Happy End

Happy End

Bab 1

Tuk...tuk...tuk

Ruangan serba putih yang begitu monoton,rapih dan bersih menjadi objek perhatian dari wanita yang tengah duduk sambil mengetuk-ngetuk jarinya pada meja menutupi betapa gugup nya ia sekarang ini. Suara hembusan nafas kembali terdengar dari mulut gadis itu, keringat dingin lagi-lagi meluncur di pelipis nya, matanya yang sayu bergerak - gerak kesegala arah mengabsen setiap benda yang ada disana.

Tirai terbuka menampakkan wujud seorang paruh baya dengan jas putih nya. Gadis itu mengalihkan pandangan nya sepenuhnya pada dokter yang kini sedang membawa berkas di tangannya.

"bukankah sudah kukatakan untuk jangan memaksakan diri " dokter itu memperhatikan si wanita yang kini hanya menundukkan kepalanya.

" apakah hasilnya semakin buruk" sang gadis mulai menatap dokter yang kini sedang membuka hasil rekap medisnya.

" bukan hanya buruk tapi sangat buruk"

" benarkah.. Apa aku akan mati" tanpa sadar air mata menetes di pipinya, mengetahui kematian akan mendatanginya adalah hal menakutkan yang pernah dia dengar.

" soal kematian sudah di atur oleh yang kuasa, hanya saja menurut rekap medis yang keluar kanker leukimia yang kau derita kini sudah memasuki tahap stadium akhir, kamu hanya punya waktu kurang lebih 3 bulan lagi, atau kau mau mencoba operasi, meski tingkat keberhasilan nya rendah tapi patut diusahakan bukan"

Gadis itu meraih hasil rekap medis nya, hatinya hancur saat tahu bahwa waktunya tak akan lama lagi.layar hp nya menampilkan notifikasi yang baru masuk membuatnya menghembuskan nafas lagi.

" akan aku pikirkan dokter, terima kasih saya pulang dulu "

" sebaiknya jangan terlalu memaksakan diri, disaat seperti ini cobalah untuk istirahat lebih banyak "

" terimakasih dokter ,saya pamit"

Ana nama gadis itu, anak perempuan pertama yang memikul tanggung jawab untuk menafkahi keluarganya setelah kepergian ayah nya.matanya kembali menatap pada notifikasi layar hp nya yang menunjukkan satu pesan masuk dari ibunya.

Ibu:

Apa kamu sudah transfer uang nya , ibu butuh buat bayar uang kuliah adik mu.

Trriingg......trriiinng

" halo buk"

" kamu ini gimana sih ,pesan ibu kok cuma di read"

" maaf buk, ana baru sempat baca soalnya tadi ana ada urusan"

"ya sudah,pokoknya kamu kirim uang nya ya"

" tapi buk bukannya seminggu yang lalu ana udah kirim buat uang kuliah sama uang belanja ya buk"

" itu mana cukup , 5 juta yang kamu kirim itu cuma tahan sampe 3 atau 4 hari doang"

" kok bisa gitu buk, uang segitukan banyak buk, ibuk sama adek-adek jangan boros dulu buk"

" kalau kamu nggak niat ngasih bilang aja, kamu mau durhaka sama ibu ya, keperluan kami kan banyak sebagai anak pertama yang udah kerja kayak kamu harusnya bisa bantu ibu dong "

" tapi buk itu uang gaji ana untuk bulan ini buk, kalau ibuk Sama adik-adik nggak hemat, nanti bisa makan apa buk"

" aduh kamu pokok nya transfer uangnya malam ini juga Mau ngutang sama teman kek, atau kau bisa ambil pinjaman di perusahaan banyak kok yang begitu.Sudah ibu masih ada kerja jangan lupa di transfer nanti ya"

Sambungan telepon mati, ana duduk di halte bus sambil melihat-lihat sekelilingnya , bagi ana duduk di halte adalah rutinitas yang ia lakukan setiap hari saat pulang bekerja, dia terus memperhatikan setiap orang yang turun dan naik ke bus secara bergantian, hingga hanya tersisa dirinya sendiri saja di halte.kepalanya ditumpukan pada lutut nya tidak ada yang tahu kalau dia tengah menangis saat itu,surat rekap medisnya di remas kuat oleh nya .

" kau baik-baik saja" ana merasakan bahunya ditepuk seseorang yang berniat untuk membangunkan nya.

" oh ya aku baik-baik saja " ana mengangkat wajahnya memperhatikan pria muda yang kira- kira seumuran dengan nya atau mungkin lebih tua.

" oh, matamu sembab. Apa kau habis menangis"

"bukan urusan mu" ketus ana . Bertepatan dengan bus terakhir yang sudah tiba ana memilih masuk disusul dengan pria tadi yang memilih duduk dua kursi di belakang nya.

Pria itu memperhatikan bahu ana yang terus bergetar menandakan dia sedang menangis,hanya ada mereka di dalam bus tatapan nya tidak pernah beranjak dari ana yang membelakanginya. Ntahlah, mungkin dia kasihan . Ana turun di halte dekat tempat tinggal nya tanpa menoleh kebelakang.

