Di poligami dan dikecewakan berulang kali. Hingga suatu hari, seorang pria tampan menyadarkannya arti sebuah KEBAHAGIAAN.
Akhirnya, dia memilih pergi. Di saat yang sama, suami yang sudah menyadari semua kesalahannya, bersimpuh di kakinya memohon maaf darinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fazlina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
Hari ini Sonya sudah di perbolehkan pulang oleh dokter. Dengan penuh perhatian Erick memapah Sonya naik ke mobil.
"Sekarang kita pulang ya" ujar Erick mencoba membuat suasana jadi hangat. Tetapi Sonya diam saja.
Dan Erick tetap berusaha agar Sonya tersenyum. Dia menggendong Sonya saat sudah sampai di rumah dan meletakkannya perlahan ke atas tempat tidur.
"Istirahat ya.... kata dokter, agar anaknya menjadi manis, ibunya harus manis", canda Erick.
"Mas.... " panggil Sonya.
"Ya sayang" kata Erick sambil duduk di samping Sonya, matanya menatap wajah Sonya dengan lembut.
"Mengapa kau bohongi aku."
Erick menghela napas panjang, kemudian dia bangkit dari tempat duduknya menjauh dari Sonya.
"Kau sudah berjanji untuk tidak ke rumah mbak Amira lagi" kata Sonya lagi.
"Sebaiknya kita tidak membicarakan masalah ini sekarang, Sonya. Mas tidak mau nanti kesehatan mu terganggu lagi," elak Erick.
"Tidak, mas?! Aku ingin masalah ini di selesaikan sekarang!" kata Sonya keras kepala.
"Masalah apa Sonya...?! Dari sebelum kita menikah, kau sudah tahu bahwa mas sudah mempunyai istri, yaitu Amira. Kau hanya istri kedua. Selain itu.... apa ada yang salah, bila seorang suami ingin bersama istrinya sendiri?!!" ujar Erick kesal.
Sonya kaget dengan cepat dia menggelengkan kepalanya.
"Tidak, mas?!!. Kau tidak boleh bersama wanita lain, selain aku. Kau sudah janji pada ku", seru Sonya marah.
"Mas tidak mengerti dengan jalan pikiran mu, Sonya. Selama ini mas sudah menuruti semua keinginan mu. Tidak memberi uang bulanan untuk Amira, bahkan selama ini mas tidak datang lagi ke rumah Amira. Tapi kau tidak pernah puas dengan apa yang sudah kau dapat kan! "
"Ceraikan mbak Amira segera, itu baru membuat hati ku tenang, mas" seru Sonya.
"Apa?!" Erick terkejut.
"Aku ingin kau menceraikan mbak Amira!" tegas Sonya sekali lagi.
Erick tertawa sambil menggelengkan kepalanya.
"Dengar Sonya?!..... tidak akan ada perceraian antara mas dan Amira, paham?!"
"Kalau begitu, kau tidak akan pernah melihat anak mu lahir!!" ancam Sonya.
Erick yang sudah terlalu capek dengan ancaman Sonya, menatap Sonya dengan pandangan tajam.
"Sonya.... mas sudah terlalu sabar menghadapi tingkah mu. Bila bayi ini tidak lahir, maka kita tidak ada hubungan apa-apa lagi" Erick balik mengancam.
"Sia*******n..... kau mas?!!" teriak Sonya marah sambil melempar bantal dan benda lainnya ke arah Erick.
Tapi sebelum benda itu menyentuh Erick, dia sudah keluar duluan dari kamar tersebut.
*****
"Temani aku yuk" ajak Revand pada Amira, di saat mereka sedang makan siang di sebuah cafe seberang kantor.
"Mau kemana?"
"Bantu aku mencari kado buat ibu. Besok ibu ku ulang tahun?".
"Tetapi aku tidak mengerti selera ibu mu" jawab Amira.
"Tidak apa, pilih aja kado yang kira-kira cocok untuk seorang ibu" jawab Revand.
"Baiklah"
Setelah Revand membayar tagihan makanan, kemudian mereka berlanjut pergi ke sebuah mall terbesar di kota ini.
Dan mereka berhenti di sebuah toko tas. Amira memilih beberapa tas terbaru dengan model yang di perkiraan pas untuk seorang ibu.
