Terjerat Dendam Ceo
Paksaan keluarga
Terkadang hidup tak selamanya berpihak kepada yang baik,kadang kala ada kehidupan pahit asinya kehidupan,namun tergantung bagaimana cara kita menjalaninya,mengeluh bukan lah hal di lakukan,melainkan menjalani adalah jalan keluarnya,itulah kehidupan mengeluh takkan ada ujungnya.
Pagi senja menyapa,tampak ara sudah menyelesaikan tugas nya di rumah orang tuanya,bukan tugas melainkan perintah..
"Ara,,,bagaimana sarapan nya,sudah kamu siapkan?"tanya sang mama yang baru keluar dari kamarnya,ara menolah kearah sang mama
"Mama tak perlu bertanya lagi,itu sudah menjadi tugas anak angkat mu ini!"jawab ara seadanya,karna memang ara paling malas bila berhadapan dengan sang mama
"Jaga ucapan mu itu ara,sudah saya katakan jangan pernah menyebut dirimu anak angkat"murka sang mama marah,karna setiap sang mama memerintah,selalu itu jawaban yang keluar dari mulut ara,ara tersenyum miris,sudah ara duga pasti kedaan pagi tak pernah ada kata damai,selalu saja ada keributan yang selalu tercipta,ara memutar mata nya malas
"Bukankah ara berkata jujur,jika ara bukan anak angkat,tak mungking orang tua kandung rela memberlakukan anak nya layak nya seorang pembantu"ketus ara jengah,tak banyak bicara lagi,ara langsung memutuskan langsung pergi,karna jika ia tak langsung pergi,perdebatan itu pasti takkan pernah berakhir,dan berujung sang papa yang turun tangan bermain kasar,dengan menghembuskan nafas kasar,ara melajukan motor butut kesayangan nya menuju tempat kerja nya,yang selama 2 tahun ini ara bekerja di restoran luna sang sahabat,ketika ara tengah melajukan motornya santai,tiba2 saja hp nya berdering,langsung nama sang papa menelfonnya
"Hallo,ada apa pah?"tnya ara to the point
"Segera datang ke tempat kerja mu,papa tunggu kamu 15 meniit"
"Tutt"
Langsung tanpa menunggu jawaban ara,sang papa langsung mematikan sambungan telfonnya,ternyata dugaan nya benar,ketika perdebatan nya dengan sang mama,tak terlihat sang papa turun tangan,ternyata sang papa lebih dulu berangkat,entah apa alasannya ara harus menyusul sang papa.
Beberapa menit kemudian,tiba ara di depan restorannya,ia langsung memarkirkan motornya,dan buru2 melangkah memasuki restoran takut sang papa memarahinya karna terlambat,melihat sang papa tengah duduk seorang diri di pinggiran sudut,ara langsung menghampiri sang papa.
"Ada apa pah,ara tidak punya waktu,karna ara harus kerja!" Ucap ara yang tampak terburu2 menghampiri sang papa,papa ara melirik sinis ke arah ara,seakan2 ara menyombongkan dirinya karna ia bekerja
"Duduklah,papa sudah izin kepada luna untuk meminta waktu mu sebentar"ujar sang papa melirik ke ara kursi sebelahnya
"Baiklah"akhirnya ara mengalah,toh tidak ada gunanya juga membantah,papa ara tampak menyerahkan sebuah mab di hadapan ara
"Apa ini pah?"ara memicingkan matanya
"Bukalah!"titah papa ara tanpa banyak berkata
Ara pun memutuskan untuk membuka mab itu
"Perjanjian pernikahan?"
"Siapa yang menikah pah?
"Kamu!"
Degh
Bagai tersambar petir di siang bolong,ara harus menerima paksaan yang entah sejak kapan mereka merencanakan pengusiran dirinya itu dari rumah,dengan dalih pernikahan,yang bahkan ia sendiri tak mengenal laki-laki itu
"Pah,bagaimana bisa papa memutuskan sepihak tanpa bertanya dulu kepada ara?"terlihat raut kekecewaan ara terhadap sang papa,yang tanpa angin tanpa badai menyuruh nya untuk menikah
"Papa tidak meminta pendapat mu,tapi papa butuh tanda tangan mu"
"Tapi kenapa pah?,bukan kah lia yang akan menikah?"
Lia adalah kakak ara,lia adalah anak kesayangan keluarga,sedangkan dirinya hanya lah gadis penerima bekas lia,termasuk segi pakaian dan juga lainnya
"Lia menolak menikah,karna ia ingin mengejar karier nya"
"Kenapa tiba2 pah,bukankah lia yang awal nya ngotot untuk menerima lamaran itu,pada saat keluarga laki2 itu mau melamar ara?"
Memang,beberapa minggu lalu,datang sepasang suami istri guna melamar ara,namun ketika lia melihat keluarga konglomengrat itu,ia langsung mengajukan dirinya,bahkan ia meminta orang tua nya untuk memalsukan dirinya lah yang bernama ara,sedangkan ara yang tidak di bolehkan untuk bargabung dengan keluarga itu,hanya bisa mengintip di balik pintu kamarnya,ia tau semuanya,ia tak marah,karna memang ia tak berniat untuk menikah muda,sebelum impian nya tercapai.
