"Untukmu Haikal Mahendra, lelaki hebat yang tertawa tanpa harus merasa bahagia." - Rumah Tanpa Jendela.
"Gue nggak boleh nyerah sebelum denger kata sayang dari mama papa." - Haikal Mahendra.
Instagram : @wp.definasyafa
@haikal.mhdr
TikTok : @wp.definasyafa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon definasyafa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
⋆˚𝜗 Inciden 𝜚˚⋆
Lapangan Diningrat Internasional School sudah dipenuhi dengan lautan manusia, dimana masa orientasi sekolah atau biasa di singkat MOS kini berlangsung. Ya begitulah kehidupan, terasa begitu cepat bukankah rasanya baru saja kemarin Haikal beserta anggota inti Peaceable lainnya menjadi siswa baru di DIS. Tapi sekarang, justru mereka sudah menjadi senior yang akan memiliki adik kelas baru.
Satu tahun, bukankah itu artinya mereka sudah satu tahun menjadi bagian dari Diningrat Internasional School ? Ternyata memang benar jika satu tahun adalah waktu yang sangat singkat.
Selama satu tahun ini juga Haikal menganggap seorang bocah kecil yang tanpa sengaja dia temui di pinggir jalan itu sebagai adiknya. Adik yang tidak ada hubungan darah setetes pun, adik yang bahkan tidak mengenal asal-usulnya. Namun semua itu tidak mengurangi rasa sayangnya pada Devan sedikitpun.
Bahkan dulu selama satu bulan lamanya Haikal rela setiap malam pergi ke panti asuhan hanya untuk menemani Devan tidur. Setelah bocah itu sudah benar-benar tertidur barulah Haikal kembali lagi ke cafe untuk melanjutkan pekerjaannya. Sebesar itu rasa sayang Haikal pada Devan, hingga dia juga rela menghemat biaya hidupnya hanya untuk menabung demi biaya pendidikan Devan nantinya. Haikal ingin Devan benar-benar bisa bersekolah tinggi hingga menjadi lelaki hebat suatu saat nanti.
Haikal tidak ingin hidup Devan sesusah hidupnya, dia tidak akan membiarkan Devan kelaparan. Kesusahan mencari pekerjaan hingga harus berjuang membagi waktu antara mencari uang dan menempuh pendidikan. Adiknya harus hidup dengan sangat layak, Haikal janji.
Jam istirahat tiba, seluruh siswa DIS termasuk murid baru yang telah menyelesaikan kegiatan mereka di lapangan juga berbondong-bondong berjalan memasuki kantin. Begitupun dengan inti Peaceable, mereka berjalan dengan Arkan yang berada di depan beriringan bersama Sarga, sedangkan di belakangnya ada Rey, Nando dan Eza yang ada di tengah-tengah antara keduanya, sementara Haikal dan Cakra berjalan tepat di belakang Rey dan Nando.
Ketujuh inti Peaceable berjalan dengan gaya cool-nya tak lupa satu tangan yang sengaja mereka masukkan ke dalam saku celana abu-abu nya, rambut yang sedikit acak-acakan dengan dengan baju seragam putih yang sengaja mereka keluarkan menambah kesan bad boy pada dirinya. Hal itu mampu membuat seluruh pasang mata tertuju pada mereka, most wanted DIS sekaligus anggota geng motor yang cukup terkenal.
Siapa yang tidak ingin menjadi bagian dari mereka, tapi sayangnya tidak semudah itu untuk berada di tengah-tengah mereka. Bahkan untuk sekedar menyapa saja mereka akan berfikir berkali-kali sebab aura ketua Peaceable yang cukup mengerikan. Langkah mereka di selimuti dengan keheningan, tidak ada satupun diantara mereka yang bersuara termasuk Haikal. Dia memang petakilan, tapi dja bisa menjaga image nya sebagai anggota inti Peaceable, begitupun dengan Nando, Cakra dan Rey.
Ketujuh lelaki tampan bak dewa yunani itu duduk di kursi kantin paling pojok, kemudian selang beberapa menit Haikal dan Cakra berdiri berjalan menuju stan penjualan makanan hendak memesan makanan untuk nya dan sahabat-sahabatnya. Cakra melangkah menuju stan penjualan makanan berat sementara Haikal mendekat ke stan penjualan makanan ringan. Dia hendak membeli roti untuk mengganjal perutnya.
