Mencintai Gadis Biasa
"Lusy, Lusy dimana kamu, Lusy tolong ayah" teriak seorang pria Paruh baya kepada anak nya
Dengan langkah yang tergopoh-gopoh, ia lari sebisanya dan bersembunyi di dalam rumah dengan ekspresi wajah yang ketakutan seperti sedang di kejar-kejar oleh hantu
"Ayah, ayah kenapa, kenapa wajah ayah terlihat ketakutan" Tanya seorang wanita muda yang berlari menghampiri sang ayah yang terlihat ketakutan dengan keringat yang bercucuran
"I itu di luar, di luar ada..." belum sempat sang ayah menjelaskan apa yang terjadi
"Danu keluar kau, jangan Coba-coba bersembunyi dari ku, bayar hutang mu segera atau aku akan membunuh mu" teriak seseorang dari depan pintu dengan nada yang terdengar kasar
"Ayah, mereka datang lagi, sebaik nya ayah bayar saja hutang ayah pada mereka, agar kita Tidak dikejar-kejar lagi"
"Dasar anak sialan, kalau ayah punya uang, mana mungkin ayah mau dikejar mereka sampai sekarang"
Lusy terdiam kala mendengar penuturan sang ayah, benar saja, andai ayah nya punya uang pasti mereka akan terbebas dari sejak lama
"BRAKKK". Suara dobrakan pintu yang begitu keras yang dilakukan oleh beberapa anak buah rentenir penagih hutang
Wajah tuan Danu langsung terlihat pucat pasu, Lusy yang menyadari nya seketika memeluk sang ayah dengan erat tanpa rasa takut
"Tuan, tolong beri kami waktu beberapa hari lagi, saya berjanji akan segera melunasi nya" ucap Lusy dengan berani
Tanpa basa-basi, Seorang pria bertubuh besar tinggi itu langsung mendekat kearah Lusy, dengan ekspresi wajah yang sangat menyeramkan, ia mencengkram wajah Lusy dengan sangat kuat hingga mampu membuat wanita muda itu meringis kesakitan
"Tuan kami sudah cukup bersabar menunggu kalian mengembalikan uang nya, dan sekarang sudah jatuh tempo yang kesekian kalinya, bisa-bisa nya dengan berani kau katakan mau minta waktu lagi Hahh..! Jangan harap nona" Bentak pria itu dengan kemarahan nya
"Bos, apa sebaiknya kita bawa saja wanita ini untuk dijadikan sandra" timpal anak buah nya
Mendengar itu, tuan Danu langsung berlutut di hadapan Pria itu dengan memohon-mohon agar tidak membawa putri nya
"Tuan, tolong jangan sakiti putriku, aku akan membayar semua hutang ku tapi tolong jangan bawa putri ku, beri aku waktu beberapa hari lagi, aku pasti akan membayarnya"
"Siapa yang akan menjamin jika kau benar-benar akan membayarnya, sebaiknya biar kami membawa Putri mu untuk dijadikan sebagai jaminan" Bentak pria itu sembari menarik paksa Lusy dari pelukan ayah nya, Lusy yang mencoba untuk memberontak dan menangis meminta tolong pada sang ayah namun tiba-tiba...
"Biar ku lihat siapa yang akan berani membawanya sebagai jaminan...!!!" Teriak seseorang dari ambang pintu
Adegan pemaksaan itu tiba-tiba terhenti seketika, dengan cepat Pria kasar itu dan kedua anak buah nya melepaskan Lusy hingga membuat Tuan Danu yang berada dibelakangnya kehilangan keseimbangan dan terdorong ke belakang hingga jatuh tepat mengenai sebuah meja dan kepalanya terbentur begitu saja hingga mengakibatkan ia pingsan di tempat
Melihat kejadian itu, Lusy seketika meraung dengan sangat keras berusaha membangunkannya, namun tak ada respon sama sekali dari sang ayah
Sementara itu...