Kembali ke masa kini,ara masih tampak ragu untuk membubuhkan tanda tangannya
"Apa lagi yang kamu tunggu,cepat tanda tangan,mama dan papa sudah putuskan,bahwa kamu lah yang menggantikan kakak kamu untuk menikahi laki2 itu"
Desak sang papa yang masih tetap memaksa ara,banyak timbul tanda tanya,mengapa tiba2 lia membatalkan pernikahan itu,apakah laki2 itu buruk rupa,ataupun punya penyakit menular itulah yang ada di benak ara saat ini,karna tidak mungkin lia membatalkan pernikahan itu tanpa sebab,karna ara tau,jika apa yang seharusnya di miliki lia di berikan kepadanya karna lia menolak pasti ada alasanya.
"Baiklah ara akan setuju,tapi dengan satu syarat!"
"Baik,katakan apa syaratnya"
"Di hari pernikahan ara,papa dan mama harus datang"
"Itu bukanlah masalah,kamu tenang saja,kami akan datang"jawab papa ara enteng,sehingga tanpa membaca ataupun mengatakan apapun lagi,ara langsung membubuhkan tanda tangan nya di lembaran kertas itu.
Satu minggu kemudian.
Di sebuah gedung nan megah,tanpak dekorasi menghiasi seluruh ruangan,banyak bunga2 berjejer rapi dan juga para tamu undangan dari berbagai belahan dunia turut hadir guna menyaksikan janji suci ikatan pernikahan ara dengan seorang putra pewaris tunggal perusahaan ternama se asia,pernikahan yang seperti itulah yang menjadi impian setiap wanita namun tidak bagi ara,senyuman paksa tampak menghiasi wajah ara yang dibubuhkan risan nan memukau,bukannya ara tak bahagia akan gedung hotel itu,siapa yang tak bahagia pernikahan di adakan semewah mungkin,tapi bagi ara itu adalah pernikahan terburuk yang pernah ia alami,bagaimana tidak,menikah tanpa cinta,bahkan dirinya tak melihat calon mempelai pria memasuki gedung,kemanakah pria itu pergi,pikir ara membatin
"Ra,kamu yakin dengan pernikahan ini?"bisik luna yang tiba2 menyenggol lengan ara,yang membuat ara tersadar dari lamunannya
Ara menghembuskan nafas lega
"Inilah yang ku harapkan lun,terbebas dari belenggu keluaga toxik itu,dengan pernikahan ini aku bisa keluar dari rumah bak neraka itu"ucap ara dengan tatapannya yang tak lepas dari para tamu undangan yang tampak menatapnya kagum akan kecantikan sosok ara ketika berdiri dihadapan semua tamu
"Aku mendukung apapun keputusan mu ra"ucap luna sambil menepuk pundak ara,memberinya semangat agar tetap bersama dalam menjalan kan takdirnya
"Tetap lah bersama ku luna,aku benar2 gugup"
Ara menggenggam tangan luna,guna menyalurkan kegugupan yang melanda hatinya
"Baiklah,sebelum suami mu datang,aku takkan kemana-mana"
Balas luna yang ikut menggenggam erat tangan ara yang tampak dingin bergetar karena saking gugupnya
Degggggg
Tatapan ara terpaku ke arah seseorang yang baru saja masuk dengan setelan jas warna putih nya yang diyakini ara laki2 yang akan segera menjadi suami nya
"Alvaro!"lirih ara sangat pelan dengan bibir bergetar nya
"Ra,bagaimana bisa alvaro,,,,"bahkan luna kehabisan kata2 ketika melihat sosok laki2 tampan yang tengah melangkah ke arah mereka itu,sosok masa lalu ara yang sampai saat ini masih tersimpan dalam hati ara sebagai laki2 yang ia cintai
"Ra,,,,!"lirih luna pelan,mencoba memberikan ara kekuatan,dan dengan terpaksa luna harus melangkah pergi karna acara ijab kabul akan segera di mulai
"Ya tuhan,takdir macam apa lagi ini"batin ara menjerit,tatapan yang tak pernah lepas dari wajah sosok laki2 yang telah bertahun-tahun hilang tanpa kabar
"Senyuman itu"entah mengapa ara merasakan senyuman itu tak pernah laki-laki itu tunjukkan selama bersama ara,senyuman kebahagiaan yang terukir menurut para tamu undangan,namun tidak bagi ara,senyuman itu adalah senyuman iblis yang ingin membunuh mangsanya,tanpa berucap apapun sosok laki-laki yang tiba-tiba datang itu langsung duduk di sebelah ara untuk melangsungkan proses ijab kabul.
"Sahhhhhhh"
Kata itu lah yang kini telah melambang kan bahwa ara kini telah sah menjadi seorang istri dari alvaro,sosok laki-laki masa lalu yang pernah mengisi hari-hari ara...
