Ana seorang pekerja keras yang memiliki tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan ibu dan kedua adiknya setelah kepergian ayah nya.
Hingga suatu hari dia menderita penyakit leukimia stadium akhir membuatnya hanya dapat bertahan selama 3 bulan saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim Sri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
Anna terdiam di sudut ruangan mencoba untuk tidak terlihat oleh siapapun saat dia sedang menangis. Anna menghapus air matanya dengan cepat saat Ryan memilih menghampirinya.
" mau minum Anna." tawar Ryan pada Anna.
" tidak, aku sudah ada." Anna mengangkat kaki gelas nya menunjukkannya pada ryan.
Ryan mengambil tempat duduk di samping Anna, Ryan memperhatikan wajah Anna yang menurutnya agak aneh seperti baru saja menangis karena beberapa riasannya sudah luntur. Ryan mendekatkan wajahnya untuk lebih memperhatikan wajah Anna.
" Anna kau baik- baik saja." tanya Ryan.
" iya aku baik-baik saja." ucap Anna.
" sepertinya tidak, kau habis menangis ya." ucap Ryan membuat Anna gugup.
" tidak, aku baik-baik saja jadi menjauh lah sedikit."ucap Anna mendorong dahi Ryan hingga berjarak sedikit.
"hahahah kau takut ketahuan salah tingkah saat ku tatap begitu kan." ucap Ryan bercanda.
" tidak,berhentilah merayu ku." ucap Anna kesal.
" hahahaha wajah marah mu ini manis sekali." ucap Ryan membuat Anna mendelik jengkel.
Mereka tidak hentinya saling beradu mulut dan sesekali mereka tertawa bahagia tanpa menyadari sedari tadi joan sudah memperhatikan mereka, matanya menatap tajam ke arah keduanya, tangannya mengepal tapi dia hanya bisa diam tanpa berbuat apa-apa.
musik klasik mengalun lembut mengiringi dansa Tiara dan joan, semua mata melihat ke arah kedua pasangan itu. Musik berganti beberapa pasangan lain mulai bergabung dengan pasangan Joan dan Tiara.
" mau ikut berdansa." tanya Ryan.
" aku tidak bisa, yang ada kaki mu akan terinjak oleh ku nanti." ucap Anna.
" tidak masalah kaki mu kan kecil, jadi tidak akan sakit." ucap Ryan.
" kalau sudah ku injak saja baru kau meringis." ucap Anna.
" hahahaha, tenang saja aku bisa atasi itu jadi ayo."
Ryan menarik tangan Anna ke tengah lantai dansa, Ryan meletakkan tangannya pada pinggul Anna sementara Anna meletakkan tangan nya pada bahu Ryan, joan memperhatikan keduanya matanya ber sitatap dengan Anna yang memutus pandangan terlebih dahulu, musik mulai berubah cepat begitu juga dengan pasangan dansa yang berganti- ganti hingga anna mendaratkan tangannya pada bahu joan yang juga meletakkan tangannya pada pinggul Anna. Keduanya mulai menggerakkan tubuh mereka sesuai alunan musik yang mulai melambat, mata mereka saling menyelami manik masing-masing,seperti ada hal yang tidak dapat disampaikan antara keduanya.
" kau ternyata penari yang baik." ucap joan.
" tidak juga aku masih perlu belajar banyak." ucap Anna.
" tapi menurutku kau sudah lumayan." ucap joan.
" ya , karena aku sudah menginjak kaki Ryan beberapa kali sebelumnya." ucap Anna.
" hahahaha kuharap kakinya baik-baik saja." ucap joan.
" semoga saja." ucap Anna ikut tertawa.
" boleh aku bertanya." ucap joan.
" tentu saja." ucap Anna
" apa kau dan Ryan ada sesuatu." ucap joan.
" hanya hubungan sebatas saudara mungkin , aku menganggap nya seperti seorang kakak." ucap Anna.
" baguslah kalau begitu." gumam joan.
" bagus apa..." tanya Anna.
" tidak lupakan, hahhaha." ucap joan.
Musik berhenti, Anna melepas pegangannya pada joan dengan enggan joan melakukan hal yang sama. Anna memundurkan langkahnya dan Tiara langsung mengambil tempat nya dan menggandeng tangan joan di depan Anna.
" apa kau senang bisa berdekatan dengan tunangan ku." ucapnya sinis yang hanya didengar oleh ketiganya. Anna mendongakkan kepalanya melihat Tiara yang terlalu menghakimi nya.
" kembalilah ke tempat dimana kau sepantasnya berada." ucap Tiara.
" Tiara apa yang kau katakan ." bisik joan.
"pergilah." mendengar perkataan Tiara tanpa membalas apapun Anna langsung beranjak pergi.
