Alexa seorang gadis cantik yang memiliki wajah bulat seperti tomat yang menyukai seorang pria tampan di kantor nya. "Sampai kapan pun aku tidak akan pernah tertarik dengan wanita berwajah bulat. Walaupun dia secantik bidadari sekali pun aku tidak akan tertarik. "ucap Chavin (pria yang disukai Lexa).
Dengan seiring nya waktu tanpa disadari mereka pun berpacaran. Chavin menerima cinta Lexa karena alasan tertentu. Tapi Lexa selalu diperlakukan tidak baik. Chavin suka membandingkan Lexa dengan wanita lain. Dan akhirnya Chavin memutuskan untuk berpisah dengan Lexa. Tak disangka- sangka Lexa mengalami kecelakaan yang membuat wajah nya yang bulat menjadi tirus mungkin disebabkan dia sakit parah.
Apakah setelah wajah Lexa tirus Chavin menerima cinta Lexa kembali dengan tulus???
Apakah Lexa akan tetap mengejar cinta Chavin atau malah sebaliknya!!! Nantikan kisah mereka selanjutnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wida_Ast Jcy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 23. MELEWATI MASA SULIT
Dua minggu lebih Alexa menjadi patung, tidak bergerak dan hanya terkulai lemas tak berdaya. Dan sekarang Ia telah sadar dari komanya. Alexa akhirnya membuka matanya.
Cahaya lampu di langit-langit kamar menyilaukan, dan suara mesin medis terdengar samar di telinganya. Tubuhnya terasa berat, nyeri menusuk di setiap gerakan.
“Alexa? Kamu sadar nak?” akhirnya kamu sadar juga nak. Mamah dan Papa merinduimu nak. Mamah dan Papa disini sayaaang. Kami selalu menunggu mu. "ucap ibunya dengan penuh isak tangis.
"Mmmm... Maaa... Kenapa dengan Lexa mah? " ucap Alexa yang masih linglung.
"Nanti kalau Lexa sudah mendingan Mamah cerita yah sayaaang. Dokter bilang kamu jangan banyak bicara dulu kerena kamu masih belum sembuh nak. "jawab ibunya.
"Alhamdulillah sayang Mamah. Akhirnya penantian mamah terjawab sudah. Akhir nya kamu sadar juga sayaangg. "ucap ibu nya penuh gembira campur sedih.
"Lexa.. jangan banyak bergerak dulu nak. Kamu yang kuat yah nak. " ucap Ayahnya pulak
Dokter Smith dan perawat masuk keruangan. Mereka memeriksa kondisi dan keadaan Alexa. Wajah mereka memancarkan seyum.
“Kamu luar biasa, Alexa. Kondisimu sudah jauh lebih baik, meskipun pemulihan akan memakan waktu lama. Bertahanlah. "ucap Dokter Smith.
"Kamu sudah mengakhiri masa masa sulit mu. Kami akan berusaha keras agar kamu bisa sembuh dangan baik seperti sedia kala. "ucap dokter Smith lagi.
Alexa hanya bisa tersenyum lemah. Meski rasa sakit masih menyelimuti, ada kelegaan bahwa ia masih diberi kesempatan untuk hidup kembali.
Tetapi dia tau untuk dia bisa sembuh seperti sedia kala itu sangat lah susah. Membutuh terapi Dan operasi lagi.
Yang masa pemulihan nya pun sangat lah panjang bukan waktu yang sebentar untuk dia benar-benar sembuh kembali seperti dulu.
Suara klakson, bayangan truk besar, bahkan suara sirene ambulans sering membuat jantungnya berdebar keras dan gemetaran.
Kenangan yang sangat buruk bagi nya. Ia juga sering terbangun dari mimpi karena trauma dari kecelakaan itu yang seolah nyata ia alami lagi.
Alexa pun dengan pelan pelan berusaha untuk menggerakkan tangan nya, ia merasa risih dengan balutan perban yang ada diwajahnya. Ia pun mencuba untuk meraih perban perban yang ada diwajah nya. Ada apa ini sebenarnya. bisiknya.
Ia pun berhasil memegang perban perban itu. Ia merabanya pelan pelan wajahnya. "Wajah ku! Aku bukan Alexa yang seperti dulu. "Apa yang terjadi pada wajahku?" bisiknya lagi seolah tak percaya dengan keadaan nya sekarang.
"Mah... apa yang terjadi pada wajahku mah? " tanya nya kepada ibunya dengan suara yang serak.
"Mah... ini kenapa mah. "tanya nya dengan penuh tangis. Mamah kenapa dengan wajah Lexa mah? " tanya lagi berulang ulang.
Sang ibu berusaha menenangkan Alexa, tetapi gadis itu tahu bahwa hidupnya tidak akan pernah sama lagi seperti dulu. Takdir mengatakan lain kepada hidupnya.
Perawat pun menyediakan cermin kecil kepada nya. Ia pun mencuba melihat wajah nya dengan cermin kecil itu yang diberikan suster.
