Dikhianati Suami Dapat Berondong

Gavriel mengepalkan kedua tangan, berjalan ke arah Maura.

“Babe...“

Maura dan Daniel menghentikan tawa mereka, berbalik ke arah Gavriel.

“Kamu disini? Ada apa?“ tanya Maura tanpa ekspresi dan terkesan tak suka.

“Apa maksudmu dengan bertanya seperti itu padaku? Tentu saja aku disini karena aku adalah kekasihmu, kamu bertanya ada apa padaku seolah-olah diantara kita tidak terjadi apa-apa.“

Daniel hanya diam, membiarkan kedua orang itu bicara.

“Aku ingin bicara dengan wanita-ku, Bang! Kamu pergilah, sebelum aku kehilangan akal waras dan kendaliku!“ desis Gavriel pada Daniel.

Daniel mendengus kasar, “Meskipun kau adalah kekasih Maura, tapi kamu nggak berhak mengusirku dari sini. Rumah ini milik Maura dan kau bukan suaminya!“

Gavriel membenarkan ucapan Daniel, dia masih belum punya hak apapun pada Maura sebelum dia menikahi Maura.

“Aku takut putriku pulang, kau pergilah Gav!“ usir Maura.

“Kau malah mengusirku, bukan dia!?“ Gavriel tak percaya.

“Ya! Mulai hari ini kita putus, kita nggak ada hubungan apapun!“ tegas Maura bahkan di depan Daniel.

Mata Gavriel terlihat terluka, dia bahkan tidak tau dimana letak kesalahannya sampai diputuskan sebelah pihak.

Enggak! Aku nggak bisa kehilangan mu, Babe! Bahkan aku nggak tau kesalahan ku padamu!

“Kita harus selesaikan masalah diantara kita! Jika memang aku bersalah, katakan apa salahku! Aku nggak terima pemutusan hubungan secara sepihak!“ Gavriel menarik lengan Maura dan berjalan ke arah mobilnya, membuka pintu mobil dan mendorong masuk tubuh Maura dengan tekanan namun masih dengan dorongan lembut ke dalam mobilnya.

Daniel menarik bahu Gavriel, tubuh Gavriel terbalik berhadapan dengan Daniel. “Hei! Kau menarik Maura tanpa ijinnya! Lihatlah, wajah Maura keberatan!“

Gavriel mendorong tubuh Daniel dengan keras hingga tubuh Daniel terdorong ke belakang beberapa langkah.

“Ini urusanku dengan kekasihku! Kau! Nggak berhak ikut campur!!“

Setelah mengatakannya Gavriel mengitari mobil dan masuk kedalam mobil duduk di depan kemudi.

Sementara Maura sudah bersiap kabur dari dalam mobil, tangan wanita itu berada di pegangan pintu mobil.

“Kau boleh turun, Babe... tapi jangan salahkan aku yang akan berbuat gila, misalnya menemui Deva dan mengatakan tentang hubungan kita! Biar dia tau sekarang, jika Ibunya berpacaran dengan laki-laki muda sepertiku!“

Maura menoleh dan menatap dingin pada Gavriel. “Kau meng4ncam ku!“

“Ya! Demi kejelasan hubungan kita dan demi tetap bersama mu, aku akan melakukan hal-hal gila! Kau nggak bisa meninggalkan ku, sudah terlambat... karena aku terlalu mencintaimu!“

Gavriel mengunci mobil saat melihat Daniel mendekati kaca mobil dan mulai menggedor-gedor kaca seraya menarik-narik handle pintu mobil.

“Bangssast kau Gav! Lepasin Maura!“ Daniel masih menggedor kaca mobil.

Gavriel malah bersikap santai, bahkan dia sudah menarik t3ng kuk Maura dan menciumnya persis di depan mata Daniel.

Daniel membelalakkan matanya, dia mematung saat melihat ciuman Gavriel pada Maura semakin dalam.

“Sialan!“ ump4t Daniel diluar mobil, wajah pria itu tampak murka bahkan pria dewasa itu m3nend4ng ban mobil milik Gavriel.

Gavriel melepaskan ciuman paksaan dari bibir Maura, tak menunggu lebih lama pemuda itu membawa pergi mobilnya dari depan gerbang.

