cintanya yang terhalang restu dari wanita yang membesarkannya sedari kecil membuatnya harus melepaskan gadis yang teramat di cintai
Haikal Pramana seorang lelaki yang begitu penurut juga menyayangi ibunya harus bergelut dengan pilihan antara ibunya dan Maira
masa lalu Rima membuatnya lebih mementingkan egonya dari pada hatinya
Haikal dan Maira mencoba mempertahankan juga mendapatkan restu dari Rima
tapi Rima pun menghadirkan Diana di antara mereka
siapakah yang akan di pilih Haikal nantinya
cintanya ataukah menuruti kemauan ibunya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon melukismimpi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
mengalah
"ibu perhatikan sudah hampir dua minggu Haikal tidak antar jemput kamu kerja Maira, apa kalian putus lagi?" tanya Hesti saat tengah menikmati makan malamnya bersama putrinya itu
"tidak Bu,kami hanya backstreet sementara ini" jawab Maira membuat Hesti pun bingung dengan arti ucapan anak nya tersebut
"ibu gak ngerti Mai, memang apa sih maksudnya?"
"sudahlah bu percuma juga aku beritahu pasti ibu juga akan bingung"
"ya terserah kamu lah asal kalian tidak sampai putus saja karena kalau tanpa Haikal pasti kamu akan kelabakan bayar uang kontrakan juga kebutuhan kita" Maira memutar bola mata malas mendengar ucapan ibunya tapi semenit kemudian ia teringat akan suatu hal
"Bu boleh aku tanya sesuatu?" tanya nya
"hemm...."
"apa ibu pernah punya masa lalu dengan orang bernama Rima?" tanya Maira
Hesti yang sedang meminum air pun seketika tersedak begitu mendengar nama Rima di sebut oleh putrinya itu, Hesti menatap wajah Maira penuh tanya setelah mendengar nama Rima di sebut oleh putrinya itu
"kamu kenal dengan orang bernama Rima itu Maira?" tanya Hesti
"eemmm eemmm...." Maira kebingungan menjawab karena dirinya masih ingat pesan Haikal untuk merahasiakan siapa nama ibunya
"Maira kamu pernah bertemu dengan orang yang bernama Rima?" tanya nya lagi
"gak Bu aku hanya asal tanya karena aku pernah dengar ibu sebut nama itu"
"oooh...." Hesti terlihat begitu lega usai Maira berkata seperti itu tapi diam diam Maira pun memperhatikan sikap ibunya tersebut
...****************...
pagi yang di tunggu oleh Rima pun telah tiba, Rima sudah tidak bisa tidur sejak usai melaksanakan shalat subuh bersama Haikal
"Diana kesini kan Kal?" tanya Rima karena rasanya dia begitu lama menunggu kedatangan Diana
"iya Bu, ini juga belum jam tujuh pasti sebentar lagi Diana akan datang" jawab Haikal seraya merapikan baju kotor milik Rima untuk dia bawa pulang
"kamu tidak berubah pikiran kan?" tanya nya memastikan
Haikal mengambil nafas panjang sejenak lalu mendekati ibu nya dan berkata jika dia akan menuruti semua keinginan Rima asalkan Diana juga setuju tanpa paksaan
"kalau begitu kamu pulanglah biar ibu sendiri yang bicara berdua dengan Diana" usir nya tapi Haikal menolak meninggalkan Rima sendirian di ruang rawat
Setengah jam kemudian Diana pun telah sampai di ruang rawat Rima dan Haikal segera pulang untuk kembali memeriksa kedai yang ia tinggalkan sejak kemarin
"titip ibu ya Diana, kalau ada apa apa kamu bisa hubungi aku"
"baik pak" setelahnya Haikal pun pergi meninggalkan mereka berdua dalam satu ruangan
"Bu Rima sudah sarapan?" tanya Diana karena tak melihat bekas ransum di atas meja
"sudah tadi di suapi Haikal"
"waah sudah baikan ya Bu, Alhamdulillah kalau begitu"
"Diana bisa ibu bicara sesuatu"
"memang nya ada apa Bu"
"Diana mau kah kamu menikah dengan Haikal"
Diana yang mendengar nya pun merasa kaget dengan apa yang baru saja di ucapkan oleh Rima
"Diana...." panggil nya karena melihat Diana yang terpaku
"maaf Bu, ibu bercanda ya bukannya pak Haikal sudah punya pacar"
"justru itu Diana, saya ingin agar Haikal berpisah selamanya dengan gadis itu dan satu satunya cara yaitu dengan menikah"
"lalu kenapa harus saya Bu, juga kami tidak saling cinta apakah Bu Rima tidak takut jika nanti kami tidak bahagia"
"Diana, saya yakin kamu gadis yang baik, kamu pasti bisa membuat anak saya jatuh cinta dengan kamu asal kamu yakin"
"Bu.... tapi saya"
"kamu tidak harus menjawab sekarang Diana, kamu boleh berpikir dulu tapi saya tunggu jawaban kamu secepatnya. Tapi saya mohon Diana agar kamu mau menerima lamaran saya ini karena saya sangat berharap sama kamu"
"maaf Bu kalau boleh tahu memang nya kenapa Bu Rima tidak menyetujui hubungan pak Haikal dan mbak Maira"
"karena ibu dari Maira adalah orang yang sudah merusak rumah tangga saya dan nyaris membuat saya gila saat sedang mengandung Haikal. saya tidak ingin anak saya terjerat dengan keluarga mereka apalagi sekarang kehidupan saya sudah jauh jauh lebih baik dari mereka" Rima meneteskan air mata saat bercerita tentang masa lalunya pada Diana hingga membuat Diana merasa iba
Tapi Diana pun belum memberi jawaban atas lamaran Rima karena dirinya pun ingin membicarakan tentang ini dengan ibunya terlebih dahulu
Haikal yang mulai mengontrol kedai pun kini telah sampai di cabang kedai nya yang ke lima usai memeriksa kedai yang lainnya
di sinilah Maira berada,
Maira yang melihat kedatangan Haikal pun menyambut nya dengan senyum menghiasi wajah dan hal tersebut pun membuat rekan kerjanya yang lain bergunjing di belakang nya karena merasa Maira bekerja hanya karena dia kekasih Haikal
"ikut ke ruangan saya Mai" ucap Haikal dan Maira pun pun mengikuti Haikal ke ruangan nya
"aku kangen banget sama kamu mas" Maira memeluk Haikal dari belakang usai menutup pintu ruangan Haikal
Haikal terdiam menikmati hangatnya pelukan Maira saat ini hingga beberapa saat setelah itu Maira pun melepaskan pelukannya dan justru mencium pipi kekasih nya itu
"Mai...."
"heemmm"
"sepertinya kali ini aku memang harus mengalah Maira" ucap Haikal lalu duduk di sofa
"maksudnya mas" Maira pun ikut duduk di samping Haikal dengan penuh tanya di benaknya
"maaf Maira aku tidak bisa lagi membantah ibu ku, hubungan kita harus selesai sampai di sini Mai"
"mas kita masih bisa berjuang, kita temui Tante Rima berdua mas"
"tidak bisa Maira, kondisi ibu sangat tidak memungkinkan untuk itu dan aku lebih memilih untuk mengalah Mai, maaf Maira tapi sungguh kali ini aku sudah tidak bisa" Haikal menengadah kan kepala nya ke atas seraya memejamkan matanya
Sedangkan Maira ia pun masih tak percaya hubungan nya dengan Haikal harus berakhir untuk yang kedua kalinya