NovelToon NovelToon
3M's True Love

3M's True Love

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Phine Femelia

Cerita ini berkisah tentang perjalanan ketiga saudara kembar...Miko, Mike, dan Miki dalam menemukan cinta sejati. Bisakah mereka bertemu di usianya yang sangat muda?
Ikuti kisah mereka bertiga ^^



Harap bijak dalam membaca...
Plagiat dilarang mendekat...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phine Femelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16

"Aku langsung pulang saja"

"Hati hati"

Fandi mencium kening Devie dan mereka tersenyum lalu melepaskan pelukan dan Devie keluar dari mobil. Devie berjalan masuk dan Fandi menyetir kembali. Devie menghela napas.

"Kenapa masalahnya jadi berat?" pikir Devie pelan.

Hari terus berlanjut. Ketika tanggal merah sekolah libur jadi Winda ada kesempatan untuk berdua dengan Fandi. Sebelumnya Devie meminta kepada Fandi. Ketika sejam yang lalu Fandi sudah pergi bersama Winda Devie jadi kepikiran. Entah kenapa dalam hati kecilnya Devie merasa ada sesuatu hal tapi dirinya tidak paham.

"Kenapa dengan gue?" pikir Devie pelan.

Devie jadi tidak ada semangat dan selalu kepikiran mereka.

"Gue kenapa, sih?" pikir Devie dengan menghela napas.

Devie menggelengkan kepalanya.

"Gak. Gak. Gue baik saja. Gue harus rela Fandi jalan berdua dengan Winda apalagi kami masih chat" pikir Devie.

Fandi dan Winda ada di mall. Winda yang mengajak dan Fandi cuma menurut. Sejak tadi Winda sedikit kesal karena Fandi tidak lepas dari handphone.

"Kak Fandi mendengarkan aku?"

Fandi memasukkan handphone ke dalam sakunya.

"Dengar"

"Kenapa sepertinya aku melihat gak begitu? Sejak tadi Kak Fandi fokus dengan handphone. Chat dengan siapa?"

"Teman" kata Fandi coba berbohong.

Winda mengerutkan dahi.

"Aku memang menanggapi teman yang chat apalagi kalau penting. Aku gak bisa sok cuek atau gak tahu kalau ada yang chat"

"...tapi Kak Fandi kesannya gak menghargai aku bicara"

"Baiklah aku minta maaf"

"Jadi kalau bersama pacar juga begitu?"

"Kalau bersama pacar beda. Aku akan meletakkan handphone ketika berbicara dengannya" kata Fandi yang seketika tersenyum karena memikirkan Devie.

Winda jadi tertarik dengan senyuman yang tercetak di wajah Fandi.

"Jadi kalau gue pacaran dengan Kak Fandi dia akan selalu fokus" pikir Winda ceria.

"Memangnya kriteria untuk pacar Kak Fandi apa?" tanya Winda dengan merasa ingin tahu.

"Ehmm...gak ada kriteria khusus..."

"Ah...Kak Fandi bohong. Cowok kalau ditanya selalu jawab begitu padahal ada kriteria khusus" potong Winda cemberut.

"Kamu yakin mau tahu jawaban aku?"

"Tentu saja. Aku gak mungkin tanya kalau cuma untuk basa basi" kata Winda semangat.

Fandi tersenyum.

"Dia harus dewasa seperti aku atau kalau gak setidaknya dia bisa mengimbangi cara berpikirku, punya hati yang ikhlas, baik, pengertian, gak cerewet, lembut, kalau sedang panik justru menggemaskan" kata Fandi dengan membayangkan sosok Devie.

"Itu kakakmu, Win" pikir Fandi dengan tersenyum senang.

Winda melongo.

"Pengertian, tidak cerewet, lembut, ikhlas, dewasa...seperti...gue seperti pernah berurusan dengan cewek itu tapi siapa?" pikir Winda pelan.

Novita berjalan keluar dengan merasa heran dan melihat Miki.

"Miko, lo di sini? Ada apa? Astaga. Gue pikir yang datang siapa? Ternyata lo tapi lo..."

Novita sangat heran Miko bisa datang ke rumahnya. Aneh. Dirinya tidak pernah berurusan dengan Miko.

"Maaf. Gue bukan Kak Miko"

Novita bingung dengan mengerjapkan kedua matanya dan Miki merasa gemas melihat Novita yang bingung.

"Gue Miki"

"Ha?" tanya Novita semakin bingung.

"Gue Miki, adik Kak Miko"

"Oh...Miki ya? Kenapa? Apa ada hal yang mau disampaikan dari Miko?" kata Novita masih bingung.

Miki mau bicara.

"Sebentar. Jadi lo adik kembarnya Miko?"

"Ya. Lo benar"

"Oh..."

Miki merasa lucu reaksi Novita hanya sebatas 'oh'.

