NovelToon NovelToon
Gadis Buta Milik Sang Tuan Muda

Gadis Buta Milik Sang Tuan Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: Yulianti Oktana

Pertemuan yang tidak di sengaja antara gadis buta bernama Alana Maherwari, dengan seorang pria malah membawanya pada cerita romansa sekaligus awal dari kepahitan.
Siang itu sehabis ia menjual bunga di temani oleh anjing husky kesayangannya tiba-tiba tongkat kayunya mengenai sesuatu. Alana kira itu sebatang kayu namun tak lama terdengar suara melenguh seperti orang yang sedang kesakitan.
Setelah mengetahui itu adalah seseorang, Alana langsung membawanya ke rumah tanpa ia tahu latar belakang orang itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulianti Oktana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pergumulan Di Balik Pohon

Sungguh manis pagi itu Robin mengajak Alana ke taman bunga. Pasangan kekasih yang baru saja bersemi itu seperti sedang di mabuk asmara.

"Bunganya cantik" ucap Robin.

"Aku cemburu Vin" cebik Alana kala mendengar Robin memuji keindahan bunga-bunga di hadapannya.

"Tak perlu cemburu pada bunga-bunga itu sayang, karena kaulah hal paling cantik di dunia ini" Robin mulai mengeluarkan kata-kata mengandung kepada Alana membuat gadis di hadapannya tersipu malu.

"Kau menggombal Vin?" kekeh Alana.

"Tidak menggombal Alana, aku bukan pujangga yang pandai merangkai kata-kata manis. Aku berbicara yang sebenarnya" balas Robin sembari memeluk Alana.

Sebenarnya ada keinginan yang Robin tahan. Melihat sekeliling tidak ada orang, ia ingin bermain-main sebentar dengan Alana. Robin pun mengajak Alana ke balik pohon yang cukup besar di hadapannya.

"Ikut aku Alana" ajak Robin.

"Kau mau ajak aku ke mana Vin? Alana merasa heran dengan sang kekasih.

Robin kini sudah membawa Alana ke balik pohon. Ia ingin menuntaskan hasratnya di tempat ini.

"Alana tunggu sebentar" ucap Robin.

Ia seger menggelar sebuah kain yang ia bawa dari dalam rumah, mungkin itu selendang nenek Maya.

Kain itu berhasil di bentangkan, Robin juga membersihkan area sekitar dari daun-daun kering hingga bersih.

"Alana, aku menginginkan pergumulan kembali" ucap Robin.

"Jangan Vin, bagaimana jika Kakek dan Nenek tahu perbuatan kita?" Alana menolak.

"Tidak sayang, tempat ini tersembunyi" balas Robin.

Tubuh Alana di rebahkan di atas kain, lalu Robin menyingkap Rok Alana sehingga gundukan lembah yang mungil itu tercetak jelas di dalam segitiga berenda milik Alana.

"Ini yang selalu menyihirku, sayang" ucap Robin dengan nafas memburu.

Tangannya lembut mengelus gundukan berbulu halus sehingga Alana mendesis.

"Oh Alana" Robin memuji milik sang kekasih.

"Vin, kita akan melayang lagi?" tanya Alana.

"Ya sayang, kita akan mendaki puncak kenikmatan bersama" balas Robin.

Kini Robin sudah menurunkan segitiga berenda yang menjadi penghalang gundukan ranum milik Alana.

Tanpa Robin duga, Alana malah memasukan tangannya kedalam celana Robin lalu meraih milik Robin yang sudah sangat ingin di manjakan.

"Alana, kau mengelus puncaknya sayang" Robin merasa sapuan jari lentik Alana membuat hasratnya tambah melambung.

"Aku suka Vin. Ini sangat lucu dan benda ini pernah membuatku menjerit kenikmatan" ujar Alana.

Karena Alana dan Robin sudah sama-sama saling menginginkan, maka Robin mendorong tubuh Alana dan membuka kaki Alana lebar-lebar.

Robin mengarahkan miliknya searah dengan lembah mungil di hadapannya. Pelan-pelan Robin memasukan miliknya secara perlahan membuat jari tangan Alana mencengkram erat punggung Robin.