" kau keterlaluan Tiara, tidak perlu sampai seperti itu." ucap joan melepas kan tangan keduanya.
Kini Anna sedang menunggu ojek pesanannya untuk datang menjemput. Ryan mengehentikan motornya.
" Anna mau ikut pulang tidak." ucap Ryan
" tidak usah kak, sebentar lagi ojek pesananku datang." ucapnya.
Tak lama kemudian ojek pesanan Anna datang. Ryan langsung mengeluarkan uang dan membayar ongkos Anna.
" dia pulang dengan saya pak, ini ongkosnya." ucap Ryan.
" kak Ryan apaan sih." ucap Anna.
" apa ayo naik, nanti keburu larut."
Anna menaiki motor Ryan. joan menatap dari balkon hotel kepergian keduanya.
" apa dia yang ditakdirkan untuk mu Anna, andai aku lebih bebas dari ini, mungkin aku akan menemani mu." ucap joan.
Yeni tengah berbincang- bincang dengan beberapa teman sekolah nya.
" kalian kenal sama Susan nggak." ucap temannya.
" Susan, siapa itu." tanya Yeni.
" itu Lo, anak kelas sebelas MIPA satu." ucap temannya lagi.
" oh anak anggota DPR itu ya." ucap temannya yang lain.
" iya betul, katanya dia baru aja ngerayain sweet seventeen nya, acara nya kata nya sih meriah banget, orangtua nya baik tahu, dia bahkan bebas nentuin tema sampe semua acara itu dia yang buat sendiri. Kalau gue punya orangtua kayak orangtua sisan juga gue mah mau banget." ucap temannya.
" eh yen, ulang tahun kamu kalau nggak salah di bulan ini juga kan ya." ucap temannya.
" hmm iya berkisar dua Minggu lagi."ucap Yeni.
" kamu rayain lah biar kita bisa party kayak susan, cuma karena kita anak IPS kita malah nggak di undang, kalau MIPA punya Susan pastinya kita punya Yeni dong yang bakalan bikin pesta meriah iya nggak." ucap temannya.
' mbak Anna punya uang nggak ya, ah pasti punya dia nanti tinggal suruh ibu minta sama mbak Anna aja. Pasti ngasih kalau ibu yang minta.' batin Yeni.
" hmm iya deh, nanti aku bilangin mama aku dulu." ucap Yeni membuat teman- temannya senang.
" emang Yeni yang terbaik, nggak salah gaul kita sama yeni." ucap temannya. Sementara itu Yeni hanya bisa senyum-senyum mendengar pujian teman-temannya.
Yudha kini tengah dimarahi habis- habisan Sama ibunya setelah ia berhasil keluar dari penjara tadi pagi.
" lain kali nggak usah sok kerja kalau nggak benar kerjaannya, untung kamu nggak ada make makanya bisa lolos lebih cepat." marah ibunya.
" iya buk, lagian ibu sama Yeni juga senang dapat uang dari Yuda kemaren." ucap Yudha.
" ya itukan kemaren ibu pikir kerjaan kamu tuh bener, mana tahu ibu kalo kamu kerja nya ngedar sabu." ucap ibunya.
Yeni memasuki ruang tamu dan melempar tas sekolahnya pada sofa dan duduk di samping kakaknya.
" ibu minta mbak Anna kirim duit lagi dong, buat pesta ultah sweet seventeen nya Yeni." ucap Yeni Santai.
" kamu pikir gampang, apalagi baru-baru ini mbak mu ngajuin uang pinjaman ke bank. Jadi mana ada uang dia." ucap ibunya.
" yah ibu teman Yeni semua dah rayain buk, masa cuma Yeni Donga yang nggak." ucap Yeni.
" kasihan mbak mu kita mintai uang terus, emang kapan kamu ultah nya." ucap ibunya.
" dua Minggu lagi." ucap Yeni.
" yaudah tunggu dua Minggu lagi aja, nanti ibu minta sama mbak mu." ucap ibunya.
" ye.... sayang deh sama ibu." ucap Yeni mencium ibu nya.
Yeni dan Yudha pergi bersamaan ke kamar masing-masing. Ibu Anna melihat ke arah kalender bertepatan Minggu yang sama di bulan ini adalah ulang tahun putrinya Anna.
" padahal Anna juga bakalan ulang tahun dua hari setelah Yeni." ucap ibunya.
Anna turun dari motor Ryan, Anna mengembalikan helm nya pada Ryan.
" terima kasih kak sudah mau mengantar Anna pulang." ucap Anna.
" santai aja lah an." ucap Ryan.
Tiba- tiba penglihatan Anna buram dan kepalanya mulai pusing ia tidak lagi mendengar apa yang di katakan Ryan.Suara Ryan terasa samar-samar darah seperti menetes dari hidungnya sedetik kemudian semuanya jadi gelap.
" Anna."