Alaish Karenina, wanita berusia dua puluh sembilan tahun itu belum juga menikah dan tidak pernah terlihat dekat dengan seorang laki-laki. Kabar beredar jika wanita yang akrab dipanggil Ala itu tidak menyukai laki-laki tapi perempuan.
Ala menepis semua kabar miring itu, membiarkannya berlalu begitu saja tanpa perlu klarifikasi. Bukan tanpa alasan Ala tidak membuka hatinya kepada siapapun.
Ada sesuatu yang membuat Ala sulit menjalin hubungan asmara kembali. Hatinya sudah mati, sampai lupa rasanya jatuh cinta.
Cinta pertama yang membuat Ala hancur berantakan. Namun, tetap berharap hadirnya kembali. Sosok Briliand Lie lah yang telah mengunci hati Ala hingga sulit terbuka oleh orang baru.
Akankah Alaish bisa bertemu kembali dengan Briliand Lie?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfian Syafa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29. Baperin Pacar Orang
[Sembarangan aja nyium orang! Nanti pacarmu marah!]
[Gue selalu privat, nggak ada yang tahu akun gue selama ini. Lo doang yang tiba-tiba datang nanyain gue. Kaget gue!]
Ala tidak menyangka jika bisa bertemu sama Brian lewat sosial media dan semua masalah di masa lalu pun telah usai. Mereka saling memaafkan lalu asing selama satu minggu dan sekarang mulai akrab kembali.
Membahas masa lalu yang panjang, memberikan rasa tersendiri bagi Ala. Seperti ... Pendekatan lagi, tapi Ala anggap Brian itu bercanda karena laki-laki itu suka bercanda. Nggak mau diambil hati nanti baper bisa bahaya. Di krauk sama calon istrinya. Jangan ya dek ya.
[Kamu dari dulu memang selalu misterius. Aku juga nggak nyangka bisa ketemu kamu lagi dan minta maaf. Aku iseng aja cari akun kamu eh kok nemu cerita kamu di grup cerita.]
[Ya mungkin ini cara Tuhan mempertemukan kita kembali. Nggak nyangka sekarang bisa ngobrol lagi setelah sekian lama.]
Tuhan telah mengabulkan doa mereka meski tidak bertemu secara nyata. Setidaknya masalah mereka di masa lalu yang membuat hati masih mengganjal sudah selesai. Kesalahan-kesalahan Brian dan kesalahpahaman yang terjadi pun bisa mereka luruskan dengan baik.
Kebencian Ala terhadap Brian sudah surut, berganti kebahagiaan yang semu. Ala nggak mau terlalu bahagia, karena jika terbang terlalu tinggi nanti jatuhnya sakit jadi sewajarnya aja.
[Lo sejak kapan suka baca novel?]
[Lo nggak cari mantan-mantan lo yang lain? Kan mantan lo banyak.]
Sudah hafal watak Brian bagaimana jadi Ala nggak mau kepedean dulu. Ala mengimbangi ucapan Brian yang terlihat bercanda itu. Biarlah semua rasa yang Ala rasakan saat ini tersimpan dengan rapih dan Brian tidak akan pernah tahu hal itu.
[Sejak ketemu kamu ini, aku jadi suka baca novel.]
[Ya, banyak. Cuma yang susah dilupain tuh kamu. Selama 14 tahun aku cari kamu kalau nggak sayang ngapain aku cari.]
[Bahkan aku masih ingat tanggal perpisahan kita dulu. 9 Maret 2010.]
Tanggal itu masih Brian ingat dengan jelas, sementara Ala sudah lupa karena memang dulu ingin melupakan semua tentang Brian dengan cara menyiksa dirinya sendiri.
Ala pikir Brian cuma mengada-ada. Siapa tahu kan dia bohong supaya bisa menarik simpati Ala?
[Udah belasan tahun lo masih ingat aja!]
[Sayang kok dulu selingkuh sama Intan!]
Kalau soal kesalahan Brian baru Ala ingat. Apalagi nama gadis itu. Bukan cuma namanya aja bahkan wajahnya masih bisa Ala ingat dengan jelas. Senyum sinis Intan waktu ketemu sama Ala pun tersimpan pada memori ingatannya.
Wanita kan memang seperti itu, kesalahan yang dilakukan oleh lelaki akan dia ingat sampai kapanpun dan pasti akan selalu dibahas terus menerus kalau pas lagi jengkel.
[Ya kan dulu karena dipaksa buat selingkuh, La. Terus kan aku janji nggak ngulangin lagi. Pas kamu pergi aku sadar kalau aku sayang banget sama kamu. Bahkan sampai sekarang nggak bisa lupain kamu.]
[Entah karma atau karena aku belum minta maaf sama kamu. Soalnya kesalahan aku kan banyak banget sama kamu, La.]
[Sekarang aku bahagia banget kamu mau maafin aku. Terima kasih ya pujaan hatiku.]
Meleleh hati Ala membaca pesan Brian. Dipanggil pujaan hati rasanya mau salto. Terus inget kalau Brian sudah ada pawangnya, nggak jadi salto Ala. Milih diem sambil tersenyum kayak orang gila senyum sendiri.
