NovelToon NovelToon
Gadis Tawanan Mr.CEO

Gadis Tawanan Mr.CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / One Night Stand
Popularitas:18k
Nilai: 5
Nama Author: Ny.prast

Melihat pengkhianatan sang kekasih bersama dengan adiknya sendiri, membuat Sienna begitu terpukul. SIenna dikhianati oleh dua orang sekaligus, dan karena merasa begitu patah hati, Sienna memutuskan untuk pergi ke bar, bermaksud untuk melupakan rasa sakitnya. Tapi siapa sangka, datang ke club itu, justru mempertemukan Sienna dengan penguasa bisnis, Devano ALexanders, lelaki yang dingin dan misterius. Pertemuan itu membawa Sienna dan Devan pada malam panjang yang tidak pernah dilupakan oleh keduanya.



Pertemuan antara Sienna dan Devan, yang sama-sama memiliki sisi rapuh antara keduanya, membuat cerita ini menjadi penuh dramatis dan romantis. Pada akhirnya, pengkhianatan yang Sienna alami, mengantarkan Sienna menemukan cinta sejatinya, meskipun tidak mudah namun perjalanan cintanya wajib dibaca.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ny.prast, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tamu tak diundang

"Katakan, kenapa kamu ingin bertemu Papa?" tanya Shandiego.

"Aku hanya ingin mengingatkan Papa, untuk tidak lagi meminta mama bicara pada ku soal pernikahan. Hubungan yang sedang aku jalani, biarlah menjadi urusan ku Pah," akhirnya Devan menjelaskan apa yang membuatnya sampai harus menemui sang ayah.

"Keinginan Papa, tidak rumit, Papa hanya ingin kamu menikah, karena usia Papa dan juga mama sudah tidak muda lagi. Papa hanya ingin memastikan bahwa kamu memiliki keturunan, dan dengan begitu keluarga kita memiliki peneruskan?" ujar Shandiego.

"Pah, aku ingin memantapkan perasaan ku, setidaknya aku ingin meyakinkan diriku, bahwa aku dan Sienna juga saling mencintai, bukankah itu yan Papa lakukan terdahulu sebelum menikah dengan mama?" pertanyaan Devan, tentu tidak bisa Shandiego bantah. Semua itu benar adanya, dulu Shandiego lah yang mengejar cinta Vellery, sampai pada akhirnya Vellery menerima pinangannya.

"Baiklah, Papa tidak akan ikut campur urusan hubungan kamu dan Sienna, Papa hanya berharap dalam waktu beberapa bulan kamu sudah memantapkan hati kamu, dan meminang Sienna, atau wanita siapapun itu. Usia kamu sudah cukup matang untuk menikah, apalagi yang kamu tunggu," final, keputusan akhir yang lebih baik, Shandiego memang harus mengalah dan lebih bersabar.

"Baiklah, aku rasa sudah cukup pembicaraan ini," Devan memilih untuk bersiap pergi.

"Oh iya, katakan pada anak buah Papa, untuk tidak mencela Felix apalagi mendiang paman Leon, aku tidak terima," ujar Devan sebelum melangkah pergi meninggalkan Shandiego.

-//-

Pagi ini, Sienna kembali disibukkan dengan aktivitasnya, setelah weekend Sienna kembali menikmati hari sibuknya sebagai karyawan di perusahaan Devan.

"Pagi Tuan Devan, asisten Felix," sapa Sienna pada sosok dua orang lelaki yang baru saja sampai.

"Pagi Sienna," felix lebih dulu membalas sapaan Sienna, dan sontak hal itu membuat Devano kesal.

"Tuan masih pagi, jangan mudah marah begitu, nanti cepat datang penyakit," ujar Felix meledek, bukan Felix namanya jika tidak memancing keributan Devan.

"Sienna, ikut ke ruangan ku," ucap Devano.

"Hati-hati Sienna," bisik Felix.

"Felix, aku masih dengar!" suara bariton Devano, membuat Felix segera berlari menuju ke ruangannya, hal itu membuat Sienna tersenyum dan geleng kepala, melihat bagaimana usilnya Felix kepada Devan.

"Ada yang bisa saya bantu, Tuan?" tanya Sienna sopan.

"Sienna, tidak perlu terlalu formal, hanya ada aku dan kamu di sini," kembali Devano mengingatkan.

