Maharani Qirani putri yang di buang kedua orang tuanya karena terlahir sebagai wanita, kedua orang tuanya berharap memiliki anak laki laki.
Bagaimana dengan kehidupan Maharani setelah ini yuk ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
'Loh kok gak percaya, tanya deh sama om itu, om bener kan om yang tadi suka kak Rani, jawab jujur om dosa Lo bohong masuk neraka" ujar Lino tanpa memberi kesempatan pada Jack untuk mengelak.
Semuanya menatap Jack dengan penuh tanda tanya dan menunggu jawaban.
Jack yang di tatap pun gugup, " Om kok gak jawab, bohong dosa Lo om, gak takut dosanya bertambah" ujar Lino
"S.... Sa... Saya tidak tau" jawab Jack gugup
"Om kok bohong sih, dosa Lo" ujar Lino
"Dosa yang kemarin kemarin saja belum di hapus eh kok di tambah lagi, bukan kesatu orang lagi tapi tujuh orang" tekan Lino
"Tuan muda jangan buat saya takut... Nyonya saya permisi ke toilet" ujar Jack cepat lalu berlalu
"Tu kan gak percaya sih, bener kan , om itu takut di marah bosnya" ujar Lino
"Sayang kamu memang hebat, mommy bangga padamu" ujar mommy senang
"Dek jangan di terima.... Dah tua" ujar triple kompak
"Hehehe siap" jawab Rani.
"Mommy Rani izin pergi ya setelah ini, mau ketemu Manda dan yang lain" ujar Rani
"Iya tapi jangan pulang malam ya, bahaya" jawab mommy
"Terima kasih mi, gak sampai malam kok jam 4 udah pulang" jawab Rani
"Baiklah sayang siap siap sana, ini biar bibi yang beresin" ujar mommy
"Baik mommy" jawab Rani
"Kakak, Abang dan adikku yang tampan Rani duluan ya" ujar Rani lalu pergi
Setelah itu Rani pun kekamarnya untuk bersiap pergi.
Sedangkan Daddy masih berbicara dengan Rasyad di ruang kerjanya.
"Rasyad apa maksud mu datang kemari pagi pagi dan meminta makan, itu bukan gayamu dan aku sangat tau bagaimana kamu selama ini jadi jangan coba berbohong padaku" ujar Daddy Daris
Rasyad yang mendengar itu hanya terdiam, ia bingung harus menjawab apa, karena iya takut jika kakaknya ini marah.
"Kenapa kakak berfikir aku ada maksud lain, apa ku tidak boleh datang?" tanya Rasyad mencoba tenang
"Rasyad kau pikir aku ini bodoh, apa kau pikir kita baru bertemu sekarang? Aku tau kau dari dalam kandungan bunda jadi aku sangat tau bagaimana kau. Kou menyukai putriku Maharani" ujar Daddy Daris sembari menatap Rasyad
Rasyad tercengang mendengar ucapan sang kakak, baru saja Rasyad akan menjawab terdengar ucapan dari Daddy Daris lagi
"Maaf Rasyad walau kau adikku aku tidak bisa merestuinya, Maharani adalah hal paling berharga dalam hidup kami, aku juga ingin dia mencari jodoh yang memang dia inginkan bukan karena perjodohan atau apalah itu. Aku juga ingin Maharani bisa meraih cita citanya dulu, kehidupannya masih sangat panjang, masih banyak yang harus di lalui oleh Maharani" ujar Daddy
"Kau tidak tau bagaimana hidup Rani kecil, iya adalah anak yang malang tapi juga luar biasa, Rani masih memiliki misi yang harus dia lakukan untuk sesuatu yang tidak bisa aku jelaskan, putriku ingin menunjukkan dirinya jika dia itu adalah anak yang luar biasa"
"Usiamu juga cukup jauh, kau tau dia baru berusia 13 tahun lebih dan baru akan masuk 14 tahun masa remaja saja dia belum alami apa lagi KTP. sedangkan kau sudah dewasa usiamu sudah 35 tahun, maaf bukan aku menghina kau tua tapi aku tidak mau kau menunggu putriku yang masih kecil dan kau menghambat rencananya"
"Jika kau pintar dan bisa mencari tau apa maksudku, maka carilah maka kau akan tau bagaimana Rani yang sebenarnya, tapi maaf itu jika kau bisa, karena semua tertutup rapat oleh Dendi dan Rani sendiri"
"Aku tau kau kecewa padaku, tapi aku tidak mau kalian saling kecewa nantinya, memang aku tidak tau jodoh itu bagaimana tapi yang jelas untuk saat ini jangan, Maharani masih kecil hanya tubuhnya saya yang memang seperti anak gadis" ujar Daddy sembari menepuk pundak Rasyad pelan lalu keluar dari sana, sedangkan Rasyad masih terdiam menatap kosong disana.
