Sinopsis :
Mozea Cantika alias Zea, si hijaber sekolah yang galak dan tidak suka pelajaran matematika. Alzio Ray alias Zio, si kapten basket ganteng dengan tubuh jangkung, hidupnya sempurna nyaris tidak ada celah. Apa jadinya jika dua orang ini dipaksa menikah karena perjodohan orangtua mereka?.
Di sekolah mereka saling membenci, bahkan saling panggil dengan nama ledekan yaitu si keong dan si kodok. Di rumah mereka harus berakting menjadi pasangan suami istri muda yang romantis untuk menyenangkan hati orangtua mereka. Meski demikian Zea dan Zio sepakat merahasiakan pernikahan mereka dari teman-teman di sekolah.
Kata orang benci dan cinta adalah rasa yang sangat tipis perbedaannya. Mungkin karena terbiasa bertengkar dan bersama, tumbuhlah rasa cemburu dihati mereka, sebuah rasa tidak suka jika milik diri di ambil orang lain. Akankah Zea dan Zio menyadari rasa cinta mereka masing-masing? Dan memberikan cucu seperti yang diharapkan kedua orangtua mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wanita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 16 : Rencana Study Tour
Pagi hari telah tiba. Mentari pagi menyambut datangnya pagi dengan sinar yang begitu terang. Anak-anak sekolah SMA 25 berangkat ke sekolah dengan semangat pagi yang menyala-nyala. Terlebih hari ini akan di umumkan mengenai study tour yang menjadi agenda tahunan yang wajib mereka laksanakan.
Motor-motor para siswa berbaris rapi diparkiran. Nina baru saja tiba diparkiran. Dia baru selesai memarkir motornya. Saat berjalan menuju kelas, dia melihat Denis dan Arka sedang duduk bengong di kursi koridor. Nina pun menghampiri mereka.
"Woy, kalian berdua kenapa?" tanya Nina.
Wajah Denis dan Arka tampak murung, mereka mendengus dengan tidak semangat.
"Kalian ada masalah?" tanya Nina lagi.
"Sejak kapan Lo akrab sama kami? Biasanya Lo gak pernah nanya-nanya kabar kami," jawab Denis.
"Biasa aja kali mukanya. Ya gue ngerasa tumben aja kalian berdua murung. Biasanya kalian berdua ceria. Gue kepo," jawab Nina.
"Zio izin selama seminggu. Padahal dua minggu lagi band kami bakal tampil di lomba bakat pelajar tingkat kecamatan," jawab Denis. Arka mengangguk mengiyakan perkataan Denis.
"Kalian gak bisa latihan karena gak punya vokalis? Karena itu kalian sedih?"
"Iya," jawab Denis dan Arka bersamaan.
"Bukannya tanpa latihan kalian juga bakal menang? Zio gak pernah kalah sama siapapun. Bagi Zio, Band kalian sama seperti basket, sangat penting."
"Iya sih. Zio enak bisa segalanya. Gak kaya kami. Kita takut ngelakuin kesalahan. Lo tau sendiri satu-satunya mister perfec cuma Zio, kami enggak," kata Denis lagi.
"Kalian is the best, tanpa partner keren seperti kalian, emang Zio bisa menang sendirian saat pertandingan baskat? Emang Zio bisa sendirian main band, engga kan? Jangan berkecil hati. Semua orang punya kelebihan masing-masing. Mau menang atau kalau, sudah biasa dalam lomba. Kita kan masih muda. Harus happy dong. Jadi gak usah murung mikirin lomba bakat kecamatan, oke?" nasehat Nina.
Mendengar nasehat Nina, Denis dan Arka mulai bersemangat, mereka tidak menyangka, dibalik bawelnya Nina, tersimpan sosok wanita yang bijak.
"Ya udah, gue ke kelas dulu. Bye," ucap Nina. Kemudian pergi meninggalkan Denis dan Arka yang masih duduk di kursi koridor.
"Arka, kok Nina tiba-tiba cantik ya dimata gue?" kata Denis.
"Sama, di mata gue dia tiba-tiba berubah jadi bidadari," jawab Arka.
"Boleh dong gue suka sama Nina?" kata Denis.
"Gue juga kayanya suka sama Nina," jawab Arka.