Ini bukan pertama kalinya Robin menjelajahi lembah hangat milik Alana. Namun entah kenapa lembah itu selalu terasa sempit untuk di masuki.

"Auhhhhhh Alana, sempit sayang" erang Robin.

Blessss!!!

Milik Robin akhirnya tenggelam dalam kubangan hangat nan nikmat milik Alana.

"Ahhhhhhhhhhhh" Alana berhasil meloloskan suara indahnya.

Robin diam sejenak sembari memandang wajah teduh Alana yang penuh hasrat kemudian Robin mencium bibirnya.

Pelan-pelan si gagah nan perkasa itu menggerakan pinggulnya menempa milik Alana.

"Vin, aku mau menari di atasmu, sayang" pinta Alana.

Entah gadis itu mempunyai keberanian seperti itu dari mana.

Robin segera membalik tubuh Alana hingga wanita itu duduk tepat di atas miliknya.

Penyatuan kembali berlangsung dengan Alana yang memimpin permainan.

"Alana...Oughhhh milik ku seperti akan tercabut..Nikmat sekali" ucap Robin dengan suara serak.

"Vin...Ahhhhhhhhh" Alana bisa mendesah.

Permainan panas itu berlangsung satu jam lamanya hingga gaya terakhir Robin mengajak Alana bercinta dengan gaya berdiri.

"Ahhhhhhhhh" lolongan kedua insan itu kala akhirnya mencapai puncak kenikmatan bersama.

Robin memuntahkan lava hangatnya didalam rahim Alana. Entah sengaja atau tidak, namun tindakan Robin itu bisa membahayakan Alana.

Pelan-pelan Robin mencabut miliknya, ia lalu mengambil saputangan untuk membersihkan sisa-sisa lava hangat yang mengalir sampai kaki Alana.

"Alana, aku sangat mencintaimu" ucap Robin.

"Aku pun sama Vin. Aku mencintaimu bahkan tidak bisa kau bayangkan bagaimana hatiku sudah luluh lantah oleh cintamu" balas Alana.

Mereka pun kini keluar dari tempat rahasia itu, berjalan beriringan seperti tidak pernah terjadi apapun.....

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Di apartemen milik Deriz, pria itu tak lepas menatap Maria yang sedang membereskan ruang tengah.

"Maria, Maria oh Maria... Selalu saja nama itu yang ada di pikiranku" kesal Deriz.

"Maria kemarilah" Deriz memanggil maid pribadinya.

Mendengar namanya di panggil, Maria segera meninggalkan pekerjaannya dan segera menghampiri Deriz.

"Tuan memanggil saya?" tanya Maria.

Deriz hanya mengangguk.

"Ikut aku" perintahnya.

Maria segera mengikuti kemauan Deriz.

Sesampainya di kamar, Deriz menyuruh Maria mengisi bathub dengan air hangat. Maria dengan segera masuk kedalam kamar mandi menjalankan perintah Deriz.

Sesudah mengisi bathub dengan air hangat, Maria segera menghadap Deriz kembali.

"Air hangatnya sudah terisi penuh, tuan. Kalau begitu saya permisi" ucap Maria yang sudah bersiap-siap akan pergi dari hadapan Deriz.

"Siapa yang menyuruhmu pergi?" tanya Deriz dengan nada dingin.

Maria langsung berpikir keras kenapa Deriz melarangnya pergi.

"Apa ada yang kurang, tuan?" tanya Maria.

Deriz menggeleng.

"Temani aku berendam, dan basuh punggungku" pinta Deriz.

Dalam hati kecilnya menolak, namun ia tidak bisa berbuat apa-apa selain menuruti permintaan pria arogan di hadapannya.

"Baiklah tuan" balas Maria.

Kini keduanya sudah berada di dalam kamar mandi.

"Maria, buka kan pakaianku" perintah Deriz.

Maria mengangguk, ia membuka kancing baju Deriz satu persatu namun hal yang tak bisa di bohongi adalah kegugupan sampai jari-jari tangan Maria gemetar.

"Kenapa tanganmu gemetar?" tanya Deriz.

"Tidak tuan" balas Maria.

