NovelToon NovelToon
Satu Cinta Dua Hati

Satu Cinta Dua Hati

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Single Mom / Anak Kembar / Mengubah Takdir / Kehidupan di Kantor / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:6k
Nilai: 5
Nama Author: Violetta Gloretha

Semuanya telah benar-benar berubah ketika mantan kekasih suami tiba-tiba kembali. Dan Elmira Revalina berpikir jika berita kehamilannya akan dapat memperbaiki hubungannya dengan suaminya— Kevin Evando Delwyn

Namun, sebelum Elmira dapat memberitahukan kabar baik itu, mantan kekasih suami— Daisy Liana muncul kembali dan mengubah kehidupan rumah tangga Elmira. Rasanya seperti memulai sebuah hubungan dari awal lagi.



Dan karena itu, Kevin tiba-tiba menjauh dan hubungan mereka memiliki jarak. Perhatian Kevin saat ini tertuju pada wanita yang selalu dicintainya.


Elmira harus dihadapkan pada kenyataan bahwa Kevin tidak akan pernah mencintainya. Dia adalah orang ketiga dalam pernikahannya sendiri dan dia merasa lelah.

Mengandalkan satu-satunya hal yang bisa membebaskannya, Elmira meminta Kevin untuk menceraikannya, tetapi anehnya pria itu menolak karena tidak ingin membiarkan Elmira pergi, sedangkan pria itu sendiri membuat kisah yang berbeda.



Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violetta Gloretha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

25

    "Bisakah kamu berhenti menggangguku? Sangat menyebalkan!." Kata bicara Davina yang terdengar dingin masih terngiang-ngiang dalam benak Kevin seperti sebuah kaset rusak.

    Sikap Davina membuat Kevin merasa bingung setelah mati. Dia tidak bisa melupakan wanita itu. Ini hal baru baginya, lagipula Kevin sudah terbiasa dengan wanita yang mendekatinya dan tidak ada yang berani menolak dirinya. Kecuali Davina Grizelle Ardonio.

    Kevin menghela napas panjangnya dan memutar cairan berwarna kuning bening yang berada didalam gelasnya. Ia duduk di kursi sofa klub miliknya sembari mendengarkan alunan musik lembut mengalun di latar belakang.

    Setelah panggilan teleponnya dengan Davina terputus, perasaan Kevin menjadi dalam suasana hati yang buruk dan butuh minuman untuk menenangkan dirinya.

    " Putri Edwar itu sangat sombong, kita perlu membuat dia sadar dimana tempat yang sesuai untuknya."

    Pendengaran Kevin menajam ketika mendengar hal itu. Ia mengernyitkan dahinya ketika menoleh untuk melihat ke sisi kanan. Beberapa pria tua sedang bermain biliar sementara yang lain duduk di sofa kulit berbentuk L, menghisap cerutu dan minum wiski mahal.

    "Putri Edwar? Apakah mereka sedang membicarakan Davina?." Kevin bermonolog.

    "Tuan Albert, saya sangat menyesal karena anda harus menanggung perlakuan seperti itu darinya. Beraninya dia memperlakukan putra anda seperti itu? Putra anda yang seharusnya menjadi CEO, bukan wanita manja seperti dia!." Kata salah satu dari mereka..

   

    Kevin menyipitkan matanya. "Albert Brave, bukankah dia pemegang saham utama di perusahaan Ardonio? Mereka benar-benar sedang membicarakan Davina." Monolognya sembari memperhatikan pembicaraan mereka.

    "Hahaha! Jangan khawatir tentang itu. Dia sedang dalam perjalanan untuk mengundurkan diri dari jabatannya. Hanya masalah waktu sebelum dia menyerah. Pengiriman yang jika hilang dapat membuat kerugian mencapai jutaan dollar akan membuat dia bertanggung jawab." Kata Albert dengan nada merendahkan.

    "Hah! Wanita yang bodoh! Dia tidak tahu apa yang akan terjadi padanya. Satu-satunya yang harus di salahkan adalah Edwar Ardonio. Bagaimana mungkin dia membiarkan putrinya mewarisi perusahaan? Itu tugas Pria!."

    "Kau benak, Tn Jackson. Jika Lewis mendapatkan jabatan itu, kita akan mendapatkan lebih banyak keuntungan. Kita harus mengusir wanita bodoh itu. Bukan salah kita kalau Edwar tidak cukup jantan untuk memiliki pewaris seorang anak laki-laki!."

    Ketika Kevin mendengarkan percakapan itu, ia tidak dapat menahan amarah yang meluap didalam dirinya. Tatapan matanya menjadi dingin dan ia mengepalkan tangannya. "Berani sekali mereka membicarakan Davina seperti itu?."

  Kevin ingin mendekati mereka dan menghajar mereka berdua, tetapi ia harus berusaha menahan diri untuk tidak melakukannya. Tindakannya bisa membuat Davina semakin berada dalam bahaya dan ia juga ingin mendengarkan lebih banyak tentang apa yang akan mereka rencanakan.

    Perasaan protektif menyergap diri Kevin, ia tidak akan membiarkan siapa pun menyakiti Davina, tidak akan pernah! Kevin tidak tahu mengapa, tetapi dirinya ingin melindungi Davina dengan segenap hatinya.

   

    Dunia bisnis itu sangat kejam dan Davina tampaknya menjadi target dari konspirasi besar dalam perusahaan ayahnya sendiri. Orang-orang itu akan melakukan apa saja untuk mendapatkan posisi Davina.

