Xin Yue, seorang wanita cantik dengan kecerdikan yang mematikan, hidup dari mencuri dan membunuh. Namun, sebuah insiden membuatnya terlempar ke dunia kuno tanpa apa-apa selain wajahnya yang menipu dan akalnya yang tajam. Ketika dia mencuri identitas seorang wanita misterius, hidupnya berubah drastis—dari buronan kekaisaran hingga menjadi bunga paling dicari di Ruoshang, tempat hiburan terkenal.
Di tengah pelariannya, dia bertemu Yan Tianhen, pangeran sekaligus jenderal dingin yang tak pernah melirik wanita. Namun, Xin Yue yang penuh tipu daya justru menarik perhatiannya.
Dipaksa berpura-pura menjadi kekasihnya, keduanya terjebak dalam hubungan yang penuh intrik, adu kecerdikan, dan momen-momen menggemaskan yang tak terduga.
Akankah Xin Yue berhasil bertahan dengan pesonanya, atau akankah hatinya sendiri menjadi korban permainan yang ia ciptakan?
Tagline: Di balik wajah cantiknya, tersembunyi rencana yang tak terduga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Seojinni_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30 : Intrik yang Membangkitkan Bahaya (Revisi)
Tidak lama kemudian, suara pintu terbuka, dan langkah kaki pria itu terdengar mendekat. Xin Yue bisa merasakan tatapan jijik yang mengarah padanya. Pria itu tertawa, suaranya kasar dan penuh nafsu. “Gadis ini sangat cantik. Bahkan jika aku mati sekarang, aku rela asalkan bisa menikmati tubuhnya,” pikir pria itu, tanpa sadar bahwa dia sudah memasuki perangkap yang lebih berbahaya dari yang dia bayangkan.
Xin Yue merasakan kebencian yang mendalam dalam dirinya, tetapi dia tetap tenang. Racun yang telah dia konsumsi sebelumnya bukanlah hal yang asing baginya. Racun itu hanya sebuah permainan baginya, dan dia tahu betul bagaimana menggunakannya. Ketika pria itu mendekat, dia bangkit dengan gerakan cepat, dan dalam sekejap, pria itu terjatuh ke lantai dengan wajah terkejut. “Ck, cukup satu jarum untuk menghabisi pria menjijikkan sepertimu,” ucap Xin Yue dengan suara dingin, seolah tidak ada emosi yang tersisa dalam dirinya.
Namun, saat dia memandang pria yang tergeletak di lantai, dia tahu ini rencana ibu suri. Ada sesuatu yang lebih besar di balik semua ini, sepertinya dia ingin membuatnya terlibat dengan skandal kotor. Xin Yue tahu dia harus bergerak cepat sebelum semuanya terlambat. Dia lalu menarik pria itu dan menyembunyikannya di balik tirai, bersiap jika seseorang datang.
***
Kaisar Datang di Istana
Saat langit senja mulai gelap, kedatangan Kaisar di istana menjadi pusat perhatian. Gerbang besar istana terbuka lebar, dan suara lonceng istana berdentang keras, menandakan bahwa sang Kaisar telah tiba. Di belakangnya, ada beberapa utusan dari negara-negara tetangga yang ikut serta dalam rombongan, membawa agenda diplomatik yang penting.
Ibu suri berdiri dengan anggun, menyambut kedatangan Kaisar dengan penuh penghormatan, namun dalam hatinya, dia sudah merencanakan sesuatu yang lebih besar. Para utusan negara lain melihat dengan penuh rasa ingin tahu, tak sabar untuk mengetahui apa yang akan terjadi di istana malam ini.
"Selamat datang, Yang Mulia," ucap ibu suri dengan senyum penuh penghormatan. "Kami telah menunggu kedatanganmu untuk acara besar ini."
Kaisar, yang sudah cukup tua namun masih memiliki wibawa yang besar, mengangguk pelan. "Aku tahu, ibu suri. Acara ini penting. Mari kita mulai."
Namun, meskipun acara utama belum dimulai, ibu suri sudah memutuskan untuk melanjutkan rencananya lebih awal. Setelah berbicara dengan para utusan dan mengatur beberapa hal diplomatik, dia kembali mengarahkan perhatian semua orang ke masalah yang sudah lama ia rencanakan.
---
Di Ruang Utama Istana
Ibu suri kembali mengumpulkan perhatian para pejabat dan keluarga istana, mengarahkan pembicaraan ke arah yang sudah ia tentukan sebelumnya.
"Tianheng," kata ibu suri dengan nada lembut namun penuh tekanan, "Aku ingin membahas masalah pernikahanmu dengan Rong Qianrui sekali lagi."
