NovelToon NovelToon
Takdir Cinta Clareance

Takdir Cinta Clareance

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti / Aliansi Pernikahan / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Angst / Romansa
Popularitas:58.4k
Nilai: 5
Nama Author: Dewi Budi Asih

Sejak kecil Rea seorang anak tunggal terlalu bergantung pada Jayden. Laki-laki sok jagoan yang selalu ingin melindunginya. Meskipun sok jagoan dan kadang menyebalkan, tapi Jayden adalah orang yang tidak pernah meninggalkan Rea dalam keadaan apapun. Jayden selalu ada di kehidupan Rea. Hingga saat Altan Bagaskara tidak datang di hari pernikahannya dengan Rea, Jayden dengan jiwa heroiknya tiba-tiba menawarkan diri untuk menjadi pengganti mempelai pria. Lalu, mampukah mereka berdua mempertahankan biduk rumah tangga, di saat orang-orang dari masa lalu hadir dan mengusik pernikahan mereka?



Selamat Membaca ya!


Semoga suka. 🤩🤩🤩

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Budi Asih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ep 16

"Kamu nyalahi aku! Atau mau minta ganti rugi?" Tantang Rea tak punya rasa takut. Ia maju beberapa langkah mendekati perempuan yang memakinya tadi.

"Ganti rugi? Memangnya kamu mampu?" hina si perempuan, tak kalah berani.

"Brengsek," geram Rea tak tahan. Ia jambak rambut panjang perempuan itu hingga berteriak kesakitan.

Namun, semenit kemudian seseorang itu mulai melawan. Hingga terjadi perkelahian sengit. Tak ada yang melerai keduanya, hingga supir Rea datang dan menarik majikannya menjauh.

"Kamu nggak tahu siapa aku?!" Teriak Rea masih belum puas.

"Aku nggak peduli kamu siapa. Sekarang kamu harus tanggung jawab karna bajuku basah!" Teriak perempuan asing itu.

"Oke, nggak masalah," sinis Rea sambil membuka clutch hermes yang ia bawa. Kemudian ia menarik uang ratusan ribu dan melemparnya dengan tidak sopan pada perempuan di hadapannya.

"Kalau masih kurang, kamu bisa menghubungi manager aku. Oh, ya, nama aku Clareance Nuansa Aldinaya. Catat itu baik-baik."

Usai memberi tatapan tajam pada si perempuan, Rea melenggang pergi dengan dagu terangkat seolah bukan dia yang patut di salahkan. Ia hanya belum menyadari, apa yang akan ia terima esok hari setelah kekacauan malam itu di club.

"Hubungi semua media, karang cerita sedramatis mungkin. Aku mau semua orang menghujat Clareance besok pagi. Berani-beraninya dia bersikap sombong di depanku," dengus perempuan itu pada seseorang yang berdiri di sampingnya.

÷÷÷÷÷

Rea menggeliat, keningnya mengerut kesal. Perasaan dia baru tidur beberapa jam yang lalu, tapi kenapa sudah berisik sekali sepagi ini. Pikirnya dalam hati.

"Bisa diam nggak, sih," teriaknya pada ponsel yang terus berdering sejak tadi. Mengusik tidur nyenyaknya. Apalagi yang terlihat nama siapa yang tertera di sana.

Vins. Asisten sekaligus managernya.

Rea kembali memutar bola matanya dan kembali bergelung dalam selimut tebal. Namun, suara ponselnya benar-benar tak mengijinkan ia tidur lagi meskipun hanya sejenak.

Akhirnya, Rea meraih ponsel itu dan menjawab telpon dan Vins dengan emosi yang memenuhi kepala.

"Kamu punya jam, nggak?! Kamu nggak lihat ini jam berapa?!" Marah Rea begitu ia menekan tombol hijau di ponsel.

"Mbak Rea masih tidur? Ini sudah siang, loh."

"Bodo amat!"