"Tuan Ronald, a apa yang anda lakukan di sini?" tanya pria itu dengan menunduk takut menatap lawan bicara nya
"Seharusnya aku yang bertanya, apa begini cara kalian menagih hutang dari seseorang Hahh!" Ucap nya dengan nada yang dingin dan penuh amarah
"Ma Ma'af tuan, kami di perintahkan oleh tuan Dika"
'DEG'. Lusy tertegun saat mendengar nama yang di ucapkan oleh Pria itu, namun ia tak berani menanyakan nya
"Kembali pada tuan mu dan jangan pernah datang lagi kesini"
"Ta tapi Tuan" Pria itu mencoba untuk protes namun melihat tatapan tajam lelaki itu langsung membuat nyali nya ciut seketika
Beberapa saat kemudian...
Di kediaman Ronald Wijaya
"Tuan Ronald, terima kasih karna telah menyelamatkan nyawa ayah ku, apa yang bisa ku lakukan untuk membalas kebaikan tuan"
"Jadi lah kekasih ku" jawab Ronald tanpa basa-basi
Lusy yang terkejut mendengar nya, seketika tak bisa berkata-kata untuk sesaat, sampai pada akhirnya Ronald berbalik menatap nya dan mencengkram leher Lusy dengan cukup kuat hingga membuat nya meringis menahan sakit
"Kenapa, apa kau akan menolak? Jika kau ingin ayah mu kembali sehat seperti sedia kala maka jangan coba-coba untuk menentang ku"
"Tu tuan, aku tidak bisa menjadi kekasih mu, aakkh...". Lusy berusaha menjelaskan namun cengkraman itu semakin kuat hingga membuat ia menjerit kesakitan
dari arah lain
"Lusy kau ba..." kata-kata seseorang tiba-tiba terhenti saat melihat pemandangan yang ada di depan nya
Ronald menatap tajam pada Lusy dan melepaskan Cengkraman tangan nya Lusy seolah mengerti dengan arti tatapan itu
"Dika, Kita putus saja" ucap nya dengan wajah menunduk
"Lusy apa maksud mu?" Tanya Dika dengan ekspresi menahan amarah dan kembali menatap wajah Pria yang ada di samping Lusy yang tak lain adalah kakak nya sendiri
"Kau, kau ingin merebut kekasih ku, Ronald kau bajingan" Bentak Dika sambil menunjuk wajah Ronald
"Hehh! Jangan kan hanya untuk merebut kekasih mu, bahkan jika aku mau aku bisa merenggut nyawa mu sekarang juga"
"Kkau, dasar bajingan, aku akan mengadukan hal ini pada ayah, agar ayah menghapus nama mu dari daftar keluarga Wijaya" ancam Dika yang mencoba menakuti Ronald
"Coba saja kalau kau berani,! keluarga Wijaya adalah milikku, jangankan hanya kau dan ibu mu, bahkan ayah mu pun tidak berhak untuk itu" jelas Ronald
"Tunggu, jadi kalian berdua adalah kakak adik?" tanya Lusy dengan ekspresi bingung
"Dia bukan adikku, dia hanya anak dari seorang wanita sampah yang telah merebut posisi ibuku, dia sama sekali tidak pantas menjadi adikku" tekan Ronald dengan tatapan penuh dendam
"Ronald Dasar kau pria bajingan, Lusy ayo kita pergi dari sini". Ucap Dika sembari menarik tangan Lusy untuk mengikuti nya, belum sempat ia membawa Lusy menjauh
"Jika selangkah saja kau berani lari dari ku, maka nyawa ayah mu yang akan menjadi taruhan nya" kata-kata Ronald kembali membuat Lusy terdiam dan tak bergeming saat Dika terus berusaha membawanya pergi
"Dika, kita sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi, sebaiknya kau segera pergi dari sini" ucap Lusy dengan berusaha menahan air matanya yang sebentar lagi akan segera lolos
"tidak, aku tidak akan membiarkan mu bersama pria bajingan ini, Lusy aku sangat mencintai mu" Kata Dika
"Lusy, apa kau percaya jika aku mengatakan Dia adalah dalang di balik kecelakaan ayah mu hari ini" Ucap Ronald tiba-tiba.
.
.
.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments