Sekelompok anak muda beranggotakan Rey Anne dan Nabila merupakan pecinta sepak bola dan sudah tergabung ke kelompok suporter sejak lama sejak mereka bertiga masih satu sekolah SMK yang sama
Mereka bertiga sama-sama tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi karena terbentur biaya kala itu Akhirnya Anne melamar kerja ke sebuah outlet yang menjual sparepart atau aksesories handphone Sedangkan Rey dan Nabila mereka berdua melamar ke perusahaan jasa percetakan
Waktu terus berlanjut ketika team kesayangan mereka mengadakan pertandingan away dengan lawannya di Surabaya Mereka pun akhirnya berangkat juga ke Surabaya hanya demi mendukung team kesayangannya bertanding
Mereka berangkat dengan menumpang kereta kelas ekonomi karena tarifnya yang cukup terjangkau Cukuplah bagi mereka yang mempunyai dana pas-pasan
Ketika sudah sampai tujuan yaitu stadion Gelora Bung Tomo hal yang terduga terjadi temannya Mas Dwi yang merupakan anggota kelompok suporter hijau itu naksir Anne temannya Rey.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hanyrosa93, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berangkat ke Bandung
Hari-hari yang ditunggu sudah tiba, setelah menunggu selama sebulan lamanya akhirnya team masing-masing kesayangannya bertanding lagi.
Kali ini team hijau Persebaya yang akan bertanding ke Bandung dengan team biru Persib sebagai lawannya. Sudah tentu momen ini tak mau dilewatkan oleh Anne dan juga Mas Yuda, sepasang insan yang memulai pertemuan dari stadion ini kala Persib melawan Persebaya di Surabaya sebulan yang lalu.
Anne pun seperti biasa sudah siap-siap dan sudah meminta izin orang tua juga, kali ini Anne, Rey dan Nabila akan berangkat menggunakan bus pariwisata berbarengan dengan komunitas yang lainnya karena masih ada jatah kursi kosong 3 jok lagi.
Mobil bus pariwisata pun tepat berhenti di depan rumah Anne, Anne beserta Rey dan Nabila segera naik dan masuk ke dalam mobil pariwisata itu karena mereka sudah menunggu mobil pariwisata itu datang dari tadi.
Di dalam bus ramai sekali, ada yang nyanyi-nyanyi sambil memainkan gitar , ada yang karaoke dengan memakai fasilitas bus pariwisatanya, serta ada pula yang tidur karena mungkin kurang tidur sewaktu di rumahnya.
Meskipun jarak Tasik ke Bandung kurang lebih 3 atau 4 jam tapi para rombongan komunitas yang akan berangkat ke Bandung berangkatnya subuh, karena sebagai antisipasi macet dikala nanti siang juga gak ada salahnya untuk jalan-jalan dulu keliling kota Bandung, apalagi Anne dengan Mas Yuda pasti mau berduaan dulu disana. Kapan lagi bisa bertemu selain ada kegiatan bareng jadi momennya juga pas.
Setengah perjalanan, bus pariwisata itu berhenti dulu di rest area Limbangan daerah Garut, karena sudah prosedur perusahaan PO busnya harus berhenti disitu atau mungkin supirnya yang lapar karena belum sarapan.
Akhirnya, Anne, Rey dan juga Nabila ikut turun juga
Anne dan Nabila nyari toilet sedangkan Rey menyalakan sebatang rokok karena dari tadi di dalam bus tidak diperbolehkan untuk merokok.
Setelah beres dari toilet, Lalu Anne dan Nabila jajan bakwan, lontong, rujak dan juga minuman kemasan dari si Abang pedagang asongan sedangkan Rey hanya beli tahu Sumedang dan minuman kopi kemasan.
Setelah beres jajan, lalu masuk lagi ke dalam bus meskipun berangkatnya diperkirakan seperempat jam lagi.Karena kalau kelamaan di luar banyak debu dan juga polusi yang berasal dari knalpot kendaraan yang mampir ke rest area itu.
Ketika Anne mau masuk ke dalam bus, handphone yang didalam tas kecil yang Anne bawa pun berdering.
Cepat-cepat Anne masuk dan duduk dikursi jok yang tadi.Begitu dibuka, ternyata pesan dari Mas Yuda dan Anne pun jadi makin senang aja.Lalu, cepat-cepatlah Anne balas pesan itu.