Kini Deriz sudah bertelanjang dada. Maria lega karena ia bisa keluar dari ruangan yang penuh ketegangan itu sekarang.

"Tuan, saya permisi" Maria hendak keluar namun tangannya di cekal oleh Deriz.

"Buka semua pakaian yang melekat di tubuhku, dan sabuni aku" perintah Deriz.

Tak ingin membuat pria di hadapannya marah, Maria langsung melucuti pakaian yang melekat pada tubuh Deriz hingga pri itu polos tanpa sehelai benangpun.

Maria tersentak kala melihat milik Deriz yang besar dan panjang mengacung di hadapan wakahnya.

Maria tak kuasa menahan malu sampai wajahnya memerah bak kepiting rebus.

Deriz mulai memasuki bathub, dan menyerahkan satu batang sabun pada Maria.

"Gosok punggungku dengan sabun" perintah Deriz.

Maria langsung menuruti tanpa berkomentar apapun.

"Maria apa kau sudah pernah pacaran?" tanya Deriz.

"Belum tuan" jawab Maria.

"Kau masih virgin?" tanya Deriz.

"Ya tuan" jawab Maria dengan pelan.

Mendengar jawaban Maria, bibir Deriz tersungging tanpa Maria sadari.

"Maria kemari lah menghadapku" perintah Deriz.

Maria langsung bangkit lalu menghadap Deriz.

Saat Maria sudah berdiri di depan dirinya Deriz pun ikut bangkit. Deriz memandang wajah Maria dengan tatapan dalam, lalu ia menarik Maria kedalam pelukannya.

"Tuan" Maria sungguh terkejut.

"Jangan memberontak karena ini terlalu nyaman" ucap Deriz.

Deriz memeluk Maria dengan dengan hangat. Bahkan Maria bisa merasakan debaran jantung Deriz yang saling bertalu-talu.

"Buka bajumu" ucap Deriz dengan tangan yang masih memeluk tubuh Maria.

"Tidak tuan" Jelas Maria tahu ini adalah sinyal bahaya.

"Telanj@ng atau aku cekik" Deriz sampai mengancam.

Mau tidak mau Maria melucuti pakaiannya sampai ia polos tanpa sehelai benang pun.

Tak di duga, Deriz langsung mengangkat tubuh Maria dan masuk kembali kedalam bathub.

Ia mendudukkan Maria di depannya.

Pelan-pelan Deriz mengusap punggung ramping Maria, dan mengoleskan sabun di permukaan kulitnya.

"Tuan" cegah Maria.

"Kau pasti lelahkan? Aku akan membantumu agar merasa relax" ucap Deriz.

Sifatnya yang arogan dan licik kini seperti hilang sudah di hadapan Maria.

Sesudah puas memijat punggung Maria, Deriz mengangkat tubuh Maria hingga mereka saling berhadapan.

"Jangan terlalu formal padaku, Maria" pinta Deriz.

Maria menggeleng.

Cup!!!

Deriz tiba-tiba mencium bibir Maria sekilas.

"Apa kau takut padaku?" tanya Deriz.

Maria mengangguk.

Mendengar itu Deriz seketika tersenyum namun bisa Maria lihat bahwa senyuman Deriz terlihat sangat tulus.

"Aku tidak jahat" ucapnya.

Jari telunjuk Deriz yang masih penuh sabun dengan iseng ia oleskan ke pipi Maria membuat Maria sedikit tersipu malu.

"Kau mulai masuk ke perangkapku tuan Deriz! Maaf terkesan jahat, namun aku bekerja untuk tuan Robin bukan kau" ucap Maria dalam hatinya.

Maria dengan malu-malu membalas mengoleskan busa ke hidung Deriz.

Keduanya pun langsung tertawa dan saling menciprati air.

1
Bivendra
koq gt sih mnt jd kekasih cm buat kuda²an terus dtggl kmdian hamil kan kasihan
Lembayung Senja: Robin baik kok....😢
total 1 replies
Suanti
cerita menarik, bagus mudah2an cerita nya ngak berbelit-belit 🥰🥰🥰🥰
Lembayung Senja: terimakasih Kak...
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!