Sedangkan Rani saat ini sudah siap dan akan pergi dan tanpa disengaja ia berpapasan dengan Daddy
"Sayang mau kemana?" tanya ya Daddy
"Mau keluar Daddy, tadi sudah izinkan sama mommy dan kakak. Rani mau bertemu Manda dan yang lain ada perlu, boleh kan Daddy?"
"Baiklah tapi dengan Mila dan Lisa kan?"
"Iya Daddy, mereka sudah menunggu Rani di bawah. Rani pergi dulu Daddy, assalamualaikum" pamit Rani sembari menyalimi tangan Daddy
"Iya sayang hati hati, waalaikumsalam"
Setelah itu Rani pun pergi menuju luar,
"Let's go kak, kita pergi sekarang" ujar Rani lalu masuk kedalam mobilnya.
Lisa dan Mila duduk di depan sedangkan Rani di belakang.
"Siap nona muda, hehehe" jawab keduanya
"Hehehe nona muda, ko geli ya?" ujar Rani
Mila dan Lisa pun tertawa.
Di sepanjang jalan mereka banyak bercerita dan bercanda, hingga di jalan yang agak sepi mereka melihat sebuah mobil yang di hadang dengan tiga motor dan semua menggunakan senjata api.
Rani yang melihat itu menyuruh Mila memberhentikan mobilnya dari jarak aman,
"Rani... Ini bahaya, kenapa kita berhenti?" tanya Lisa
" Tenang kak, Rani takut orang itu butuh bantuan kita, kasihan jika ada apa apa bagaimana, apa lagi jalanya sepi" jawab Rani yang masih memperhatikan kejadian disana.
Terlihat seorang pemuda keluar dari mobil dengan wajah pucatnya, tapi matanya tidak menunjukkan ketakutan.
Rani memperhatikan semua itu dengan teliti, disana juga terjadi perdebatan dan akhirnya perkelahian pun tidak dapat di elak lagi.
Satu orang melawan enam orang disana, pria itu yang awalnya bisa melawan akhirnya hampir tumbang.
Rani yang melihat itu reflek membuka pintu dan lari mendekati mereka, sedangkan Mila dan Lisa yang terkejut pun berteriak memanggil Rani tapi tidak di peduli Rani.
Lisa dengan cepat membuka pintu, begitu juga Mila lalu mengunci mobil dan menyusul Rani.
Sedangkan Rani saat ini sampai di depan orang orang itu.
"Wah ada yang seru ni... Tapi pengecut karena hanya berani dengan satu orang dan beraninya keroyokan" ujar Rani dengan santai sembari bersandar pada mobil milik pria itu.
Mendengar suara seorang wanita, semuanya pun dengan reflek menoleh kearah asal suara.
"He anak kecil jangan ikut campur, pulang sana atau kau akan menyesal" ancam salah satu orang pria yang memiliki talo kobra di lengannya.
"Kecil dari mana paman, aku ini sudah dewasa ya, lalu bagaimana paman akan buat aku menyesal apa seperti ini" ujar Rani sembari melempar kerikil kecil dan mengenai titik akupuntur milik pria itu yang membuat pria itu tidak bisa bergerak.
Semua yang melihat itu sangat kaget dan tidak percaya, bagaimana bisa pikir mereka.
Bersambung
gila banget dah tuh virendra, udah ditolongin malah gak tau Terima kasih...
jauhkan Rani dari Virendra thor...
penasaran sama lanjutannya, semangat dan sehat selalu kak thor
kalo sampai celakain rani kebangetan jadi orang gak tau terimakasih
hewan aja tau balas budi /Smirk/
nkah aja sna,asl jgn ngusik rani lg....
tau sndri bodyguardnya bnyak....