*Mas Yuda*
[ Assalamualaikum, siang Anne lagi apa? Jadi kan ke Bandung?]
*Anne*
[ Waalaikumsalam, siang juga Mas Yuda, ini lagi di Jalan belum nyampe Bandung, tunggu ya.]
*Mas Yuda*
[ Oh iya, udah nyampe mana emang? Mas Udah nyampe dari tadi jam 07.00 pagi, soalnya berangkatnya malam naik kereta.]
*Anne*
[ Baru nyampe Garut Mas, bentar lagi kayaknya 1,5 jam lagi tungguin ya jangan kemana-mana ya mas.]
*Mas Yuda*
[ Ohh.. semoga selamat sampai Bandung ya, mas tunggu di pintu gerbang barat.]
*Anne*
[ Aamiin mas…Terima kasih doanya ya.]
Setelah selesai chatingan dengan Mas Yuda, lalu mobil bus pariwisata pun kembali melanjutkan perjalanannya. Setelah dari Limbangan lalu melewati Nagreg yang terdapat terowongan ikoniknya diatas bukit berbatu.Niat ingin berfoto disana, tapi posisi pakai kendaraan umum akhirnya tidak jadi berfoto. Tapi gak apa-apa bisa kapan-kapan lagi kalau membawa kendaraan sendiri.
Mobil bus pariwisata pun terus melaju menuju Bandung hingga akhirnya pemberhentian terakhirnya di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, kalau dilihat dari jalan tol yang menuju Cipularang kelihatan tuh atap Stadionnya bulat dan besar di tengah-tengah sawah.
Begitu masuk ke dalam Stadionnya, Masya Allah besar sekali bisa menampung ribuan suporter yang ingin menyaksikan pertandingan bola.
***
Begitu sampai di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, supir bus bertanya “ Beneran barudak sekarang lawannya dengan Persebaya?”
Lalu perwakilan suporter tepatnya sekretaris komunitas pun menjawab pertanyaan supir bus pariwisata itu “ Iya kang, beneran sekarang mah lawannya dengan Persebaya, kenapa gitu kang ?
Supir bus pariwisata kembali menjawab “ Takut akang mah euy, takut dilemp*rin batu busnya akang mah, nanti akang lagi yang nombok buat ganti dan biaya ke bengkel.”
“ Insya Allah aman kang, suporter hijau kan baik-baik saudaraan dengan suporter kita, piraku we* melakukan pelemp*ran mah.” Jawab sekretaris komunitas menenangkan supir bus pariwisatanya.
“ Ya syukur deh kalau gitu mah, akang tunggu diluar tribun aja biar sekalian jaga bus takut kenapa-kenapa.”
“ Loh, gak ikut nonton ke dalam kang?”
“ Enggak deh Jang, akang diluar saja.”
“ Baiklah, kalau kemauan akang begitu.”
“ Kita nonton dulu ya pak!” sahut yang lain
“ Iya silakan barudak, sing jongjon! “ *
***
Anne pun mencari mas Yuda, Nabila dan Rey pun ikut menemani.Dari kejauhan, nampak ada yang berbaju hijau khas baju komunitasnya, begitu dia menoleh ke arah Anne, ternyata benar saja Mas Yuda sedang berdiri mencari-cari sesosok wanita berbaju biru yang manis membuat Mas Yuda kepincut saking manisnya.Tapi begitu dia mau menemui dan berlari ke arah Anne, tiba-tiba ada beg*l yang ingin merampas tas yang dibawa Mas Yuda. Seketika Anne yang melihat pun berteriak
“ AWAS MAS YUDA ADA BEG*L….”
Teman-teman dari komunitas biru dan hijau yang sedang berkumpul di luar stadion yang mendengar pun langsung mengejar pelaku yang mau merampas tas milik Mas Yuda itu.
Mereka lari sekencang-kencangnya , ada yang mau menjebak juga, semua yang sedang kebetulan berada disana berusaha bekerja sama mencari dan mengejar pelaku yang hendak akan kabur.
Begitu pelakunya dipertemukan, teman-teman dua komunitas itu langsung mengh*jar pelaku tanpa ampun.