Daniel yang mematung di tempatnya, menggeram marah.

Degh

Di samping mobil Daniel, seseorang sedang menangis seraya bersembunyi. Daniel sudah diperingatkan oleh Maura agar hubungan wanita itu dengan Gavriel dirahasiakan dari Deva, tapi sekarang sepertinya gadis itu sudah menyaksikan langsung tentang hubungan Ibunya dan Gavriel.

“Deva!“ Daniel sudah berada di samping Deva yang masih menangis.

“Huuuuuuu... Om... jadi pacar Mama itu Gavriel! Kenapa Mama tega sama aku! Aku mencintai Gavriel!“

Hah? Daniel mengira Deva menangis karena marah ibunya pacaran dengan laki-laki berusia lebih muda.

“Apa maksudmu, Deva?“

“Gavriel adalah laki-laki yang aku ceritakan ke Mama, aku bilang sedang jatuh cinta sama seseorang. Huuu... tapi dia malah pacaran sama Mama! Mama tega padaku Om, padahal aku sudah kasih tau tentang Gavriel! Nggak mungkin Mama nggak tau laki-laki yang aku ceritakan itu Gavriel! Mama mencuri pria idaman ku, Om! Huuuuuuuu... hiksss..."

Daniel mengelus punggung Deva untuk menenangkan, benarkah Maura mencuri Gavriel dari putrinya sendiri?

Daniel membawa Deva masuk ke dalam rumah, untuk menenangkan gadis itu.

.

Sementara Gavriel membawa Maura ke Apartemen laki-laki itu untuk pertama kalinya.

Gavriel menarik paksa tangan Maura menuju unit Apartemen nya.

“Gav! Jangan paksa aku!“ teriak Maura.

“Masuk!"

Brak!

Pintu Apartemen tertutup setelah keduanya masuk ke dalam, tanpa bicara apapun lagi Gavriel membopong tubuh Maura di atas pundak seperti membawa sekarung beras.

“Arghtttt! Gavriel! Turunin aku!" Maura m3mukul-mukul punggung lelaki itu namun Gavriel tidak peduli dan masuk kedalam kamarnya menjatuhkan tubuh Maura ke atas ranjang.

Bruk!

Tubuh Maura terjatuh diatas ranjang berukuran king milik Gavriel, pemuda itu langsung menahan kedua tangan Maura di atas kepala dan menahan tubuh Maura dengan tubuhnya.

“Gav! Mau apa kamu?!“

“Mau hamilin kamu! Kamu udah nakal, Babe! Aku harus menghukum mu!“

Gavriel mulai menyerang bagian tubuh Maura yang terbuka tanpa terhalang kain, mencium dengan bertubi-tubi dan tak lama er4ngan terdengar dari bibir Maura.

Bibir Gavriel tersenyum puas, tak menunggu lagi sang Berondong melancarkan aksinya menghukum Maura dan bertekad akan menghamili wanita-nya itu.

Maura yang sempat melawan akhirnya luluh juga, apalagi serangan Gavriel semakin lama semakin lembut melalui physical touch dari pemuda itu.

Bahkan malam itu, Maura dan Gavriel mengulang sampai beberapa kali melupakan segala keruwetan hidup dan menikmati p3nyatuan mereka.

.

.

Di tempat berbeda pun terjadi, dua orang berbeda usia saling memuaskan tubuh pasangan tidurnya. Entah melakukannya karena tidak sadar atau dengan kesadaran penuh, yang pasti keduanya saling m3ngerang penuh kepuasan setelah segalanya selesai.

Laki-laki yang berusia lebih tua dari si perempuan lah yang lebih terkejut dengan perbuatan mereka, dengan cepat pria itu memakai pakaian nya yang berserakan dan pergi meninggalkan rumah si perempuan yang masih tertidur karena kelelahan.

“Sial! Kami terlalu terbawa suasana!!! Arghttt!!!“

Sepanjang jalan pria itu memukul-mukul kemudi, dia merasa bersalah dan menyesal sudah melakukan hubungan terlarang dengan perempuan yang pantas menjadi putrinya.