Ana sedang bersiap-siap untuk berangkat ke kantor hari ini, dengan blus putih polos di padu dengan jas abu-abu yang melekat pas di tubuhnya di tambah dengan celana katun sewarna dengan jas nya menandakan ia siap untuk bekerja.

Ana menatap botol obat di depannya lalu melihat kearah kaca yang kini menampilkan wujudnya. Dia mengambil tiga butir obat sesuai dosis dan dengan cepat meneguk nya.

Ana berdiri di depan kantornya menatap kedepan lalu menghela nafas.

"ayo ana kamu pasti bisa, seperti biasa kamu akan bisa menyelesaikan nya" semangat nya pada dirinya sendiri lalu dengan semangat memasuki kantor tempat ia bekerja. Hal itu tak luput dari perhatian pria yang kini memperhatikan nya, joan pria yang dijumpai ana di halte bis kemarin.

" apa dia selalu aneh begitu, baru saja dia terlihat tidak baik-baik saja sekarang dia sudah bisa se energik itu, wanita memang sulit di tebak"

Joan memutuskan memasuki kantor yang kini akan menjadi tempat nya bekerja.

" kau mau ambil pinjaman kantor" ucap Ryan pada ana. Ryan adalah teman ana selama kerja di sini, Ryan tahu segala hal tentang ana bahkan masalah keluarga nya.

" yah, aku butuh uang itu sekarang"

" bukannya kau baru saja transfer uang pada mereka"

" ya, tapi masih belum cukup, mereka punya banyak keperluan"

" kau bisa meminjam padaku saja aku rasa aku bisa membaginya"

" terima kasih atas kebaikan mu yan. Tapi kurasa itu tidak perlu aku tidak ingin merepotkan mu"

" kau tahu kau berkerja terlalu keras, ingatlah untuk beristirahat dan ingat aku ini teman mu bukan"

Ana tersenyum, dia bersyukur punya sahabat baik seperti Ryan. Ntah apa yang akan terjadi jika ryan tidak ada.

Ana berjalan beriringan dengan Ryan menuju kantin di jam istirahat untuk mengisi perut yang kosong.

" biar aku yang mesan makanan nya kau duduk disana saja dulu " ana mengangguk dan berjalan ke arah tempat duduk kosong yang ada disana. Saat dia duduk ,joan duduk dekat yang sama di hadapannya dengan semangkok mie ayam pesanannya.

" permisi, kau tidak bisa duduk disini"

" tempat sudah penuh dan sekarang aku sangat lapar jadi jangan ganggu a.... Heeeeiii kau nona yang di halte kan " tunjuk nya pada ana yang kebingungan sebelum akhirnya tersadar siapa pria di depannya ini.

" aku tidak mengenal mu , jadi pergilah"

" astaga nona kau tidak bisa main usir begitu saja,lagian kursi ini kosong kan"

" itu kursi orang lain jadi menyingkirlah"

Ryan datang membawa dua mangkok soto ke arah meja dan kebingungan saat mendapati ana yang tengah berdebat dengan pria yang ntah siapa, mungkin karyawan baru pikirnya.

" ada apa an" keduanya menoleh ke arah Ryan .

" dia datang begitu saja dan duduk di tempatmu, aku mengusir nya tapi dia ngotot tetap duduk disana" tunjuknya pada joan yang tengah menyeruput mie ayamnya .

" sudah tidak apa aku akan ambil kursi cadangan saja"

Ryan bergabung dengan keduanya ana tetap menatap kesal ke arah joan yang justru terlihat tidak terganggu dan malah menghabiskan makanannya dengan penuh hikmat.

" kau mau mie ku dari tadi kau menatap ku terus"

" makan saja semuanya , semoga kau tersedak"

" anna , jangan bicara begitu. Apa kau karyawan baru" Ryan bertanya pada joan yang sudah menghabiskan mie nya.

" ah iya kenalkan nama ku joan aku IT baru perusahaan"

" oh aku Ryan dan ini Anna kami berdua dari staf marketing"

" oh salam kenal Ryan, tak kusangka kau bisa betah berpacaran dengan wanita tidak sopan ini"

" oh kau salah paham, aku dan Anna hanya..."

" pergilah, bukankah Makanan mu sudah habis "

" astaga sabarlah sedikit nona penggerutu, padahal kemarin kau menangis sesenggukan di halte sekarang kau malah seperti ini" Anna memelotototi joan yang sudah berlalu pergi.

" kau menangis , kenapa tidak mengabari ku kemarin"

" sudahlah ,bukan apa-apa. Ayo makan sebentar lagi jam istirahat berakhir"

Anna dan Ryan menikmati makanannya selagi masih ada waktu.

Terpopuler

Comments

Afrina Afrina

Afrina Afrina

masih banyak typo Thor, tapi aku suka tema ceritanya, relate bangat buat anak perempuan pertama yang jadi tulang punggung keluarga

2024-11-20

3

Mustika Rizky Amalia

Mustika Rizky Amalia

Semangat thor💪, harus lebih konsisten ya thor antara kau dengan kamu🤗

2024-11-23

1

Maswayani Desi

Maswayani Desi

g tau mo ngomong apa tapi ini seru bngattt😢😇

2024-11-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!