NovelToon NovelToon
Petualangan si JAPRI 2 : Penemuan Jasad di Hutan

Petualangan si JAPRI 2 : Penemuan Jasad di Hutan

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Zia Ni

Kisah ini bermula ketika JAPRI (Jaka dan Supri) sedang mencari rumput untuk pakan ternak mereka di area hutan pinus. Sewaktu kedua bocah laki-laki itu sedang menyabit rumput, beberapa kali telinga Supri mendengar suara minta tolong, yang ternyata berasal dari arwah seorang perempuan yang jasadnya dikubur di hutan tersebut. Ketika jasad perempuan itu ditemukan, kondisinya sangat mengenaskan karena hampir seluruh tubuhnya hangus terbakar.

Siapakah perempuan itu? Apa yang terjadi padanya? dan siapakah pembunuhnya?
Ikuti kisahnya di sini...

Ingat ya, cerita ini hanya fiktif belaka, mohon bijak dalam berkomentar... 🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zia Ni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 16 Pilihan

"Bagaimana bisa khodamnya Mbah Wongso sampai masuk ke tubuh anak saya, Pak?" lanjut Pak Rahmat dengan wajah tegang.

"Saya baru bisa menjawab pertanyaan Pak Rahmat setelah saya berkomunikasi dengan khodamnya Mbah Wongso," ucap Ustadz Somad.

"Ya sudah Pak Ustadz, kalau begitu saya pasrahkan Jaka ke panjenengan. Saya benar-benar minta tolong ke Pak Ustadz untuk mengobati anak saya hingga dia sehat kembali seperti sediakala."

Beberapa menit kemudian, tampaklah mulut Pak Ustadz Somad sedang komat kamit membaca doa sambil tangan kanannya memegang dahi Jaka yang masih terasa sangat panas.

Hampir 1 jam Pak Ustadz Somad berdoa dan Jaka masih belum juga sadarkan diri. Pak Rahmat dan Bu Ida pun semakin panik dibuatnya.

Tak berapa lama, terlihatlah Pak Ustadz Somad menyudahi doa-doanya.

"Keadaan anak saya bagaimana, Pak Ustadz?" tanya Pak Rahmat tidak sabaran.

"Pak Rahmat dan Bu Ida tidak perlu terlalu khawatir, nanti malam setelah isya' Jaka akan sadarkan diri," jawab Ustadz Somad dengan penuh keyakinan.

"Jadi begini Pak Rahmat dan Bu Ida. Jaka ini sedang dimasuki oleh khodamnya Mbah Wongso untuk sementara waktu karena suatu tujuan yang baik. Untuk ke depannya, khodamnya Mbah Wongso inilah yang akan membantu menyelesaikan kasusnya Mbak Murni," terang Pak Ustadz.

Mendengar penjelasan dari Pak Ustadz, Pak Rahmat dan Bu Ida sedikit merasa lega.

"Khodamnya Mbah Wongso sengaja memilih Jaka karena wetonnya Jaka ternyata sama dengan wetonnya Mbah Wongso. Kalau menurut saya ini adalah suatu berkah," lanjut Ustadz Somad.

"Trimakasih banyak untuk bantuannya, Pak Ustadz. Kalau tidak ada Pak Ustadz, pasti kami sudah sangat kebingungan," kata Pak Rahmat.

"Tidak apa-apa, Pak Rahmat. Bukankah kita manusia harus saling tolong-menolong. Kapan-kapan kalau Jaka mengalami hal yang aneh lagi, jangan sungkan untuk memanggil saya."

Benar saja apa yang dikatakan oleh Pak Ustadz Somad, setelah isya' Jaka bukan hanya sadarkan diri tapi suhu badannya sudah kembali normal.

"Kamu sudah sadar, Le?" kata Bu Ida dengan perasaan lega.

"Ini ada apa Mak, kok tumben-tumbenan Bapak sama Emak ada di kamar Jaka?" tanya bocah laki-laki bertubuh tinggi itu keheranan.

"Memangnya dari pagi kamu tidak merasakan ada sesuatu yang aneh, Le?" Pak Rahmat mencoba untuk mengetes anaknya.

"Merasakan sesuatu yang aneh?" Jaka tampak kelihatan sedang berpikir.

"Anu Pak, sekarang Jaka merasa lapar banget, seperti habis tidak makan 2 hari," jawaban bocah laki-laki itu di luar prediksi, yang membuat kedua orang tuanya merasa geli bercampur lega.

"Ya sudah, sekarang Emak tak ngambilkan kamu makan."

Dengan segera wanita paruh baya tersebut pergi ke dapur untuk mengambil makanan.

"Kamu beneran tidak merasakan ada yang aneh dengan tubuhmu gitu, Le?" Pak Rahmat bertanya sekali lagi untuk memastikan jika anaknya baik-baik saja.

"Aneh piye to, Pak? Jaka kok malah jadi bingung," kata bocah laki-laki bertubuh tinggi itu.

"Tadi pagi badanmu itu panas banget dan tidak sadarkan diri lo, Le," terang Pak Rahmat.

