NovelToon NovelToon
Hubungan Tak Seiman

Hubungan Tak Seiman

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni / Slice of Life
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Faustina Maretta

Ketika cinta hadir di antara dua hati yang berbeda keyakinan, ia mengajarkan kita untuk saling memahami, bukan memaksakan. Cinta sejati bukan tentang menyeragamkan, tetapi tentang saling merangkul perbedaan. Jika cinta itu tulus, ia akan menemukan caranya sendiri, meski keyakinan kita tak selalu sejalan. Pada akhirnya, cinta mengajarkan bahwa kasih sayang dan pengertian lebih kuat daripada perbedaan yang ada.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Faustina Maretta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Putus?!

Freya merasa dunia seakan runtuh di hadapannya. Kata-kata Tama tentang Arman yang terkena serangan jantung terus terngiang-ngiang di kepalanya, dan rasa bersalah mulai menghimpit dadanya. Dia berdiri kaku, matanya terpaku pada Tama yang wajahnya penuh kecemasan dan kelelahan.

Tama tidak mengatakan banyak, hanya menyuruhnya untuk menunggu di ruang tunggu. Di ruang tunggu, Freya duduk dengan gelisah. Pikirannya berkecamuk, menyalahkan dirinya sendiri atas apa yang terjadi. Setiap detik terasa seperti siksaan, menunggu kabar tentang kondisi Arman.

Tama berdiri di samping ranjang rumah sakit, menatap Arman yang terbaring lemah dengan alat-alat medis terpasang di tubuhnya. Wajah ayahnya yang biasanya tegas kini terlihat pucat dan tak berdaya. Hati Tama terasa remuk melihat kondisi ini, dan perasaan bersalah menggerogoti pikirannya. Dia tahu betapa pentingnya perjodohan itu bagi Arman, tetapi dia tidak bisa memaksakan hatinya untuk meninggalkan Freya dan bersama Nisa, seperti yang diinginkan ayahnya.

"Maafkan aku, Ayah," bisik Tama dengan suara bergetar, tangannya meremas lembut tangan Arman. "Aku tahu ini semua karena keputusan yang aku buat, tapi aku nggak bisa ... Aku nggak bisa menikah dengan Nisa. Hati dan pikiranku sudah terlalu terikat sama Freya."

Air mata mulai menggenang di mata Tama, tetapi dia berusaha keras menahannya. Dalam hatinya, dia berdoa agar ayahnya bisa mengerti, meski dalam keadaan ini, dia tidak yakin akan ada pengampunan. Namun, yang lebih dari itu, dia hanya berharap Arman segera pulih. Dia tidak bisa membayangkan hidup tanpa ayahnya, meski mereka tidak selalu sejalan dalam beberapa hal.

Freya duduk di ruang tunggu dengan tangan yang gemetar, wajahnya basah oleh air mata yang tak bisa ia tahan lagi. Setiap detik berlalu seperti menyiksa, rasa bersalah dan kecemasan terus menghantui pikirannya.

Di tengah keterpurukannya, langkah lembut terdengar mendekat. Rini, ibu Tama, menghampirinya dengan wajah penuh keprihatinan. Tanpa banyak bicara, Rini langsung memeluk Freya erat, seolah ingin menenangkan jiwa yang sedang bergejolak itu.

Freya terkejut dengan pelukan itu. Dalam pikirannya, Rini pasti marah padanya. Tetapi pelukan lembut itu justru memberikan rasa aman yang tak terduga. Freya tak bisa menahan air matanya lagi, ia bersandar dalam pelukan Rini sambil menangis lebih keras.

"Ssst ... sudah, Nak. Jangan terlalu menyalahkan dirimu," bisik Rini dengan suara lembut. "Ini bukan salahmu. Ayahnya Tama memang sudah lama punya masalah jantung."

Freya hanya bisa terisak dalam pelukan Rini. Kata-kata Rini sedikit menenangkan, namun rasa bersalahnya masih begitu besar. Ia ingin menjelaskan, ingin meminta maaf, tapi lidahnya kelu. Yang bisa ia lakukan saat itu hanyalah menangis dan menerima pelukan keibuan yang menghangatkannya di tengah situasi yang serba kacau.

"Maafkan Freya, Bu ..." lirih Freya di sela isak tangisnya.

***

Setelah berjam-jam menunggu dalam kecemasan, akhirnya Freya memutuskan untuk berbicara dengan Tama. Dengan hati yang berat, dia tahu apa yang harus dilakukan, meskipun itu sangat menyakitkan. Ketika Tama keluar dari kamar ayahnya, wajahnya terlihat lelah, tapi masih ada kekuatan dalam tatapannya. Freya menarik napas dalam-dalam, mencoba menguatkan dirinya untuk mengatakan hal yang sangat sulit.

"Tama, aku mau bicara," suara Freya terdengar serak, dipenuhi ketidakpastian. "Aku ... aku rasa kita harus mengakhiri hubungan ini."