"Ada perlu apa? Tentang Miko?"

"Bukan. Gue memang mau bertemu lo"

"Gue?"

Novita merasa heran.

"Ada apa ya? Lalu lo bisa tahu gue? Apa dari Miko?"

"Lo lupa sama gue?"

"Maksud loe?"

"Kita pernah bertemu di mall" kata Miki dengan tersenyum.

Novita sungguh tidak mengerti.

"Astaga. Kenapa dengan gue ya? Hari ini terlalu aneh untuk gue" kata Novita dengan menghela napas.

Novita melihat Miki.

"Sebenarnya lo mau apa?"

"Gue cuma mau bertemu lo. Kita pernah bertemu di mall. Lo lupa?"

Novita berpikir keras untuk mengingat dan Miki menceritakan kejadian itu lalu secara perlahan Novita ingat dan menjentikkan jarinya.

"Ya. Gue sudah ingat. Oh...jadi ketika itu bukan Miko tapi lo, Miki?"

"Benar sekali" kata Miki dengan tersenyum.

"Baiklah. Lalu tujuan lo datang ke sini apa?"

Miki jadi berpikir keras untuk mencari alasan yang masuk akal.

***

"Tuan, saya sudah menemukan informasi tentang anak perempuan itu"

"Apa benar? Gimana, Om?" tanya Miki mulai semangat.

Miki meletakkan buku pelajarannya lalu melihat dan mendengarkan orang itu bicara. Sesekali Miki mencatat di bukunya untuk menulis alamat Novita. Sekian lama akhirnya selesai.

"Terima kasih banyak. Om"

"...tapi Tuan sungguh janji kalau gak akan cerita dengan papa Tuan? Saya bisa mati, Tuan"

"Aku janji. Sungguh"

***

"Sebelumnya ayo masuk" kata Novita dengan tersenyum.

Miki berhenti mengingat karena mendengar suara Novita.

"Gue benar boleh masuk?"

"Ya. Kenapa? Lo tamu. Ayo masuk" kata Novita dengan berjalan masuk.

Miki berjalan masuk.

"Lo gak takut kalau gue berbuat macam"

"Jaminannya Miko" kata Novita dengan tersenyum.

"Ternyata begitu" kata Miki dengan menggeleng-gelengkan kepalanya.

Mereka sudah sampai di ruang tamu dan Novita menyuruh duduk lalu Novita duduk di sebelah Miki dan Miki berusaha mengatur napasnya.

"Lo mau minum apa?"

"Gak perlu repot tapi gue lebih senang di teras"

"Kenapa?"

"Di teras lebih bagus. Boleh?"

"Tentu saja boleh justru gue gak enak membiarkan lo duduk di teras"

"Teras rumah lo bagus karena di depannya banyak tanaman. Mata gue jadi sejuk"

Novita tersenyum dan Miki berdiri lalu berjalan keluar dan melihat taman itu. Novita melihat Miki dan berdiri lalu berjalan menghampiri Miki dan berdiri di sampingnya.

"Semua ini lo yang menanam?"

"Bukan tapi tukang kebun di rumah ini"

"Gue pikir lo yang menanam"

"Bukan tapi kalau ada tanaman yang gue senang menyuruh dia membeli dan ikut mengurusnya. Contohnya tanaman ini"

Novita berjalan menuju sebuah pot dan menunjuk sebentar lalu Miki melihat dan ikut berdiri di sebelah Novita.

"Yang lain lebih banyak disuruh mama gue. Mama gue paling senang dengan tanaman jenis apapun. Lo tahu banyak tentang tanaman?"

"Jujur gue gak tahu karena gue anak IPS tapi gue cukup senang kalau ada hal yang hijau begini karena mengingatkan gue di kebun nenek"

"Apa benar?"

Novita tersenyum.

"Pasti lebih banyak jenis tanaman ya?"

"Benar. Dulu ketika SD gue sering bermain dengan Kak Miko"

"Ternyata begitu? Nenek lo di mana?" kata Novita dengan tersenyum.

"Kuburan"

Seketika Novita merasa bersalah.

"Maaf. Gue gak bermaksud" kata Novita pelan.

"Gak apa apa. Kalau libur panjang gue masih sering berkunjung di kuburan nenek. Luar kota"

"Di luar kota?"

Miki mengangguk.

"Jadi sejak lahir sampai SD gue bersama nenek. Gak cuma gue tapi juga Kak Miko. Setelah lulus SD nenek gak ada usia jadi kami kembali ke sini berkumpul dengan papa, mama dan Kak Mike"

"Lo anak kembar terakhir?"

1
Delita bae
💪💪💪👍👍🙏
Delita bae
mangat ya😁😇
Delita bae
saya mampir 😊dukung juga karya saya🙏
semangat💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!