"Siang nanti, apa kamu bisa ikut dengan ku, untuk meninjau salah satu mall milik perusahaan Xanders?" tanya Devan, ajakan yang sebenarnya sudah Devano siapkan sejak minggu lalu, tapi terkendala dengan jadwalnya dan juga Siena yang sering kali bentrok.

"Bisa Devan," jawab Sienna tanpa ragu.

"Akhirnya, aku bisa menikmati jalan-jalan bersama Sienna, meskipun dengan alasan sidak," batin Devan.

"Setidaknya, anggap saja aku dan Sienna akan ngedate hari ini," Devano benar-benar tidak sabar sepertinya.

"Baiklah, kalau beitu aku kembali ke meja ku," pamit Sienna.

Tidak lama setelah Sienna keluar, tiba-tiba ruangan Devan kembali diketuk. Devan pikir mungkin saja itu adalah Sienna.

"Masuk!"

"Hi Devan," Devan tercengang mendengar suara seorang wanita yang tak asing ditelinganya. Devan menatap wanita di hadapannya saat ini, dan betapa terkejutnya dia, bahwa wanita yang ada di hadapannya saat ini bukanlah Sienna.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Devan dengan sinis.

"Santai saja Devan, aku hanya datang untuk mengunjungi kamu, memastikan bahwa kamu masih baik-baik saja," ujar wanita di hadapannnya saat ini.

"Arabella, apa kau kecewa melihat keadaan ku baik-baik saja?" Devan menyebut nama wanita itu, Arabella.

Bella tersenyum sinis. "Kenapa aku harus kecewa? Setidaknya, aku cukup lega, karena kamu masih baik-baik saja. Tapi, aku sedikit kecewa, karena kamu terlihat baik-baik saja tanpa aku," ucap Bella.

Devan mengepalkan tangannya kuat. "Apa maksud kedatangan mu?" Devan sepertinya kurang bersahabat dengan kehadiran Bella. Mendengar pertanyaan Devan, Bella hanya tersenyum penuh arti.

Di sisi lain, Sienna tengah cemas, karena setelah keluar dari ruangan Devan, tiba-tiba saja seorang wanita cantik datang menemuinya dan bertanya tentang keberadaan Devan.

"Sienna, kamu kenapa?" Felix yangv menyadari keresehan Sienna pun menghampiri.

"Asisten Felix, tolong saya," ucap Sienna dengan cemas.

"Kamu kenapa Sienna, apa kamu sakit?" tanya Felix dengan nada cemas.

Sienna menggelengkan kepalanya. "Saya tidak apa-apa, justru ini tentang tuan Devan." Sienna pun menjelaskan tentang kehadiran seorang wanita, dan saat ini ada di dalam ruangan Devan.

"Saya sudah mencegahnya, bahkan saya ingin meminta izin tuan Devan lebih dulu. Tapi, wanita itu melarang saya, dengan alasan dia sudah sangat dekat dengan tuan Devan, saya pikir, wanita itu adalah kekasih tuan Devan, jadi saya takut untuk melawan," Sienna pun menjelaskan duduk permasalahannya.

"Arabella?" gumam Felix.

"Tenang saja Sienna, kamu tidak akan dipermasalahkan oleh tuan Devan, lain kali jika wanita itu datang, panggil aku langsung ya," pesan Felix, dan Sienna pun mengangguk paham. Tanpa menunggu lama, Felix segera masuk ke dalam ruangan Devan, untuk melihat keadaannya.

"Tuan?" Felix menatap Devan dan Arabella secara bergantian.

"Hi Felix," sapa Arabella dengan ramah, namun ekspresi Felix justru berbeda.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Felix dengan nada sinis, sama seperti yang Devan lakukan.

"Aku rasa, kau tidak lagi memiliki keistimewaan di kantor ini, bukankah seharusnya kau tahu diri?" sarkas Felix.

Arabella menatap Felix dengan tatapan angkuhnya. "Wah, setelah aku tidak lagi menjalin hubungan dengan atasan mu, kau memperlihatkan sifat asli mu kan? Dulu, kau begitu lemah lembut pada ku Felix, tapi lihat sekarang?"

Felix mengepalkan tangannya. "Apa menjalin hubungan dengan Tuan Devan adalah prestasi terbaik mu? Sampai kau selalu mengungkit masa lalu mu itu?" kembali FGelix berbicara sinis dan sarkas, membuat Arabella sepertinya mulai terpancing emosi.