Kata-kata itu terasa seperti belati yang menyayat, tidak hanya bagi Freya, tapi juga untuk Tama. Mendengar permintaan itu, ekspresi Tama langsung berubah. Ada kejutan, rasa sakit, dan penolakan yang terpancar jelas dari matanya.

"Apa?" Tama bertanya dengan suara serak, tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. "Freya, jangan ... jangan bilang begitu."

Freya menggigit bibirnya, menahan air mata yang mulai menggenang. "Aku nggak bisa terus seperti ini, Tama. Aku nggak mau kamu jadi anak yang melawan orang tuamu. Aku tahu betapa pentingnya perjodohan itu buat keluargamu, dan aku nggak mau jadi alasan kamu memilih melawan mereka. Aku nggak bisa terima kalau ini menyakiti keluargamu ... terutama ayahmu."

Tama menggeleng keras, menolak mentah-mentah semua yang diucapkan Freya. "Freya, nggak! Ini bukan salahmu, ini bukan soal perjodohan itu. Aku nggak bisa hidup tanpa kamu. Aku tahu apa yang aku mau, dan aku mau kamu!" Dia meraih tangan Freya, menggenggamnya erat, seolah takut kehilangannya.

Freya menunduk, mencoba menahan tangisnya lagi. "Tama, aku cinta sama kamu, tapi kita nggak bisa terus-terusan seperti ini. Ayahmu jatuh sakit, dan aku nggak mau jadi beban buat kamu atau keluargamu."

"Tidak, Freya!" Tama memohon, suaranya hampir pecah karena emosinya yang meluap-luap. "Jangan bicara lagi tentang perpisahan. Aku nggak peduli soal perjodohan itu. Aku nggak bisa melepaskan kamu. Tolong, jangan lakukan ini."

Freya terdiam, dadanya sesak oleh perasaan campur aduk. Keputusan ini adalah yang paling berat yang pernah ia buat. Melihat Tama yang memohon di depannya membuat hatinya terasa hancur. Namun, ia juga tahu bahwa cinta mereka berada di antara pilihan-pilihan yang sulit. Freya hanya bisa berharap bahwa waktu akan menyembuhkan semuanya, meski ia tidak yakin dengan bagaimana akhirnya.

"Aku ... aku butuh waktu, Tama," kata Freya dengan suara lemah. "Kita butuh waktu."

Tama mendecakkan lidahnya, wajahnya memerah karena marah dan kecewa. Dia merasa seolah-olah dunia telah menjatuhkan beban yang terlalu berat di pundaknya. Freya yang ia cintai, wanita yang ia perjuangkan, kini ingin mengakhiri hubungan mereka. Rasa frustasi dan sakit hati bergelora di dadanya, namun di tengah amarah itu, ada tekad yang lebih besar, tekad untuk mempertahankan Freya.

"Tidak bisa, Freya," ujar Tama dengan nada tegas, meski suaranya masih mengandung kemarahan yang jelas. "Aku nggak akan biarin ini berakhir begitu saja. Aku sudah bilang, aku nggak peduli soal perjodohan itu. Aku sudah buat keputusan, dan keputusanku bulat. Aku memilih kamu."

Freya mengerutkan kening, merasa bingung di antara rasa cintanya dan rasa tanggung jawab pada situasi yang terjadi. "Tama, aku tahu kamu bilang begitu. Tapi aku nggak mau jadi alasan kamu melawan keluargamu, apalagi sekarang ayahmu sedang sakit ..."

Tama memotong ucapannya, "Ini bukan soal melawan keluarga atau nggak, Freya. Aku sayang sama keluargaku, tapi aku juga punya hak buat hidup dengan orang yang aku pilih. Ayahku sakit, iya, tapi itu bukan salah kamu. Aku yang memilih jalan ini, dan aku nggak mau mundur. Kamu adalah orang yang aku inginkan di hidupku, titik."

"Tama ..." Freya mulai bicara dengan suara bergetar, tapi Tama lagi-lagi memotong.

"Freya, aku sudah cukup dewasa buat bikin keputusan sendiri. Aku tahu apa risikonya, dan aku nggak akan menyerah. Jadi tolong, jangan putuskan aku karena alasan yang menurutmu benar. Aku butuh kamu di sisiku, bukan hanya sekarang, tapi selamanya."

Freya terdiam, perasaannya bercampur aduk antara cinta, kekhawatiran, dan kebingungan. Tapi satu hal yang jelas, Tama tidak akan menyerah begitu saja.

like..comment..❤❤❤❤❤

1
Kas Gpl
terlalu sulit untuk tidak perduliin freya
Kas Gpl
beratkan tama,,,,,
Kas Gpl
paling susah kalo sudah menyangkut keyakinan
Kas Gpl
kyknya buat tama cinta pandangan pertama ya
Kas Gpl
wah mantan gelo itu si rey
Kas Gpl
ada apa dengan freya
Kas Gpl
lanjut, penasaran
Kas Gpl
baru mulai baca, liat dr fb semoga ceritanya menarik
IG: faustinretta: thank you kak❤❤
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!