Menikah politik dengan seorang Kaisar yang sangat bejat, membuat sosok Mattias Glory Lattish memutuskan untuk mengkudeta suaminya sendiri dan membebaskan rakyat dari kemiskinan yang mengakibatkan mereka putus asa di setiap hembusan nafas mereka.
Namun semuanya tak seperti yang dibayangkan Glory, tak semudah kata yang diucapkan. Semuanya sungguh sulit, karena kuasa Kaisar yang bersifat mutlak, membuat Glory harus melihat bagaimana darah mengalir tanpa henti dari orang-orang yang membelanya.
Berbagai percobaan pembunuhan dan siksaan berat terus dilalui Glory, membuat semangatnya terkadang luntur dan ingin menyerah. Bahkan membuat tekadnya yang berkobar melemah, dan menjadikannya sebagai sosok Permaisuri yang hancur.
Namun sebuah kabar menggetarkan Kekaisaran, saat sang Kakak Kaisar yang merupakan 'takdir Riyue' kembali dari wilayah Utara Kekaisaran. Akankah rencana Glory berhasil?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rzone, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16 Komandan Latvan
“Yang Mulia, anda berbicara apa?” Tanya salah satu Ksatria yang sedikit mendengar gerutuan Glory itu.
“Ini bukan batu penyerap mana, tapi batu wasiat.” Ucap Glory meyakinkan, dia menjentikkan jarinya dan mereka langsung menghilang dan berpindah tempat di kamar Glory detik itu juga.
Semua orang terkejut, Glory terkekeh dan menggelengkan kepalanya. Dia melihat para Ksatria yang entah dari mana asalnya mereka hingga ingin membantu Glory secara diam-diam itu.
“Apa anda sungguh tidak apa-apa?” Tanya Ksatria Dark Dragon lagi, dia masih belum percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Glory kembali menjentikkan jarinya dan kembali berpindah ke tempat semula.
“Itu semudah membalikan menjentikkan jari bagiku, mainan seperti ini bukan sesuatu yang besar.” Glory menekan batu wasiat itu dengan ujung jarinya.
“Lalu apa yang baru saja terjadi?” Tanya salah satu Ksatria tersebut dengan suasana yang berubah tenang.
“Aku ingin memperlihatkan bagaimana aku tersiksa saat ini, biarkan saja mereka berpikir bila aku terluka. Kalian juga ambilah satu buah benda yang aku sembunyikan di balik mangkuk di dapur istanaku, disana ada benda untuk dapat melindungi Ibu Kota Riyue dari serangan para mahluk aneh. Pelindung yang terdapat di Istana nyatanya sudah jebol dari puluhan tahun lalu.” Ucap Glory menerangkan, para Ksatria itu tertegun mendengarnya.
“Aku dengar, kalian bawahan seorang Duke. Duke mana yang kalian maksud?” Tanya lagi Glory yang juga ingin tahu sosok di balik mereka ini.
“Kami dari Guild Dark Dragon, kami di panggil sebagai Kesatria Dark Dragon. Tuan kami adalah Duke dari Altair, beliau memerintahkan kami untuk melindungi anda.” Ucapnya dengan lantang.
“Oh, jadi Kaelus sudah berhasil kembali ya?” Tanya Glory tersenyum lembut, dia bahagia.
“Kembali? Tidak Yang Mulia, beliau masih belum di ketemukan.” Ucap salah satu Ksatria Dark Dragon. Saat mereka mendapat perintah dari Oskandor untuk membunuh Kaelus, mereka yang hendak membantu Tuan mereka mendapati bila Kaelus menghilang dimakan sebuah cahaya aneh di depan mata mereka.
“Baiklah, jadi kalian ini bawahnya Kaelus bukan?” Tanya lagi Glory dengan wajah yang sangat serius.
“Benar Yang Mulia,” Jawab salah satu dari mereka, dengan wajah yang tak kalah serius.
Glory menatap mereka semua satu persatu dan akhirnya dia menganggukkan kepalanya tanda dia sudah mengerti apa yang baru saja terjadi.
"Coba jelaskan sekali lagi sebenarnya siapa lagi selain Kaelus, siapa lagi pemimpin kalian?" tanya Glory dengan wajah yang cukup serius karena dia tak ingin mengambil resiko yang tinggi.
"kami saat ini dipimpin oleh wakil pemimpin kami yaitu Komandan Latvan." Jawab salah satu Kesatria di sana yang menjelaskan bilamana setelah Kaelus menghilang mereka dipimpin oleh wakil Komandan mereka yang bernama Latvan.
"begitu ya? Lalu bagaimana bila mereka melakukan perselisihan pada siapa kalian akan mengabadikan diri?" Tanya lagi Glory yang saat ini sudah mulai memasuki babak di mana dia akan memilih siapa yang akan menjadi orangnya.