Mendengar nama Rong Qianrui disebut, wajah Tianheng langsung mengeras, matanya menyempit tajam penuh kebencian. Di sisi lain, Rong Qianrui yang berdiri di dekat ibu suri tampak memerah, kecemasan terlihat jelas di wajahnya. Namun, ibu suri hanya tersenyum penuh perhitungan, seolah menikmati ketegangan yang tercipta.
"Perjodohan ini sudah lama direncanakan," lanjut ibu suri dengan nada tenang namun penuh ancaman, "Dan aku berharap kau tidak menentangnya."
Tianheng menatap ibu suri dengan pandangan yang penuh amarah. "Aku tidak akan setuju dengan perjodohan ini," jawabnya dengan suara berat, penuh penolakan. "Kalian tidak bisa memaksaku."
Ibu suri tersenyum sinis, tatapannya tajam, seolah ingin menggali lebih dalam rasa sakit hati Tianheng. "Jadi kau menolak?" katanya dengan nada yang tak kalah tajam. "Jika begitu, aku akan mengatakan yang sebenarnya. Xin Yue, gadis yang kau lindungi itu... adalah gadis murahan dari Ruoshang. Dia sudah tidur dengan banyak pria. Bahkan sekarang, di saat kau berada di sini, dia sedang bersama pria lain, memadu kasih."
Tianheng terdiam, mulutnya terasa kaku. Kata-kata ibu suri itu seperti belati yang menancap di hatinya. Dia tidak bisa mempercayai apa yang baru saja didengarnya. Xin Yue, gadis yang selama ini dia lindungi, yang dia anggap sebagai sekutu dan sahabat, dituduh demikian?
"Ini tidak mungkin!" teriak Tianheng, suaranya bergetar penuh amarah. "Aku mengenalnya! Xin Yue tidak mungkin seperti itu!"
Namun, ibu suri hanya tersenyum lebih lebar, senyum yang penuh penghinaan. "Jika kau tidak percaya, mari kita buktikan," katanya dengan nada penuh perhitungan. "Aku akan membongkar perselingkuhan ini di depan semua orang. Aku akan menunjukkan siapa sebenarnya Xin Yue di hadapanmu."
Dengan gerakan cepat, ibu suri berdiri dari tempat duduknya dan melangkah keluar, menggiring banyak orang menuju paviliun terpencil di sisi istana. Tianheng, meskipun dipenuhi kebingungan dan amarah, segera mengikuti. Tidak ada kata yang bisa keluar dari mulutnya, hanya langkah cepat yang membawanya menuju tempat yang disebutkan ibu suri.
---
Di Paviliun Terpencil
Xin Yue duduk dengan tenang, seolah tidak tahu apa yang akan terjadi. Namun, jauh di dalam dirinya, dia sudah merasakan sesuatu yang tidak beres. Ketika ibu suri dan rombongan tiba, dia menatap mereka dengan senyuman tipis yang hampir tidak terlihat.
"Jadi, ini yang kau maksudkan?" tanya ibu suri dengan senyum penuh kemenangan, memandang Xin Yue yang duduk dengan santai di sana.
Xin Yue mengangkat alis, ekspresinya tetap tenang. "Apa yang kau inginkan, Ibu Suri?"
Ibu suri melangkah maju, menatap Xin Yue dengan tatapan tajam penuh kebencian. "Aku ingin membuktikan bahwa kau adalah seorang gadis murahan, yang tidak lebih dari sekadar penghibur bagi pria-pria istana. Lihat, Tianheng bahkan tidak tahu siapa kau sebenarnya."
Tianheng berdiri di belakang ibu suri, matanya tetap penuh kebingungan dan amarah, namun ada ketegangan yang jelas di wajahnya. Dia berusaha menahan diri, namun hatinya dipenuhi rasa sakit yang mendalam. Apakah ini benar? Apakah Xin Yue benar-benar seperti yang ibu suri katakan?
Xin Yue, dengan tenang, menatap Tianheng. "Tianheng, kau tahu aku lebih baik dari siapa pun. Jangan biarkan kata-kata ini mengaburkan pandanganmu."
Ibu suri menatap mereka dengan tatapan penuh kemenangan. "Lihat saja, Tianheng. Aku akan membuktikan semuanya."
Namun, sebelum ibu suri sempat melanjutkan kata-katanya, Xin Yue berdiri dengan anggun, tatapannya tajam dan penuh ketegasan. "Ibu suri, jika kau berani melanjutkan permainan kotor ini, aku akan menunjukkan siapa sebenarnya yang bisa bermain lebih licik. Kau sudah salah menilai diriku."