Haikal menerobos kerumunan orang-orang yang berdiri mengantri, kemudian mencomot satu bungkus roti kacang dan dia letakkan di depannya sebab tanganya meraih meraih air mineral yang berada lumayan jauh dari jangkauannya. Tiba-tiba seorang gadis dengan rambut di kuncir kuda yang berada di samping Haikal juga ikut meletakkan satu bungkus roti tepat di samping roti milik Haikal, tangan kecilnya ikut berusaha meraih air mineral yang sama dengan milik Haikal. Dengan susah payah dia meraih air mineral itu, namun tangannya yang pendek dan banyaknya orang yang mendesak badan mungilnya membuat gadis itu kesusahan meraih air mineral uang dia inginkan.
Haikal menunduk menatap gadis yang tanpa sengaja menyenggol badannya, gadis yang tingginya hanya sebatas dadanya. Haikal terkekeh pelan kemudian tangannya kembali terulur mengambil satu botol mineral dan dia genggamkan di tangan gadis itu yang mengadah hendak meraih mineral. Tanpa banyak bicara Haikal menyambar satu roti yang ada di depannya melangkah pergi meninggalkan kerumunan orang-orang yang menganti mengisi perut mereka.
Haikal duduk tepat di kursi samping Cakra, mulai membuka bungkus roti miliknya dan segera melahap roti itu dengan nikmat.
Cakra menatap Haikal, dia segera menelan siomay yang ada di dalam mulutnya. "lo cuma beli itu?"
Haikal mengangguk pelan di sela-sela kegiatan mengunyah roti nya. Sebentar, kenapa roti nya menjadi rasa coklat, bukankah tadi dia mengambil roti kacang ya?
Haikal menunduk menatap lekat selai coklat yang ada di dalam roti genggamnya, "perasaan tadi gue ngambil roti kacang deh, kenapa jadi coklat?"
"Ketuker kalik." Nando berucap sebelum kembali menikmati mie ayam miliknya.
Haikal mengedikkan bahunya acuh, kembali menikmati roti nya. Terserah lah mau rasa apapun yang penting dapat menghilangkan rasa laparnya.
Cakra menoleh menatap Haikal yang menikmati roti lima ribuan itu lahap, "kal, pesen makan sana gue traktir."
Haikal menghentikan kegiatan mengunyah nya menatap Cakra sebentar kemudian kepalanya menggeleng pelan, "diet gue."
Rey berdecak menatap Haikal sengit, "halah tai lo."
Haikal terkekeh pelan, "lho dari pada nanti gue segemuk Bimo, emang lo - "
Brak!
Seorang gadis dengan rambut di cepol satu itu mengebrak meja inti Peaceable kasar, menatap nyalang salah satu diantara mereka yaitu Haikal. Kemudian di susul satu gadis dengan pita besar di tengah-tengah rambut panjangnya.
"Van udah, mereka geng motor anjir."
Gadis dengan pita besarnya itu menarik tangan temannya agar segera menyingkir dari meja anggota Peaceable, sebelum bencana akan menimpa mereka.
Gadis cepol satu itu menyentak tangan temannya kasar, "nggak bisa mon, dia harus tanggung jawab."
Tujuh lelaki yang tengah menikmati makanan nya itu sontak terhenti, menatap tajam dia gadis yang saling beradu argumen di sampingnya. Ralat, lebih tepatnya mereka hanya fokus menatap tajam gadis cepol satu yang berani menganggu kegiatan makan mereka.
Vani, gadis yang rambutnya di cepol satu itu membekap mulut temannya, sementara tangan satunya dia gunakan untuk menunjuk Haikal yang masih menikmati roti nya.
"Lo harus tanggung jawab, gara-gara kecerobohan lo temen gue ada di UKS sekarang."
Haikal menyergit, kegiatan mengunyah nya pun ikut terhenti, dia menatap gadis cepol satu itu bingung. "gue?" tunjuk nya pada diri sendiri sambil kembali mengunyah roti di dalam mulutnya.
Vani menatap nyalang Haikal yang malah terlihat begitu santai menikmati roti nya, "iyalah lo siapa lagi, buruan tangung jawab anjir jangan ngunyah mulu lo."
"Lo ngehamilin anak orang, kal?"
Ucapan Rey sontak membuat yang lainnya terkejut bahkan sekarang seluruh pasang mata yang ada di kantin menatap tak percaya Haikal.