"Aduuh, Mbak Rea. Semalam ngapain saja sih di club? Sosial media lagi rame tuh, ngomongin Mbak Rea. Lagian Mbak Rea kenapa sih hobi banget bikin huru hara. Agensi kita marah besar, loh. Saya lagi on the way ke rumah Mbak Rea. Mendingan Mbak Rea bangun deh. Terus telpon mas Jayden, minta tolong sama dia buat beresin semua masalah ini. Sudah dulu, ya. Kepala saya pusing, lain kali jangan pergi ke club sendirian!"

Rea tertegun sesaat. Kedua matanya yang tadi mengantuk mulai terbuka sempurna. Kepalanya menggeleng ke kiri ke kanan mengingat-ingat kejadian apa yang telah ia perbuat hingga membuat agensinya marah besar.

Potongan potongan kejadian itu satu persatu ia ingat. Pertemuan dengan Jayden, minum-minum sendirian di club dan ... astaga! Rea menutup mulutnya sendiri.

"Aish! Bodoh banget, sih aku! Ngapain aku pakai gelut sama tuh perempuan."

Aarrrgh!

Rea mulai mengacak rambutnya hingga kusut, lalu berhenti saat ia mengingat kata-kata Vins tadi, yang menyuruhnya untuk segera menghubungi Jayden.

"Haruskah aku hubungi dia? Bagaimana kalau Altan tahu dan marah? Tapi, ini masalah urgent. Nggak apa-apa kali, ya?" Katanya, mulai bicara sendiri, menimang-nimang sebelum ia bertindak.

Akhirnya Rea berubah pikiran, ia memutuskan untuk mencari nomer kontak Altan dan ingin menghubungi calon suaminya itu, siapa tahu Altan bisa membantu, meski Rea tak ingin merepotkan, tapi tetap saja dia ingin mengadu.

Belum sempat Rea menekan tombol call di nomer kontak Altan, tiba-tiba saja Jayden menelpon. Perempuan itu sempat menunggu cukup lama sebelum akhirnya menerima panggilan dari Jayden.

"Halo, Rea, kamu di mana?"

"Di rumah."

"Sudah baca berita."

"Belum."

"Nggak usah di baca. Aku tahu kamu nggak salah."

Rea tersenyum getir.

"Bagaimana kamu bisa yakin kalau aku nggak salah? Kamu nggak ada di sana waktu kejadian itu, Jayden."

"Rea, kamu lupa, kita sudah berteman sejak kecil? Aku tahu kamu tipe perempuan yang nggak suka cari masalah."

"Tapi manusia bisa berubah, Jayden." Kenapa dia jadi melow begini, sih?

"Sudahlah kamu nggak perlu khawatir. Biar aku yang urus semua. Kamu tenang, ya. Habis ini, aku ke rumah kamu."

Ah, sial. Kenapa Jayden berkata seperti itu? Bukannya semalam mereka sepakat untuk tidak bertemu lagi sementara waktu? Bagaimana kalau Altan marah lagi?

Tapi, percuma juga kalau Rea menolak. Jayden tetap akan datang dan membelanya. Pria itu akan terus bersikap seperti itu setiap kali Rea tertimpa masalah. Jayden akan berdiri di garda terdepan untuk membela.

Tidak ada yang berubah, meski Rea sudah berniat menghindari Jayden. Tapi, nyatanya dia masih membutuhkan pria itu sebagai tamengnya.

÷÷÷÷÷

"Ini hasil visum semalam, Non. Juga latar belakang Clareance." Gala menyerahkan amplop pada Merryana yang duduk manis di sofa beludru di ruko yang ia jadikan tempat kerja, sekaligus menerima klien yang ingin memakai jasanya untuk mendesain perhiasan.

Merryana Angelia Ivander, putri dari Rahman Ivander. Pemilik production house dan beberapa agensi besar yang menaungi artis-artis senior.