Luka-luka di wajahnya dibalut perban tebal, dan hanya ada sedikit bagian wajah yang tampak. Rasa sakit fisik bercampur dengan kepedihan emosional menghantamnya sekaligus.
"Mah... apa aku akan cacat seumur hidup ku. " tanya nya lagi.
"Tidak sayaaang... Mamah dan Papa akan melakukan yang terbaik untuk mu nak. " jawab ibunya.
"Yang penting lexa harus kuat yah. " tetap semangat tetap fokus untuk kesembuhan mu yah nak. "jawap ibunya lagi.
"Alexa pasti bisa menghadapi semua ini yah nak. " ucap ibunya lagi dengan memberika semangat.
Alexa hanya bisa mengangguk perlahan lahan mendengar perkataan ibunya.
Ninda pun dengan tergesa-gesa datang memasuki ruangan itu. "Alexa sahabatku yang baik. Alhamdulillah Lex... Kamu telah sadar. " ucap Ninda tersenyum sambil memeluk dan menciumi Lexa.
"Aku fikir aku tidak akan dapat memelukmu lagi. Aku fikir aku tidak akan bisa melihatmu lagi lex. "ucap nya lagi.
" Ta... tapi aku bukan Alexa yang dulu lagi Nin. Hidup ku sudah berbeda. "jawab Lexa singkat.
" Tidak Lex.. Kamu tetap Lexa yang dulu yang cantik. yang ceria yang tetap menjadi office flower dikantor kita. "ucap Ninda memberi semangat.
"Tidak... Nin.. Wajah ku sudah hancur Nin. Aku bukan yang dulu Nin. " jawab Lexa dengan sedih.
Harapan baru buat Alexa masih ada. Dokter Smith melangkah masuk untuk pemeriksaan rutin seperti biasa. Ia melihat keadaan Lexa sudah membaik.
"Ini sungguh luar biasa. Kamu pasien pertama saya yang bisa melewati masa kritis ini semua. Kamu betul betul wanita yang kuat Lexa. "ucap Dokter Smith.
Kesadaran Alexa ada awal baru untuk langkah pertama dalam proses penyembuhan. Terlihat banyak luka luka parah, terutama dibagian wajah dan kepala yang sangat memerlukan operasi rekonstruksi yang begitu rumit.
"Kami akan menjalani operasi pertama untuk perbaikan tulang diwajahnya. Dan mungkin akan membutuhkan biaya yang lumayan banyak.
Tapi kami akan melakukan yang terbaik. Mungkin butuh waktu 2 minggu lagi untuk kita melakukan operasi itu "ujar Dokter Smith.
“Alexa, apa pun yang kamu butuhkan, Mamah dan Papa akan usahakan. Kamu hanya perlu fokus untuk sembuh,” kata kedua orang tuanya dengan penuh keyakinan, menggenggam tangan putrinya yang lemah.
"Masalah biaya Dokter jangan fikirkan asalkan puteri kami bisa sembuh dan kembali seperti dulu. Apapun akan kami lakukan untuk nya. " jawap ayahnya.
"Baik lah Bapak Alex. Saya mengerti. Kami akan berusaha sebisa kami. Saat melakukan operasi nanti. Alexa akan memerlukan dokter yang sangat ahli dalam bidang pembedahan ini. Dan harus dilakukan dengan hati hati. " ucap Dokter Smith.
Ninda, yang sejak awal setia menemani Alexa, menatap sahabatnya dengan lembut.
“Lexa, kamu tetap sahabatku, apa pun yang terjadi. Kamu tetap Alexa yang ceria, yang selalu mendukung ku dan membuatku tertawa. Penampilanmu tidak mengubah siapa dirimu,” kata Ninda dengan tegas, mencoba menguatkan hati Alexa
Alexa pun menyadari. Apa yang dikatakan Ninda ada betulnya. Nilai hidup ini bukan ditentukan oleh penampilan tapi dengan apa yang kita mau.
Apapun keadaan nya dengan keteguhan dalam menghadapi tantangan ini. Ia pasti bisa melangkah maju dengan penuh harapan.
"Terima kasih Nin. Aku sangat takut untuk menghadapi semua nya ini. Aku sangat takut sekali. " ucap Lexa dengan suara serak nya.
"Tidak ada yang perlu ditakutkan Lexa. Aku akan selalu ada disini. Untuk mu. Kita akan selalu bersama Lexa. "jawap Ninda sambil memegang tangan Lexa.
"Iya... Sayang kami semua akan selalu ada untuk mu nak. Lexa jangan takut yah nak. " ucap Ibunya yang selalu memberikan semangat untuk nya.
Hidup Alexa mungkin tidak akan sama seperti dulu. tetapi dari setiap luka Dan kesulitan yang ia alami. Ia telah menemukan makna baru dalam hidup sejati Keberanian untuk bangkit. meski dunia seolah berkata sebaliknya.
BERSAMBUNG....