"Rasanya tidak mungkin mereka melakukan perselisihan, bila itu sampai terjadi tentu saja kami akan tetap berada di bawah panji pemimpin kami yaitu Duke Altair." jawab mereka dengan sangat berani, toh rasanya tidak mungkin bila mereka berdua melakukan perselisihan.
"Bagaimana kalian bisa sepercaya diri itu, bila itu benar terjadi apa yang akan kalian lakukan?" Glory kembali mendesak mereka dia sebenarnya ingin tahu siapa sosok Komandan Latvan itu sebenarnya.
"Yang Mulia anda tidak perlu mencemaskan kesetiaan kami terhadap Duke Altair, kami pasti akan selalu melindungi anda dengan darah dan nyawa kami." Mereka masih belum mengerti apa yang dimaksud oleh Glory.
"Hah! Ya sudahlah kalian pergi saja sekarang jangan menggangguku tahu! Pokoknya saat ini aku sedang disekap mengerti kalian! Pura-pura saja tidak melihat apapun dan keluarlah!" Perintah Glory kepada para Ksatria itu yang ternyata mereka masih belum mengerti apa yang dimaksud perkataan Glory sebelumnya.
"T-tapi permaisuri saat ini Anda tengah dalam bahaya." Panik salah satu Kesatria di sana yang merasa bila Glory saat ini tengah dalam bahaya.
"Kau jangan cemas aku baik-baik saja sekarang kalian keluarlah!" Uang lagi Glory mengusir mereka semua dari ruangan tersebut.
Masih dalam perasaan yang was-was, pada akhirnya para Ksatria itu meninggalkan ruangan Glory dan membiarkan Glory melanjutkan aktingnya yang tertunda. Glory kembali termenung Dark Dragon sebenarnya dipimpin oleh Kaelus, berarti semua yang terjadi di Istana ini atas kehendak pria itu sendiri.
Takdir yang tertulis dari Kuil Dewa, menyebutkan bila sang takdir Riyue adalah Kaelus dan itu berarti semua yang terjadi di Istana entah bagaimana atau status apa yang kini dia sandang seorang takdir yang sudah terpilih tetap akan menjadi pemimpin.
Ingatan Glory kembali pada beberapa tahun lalu, di mana saat dirinya tengah berada di Akademi Kekaisaran dia dan Kaelus memang pernah bercengkrama mengenai tentang nama Dark Dragon dan mungkin dari sanalah Kaelus membentuk Guild Dark Dragon tersebut.
Entah itu keberuntungan atau memang kesialan, Glory berada dan memiliki dua guild hebat sekaligus, yang mendukungnya dari belakang. Pertama Guild Evil yang dimilikinya sendiri, sedangkan yang kedua adalah Guild Dark Drago yang dipimpin oleh Kaelus. Kini kemenangan seolah sudah menanti Glory di depan mata.
"Aku tak akan mengecewakan kalian!" Tegas Glory dalam bibir dan hatinya berkata bersamaan.
Kini kepala Glory mulai dipenuhi berbagai rencana yang dia susun ulang matang-matang, pertama dia harus menghancurkan orang-orang yang sudah membuat Kekaisaran tersebut menjadi hancur dan yang kedua dia harus menghancurkan Pemimpin mereka dengan tangannya sendiri.
Glory sangat tahu bila semua itu tidaklah mudah dilakukan seorang diri, namun saat ini dia sudah mendapatkan banyak dukungan baik dari luar maupun dari dalam Kekaisaran. Tak perlu mendapatkan dukungan dari para bangsawan atau dari para Ksatria yang berada di dalam Istana saat ini kekuasaan Glory seolah telah lebih kuat dari keduanya.
Glory mengepalkan kuat-kuat tangannya yang dipenuhi oleh tekad yang kuat. Namun perasaannya mulai merasa was-was saat dia kembali tak merasakan keberadaan sosok Kaelus. Mungkinkah perasaannya sebelumnya hanya ilusi semata? Namun dia begitu yakin akan perasaannya sendiri, karena ikatan darah yang pernah dia bentuk dan Kaelus masih terbentuk sampai saat ini. Jadi, rasanya tidak mungkin bila perasaannya itu salah.
Glory terperanjat dari lamunannya saat dia kembali merasakan langkah kaki yang teratur namun juga sangat tegas. Dia sangat tahu siapa pemilik dari langkah kaki itu, Glory kembali berbaring di tempatnya semula dan menempatkan batu wasiat itu di tempat semulanya.
"Glory, sial sekali nasibmu saat ini." Ucap seorang pria sambil bersiul dengan sangat bangganya.
kami masih menunggu kelanjutan ceritanya. semangat ya 💪💪🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
kami tunggu updatenya
semangat