"Selamat datang di pernikahan neraka ini arabella"
Deggggg
Kata-kata itu bagaikan tusukan ribuan belati yang di tancapkan tepat di jantung ara,"apa maksud nya ini"batin ara,alvaro pergi setelah mengatakan itu,tidak ada proses bersalaman,cium tangan,cium kening,bahkan pemasangan cincin,alvaro pergi setelah mengucapkan ijab kabul,sehingga banyak menimbulkan tanda tanya bagi para tamu undangan termasuk keluarga nya.
Di dalam sebuah ruangan nan gelap yang hanya di terangi oleh sebatang lilin kecil,alvaro duduk santai dengan mengapit sebatang nikotin di antara jari telunjuk dan jari tengah nya.
Flesh back.
beberapa minggu yang lalu,tepatnya di sebuah taman,tanpak alvaro melangkah kan kakinya menghampiri seorang wanita yang tengah duduk di kursi taman sambil memainkan hanphonenya,,,
"Arabella!"
"Kau,,,bagaimana bisa kau ada di sini,di mana arabella?"tanya alvaro,karna ia sama kaget nya dengan gadis itu ketika menolah
"Alvaro!"
"Aku tanya di mana arabella?"
Gadis itu tersenyum sinis
"Jadi kamu yang akan menikah dengan ku?"
Alvaro mengernyitkan kening nya
"Apa maksud mu?"
ara menolak perjodohan ini,jadi aku sebagai kakaknya yang akan menggantikan ara"
"Jangan macam-macam kamu lia,katakan di mana ara?"bentak alvaro meninggikan suara nya karna nampak tersalut emosi atas sifat lia yang terlalu bertele-tele.
"Aku tidak menyangka,ternyata kamu adalah anak dari keluarga konglomengrat"
"Jangan membuat saya emosi lia,katakan apa mau kamu"
"Mau ku cuma satu,menikahi kamu"
"Apakah kamu sedang bermimpi,bagaimana bisa kamu,sedangkan yang saya inginkan adalah ara"
"Bagaimana bisa kamu menginginkan ara,apa kamu lupa,apa yang ara,,,,"
"Cukup!"
Bentak alvaro yang langsung memotong ucapan lia
"Saya punya penawaran,paksa ara agar mau menikah dengan saya,sebagai bayaran nya
Saya akan memberikan berapapun yang kamu minta"
Mendengar kata bayaran yang tak luput dengan kata uang,langsung mata lia berbinar-binar,karena uang adalah priyoritas lia
"Berapapun?"tanya lia menyakinkan
Alvaro hanya mengangguk sebagai jawaban
"Baiklah,saya terima tawaran kamu bukan cuma uang tapi saya minta sebuah apartemen dan juga sebuah kartu limitid"
"Deal"
Mengapa semudah itu alvaro menyetujuinya,apakah sekaya itu alvaro sehingga dengan mudah nya menyetujui permintaan lia,bahkan ia sampai tercengang
"Baiklah deal"
Putus lia akhirnya yang langsung melangkah pergi
Kembali ke masa kini
Setelah acara resepsi pernikahan yang ara jalani tanpa mempelai pria,ara dengan di jemput oleh seorang supir di antar ke kediaman alvaro,yang ternyata kedua orang tua alvaro telah dulu sampai di rumah,namun ketika ara memasuki rumah itu,tampak suasan sepi ara baru ingat bahwa sang supir mengatakan bahwa orang tua alvin telah lebih dulu beristirahat karena mama alvin tiba-tiba sakit kepala.ara di tuntun oleh seorang asisten rumah tangga menuju kamar alvin
Beberapa menit kemudian."ceklek"
Suara gagang pintu itu menarik atensi ara untuk langsung menatap ke arah pintu,ia yakin alvaro pasti baru pulang
"Al...."
Lirih ara yang langsung melangkah menghampiri alvaro,niat hati ara ingin menyalami alvaro karna kini iya suami sah ara,namun tangan nya malah di tepis kasar oleh alvaro
"Akhhhhh,,,sakit al tolong lepaskan"
Ara hanya bisa merintih kesakitan ketika tangan kekar alvaro mencekik kuat lehernya,sehingga ara hampir kehabisan nafas
"Jangan sebut nama itu di hadapan ku,mulut jalang seperti kamu itu tidak pantas menyebut nama ku,panggil aku tuan,karna sekarang kamu adalah budak ku dan aku tuan mu"
"Ba,,,baik aaaaa ,tu tuannnn"
"Akhhhhh"
Alvaro melepaskan cekikan di leher ara,dan menghempaskan tubuh ara ke lantai
Ara bernafas dengan rakus karena memang ia hampir kehabisan nafas nya ketika alvan mencekiknya dengan kejam,hanya air mata yang dapat ara tumpahkan sebagai bentuk rasa kecewa nya atas perlakuan alvaro.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
zatil fadhila
bek saja-saja kah yanti
2024-10-24
1
SafLyae🥀
aku suka🥰
2024-10-24
1