NovelToon NovelToon
Limitless : Reinkarnasi Sang World Breaker

Limitless : Reinkarnasi Sang World Breaker

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Sistem / Kelahiran kembali menjadi kuat / Pemain Terhebat / Epik Petualangan / Penyelamat
Popularitas:333
Nilai: 5
Nama Author: Reito(HxA)

Setelah mati secara tiba-tiba, Kazuma Hiroshi, seorang programmer jenius, terlahir kembali di dunia lain sebagai seorang World Breaker, kelas terkuat dengan kekuatan yang tak terbatas. Dilengkapi dengan kemampuan manipulasi mana dan sistem yang bisa ia kendalikan layaknya sebuah game, Kazuma segera menyadari bahwa kekuatannya tidak hanya luar biasa, tetapi juga berbahaya. Dalam dunia penuh monster, sihir, dan ancaman dari Reincarnator lain, Kazuma harus belajar memanfaatkan kekuatannya dengan bijak dan menghadapi musuh yang mengincar kehancuran dunia barunya. Petualangan epik ini menguji batas kekuatan, strategi, dan kemanusiaannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reito(HxA), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

21. Sang Penjaga Keseimbangan

Kazuma dan Sylvia melanjutkan perjalanan mereka, melewati reruntuhan dan bebatuan yang tersebar setelah pertarungan melawan makhluk-makhluk penjaga. Cahaya biru dari Inti Kekuatan yang baru diserap Kazuma masih samar-samar bersinar di sekitar tubuhnya, memberi tanda bahwa dia kini berbeda. Dia bisa merasakan kekuatan barunya menyatu dengan dirinya, dan setiap langkah yang dia ambil kini terasa lebih mantap. Meski begitu, ada sedikit keraguan yang muncul di dalam benaknya—seberapa besar harga yang harus dibayar untuk kekuatan ini?

“Menurutmu, di mana Penjaga Keseimbangan sekarang?” tanya Sylvia sambil berjalan di sampingnya, matanya waspada memindai sekitar. “Kita telah melewati banyak ujian, tapi tidak ada tanda-tanda dia muncul.”

Kazuma menggeleng. “Sulit ditebak. Tapi aku yakin dia tahu kita mendekat. Semua ujian ini terasa seperti permainan untuknya, menguji batas kekuatan kita sebelum dia akhirnya menunjukkan dirinya.”

Mereka memasuki sebuah lorong panjang yang dipenuhi ukiran-ukiran kuno di dinding. Ukiran itu menggambarkan pertempuran hebat antara manusia dan makhluk-makhluk ilahi, dengan Penjaga Keseimbangan sebagai sosok pusat yang mengatur keseimbangan antara kedua belah pihak. Kazuma berhenti sejenak, memandang ukiran tersebut.

“Sepertinya Penjaga Keseimbangan bukan sekadar penjaga kekuatan,” Kazuma bergumam. “Dia juga menjaga harmoni antara dua dunia, manusia dan ilahi. Jika keseimbangan itu terganggu...”

“Kau berpikir kekuatan yang baru kau dapatkan bisa mengganggu keseimbangan itu?” Sylvia menyela, suaranya penuh perhatian.

Kazuma terdiam sejenak, merenungkan kemungkinan itu. “Mungkin saja. Tapi aku tidak punya pilihan. Kekuatan ini adalah satu-satunya cara untuk menghentikan Penjaga Keseimbangan. Dunia manusia sedang berada di ambang kehancuran, dan jika kita tidak bertindak, semuanya bisa berakhir.”

Sylvia menatapnya dengan ragu, tetapi dia tidak menolak argumen Kazuma. Keduanya melanjutkan perjalanan mereka, dan akhirnya tiba di ujung lorong, di mana sebuah pintu batu besar berdiri tegak. Pintu itu memiliki ukiran mata besar di tengahnya, tampak seperti sedang mengawasi setiap gerakan mereka.

“Kita sudah sampai,” Kazuma berkata pelan. Dia bisa merasakan kekuatan yang besar di balik pintu itu. “Penjaga Keseimbangan pasti ada di sini.”

Sylvia mengambil napas dalam-dalam, menguatkan diri. “Kalau begitu, mari kita hadapi dia.”

Dengan satu dorongan kuat, Kazuma membuka pintu batu itu. Suara gerungan berat terdengar, dan pintu itu terbuka perlahan, memperlihatkan ruangan luas dengan lantai marmer yang bersinar. Di tengah ruangan, berdiri sosok besar, mengenakan jubah putih panjang dengan lingkaran cahaya melingkari kepalanya. Wajahnya tidak bisa dilihat dengan jelas, tertutup oleh bayangan dari jubahnya, tetapi aura kekuatan yang memancar dari tubuhnya tak terbantahkan.

“Selamat datang, Kazuma,” suara berat itu bergema di seluruh ruangan. “Aku sudah menunggu.”

Kazuma dan Sylvia melangkah masuk, memandang sosok Penjaga Keseimbangan dengan hati-hati. Aura ketenangan dan kekuasaan memenuhi ruangan, membuat setiap napas terasa lebih berat. Kazuma bisa merasakan tekanan yang datang dari sosok ini, jauh lebih kuat daripada yang dia rasakan sebelumnya.

“Aku datang untuk menghentikanmu,” Kazuma berkata dengan tegas, menatap langsung ke arah Penjaga Keseimbangan. “Dunia manusia akan hancur jika keseimbangan ini terus berlanjut. Kekuatanmu harus dihentikan.”