Ya habis bagaimana lagi? Takdir nggak memungkinkan mereka balikan soalnya Brian udah ada yang punya dan sebentar lagi resmi jadi seorang suami. Sementara Ala akan lanjut menjalani hidup sesuai takdir yang telah digariskan. Membuka hati buat orang baru pastinya.
[Karma karena nyakitin nggak kira-kira. Tuhan dengerin semua doa-doa gue selama ini.]
[Selingkuhan lo berapa sih?]
Ala tahu kalau Brian ini selalu ganjen. Godain cewek-cewek di sosial media sampai itu cewek baper tuh memang juaranya. Nggak nyangka aja kalau sekarang masih seperti itu.
Sudah punya calon istri masa iya manggil Ala "pujaan hati." Kalau bukan buaya apa coba? Untung dia sudah hapal dan kenal Brian luar dalam jadi nggak terbawa perasaan.
[Banyak dulu pas kamu tinggalin. Sekarang ya nggak gitu lagi. Dah tobat!]
Brian udah berubah. Nggak kayak dulu lagi, kalau mau mungkin Maira udah Brian tinggalin karena cerewet dan menyebalkan, tapi dia bertahan karena perjuangan Maira untuk merebut hatinya membuat Brian jadi sedikit memiliki perasaan kepada gadis itu. Eh malah disakitin.
Ya udah sekarang Brian nggak tahu arahnya mau kemana. Ketemu Ala pas lagi galau-galaunya tuh rasanya bahagia banget.
[Ya sekarang ini selingkuhan lo berapa? Manggil-manggil mantan pake pujaan hati.]
[Gue bilangin Mbak Maira nanti.]
[Mbak Maira ... Nih calon suaminya nakal!]
Ala mengancam Brian supaya nggak macam-macam. Kalau begitu terus ya lama-lama meresahkan nggak sih?
Nanti ujungnya calon suami orang meresahkan terus Ala jadi baper dan ngejar-ngejar Brian kan nggak lucu.
Ya meski masih ada perasaan yang dalam buat Brian tapi Ala harus kubur semua itu dari sekarang.
[Lho kok kamu tahu namanya? Info darimana itu?]
Bukan Ala namanya kalau nggak tahu informasi tentang Brian. Laki-laki itu nggak nyadar kalau selama ini Ala selalu kepo sama akunnya. Bahkan foto Brian aja sudah tersimpan rapih di galeri. Selalu diajak ngobrol sama Ala sebelum tidur.
Nulis novel juga sambil lihatin foto Brian, seolah laki-laki itu memberikan semangat. Ala memang cewek halunya nggak ketulungan.
[Haha ... Apa sih yang nggak gue tahu tentang lo, Bri. Bahkan wajah calon istri lo aja gue tahu.]
[Akunnya juga tahu.]
Ala dilawan! Kalau soal mencari informasi lewat sosial media sudah pasti Ala jagonya. Terlihat misterius dan nggak kenal sama siapapun tapi dia tahu banyak informasi target.
Kalau mau cari informasi soal orang yang membuatmu penasaran, hubungi saja Alaish Karenina.
[Oh jadi selama ini ada yang diam-diam kepo ya? Atau ada yang kasih tahu informasi ke kamu?]
Brian penasaran darimana Ala tahu soal Maira. Padahal mereka baru bertemu. Apa mungkin ada yang kasih tahu soal dirinya ke Ala?
[Kan intel. Jadi gampang cari tahunya.]
Brian nggak perlu tahu darimana dia tahu soal Maira. Bahkan masalah yang sedang Brian hadapi pun Ala tahu. Cuma Ala milih diem karena itu bukan urusannya.
Saat ini yang jadi urusannya itu soal hati. Udah mau lupa tapi jadi inget. Ibarat udah jalan jauh ada yang ketinggalan jadi balik lagi. Rasanya mau buka hati buat orang baru jadi susah.
[Curang nih, selama ini aku cari kamu dan nggak tahu kamu sekarang kayak apa. Eh kamu malah udah tahu semua tentang aku.]
[Kak Abriela, boleh nggak aku minta sesuatu sama kamu?]
Ala emang curang. Brian pontang-panting cari Ala sementara Ala sendiri enak-enakan mantengin akun Brian terus menerus tanpa mau keluar dari tempat persembunyiannya.
Masih sayang tapi gengsi mau bilang sampai pada akhirnya belasan tahun dia pendam sendiri perasaan itu.
Sekarang udah ketemu malah gengsi juga buat jujur, padahal Brian secara terang-terangan udah jujur masih sayang dan sulit lupain Ala.
Berkali-kali baca pesan Brian, Ala bingung balesnya. Penasaran sama permintaan Brian. Ala menebak jika Brian minta datang ke acara pernikahannya nanti, tapi Ala nggak bakal mau datang. Tahu Brian mau nikah aja sakitnya bukan main apalagi datang. Lebih sakit dari dipaksa berpisah dulu.
[Apa!]
Ala jawabnya mulai singkat. Nggak ada semangat sama sekali karena pikirannya udah kemana-mana. Rasanya nggak rela kalau Brian dimiliki orang lain, tapi Ala nggak punya hak buat cegah pernikahan itu terjadi. Sekarang cuma bisa pasrah sama Tuhan.
[Izinkan aku mencintaimu.]
Bersambung....
Jangan lupa like, komen dan subscribe ya.
cintanya mas bri udah stuk di kamu
semangat kakak,