"Kau!" Bella menunjuk wajah Felix. "Kau hanyalah tangan kanan Devan, tutup mulut mu itu Felix, dan sadarlah posisi mu!" ucap Bella dengan nada kesal.

Devan melihat perdebatan antara Felix dan Bella, seolah dirinya begitu menikmati saat Bella terus saja disudutkan oleh Felix. Sedangkan Felix, tertawa mendengar perkataan Bella.

"Baiklah, maafkan aku, sepertinya aku lupa bahwa saat ini wanita dihadapanku, seorang pelukis jalanan itu, kini sudah menjadi nyonya besar, setelah dinikahi oleh lelaki tua yang lebih pantas menjadi ayahnya, Nyonya Arabella Smith," Felix menekan kata-katanya, tidak lupa juga seringai merendahkan yang membuat Arabella semakin murka dibuatnya.

Devan semakin menarik senyumnya, kala melihat Bella kalah di tangan Felix. Bella semakin dibuat kesal karena Devan tidak mengambil sikap apapun, melihat dirinya direndahkan oleh Felix.

"Apa yang kau lihat dari Tuan Devan? Kau berharap Tuan Devan akan mebela mu?" tanya Felix, seolah tahu apa yang dipikirkan oleh Bella. Bella merasa malu karena sudah kalah telak, dia pun pada akhirnya memilih pergi dari ruangan Devan dengan perasaan marah.

"Tunggu pembalasan ku," ucap Arabella.

"Aku akan menunggunya," jawab Felix menantang.

1
Ika Shanti Budipertiwi
felix jangan cari gara2 kau, aku sentil nih👌
Reni Anjarwani
doubel up thor
Reni Anjarwani
lanjut trs
Reni Anjarwani
doubel up thor
🤩😘wiexelsvan😘🤩
Lumayan
🤩😘wiexelsvan😘🤩
bener" keren karyamu thorrr😍😍😍
ngehaluin perjalanan kisah cinta bang devan dan sienna yg penuh drama,seru,lucu,konyol,bikin emosi paket komplit intriknya 😘😘😘
🤩😘wiexelsvan😘🤩
bang felix bisa adja nichh bikin q ketawa ngakak di tengah malam 🤣🤣🤣
cemburunya bang devan bikin gemesh athi thorrr 😅😅😅
🤩😘wiexelsvan😘🤩
belum di bawa ke rumah dan di kenalin ma" vallery ehh malah ketauan ya bang 😄😄😄
🤩😘wiexelsvan😘🤩
emang dasar felly ulet gatel, tukang sirik jg lampir😡😡😡
gemesh pengen q tenggelamin ke laut thorrr🤪😂😂😂
🤩😘wiexelsvan😘🤩
smoga d pesta itu sienna jg dateng jd ntar mereka berdua bs bertemu lg ya thorrr 🤗😉
🤩😘wiexelsvan😘🤩
eeeaaallaaahhh ternyata ohhh ternyata bang devan ma sienna udah terhubung benang merah sedari 4 th yg lalu 🤗🤗🤗
🤩😘wiexelsvan😘🤩
alhamdulillah
bang devan masih waras dan gak nyakitin sienna dgn olah raga ranjang 😍😍😍
jangan khawatir ya bang karena sienna jodoh masa depanmu 😘😘😘
🤩😘wiexelsvan😘🤩
waduhhhhh sienna pasti ntar mabuk berat nich 😁😁
bang devan jgn di apa"in ya sienna 😅😅😅
🤩😘wiexelsvan😘🤩
hayyyy thorrrr 🙋🏻
mampir absen donk😉😍
boleh donk ikut ngehaluin kisah cinta sienna 🥰🥰
sunshine wings
Hahahaaa.. Singa mengaum 🤣🤣🤣🤣🤣
sunshine wings
lanjut author 🥰🥰🥰🥰🥰
sunshine wings
Hahahaaa.. Felix, Felix..
Devano galau 🤭🤭🤭🤭🤭
sunshine wings
🥰🥰🥰🥰🥰
sunshine wings
Ini baru namanya penerimaan yg berkelas 😍😍😍😍😍
sunshine wings
😘😘😘😘😘
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!