Seorang perempuan yang semalam di jambak oleh Rea di club. Tentu saja Merryana tak akan tinggal diam. Dia sengaja membeli semua vidio rekaman yang memperlihatkan Rea tengah menghajarnya, sebagai alat bukti untuk melaporkan gadis itu ke pihak berwajib.

Tak banyak orang tahu siapa Merryana, karna dia sudah lama hidup dan sekolah di luar negeri. Pekerjaannya sebagai desainer perhiasan membuat perempuan itu punya banyak koneksi di kalangan genset. Tentu tak sulit baginya untuk menyebar semua vidio itu ke akun gosip untuk menghancurkan nama besar Clareance.

Apalagi, saat ia mengetahui siapa sosok yang berkelahi dengannya tadi malam. Merryana ingat nama itu. Clareance. Ya, dia. Gadis bertubuh paling molek di sekolah yang dulu sering ia rundung di sekolah bersama dengan teman-temannya.

Penampilan fisik Rea yang berubah sempat membuat Merryana tidak mengenalinya. Namun, saat asistennya memberi data tentang latar belakang Rea, akhirnya Merryana menyadari bahwa perempuan yang di club malam yang menyerangnya adalah Clareance yang ia kenal lima tahun yang lalu. Meski penampilan Rea berubah, tak lantas mengurangi kadar kebencian Merryana. Apalagi saat mendengar bagaimana sepak terjang Rea di dunia model dan hiburan. Gadis berparas cantik dan manis bertubuh molek itu sudah punya nama besar, dan hal itu membuat Merryana semakin geram.

"Non Merryana serius akan membawa kasus ini ke kantor polisi? Di dalam rekaman itu jelas terlihat kalau Non Merryana juga menyerang Clareance. Hal itu bisa dijadikan senjata mereka untuk menyerang balik," ucap Gala memperingatkan atasannya.

"Siapa yang peduli? Aku hanya ingin memberinya pelajaran. Setidaknya, dia harus tahu sedang berhadapan dengan siapa." Senyum Merryana terukir bengis. Kebenciannya pada Clareance ternyata belum berkurang sedikit pun.

Apalagi saat ia mengetahui bahwa Rea punya seorang pengacara pribadi. Semua orang di tempat agensi tempat Rea bernaung sudah tahu, kalau gadis manis itu tidak pernah memakai jasa pengacara yang sudah disiapkan oleh agensinya.

Rea punya pengacara sendiri. Seorang pengacara yang terkenal di kalangan para artis dan juga pejabat negara. Dialah Jayden Biru Atmaga. Seseorang yang sejak dulu menjadi alasan Merryana membenci Clareance. Tak di sangka, mereka berdua masih berteman akrab hingga sekarang. Sungguh menyebalkan. Geram Merryana. Sambil mengepalkan kedua tangannya.

Perempuan itu sudah bangkit dari duduk hendak pergi ke kantor polisi. Namun, sesaat kemudian Gala menerima telpon dari bagian resepsionis.

"Non Merryana, ada seseorang yang ingin bertemu."

"Bilang saja saya sedang sibuk. Nggak ada waktu lagi untuk menemui klien. Kita harus ke kantor polisi sekarang juga."

"Bukan klien yang ingin bertemu dengan Non Merryana," sahut Gala dengan wajah serius.

Merryana menoleh, kembali meletakkan hand bag miliknya ke atas meja.

"Siapa?"

"Pengacara Clareance. Kalau tidak salah, namanya Jayden Biru Atmaga."

Seketika bola mata Merryana membulat. Jantungnya otomatis berdegup kencang hanya karna mendengar nama itu. Nama seseorang yang dulu begitu ia puja dan dambakan.

1
EMBER/FIGHT
Hormat senior /Smirk/
Dewi_risman25: semoga suka dan menghibur, jangan sampai di skip/loncat babnya ya, selamat membaca 😊
total 1 replies
Dewi_risman25
Semoga Suka jangan di lompat-lompat baca Babnya ya, dan ikuti terus ceritanya hingga tamat 😘🙂
Renesme
Bagus ceritanya bisa menghibur 😊
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!