perlahan aku akan membantu," ujar Li Anhe tanpa rasa enggan atau malu. Dia sangat sigap dalam menjaga suaminya. Di dalam hatinya hanya ada perasaan tidak tega melihat seseorang pria muda yang telah diambang kematiannya. Sejak hidup kembali kehangatan keluarga sudah merubah cara pandang gadis itu. Saat pijakan kaki suaminya hampir meleset. Li Anhe langsung menarik tubuh itu dalam pelukannya.

Semua orang terkejut. Bahkan pengawal pribadi Raja kecil yang baru saja datang juga terdiam menelan ludah di tenggorokannya.

"Aku akan menjaga mu." Li Anhe menggendong suaminya naik ke atas kereta.

Raja kecil Ying hampir melompat dalam gendongan istrinya. Dia tidak menyangka gadis kecil itu memiliki kekuatan yang besar ditubuhnya. Di dalam kereta dia diletakkan dengan sangat hati-hati seperti seorang bayi. "Istriku. Kamu cukup kuat."

Li Anhe duduk di depannya. "Hal kecil. Saat di desa aku sering ikut membajak sawah juga bertani. Kekuatan ku juga sedikit lebih besar setelah melakukan aktivitas berat."

Pria muda itu sudah tidak tahu harus mengatakan apa. Baru kali ini ada gadis muda menggendong suaminya masuk ke dalam kereta dilihat semua orang. Tawa kecil terlintas di wajahnya.

Kereta melaju di ikuti para penjaga juga pelayan laki-laki. Pelayan Bi er menjadi satu-satunya pelayan wanita. Pengawal pribadi Raja kecil menjadi kusir untuk menjaga keamanan dalam jangkauan yang lebih dekat.

Sesampainya di depan kediaman Li. Li Anhe mendengar kearah suaminya. Raja kecil Ying bersiaga, "Bantu aku berjalan saja."

"Apa kamu malu?"

Raja kecil Ying menjawab dengan gugup. "Ada lebih banyak orang disini. Aku,"

Belum sempat mengatakan keinginannya tubuhnya sudah di tarik kedalam gendongan istrinya. Gadis itu keluar dari kereta sembari menggendong suaminya. Dia perlahan turun dan menempatkan suaminya di kursi roda di saksikan semua orang yang ada diluar.

1
Cha Sumuk
belum bls dendam ke BP nya kok mlh dah pergi ga menarik ah cerita nya
Sri wulandari: Cerita tidak sepenuhnya jalan dalam satu tempat yang sama.
Sri wulandari: Saya membuat cerita bukan menyesuaikan keinginan pembaca. Tapi untuk menyalurkan hobi. Jadi suka atau tidaknya anda dengan cerita ini itu tidak ada kaitannya dengan saya.
total 2 replies
Etty Rohaeti
lanjut
Rafly Aiman Syah
ku menunggu
Rafly Aiman Syah
author ku menunggu lanjutan cerita ini ya.
semangat dan sehat selalu
Sri wulandari: Sudah saya up kk. Masih dalam peninjauan. Sabar ya😊❤️
total 1 replies
Rafly Aiman Syah
cerita yg menarik dan alur yg tidak bertele-tele
Rafly Aiman Syah
thor terimakasih untuk cerita yg menarik.
semangat terus dan bisa menciptakan banyak karya terbaik kedepan nya
Rafly Aiman Syah: sama² thor
Sri wulandari: Terima kasih atas dukungannya kk.😊❤️
total 2 replies
Etty Rohaeti
lanjut
Etty Rohaeti
lanjut Thor
Etty Rohaeti
lanjut
Etty Rohaeti
terima kasih Thor
lanjut
Sri wulandari: siap.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!