Warning!!
Bacaan Area dewasa 21+ , bijaklah dalam memilih bacaan...
Kirana adalah seorang mahasiswa akhir, dia membutuhkan biaya untuk mengerjakan skripsinya. Seorang teman memberinya sebuah pekerjaan sebagai guru les privat dari anak seorang konglomerat.
Kirana pikir anak yang akan di les privat adalah anak usia sekolah dasar, tapi ternyata anak usia tiga tahun. Dan lebih kagetnya lagi, ayah dari anak yang dia les privat adalah seorang duda tampan dan seksi.
Bagaimana Kirana menghadapi anak dan ayah itu? Apakah dia akan terjerat oleh pesona sang duda?
Yuk kita pantau terus perjalanan cinta Kirana dan sang duda..😊😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummi asya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
03. Hari Pertama Les
Kirana berangkat ke rumah Bryan sesuai jadwal yang di tentukan, dia berangkat dengan menggunakan angkot yang kebetulan melintas juga di depan rumah Bryan.
Jam setengah sebelas Kirana berangkat dari tempat kos, sehingga cukup pas jika dia datang tepat waktu jam sebelas siang sesuai dengan ucapan Bryan.
"Selamat siang pak satpam." sapa Kirana sopan.
"Oh, mbaknya lagi ya. Duh, saya harus panggil siapa ya?" kata satpam rumah Bryan itu.
"Panggil saja Kirana pak satpam." kata Kirana.
"Ooh, mbak Kirana ya namanya. Saya Dodi mbak, panggil saja Dodi. Mari saya antar mbak Kirana ke dalam rumah." kata Dodi.
Kirana pun mengikuti satpam Dodi dari belakang, dia selalu merasa takjub dengan rumah megah itu. Kirana duduk di ruang tamu, menunggu Bryan dan juga anaknya turun dari lantai atas.
Tak lama, Bryan turun sambil menggandeng Missel yang membawa boneka kelinci di tangannya. Mereka menemui Kirana yang berada di ruang tamu.
Semakin mendekat, Kirana berdiri dari duduknya dan membungkuk hormat pada Bryan. Bryan sendiri hanya diam saja dengan sikap hormat Kirana padanya.
Kirana menatap anak kecil yang di gandeng oleh Bryan. Dia duduk sambil memangku anaknya.
"Sayang, kamu lihat tante itu?" tanya Bryan pada anaknya Missel.
"Iya papi, kenapa memangnya?" tanya Missel.
"Coba kenalan dulu, biar tahu siapa tante di depan itu." kata Bryan menyuruh anaknya itu.
Dengan malas, Missel turun dari pangkuan Bryan dan mendekat pada Kirana.
"Siapa nama tante?" tanya Missel pada Kirana.
"Nama tante Kirana, nama kamu siapa?" tanya Kirana.
"Missel tante, tante kesini mau apa?"
Kirana melirik pada Bryan yang sejak tadi memperhatikannya dan Missel.
"Emm, mau menemani Missel belajar." jawab Kirana dengan senyumnya.
"Aku ngga perlu belajar tante, udah pintar." kata Missel.
"Tapi ayahnya Missel meminta tante menemani Missel belajar."
"Papi tante, Missel panggilnya papi. Bukan ayah, ayah itu punya Dora." kata Missel meralat ucapan Kirana.
"Ouwh, panggilnya papi. Maaf kalau begitu."
"Tante tahu Dora?"
"Tidak, siapa dia?"
"Dora itu teman Missel yang nyebelin."
"Kenapa nyebelin?"
"Tante jangan banyak tanya deh, mau apa sih tantr ke rumah Missel?"
"Missel, sini sayang." kata Bryan.
Missel pun menurut, dia mendekat pada ayahnya itu dan kembali duduk di pangkuan Bryan.
"Missel, papi mengajak tante Kirana untuk membantu Missel belajar. Missel bisa belajar dengan tante Kirana nantinya." kata Bryan pada anaknya itu.
"Memangnya Missel harus belajar apa? Kan Missel udah pintar papi." kata Missel menolak perkataan Bryan.
"Missel, papi mau Missel belajar dengan baik. Walaupun Missel ini pintar, tapi Missel tetap harus belajar dengan baik."