Penjaga Keseimbangan tersenyum tipis, meskipun wajahnya tetap tak terlihat jelas. “Kau salah paham, Kazuma. Keseimbangan ini bukanlah sesuatu yang bisa dihancurkan atau dihentikan. Aku bukan musuhmu. Aku hanyalah penjaga, pelindung dari kehancuran yang lebih besar.”

Kazuma mengerutkan kening. “Kau menyebut dirimu pelindung? Tapi dunia di luar sana sedang dalam kekacauan. Bagaimana kau bisa menyebut itu sebagai keseimbangan?”

Penjaga Keseimbangan mendekatkan dirinya, langkahnya tenang tetapi penuh kekuatan. “Keseimbangan bukanlah tentang kebaikan atau kejahatan, tetapi tentang menjaga agar dua kekuatan yang saling bertolak belakang tetap seimbang. Dunia ini membutuhkan kehancuran untuk menciptakan ruang bagi kelahiran baru. Tanpa kekacauan, tidak ada ketertiban. Tanpa kegelapan, cahaya tidak akan pernah memiliki makna.”

Kazuma terdiam, kata-kata itu bergema dalam benaknya. Ada kebenaran dalam pernyataan Penjaga Keseimbangan, tetapi dia tahu bahwa dia tidak bisa hanya menerima penjelasan itu begitu saja.

“Aku tidak akan membiarkan dunia manusia hancur begitu saja,” Kazuma berkata dengan nada tegas. “Meskipun keseimbangan harus ada, manusia berhak untuk melindungi dunianya.”

Penjaga Keseimbangan tertawa kecil, suaranya seperti gemuruh petir. “Jika itu yang kau inginkan, maka kau harus membuktikan bahwa kau layak untuk menantangku.”

Dengan gerakan tangan yang anggun, Penjaga Keseimbangan menciptakan lingkaran energi di sekeliling dirinya. Energi itu berputar, membentuk pusaran yang semakin kuat, memancarkan cahaya putih terang.

“Ujian terakhir sudah dimulai, Kazuma. Jika kau mampu mengalahkanku, maka keseimbangan akan kau kendalikan. Tapi jika kau gagal, maka kekuatan yang baru kau dapatkan akan menjadi penjara bagi jiwamu.”

Kazuma menegakkan tubuhnya, mengumpulkan semua kekuatan yang dia miliki. Dia tahu bahwa inilah pertarungan yang akan menentukan segalanya. Dengan satu langkah maju, dia menyiapkan diri untuk menghadapi Penjaga Keseimbangan.

Sylvia, yang berdiri di sampingnya, memberikan tatapan penuh keyakinan. “Aku akan mendukungmu, Kazuma. Kita bisa melalui ini bersama.”

Kazuma tersenyum tipis dan mengangguk. “Terima kasih, Sylvia. Mari kita akhiri ini.”

Pertarungan dimulai dalam sekejap. Penjaga Keseimbangan melepaskan ledakan energi putih yang melesat langsung ke arah Kazuma. Dengan cepat, Kazuma menciptakan perisai energi biru untuk menahan serangan itu. Benturan kekuatan dua warna itu menciptakan getaran besar di ruangan, membuat lantai di bawah mereka retak.

Kazuma melompat maju, melepaskan serangan balik berupa gelombang energi biru yang kuat. Namun, Penjaga Keseimbangan hanya menggerakkan tangan, membelokkan serangan itu seolah-olah tidak ada apa-apanya.

“Kekuatanmu memang besar, Kazuma,” kata Penjaga Keseimbangan dengan nada tenang, “tapi apakah hatimu sudah cukup siap untuk menanggung beban keseimbangan ini?”

Kazuma mengabaikan kata-kata itu dan terus menyerang, melepaskan rentetan serangan sihir dan energi. Tapi setiap kali serangannya mendekat, Penjaga Keseimbangan dengan mudah memblokir atau menghindar.

Sylvia beraksi di sampingnya, menyerang dengan pedangnya yang bersinar. Meski begitu, Penjaga Keseimbangan tetap tenang, menghindari setiap serangannya dengan gerakan yang nyaris mustahil diikuti.

“Apa ini...?” Kazuma bergumam, merasakan frustrasi yang semakin memuncak. Tidak peduli seberapa kuat serangannya, Penjaga Keseimbangan selalu lebih cepat dan lebih kuat.

“Ayo, Kazuma! Kita tidak boleh menyerah!” seru Sylvia, berusaha tetap fokus meskipun situasi semakin sulit.

Kazuma tahu bahwa dia harus menemukan cara untuk melawan. Ini bukan sekadar soal kekuatan. Ada sesuatu yang lebih dalam di sini—sesuatu yang hanya bisa dia pahami jika dia tenang dan memusatkan pikirannya.

Dengan satu tarikan napas dalam-dalam, Kazuma menutup matanya sejenak, merasakan aliran energi di dalam dirinya. Di balik semua kekuatan ini, ada keseimbangan yang harus dia pahami. Penjaga Keseimbangan tidak hanya mengandalkan kekuatan, tetapi harmoni antara kekuatan dan kelemahan.

Kazuma membuka matanya kembali. “Aku mengerti sekarang...” dia bergumam. Pertarungan ini bukan tentang kekuatan belaka. Ini tentang menemukan keseimbangan di dalam diri sendiri.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!