"Mosok to, Pak? Jaka kok merasa baik-baik saja ini. Cuma rasanya kok laper banget," ucap Jaka apa adanya.

"Sudah sudah, ngobrolnya dilanjut nanti saja. Lebih baik sekarang kamu makan dulu, Le," Bu Ida masuk kembali ke kamar anaknya sambil membawa piring berisi makanan.

Setelah piring itu pindah ke tangan Jaka, dengan segera bocah laki-laki tersebut makan dengan lahapnya.

Hari ini Bu Ida sengaja masak sop bakso dan ayam goreng kesukaan Jaka, karena sedari pagi anaknya itu tidak sadarkan diri dan tidak makan minum sama sekali hingga setelah isya'.

"Nambah, Mak," kata Jaka seraya menyodorkan piringnya yang tinggal berisi tulang ayam kepada Emaknya.

Tahu jika anaknya sedang kelaparan, tanpa banyak bicara, wanita paruh baya itu kembali lagi ke dapur.

Sementara itu, Pak Rahmat sedang menuang air putih dari teko yang ada di atas meja kamar Jaka ke dalam gelas lalu memberikannya pada anaknya.

Malam itu Jaka menghabiskan 2 piring makanan. Setelah acara makan selesai, mereka pun melanjutkan percakapan yang tadi sempat terjeda.

"Jaka kok bisa sakit mendadak itu memangnya kenapa, Pak? Padahal kemarin kan Jaka sehat-sehat saja," tanya bocah laki-laki itu penasaran.

"Awalnya Bapak sama Emakmu sangat panik karena badanmu tiba-tiba panas banget dan tidak sadarkan diri, Le. Untungnya ada Pak Ustadz Somad yang datang membantu," terang Pak Rahmat.

"Jadi kata Pak Ustadz Somad, kamu itu sedang kemasukan khodamnya Mbah Wongso, Le," lanjut pria paruh baya itu.

"Jaka kemasukan khodamnya Mbah Wongso yang berupa harimau? Ah, yang bener saja, Pak," bocah laki-laki itu tidak percaya.

"Ini beneran lo, Le. Jadi kamu sengaja dimasuki khodamnya Mbah Wongso untuk sementara waktu karena ke depannya nanti khodamnya Mbah Wongso yang ada di dalam tubuhmu itu akan membantu menyelesaikan kasusnya Mbak Murni," tambah Pak Rahmat.

"Kok bisa begitu yo, Pak? Aneh banget," sekalipun bapaknya sudah memberi penjelasan, Jaka masih sulit untuk percaya.

"Kata Pak Ustadz wetonmu itu sama dengan wetonnya Mbah Wongso, Le," imbuh pria paruh baya tersebut.

*

Sabtu jam 9 pagi...

Sekarang ini, tampaklah Pak Bambang, Pak Satria, Jaka dan Supri sedang berada di area hutan.

Dengan panduan arwah Murni, 4 orang kaum adam itu menyusuri hutan untuk melacak jejak salah satu orang yang dulu pernah mengejar Jaka dan Supri.

Seperti yang telah dikatakan oleh arwah Murni sebelumnya, jika dia tidak sampai tuntas membuntuti orang itu sehingga pelacakan terhenti untuk sesaat.

Jaka yang telah dimasuki khodam Mbah Wongso pun tiba-tiba bertingkah aneh, dia jongkok lalu mengendus-endus tanah di sekitarnya.

Melihat hal demikian, Pak Bambang dan Pak Satria yang belum tahu jika Jaka telah dimasuki khodam Mbah Wongso pun merasa heran.

"Jaka, kamu kenapa, Le?" tanya Pak Bambang.

"Tidak apa-apa Pak Polisi, Jaka sedang membantu kita untuk melacak jejak si pembunuh," terang Supri.

"Tapi saya kok merasa ada yang aneh dengan Jaka ya," tutur Pak Bambang apa adanya.

"Jaka menjadi seperti ini karena sudah kemasukan khodamnya Mbah Wongso yang berupa harimau, Pak," jelas si gembul yang membuat kedua polisi itu terkejut.

"Yang bener, Le?" tanya Pak Satria.

"Bener Pak Polisi. Beberapa hari yang lalu Jaka sakit panas dan tidak sadarkan diri. Setelah diperiksa sama Pak Ustadz Somad ternyata ya itu," kata bocah bertubuh gemuk itu.

"Kok bisa aneh begini ya?" gumam Pak Bambang.

"Kata Pak Ustadz Somad, khodamnya Mbah Wongso memilih Jaka karena wetonnya dia sama dengan wetonnya Mbah Wongso. Untuk sementara waktu khodam itu akan berada di tubuh Jaka karena ingin membantu menyelesaikan kasusnya Mbak Murni," tambah Supri yang semakin membuat kedua polisi tersebut terkesiap.

1
Yurika23
seru Thor...penulisannya juga enak dibaca...ringan, padat gak berbelit2...tercaba situasinya saat itu...
Kezia Suhartini: makasih kakaak.. 🙏
total 1 replies
Yurika23
mampir ya Thor....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!