Cerita ini menceritakan tentang perjalanan kisah seorang gadis bernama Afsheera Azalea Mayesha yang mana hidupnya dipenuhi dengan banyak rahasia, walaupun dikelilingi dengan keluarga yang harmonis tidak membuat dirinya terbebas dari masalah dan ujian apalagi dalam cerita asmaranya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Izarr_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34 Kedatangannya
Pagi ini Midlleton High School kedatangan siswi baru, suara heboh dari masing-masing siswa dan siswi MHS membicarakan hal ini kenapa tidak? Tentu ini disebabkan karena yang menjadi siswi baru itu memiliki wajah yang cantik, tapi kalau dibandingkan dengan lea tentu masih cantikan lea.
"Gila baru keluar mobil aja keliatan cantik banget banget tuh cewek", kata salah satu siswa yang sejak tadi memerhatikan sedari awal kedatangan mobil itu dari gerbang sekolah.
"Iya ditambah anggun juga lagi, mana kalem juga anaknya ditambah cantik banget", sahut yang lain.
Tak henti-hentinya mereka membicarakan hal ini, hingga membuat lea dan sahabatnya yang baru saja sampai pun bingung dengan kehebohan yang ada.
"Woi ada apa sih?, ngeliatin apa heboh banget", kata ara kepada salah satu siswa yang ada disana.
"Lo gak tau? Itu ada siswi baru cantik tau baru masuk hari ini", kata siswa itu menjawab.
"Itu doang?", kata ara lagi.
"He bukan itu doang, kalau diliatin bener-bener ya tu cewek anggun banget, kalem pokoknya berkelas deh", jelas siswa itu kepada ara.
"Gak jelas lo pada, itu doang heboh bener", sulut ara. Lea dan yana pun mengedikkan bahunya tak peduli, lea yang tak ambil pusing pun meninggalkan lebih dulu tempat itu disusul kedua sahabatnya.
Tak sengaja siswi baru yang melirik ke arah lea dan teman-temannya yang baru saja pergi dari sana pun tersenyum sangat tipis.
Lalu tak lama kemudian terdengar suara bel masuk pagi ini mengawali pembelajaran mereka semua dikelas masing-masing.
Tok..
Tok..
Tok..
"Masuk", kata buk yaya yang mengajar pagi ini dikelas lea.
"Permisi buk ini kita kedatangan siswi baru hari ini dikelas ini ya buk", kata pak kepala sekolah mengantarkan siswi baru itu lalu pergi pamit karena masih ada urusan lain.
"Ayo silahkan masuk nak", kata buk yaya.
"Baiklah anak-anak kita kedatangan siswi baru hari ini, ayo nak perkenalkan dirimu lebih dulu", kata buk yaya didepan siswa dan siswinya.
"Baik buk, perkenalkan nama saya Latifa", jawab siswi baru itu yang bernama latifa. Dirinya menampilkan senyum yang sangat manis dan sangat ramah.
"Latifa saja?" kata buk yaya kepadanya.
"Iya buk, nama saya latifa", jawabnya lalu terdengar dari belakang berteriak menyapa bersama.
"Hai Latifa", kata salah satu dari mereka.
"Udah punya pacar belum?"
"Bagi nomornya dong", banyak lagi suara yang saling bersahutan.
Seketika kelas pun heboh dibuatnya.
"Sudah anak-anak nanti kalian bisa bertanya langsung ya pada latifanya, ayo nak sekarang kamu duduk di kursi yang masih kosong itu ada disebelah lea", suara buk yaya terdengar seketika yang tadinya heboh menjadi diam.
"Baik buk", ucap latifa masih dengan senyuman manisnya.
Latifa pun berjalan ke arah tempat yang diperintahkan buk yaya. Lalu latifa duduk dan membuka buku pelajaran yang dia siapkan dari rumahnya. Pelajaran pagi ini berjalan dengan baik.
Namun di sisi lea yang dari tadi memperhatikan latifa seperti ada yang mengganjal dihatinya. Wajah latifa ini seperti tak asing baginya tapi lea lupa dimana dia pernah bertemu.
"Kayaknya gue pernah liat, tapi dimana dan kapan ya atau rasa-rasanya latifa ini ada kayak mirip seseorang tapi siapa ya", gumamnya sendiri sambil melamun.
"Lea, ada apa kenapa kamu melamun dibelakang?", kata buk yaya yang membuyarkan lamunan lea.
"Eh gak papa buk saya baik-baik aja, hanya sedikit pusing apa saya boleh izin ke uks bentar?", kata lea izin kepada buk yaya. Buk yaya pun mengizinkannya.