Denis dan Arka baru menyadari perkataan masing-masing.
"Lo bilang apa tadi?" tanya Denis.
"Gue suka sama Nina," jawab Arka.
"Gue juga."
"Bre, kita berdua udah kenal sejak TK. Jadi kita gak boleh suka sama cewek yang sama. Gimana kalau Lo ngalah aja?!" kata Arka.
"Enak aja. Masa gue kalah sebelum berperang?" tolak Denis.
"Oke kalau begitu. Kita bersaing secara sehat buat dapetin Nina. Jangan sampai yang kalah jadi dendam, gimanapun juga kita berdua tetap sahabat, Bre," kata Arka.
"Siapa takut. Gue suka nih bersaing sehat gini. Tapi kok bisa ya kita tiba-tiba suka sama Nina?" Denis bingung.
"Mana gue tau, kayanya baru hari ini deh kita suka," jawab Arka.
Bel tanda berkumpul di lapangan berbunyi. Semua siswa dan siswi kumpul di lapangan untuk mendengar pengumuman dari kepala sekolah. Pak Santoso mengumumkan akan mengadakan study tour ke Yogyakarta, tepatnya ke candi Prambanan. Study tour dilaksanakan dua minggu kemudian. Jadi siswa dan siswi SMA 25 punya waktu yang cukup untuk bersiap-siap. Mulai dari meminta surat izin orangtua, mengumpul biaya study tour dan membooking bis, hotel dan masih banyak lagi.
Pengumuman barusan juga di umumkan Robbi di group. Sebagai sekretaris, karena hari ini ketua kelas dan wakil ketua kelas tidak masuk sekolah, Robbi punya wewenang menghendle kelas dan group.
"Ke Prambanan? Aku pikir ke Bali? Apa yang diliat coba di sana, ngeselin," gerutu Zea, saat membaca pengumuman group. Zea sedang duduk santai dihalaman belakang.
"Justru Mama yang harusnya kesal," sahut Murni.
"Mama kapan datang?" tanya Zea.
"Kalian kenapa gak berangkat bulan madu? Kalau gini ceritanya kapan Mama punya cucu? Dan kamu, Zea, masa menggoda Zio aja gak bisa? Pagi ini kamu gak keramas pula. Kesal Mama jadinya," omel Murni.
"Emang aku harus ngelakuin apa sih, Ma? Apa hubungannya coba dengan keramas. Masalah bulan madu nanti aja dipikirkan."
"Kamu dan Zio gak ada malam pertama kan tadi malam?"
"Maksudnya?"
"Zea, jangan oon dong sayang. Dimalam pertama pengantin, harusnya suami istri melakukan itu. Sini Mama bisikin kalau kamu masih gak ngerti."
Zea mendekatkan telinganya pada Murni. Murni membisikan apa yang seharusnya Zea dan Zio lakukan di malam pertama.
"Ogah ah. Apaan sih, Ma?" tolak Zea.
"Zio suami kamu, sudah seharusnya kamu melayani Zio," tegas Murni.
"Aku gak mau. Aku gak cinta sama Zio," kekeh Zea.
"Zea, diluar sana banyak gadis cantik yang lebih dari kamu antri untuk menjadi istri Zio. Kamu harusnya merasa beruntung menjadi istri Zio. Di masa depan kamu bebas melakukan apa saja setelah menjadi nyonya Ray. Kekayaan, jabatan dan kehormatan, kamu punya semuanya setelah menjadi istri Zio. Zio ganteng, cerdas, dan serba bisa, hebat kan? Kok bisa kamu gak cinta sama Zio?"
"Zio juga gak cinta sama aku. Puas?" ucap Zea dingin.
Murni terdiam mendengar jawaban tak teduga anaknya. Murni pikir selama ini Zio punya rasa pada Zea, karena Zio selalu baik pada Zea di depan mereka.
"Ini gak bisa dibiarkan. Apa Zio tidak menyentuh anakku karena dia gak nafsu? Aku harus bikin rencana," batin Murni.
Lo itu udah kalaaaaaah jauuuh banget dari Zea...
udah la move on,kek gak laku aja jadi perawan...
putus satu ya cari lagi...
plong kan rasanya....