“ Kalakuan teh teu baleg pisan sia, hayang digeb*gan ku urang!” * teriak salah seorang dari belakang yang ger*m melihat kelakuan pelaku.
“ Pod*ran we lah tuman jelema anu kieu mah,musingkeun!” ** teriak salah seorang lagi di depan pelaku sambil mene*dang-ne*dang badan pelaku.
Pelaku yang tertangkap tangan itu bab*k belur hingga wajahnya bony*k dan badannya ditend*ng hingga membuat pelaku kesak*tan. Setelah agak lama, pasukan pengamanan pun datang juga
Wiww…Wiww…Wiww…
Suara sirine dari mobilnya polisi datang dan mengamankan pelaku yang sudah bony*k waj*hnya.
“ Ada apa ini ramai-ramai?” tanya pak polisi yang kebetulan lewat
“ Ini pak, ada yang mau beg*l tas pacar saya, untung saya keburu teriak, dan teman-teman semua ini refleks pada mengejar dan mengh*jar hingga bab*k bel*r pak.” Jawab Anne dengan tegas.
“ Terima kasih ya neng, ini pelaku yang buron dan masih suka berkeliaran di kota Bandung ini,”
“ Tapi pacarmu gak kenapa-kenapa?” tanya pak polisi lagi
“ Iya pak sama-sama, kurang tahu pak kondisinya gimana,saya dari tadi disini habis teriak saking paniknya.”
“ Ya sudah, silakan kembali dilanjut kegiatannya, bapak mau bawa dia ke kantor untuk segera diproses, sekali lagi terima kasih.”
“ Iya pak.”
Pak polisi pun pergi dengan membawa pelaku beg*l itu menuju ke mobilnya polisi dan segera meninggalkan area stadion.
Sementara, Mas Yuda hanya bengong melihatku dari kejauhan merasa tidak percaya melihatku sudah membantu membasmi kejahatan.
Dengan memegang tangan kiri sambil dibalut kain, Mas Yuda menghampiri aku.
“ Subhanallah, Anne terima kasih ya sudah menolong Mas tadi.”
Anne yang melihat tangan kiri Mas Yuda terl*ka lalu bertanya
“ Mas,tangan kiri mas kenapa itu berdar*h?”
“ Oh ini, tadi Mas kena benda taj*m, tapi gak apa-apa kok.”
“ Gak apa-apa gimana Mas?berd*rah loh ini, kita mampir dulu yuk ke apotek.”
“ Udah gak usah, Mas gak apa-apa kok Anne.”
“ Ayo…”
Anne pun menarik tangan Mas Yuda satunya lagi yang tidak sakit, lalu Anne pun segera mencari apotek bersama Mas Yuda.
“ Rey, Nab gue ke apotek dulu ya, tunggu disini jangan kemana-mana.” Ucap Anne kepada dua temannya.
“ Iya Anne, kita tunggu disini,lu hati-hati di jalan.” Ucap kedua temannya memperingatkan.
Anne hanya mengedipkan mata dan Anne segera pergi mencari apotek terdekat untuk membeli obat luka tangannya Mas Yuda.
Setelah dapat obat merah,plaster dan obat antiseptiknya, Anne kemudian mengobati tangan kiri Mas Yuda dengan penuh hati-hati dan perasaan.
Mas Yuda yang melihatnya hanya tersenyum terharu. Kemudian Mas Yuda berkata disaat Anne masih sibuk mengobati lukanya Mas Yuda.
“ Terima kasih ya Anne, sudah mengobati luka ditangan Mas juga, kalau Mas tidak lengah mungkin ceritanya tidak akan begini.”
“ Sudah Mas jangan disesali yang sudah terjadi, mungkin takdirnya dia juga yang harus ditangkap hari ini, dan Mas yang jadi korbannya.”
“Iya Anne, wih…kalau ingat kejadian tadi, Anne hebat juga ya bisa memecahkan misteri yang belum terungkap, membantu pak pol juga, mirip detektif aja.”
“ Ah, cuma kebetulan aja mas, gak perlu dilebih-lebihkan, Oiya, sudah selesai nih diobatinya, masih terasa sakit gak tangannya? Ya minimal dibungkus plester biar gak iritasi.”