    "Wanita bodoh itu berjanji akan menemukan kiriman yang hilang dalam waktu 2 hari, tapi itu tidak akan terjadi. Yang kita dapatkan setelah dua hari adalah surat pengunduran dirinya." Kata seseorang.

    Bisik-bisik tanda setuju menggema di seluruh ruangan, diikuti suara tawa.

    "Aku tidak sabar untuk melihat wajahnya ketika dia akhirnya tau dimana posisinya yang sebenarnya." Kata Albert. "Aku benci ketika dia tersenyum dengan bangga dan percaya diri."

    "Bagaimana dia berencana menemukan kiriman itu? Daerah itu dikatakan paling berbahaya, itu sebabnya kita memiliki anak buah terkuat yang bekerja di sana." Kata seseorang.

    "Itulah rencananya. Kalau terjadi sesuatu padanya, posisi itu akan kosong dan siap untuk seseorang yang layak seperti putra dari Tn Albert... yaitu Lewis." Kata salah satu pria.

    "Tapi... bagaimana kalau dia benar-benar bisa menemukan kiriman itu dalam waktu dua hari?." Tanya seseorang dari mereka.

    "Oh ayolah, apa yang bisa di lakukan oleh wanita seperti dia sendirian? Mustahil baginya untuk menemukan kiriman itu dalam waktu dua hari, apalagi kalau tidak ada yang menolongnya, siapa pun yang dia mintai pertolongan akan menolak apalagi setelah mendengar kalau waktunya hanya dua hari."

    "Haha! Kau benar sekali."

    Para pria itu tertawa dan mengetukkan gelas mereka untuk merayakan kemenangan yang telah mereka ramalkan.

    "Andai saja dia patuh." Ejek pria lain. "Menjadi CEO langsung membuatnya pusing. Apa rencananya, Tn Albert?."

    "Ketika dia gagal menemukan kiriman itu dan meminta lebih banyak waktu, kalian harus mengusulkan kalau Lewis yang akan mencarinya... putra ku akan mencarinya dalam waktu satu jam dan kemudian, kita bisa memilih Lewis menjadi CEO." Kata Albert, mengumumkan rencana berikutnya.

    "Hahaha... aku suka rencana ini. Ayo kita tunjukan pada putri Edwar bahwa dunia bisnis bukan tempat untuk gadis kecil seperti dia. Mungkin dia nanti bisa merayu Lewis dan memohon agar pria itu mau menikahinya, lalu dia bisa menjadi istri CEO."

    "Hahahaha!."

    Kevin menggertakkan giginya dan perasaan khawatir merayapi dirinya. Ia teringat bagaimana suara dingin Davina ketika mengangkat telepon darinya tadi. Wanita itu tampak sedang terburu-buru.

    Kevin beranjak dari tempat duduknya dan pergi ke ruangan khususnya yang berada di klub miliknya untuk menghubungi Davina.

    Namun, Davina tidak mengangkat panggilan telepon dari Kevin, membuat pria itu mengernyitkan dahinya. "Apakah sesuatu terjadi pada Davina?."

    Sebuah pemikiran muncul di benaknya dan ia menggunakan telepon Klub untuk mencoba menghubungi Davina. Dan seperti yang Kevin harapkan, suara Davina menggema melalui pengeras suara telepon.

    

    Sepertinya wanita itu sengaja mengambil panggilan telepon dari Kevin.

    Kevin hendak memperingati Davina, tetapi ia mendengar suara-suara asing dari seberang, hingga membuat Kevin merasa khawatir. "Davina, kamu di mana?."

    "Apa yang kamu- Ah!." Teriak Davina.

    "Davina, katakan ada apa?." Tanya Kevin ketika mendengar suara teriakan itu, jantungnya berdebar kencang, ia juga merasa seakan tidak dapat bernapas dengan benar. "Davina?."

    Kevin mendengar bunyi 'Bip' dan panggilan kemudian terputus. Ia mencoba kembali menghubungi nomor Davina, tetapi tidak di angkat. Ketika mencoba menghubungi untuk yang ke dua kalinya, panggilan di alihkan ke pesan suara.

    Perasaan yang sangat khawatir merayapi pikiran Kevin, ia merasa seperti ada sesuatu yang menganggu jiwanya.

Setelah mencoba menghubungi nomor telepon Davina beberapa kali, kekhawatiran Kevin semakin meningkat. Davina tiba-tiba berteriak dan ponselnya tiba-tiba berbunyi, sesuatu pasti telah terjadi padanya.

    "Tidak... aku harus segera menemukan Davina!" Kata Kevin pada dirinya sendiri.

    Ia kemudian memanggil asisten pribadinya— Bara dan kemudian memberikan instruksi.

    "Aku ingin kau melacak nomor Davina sekarang. Temukan keberadaan dia sekarang juga, entah bagaimana pun cara... aku tidak perduli!."

    Kevin bergegas keluar dari klubnya, jantung masih berdebar kencang ketika mengingat jeritan ketakutan Davina yang menggema di telinganya

    Membayangkan jika wanita itu mungkin tengah berada didalam bahaya, sungguh membuat Kevin tidak tahan untuk segera menyelamatkannya.

    *Jangan lupa tulis komentar kalian dan Ulasannya tentang Novel ini.

    Terima kasih sudah membaca

   

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!