---
Ketegangan Meningkat
Di tengah keheningan yang menegangkan, ibu suri dengan senyum licik menatap Xin Yue. "Jadi, ini adalah gadis yang disebut sebagai pasangan Tianheng? Bahkan setelah semua yang sudah kita dengar, kau masih berpura-pura menjadi seorang wanita terhormat?" Ibu suri menatapnya dengan penuh hinaan. "Bagaimana bisa seorang wanita sepertimu, yang berasal dari Ruoshang, bisa begitu bangga? Apakah kau tidak malu mengakui bahwa kau adalah wanita murahan yang tidur dengan banyak pria?"
Xin Yue tidak tergoyahkan. Matanya bersinar tajam, dan senyum kecil terbentuk di bibirnya. Namun, ada sesuatu yang mengerikan dalam senyuman itu. "Benarkah?" katanya dengan suara yang lembut namun penuh ancaman. "Jadi, jika aku benar-benar wanita murahan seperti yang kau katakan, apakah mungkin aku melakukan hal seperti itu dengan pria seperti ini?"
Tiba-tiba, Xin Yue melangkah maju, dan dengan gerakan cepat, dia melemparkan tubuh pria terpidana mati yang sebelumnya pingsan ke depan ibu suri dan semua orang yang hadir. Pria itu terjatuh ke lantai dengan keras, dan tubuhnya terkulai lemas.
Xin Yue menatap ibu suri dengan tatapan tajam, seolah menantang setiap kata yang keluar dari mulutnya. "Apakah mataku seburuk itu?" katanya dengan nada sarkastik, "Bagaimana bisa aku menghianati pria yang sangat tampan, muda, kuat, dan seksi seperti Tianheng?" Dia melanjutkan dengan penuh percaya diri, "Dia adalah pria idaman seluruh wanita di Kekaisaran ini. Bahkan nona Rong Qianrui yang menginginkannya tidak bisa mendapatkannya. Jadi, bukankah aku harus menjaga cinta kami dengan baik?"
Semua orang yang hadir terdiam, terkejut dengan kata-kata tajam yang keluar dari bibir Xin Yue. Ibu suri tampak terdiam, seolah tidak siap menghadapi serangan balik ini.
Namun, Xin Yue tidak berhenti di situ. Dia melangkah lebih jauh, menyentuh titik yang lebih sensitif. "Dan bahkan jika aku adalah wanita yang kau anggap murahan," lanjutnya dengan suara dingin, "tidakkah kau pikir, seseorang seperti dia—seorang terpidana mati dengan catatan asusila—tidak layak menjadi pasangan seorang wanita terhormat seperti aku?"
Dia mengangkat alis dengan penuh sindiran. "Lalu pertanyaannya adalah, bagaimana pria ini bisa berada di sini, di paviliun terpencil ini? Bukankah ini masih bagian dari wilayah istana milik ibu suri?" Xin Yue menatap ibu suri dengan penuh kebencian. "Apakah pria ini masuk ke sini dengan izin ibu suri? Atau, lebih buruk lagi, apakah ibu suri sengaja membiarkannya menyusup ke sini untuk memfitnahku?"
Kata-kata Xin Yue menggema di ruangan itu, dan suasana menjadi sangat tegang. Semua orang yang hadir terdiam, terkejut dengan keberanian Xin Yue untuk mengungkapkan kebenaran yang selama ini tersembunyi. Bahkan Kaisar yang baru saja memasuki ruangan itu tertegun, matanya terfokus pada Xin Yue yang berdiri dengan penuh percaya diri.
Ibu suri terdiam sejenak, wajahnya memerah karena marah. "Kau berani..." katanya dengan suara gemetar, mencoba untuk mempertahankan kendali. "Kau berani menghinaku di depan semua orang?"
Namun, Xin Yue hanya tersenyum dengan penuh sarkasme. "Bahkan orang bodoh pun tahu, ibu suri. Semua orang tahu siapa yang berada di balik semua ini," katanya dengan tajam. "Dan jika ibu suri ingin terus bermain dengan api, aku akan memastikan bahwa api itu akan membakar dirinya sendiri."
Ibu suri menatap Xin Yue dengan tatapan penuh kebencian, namun dia tidak bisa membalas kata-kata tajam itu. Semua mata kini tertuju pada Xin Yue, dan Kaisar yang baru saja masuk ke ruangan itu, yang sebelumnya terdiam, akhirnya membuka mulutnya.
"Tianheng..."
saya suka bagus banget 🙏
cuma tolong perhatikan kata kata nya, cerita nya seperti loncat loncat seperti tidak menyambung dan seperti terulang ulang kata kata nya dan cerita nya dalam 3 bab ini😊
sukses selalu thor saya suka ceritanya
saya nanti kan kelanjutan ceritanya lagi Thor
semangat 💪