"Missel ngga mau papi!" teriak Missel.
Bryan menghela nafas panjang, dia menatap Kirana yang diam saja.
"Missel suka main musik ngga?" tanya Kirana tiba-tiba membantu Bryan membujuk Missel.
Missel menoleh, dia menatap pada Kirana. Seperti tertarik.
"Tantr bisa main musik?" tanya Missel.
"Emm, tentu." jawab Kirana asal.
Jawab saja dulu, biar nanti dia belajar bermain musik. Demi mendapatkan pekerjaan, meski cuma tiga hari. Setidaknya dia nanti dapat uang untuk bayar kost.
"Alat musik apa yang tante suka?"
"Gitar."
"Aku ngga suka main gitar."
Duh, gimana ya? Kirana tampak berpikir.
"Emm, main terompet tante bisa." ucap Kirana kembali asal.
Dan jawaban Kirana membuat Bryan ingin tertawa, kenapa jawabannya bermain terompet?
"Terompet itu bukan alat musik, suaranya juga jelek."
"Tapi kalau mainnya dengan lagu, enak kok di dengar." kata Kirana.
"Missel suka main piano tante, apa tante bisa main piano?"
"Eh?"
"Ngga bisa main piano ya?"
"Eh, bisa kok."
"Oh ya?"
"Iya. Mau coba?"
"Boleh."
Missel lalu beranjak dari pangkuan Bryan, dia menuju ruang musik. Menunjukkan pada Kirana dengan alat musik pianonya. Kirana pun mengikuti kemana Missel melangkah. Rasa deg degan membuat Kirana gugup, dia harus bisa mengambil hati anak kecil itu.
Kirana masuk ke ruang musik, dia melihat peralatan musik yang hanya ada piano juga beberapa alat musik lainnya. Piano di tengah, gitar di gantung di tembok, alat musik tradisional juga ada.
Missel berdiri di samping piano, dia menatap Kirana.
"Ini piano aku, coba tante main piano. Nanti aku ikutan main musik." kata Missel.
Di depan pintu, Bryan memperhatikan Kirana dan juga Missel. Mereka berbicara seperti, Missel gurunya dan Kirana adalah muridnya.
Lucu sebenarnya, tapi dia ingin Missel ada yang menemaninya bermain. Itu tujuan utamanya, agar dia tenang bekerja di kantor. Tidak setiap kali pulang ke rumah karena khawatir Missel sendirian dan membuat ulah.
Kini Kirana mencoba memencet tuts piano pelan, mencoba membuat not lagu yang pas saja. Namun rupanya Kirana bingung, mana nada tinggi dan remdahnya. Jadinya dia asal pencet, tapi membuat Missel diam.
Bryan sendiri merasa Kirana itu berbohong kalau dia bisa bermain piano. Tapi rupanya Missel hanya diam dan sepertinya suka dengan Kirana.
"Bagaimana?"
"Boleh deh." jawab Missel.
Kirana tersenyum lega, setidaknya dia bisa mengambil hati Missel hari ini.
Missel pun mendekat pada Bryan dan menganggukkan kepalanya tanda setuju.
"Jadi Missel setuju tante Kirana jadi guru les Missel?" tanya Bryan.
"Boleh papi."
"Baiklah, sekarang papi mau bicara dulu sama tante Kirana ya. Missel main musik aja dulu." kata Bryan.
"Oke pa." ucap Missel.
Lalu Missel main musik piano, sedangkan Kirana memgikuti langkah Bryan setelah dia di ajak keluar dan menuju ruang tamu lagi.
"Jadi, kamu di terima hari ini. Missel sepertinya mau, meskipun saya tahu kamu itu tidak bisa bermain musik. Tapi usahamu lumayan juga membujuk Missel. Ingat, tiga hari masa percobaan. Jika dalam tiga hari Missel mengeluh, kamu saya berhentikan dan saya akan cari yang lain lagi." kata Bryan.
"Baik tuan."
Lalu Bryan menemui anaknya itu, Kirana mengikuti dari belakang. Melihat mereka seperti bernego agar Missel mau belajar dengan Kirana.
_
_
_
****************