"Lea gak papakan?", kata yana yang mencegat tangan lea sebelum keluar kelas.
"Gue aman, gue ke uks bentar", kata lea lalu pergi meninggalkan kelas.
Langkahnya membawanya ke toilet dekat rooftop bukan ke uks, karena alasan yang digunakan lea hanya berpura-pura saja.
Saat memasuki toile dirinya bercermin di depan sana. Hatinya masih saja merasa ada sesuatu pada siswi baru itu, tapi apa? Dirinya bingung dan gelisah membuatnya tak fokus.
Setelah mencuci mukanya didepan wastafel dirinya pun melangkah keluar kelas rencana lea ingin menghabiskan waktunya sampai jam istirahat di rooftop saja.
Namun siapa sangka ada seseorang yang berdiri menghadangnya saat keluar toilet. Laki-laki itu memasuki kedua tangannya dalam celana sekolah dengan kancing baju yang terbuka 2 buah dari atas menambahkan kesan badboy.
"Aduh, kok keras sih", kata lea sambil memegang dahinya yang terasa sakit karena dirinya tak sengaja bertabrakan dengan dada seseorang.
Lea menengok ke atas ternyata didepannya ada denzel. Denzel memang memiliki tubuh yang tinggi dari pada lea ditambah tubuhnya yang juga besar kekar berotot membuat lea sangat mungil di hadapannya.
"Lo? Sejak kapan lo disini?", kata lea yang masih bingung.
"Gue disini sejak lo masuk ke dalam toilet", jawab denzel tenang dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Lo ngikutin gue? Mesum lo, dasar cowok mesum", kata lea spontan membuat denzel memiliki ide jahil.
Tiba-tiba dirinya mendorong tubuh lea ke dinding yang ada disana. Denzel mengukung tubuh lea dengan jarak yang sangat dekat dengannya. Kedua tangan denzel berada di sisi kanan dan kiri tubuh lea.
"Aww, sakit denzel lo ngapain sih. Lepasin gue nanti ada orang yang liat gimana hah?", kata lea terlihat menahan kesal dan juga marah saat ini.
"Lo bilang apa tadi, gue mesum?", suara denzel terdengar berat dan serak, membuat lea menelan salivanya tapi dipikiran lea kemana-mana sekarang.
"Gila suaranya sexy banget", pikir lea dalam hatinya.
Ctak..
"Aw sakit denzel, lo itu suka banget sih ngelakuin kekerasan sama gue", kata lea semakin kesal sambil memegang keningnya yang baru saja di sentil oleh denzel.
"Gue tau otak lo lagi mikirin mesum kan", kata denzel tetap dengan tenang pada posisi yang sama.
"Hah kok tau, e..e..e gak gak gak ya mana ada gue mikir mesum sembarang aja lo", kata lea terdengar gugup.
Perlahan denzel mendekatkan dirinya pada lea hingga dirinya berbisik ke telinga lea.
"Gue tau apapun tentang lo, tapi saat ini gue cuman mau bilang gue rindu banget sama lo sweety", bisik denzel yang membuat mata lea terbelalak dan jantungnya berdegup sangat kencang bahkan rasanya ingin copot.
"Kali ini gue masih memiliki stok sabar, tapi satu kali aja lo bicara kayak tadi maka jangan salahin gue kalau gue bener-bener mesumin lo", setelah itu denzel sedikit menjauhkan wajahnya dari sana.
Sebelum benar-benar jauh dirinya menyempatkan mengecup singkat bibir ranum milik lea lalu menjauhkan dirinya kemudian dengan santainya denzel memasukkan kedua tangan kedalam saku celananya lalu pergi meninggalkan lea sendiri.
"Hah, barusan itu apa? Apa yang terjadi, apa yang dibilang denzel barusan, terus denzel nyium gue lagi", seketika otak kecil lea ngebleng membuat dirinya membeku sebentar mencerna apa yang terjadi sambil memegang bibir yang beberapa kali dicium oleh denzel itu.
Biasanya lea akan refleks marah ketika denzel melakukan itu namun berbeda kali ini seperti ada sesuatu yang sulit lea jelaskan.
Sedangkan denzel yang sebenarnya belum pergi jauh pun memerhatikan lea, dirinya tersenyum geli melihat lea yang seperti orang bingung.
Sebenarnya denzel memiliki maksud dan tujuan tertentu kenapa pagi ini memaksakan dirinya untuk ke sekolah pagi ini selain alasan karena rindu dengan lea.
....