“ Sudah cukup Anne, terima kasih ya,”
“ Oiya,Anne belum makan kan ? kita cari makanan yuk mie ayam atau apa, mas juga lapar ini.” Ajak Mas Yuda
Disaat Mas Yuda sedang mengajak aku untuk mencari mie ayam, tiba-tiba tukang chuankie lewat, si abang-abang yang dagangannya dipikul itu.
Trok…Trok ..Trok… suara kayu diketok.
Anne pun memberhentikan tukang chuankie yang sedang berjalan mencari konsumen.
“ Mang chuankie,beli…” teriak Anne
Tukang chuankie pun lalu berhenti tepat didepan Anne.
“ Iya Neng, mau berapa mangkok?”
Anne kemudian diskusi dulu dengan Mas Yuda,
“ Mas, beli ini aja ya chuankie, yang ada ajalah ya..ya..enak tahu.”
“ Iya, terserah Anne aja.”
Anne kembali mendekati tukang chuankie.
“ Mang,beli 2 mangkok yah,komplit Cuma yang 1 mangkok gak pakai kecap.”
“ Oke siap Neng, Mang buatkan dulu.”
“ Aku tunggu di bawah pohon situ ya.” Ucap Anne sambil menunjukan pohon yang dimaksud.
“ Oke Neng siap, nanti diantar kesana pokoknya mah.”
Anne lalu mengajak Mas Yuda untuk berteduh di bawah pohon yang rindang karena cuaca sedang panas-panasnya, sambil menunggu tukang chuankie mengantarkan makanannya.
Tak lama kemudian, tukang chuankie itu mengantarkan 2 mangkok chuankie juga ke tempat kita berteduh di bawah pohon yang rindang ini.
“ Silakan neng dan akang chuankie nya.” Ucap tukang chuankie sambil menyodorkan 2 mangkok chuankie.
“ Terima kasih ya kang, nanti kalau sudah selesai makan ,mangkoknya dianterin kesana.”
“ Iya Neng, mang kesana dulu ya.”
“ Iya.”
Begitu sedang nikmat-nikmatnya makan, tiba-tiba Rey datang merusak suasana dia mau nagih utang yang tempo hari dipakai Anne ongkos kereta ke Surabaya, sangat tidak etis ..tidak etis banget.. ditagih pas ada Mas Yuda disamping huhu.
“ Hmm…berdua aja nih, Anne…( mengedipkan mata)”
“ Apa sih Rey, datang-datang gak jelas banget.” Ucap Anne
“ Haus nih…( mengibaskan jempol dan jari manis)”
“ Apaan ? yang jelas kalau ngomong Rey.”
“ Yang tempo hari itu , lu pinjam buat tiket.”
“ Oh itu, ngomong dong dari tadi, una anu una anu gak jelas banget.”
“ Nah, itu lu paham.”
Anne pun kemudian membuka tas kecil yang dibawanya lalu mengambil sebuah dompet dan memberikan selembaran-selembaran uang kepada Rey untuk membayar utang.
“ Nih Rey, lunas ya ? udah ah sana..sana..ganggu aja !” Anne agak sedikit membentak Rey.
“ Iya..iya..maaf ganggu!”
Setelah Rey pergi dari pandangan Anne, lalu Mas Yuda pun bertanya kepada Anne.
“ Tadi, si Mas Rey kenapa sih An ?”
“ Oh, gak apa-apa Mas biasalah masalah internal hehe.”
“ Kamu pinjam uang apa An?”
“ Ya waktu kemarin sih, waktu lagi bokek.”
“ Kenapa gak bilang ke Mas sih An?”
“ Gak ah Mas, Mas kan jauh lagipula baru juga kenal.”
“ Ya siapa tahu Mas bisa bantu kamu An.”
“ Sudah..sudah ah, bahas yang lain aja.”
“Oke.”
Tak terasa chuankie didalam mangkok sudah habis, Mas Yuda lalu membawa mangkok yang aku pegang untuk dikasihkan ke pedagang chuankie itu sambil membayar.
Anne membuka tas, tapi langsung ditepis oleh Mas Yuda
“ Sudah…dari Mas aja bayarnya, tadi kan Anne beliin obat buat luka Mas.”
“ Oh ya udah, terima kasih ya Mas.”
“ Iya An, sama-sama.”
Mas Yuda kemudian menghampiri pedagang chuankie yang tadi untuk membayar dan mengantarkan mangkok yang kotor.
***