Setelah melihat, meneliti akhirnya Amira memutuskan pilihannya. "Yang ini aja Al, cocok untuk seorang ibu"
Revand memperhatikan tas tersebut, sebuah tas mungil namun terlihat elegant, dan akhirnya dia pun setuju dengan pilihan Amira.
"Anak shaleh" goda Amira setelah mengetahui harga tas tersebut sangat fantastis.
Revand tersenyum, kemudian dia menunjukkan beberapa tas yang berada di etalase "Kau suka yang mana?"
"Beli dua ya, Al" tanya Amira heran.
"Untuk mu" jawab Revand sambil menunjukkan sebuah tas yang sangat bagus.
"Hah!" Amira kaget.
"Ini tas limited edition" kata penjual dengan mengeluarkan tas tersebut dari etalase.
"Al.... " kata Amira tertahan.
"Yang ini ya, seperti nya cocok untuk mu" ujar Revand sambil mengamati tas tersebut,
"Gak usah, Al.... kita beli untuk ibu mu aja" tolak Amira sungkan, bagaimana mungkin dia menerima sebuah tas yang harganya selangit.
"D bungkus aja mbak" kata Revand segera mengeluarkan kartunya, tanpa memperdulikan protes Amira.
"Al, jangan...?!" seru Amira merasa tidak enak hati karena tujuannya tadi hanya untuk menolong Revand aja.
Pelayan tersebut mengambil kartu itu, dan segera melakukan pembayaran. Setelah selesai, dia mengembalikan kartu itersebut pada Revand.
"Tidak baik menolak rezeki" ujar Revand sambil tersenyum pada Amira yang tampak bingung.
Dari kejauhan, sepasang mata memandang mereka dengan tatapan iri.
"Bagus mbak.... ku kira kau alim, ternyata kau sama seperti aku. Tetapi selingkuhan mu boleh juga, tajir dan murah hati. Mas Erick harus tahu, siapa istri yang selalu di bangganya" kata Sonya tersenyum penuh artinya.
"Kali ini kau harus menyerah, mbak. Aku akan menyuruh mas Erick untuk segera menceraikan mu dan mengusir mu dari rumah" guman Sonya.
Kemudian Sonya mengambil beberapa foto Amira dan Revand, saat mereka belanja.
"Aku harus mencari bukti perselingkuhan mereka, sebanyak mungkin".
Kemudian diam-diam Sonya mengikuti Amira dan Revand. Saat tiba di toko perhiasan, Revand dan Amira mencoba beberapa perhiasan, kemudian mereka memutuskan untuk membelinya.
"Sial?!..... Beruntung banget kamu mbak, mendapat yang sultan" gerutu Sonya kesal.
"Seperti nya untuk hari ini sudah cukup dulu ya?" tanya Revand sambil menenteng beberapa tas belanja.
Amira tertawa melihat gaya kocak Revand dalam membawa belanjaan mereka yang sudah hampir memenuhi tubuh Revand.
"Iya.... sudah cukup. Aku takut, kau malah akan membeli mall ini" canda Amira.
Revand memanggil seseorang dan membisikkan sesuatu. Tampak pria muda dan gagah tersebut mengangguk hormat.
"Baik, tuan" kata pemuda sesaat Revand menyerahkan kunci mobilnya.
"Yuk... kita minum dulu" ajak Revand, Amira mengikuti langkah Revand. Dan sebuah cafe menjadi pilihan mereka.
"Al... gaya mu tadi udah seperti bos besar" kata Amira tertawa sambil menyeruput minumannya.
Revand tersenyum, "Belajar menjadi orang kaya dulu.... Siapa tahu jadi orang kaya beneran", canda Revand terkekeh.
"Aamiiin....." sahut Amira serius.
Revand tersenyum pada Amira. Ingin rasanya, dia berbicara jujur pada Amira. Tetapi dia belum menemukan waktu yang tepat. Revand takut Amira berubah bila mengetahui siapa dirinya sebenarnya.
"Oya, Al..... aku jadi tidak enak hati nie, tadi rencananya mau beli kado buat ibu mu. Tapi kok malah aku yang di suruh belanja, yang mana harga tasnya selangit lagi" protes Amira.
"Kan untuk ibu udah kita beli tadi, tas yang sangat spesial lagi.... Naa karena kau sudah bersedia memilih tas untuk ibu ku, aku harus memberi hadiah dong atas kerja kerasnya" canda Revand.
"Kerja keras?"
"Iyaa kerja keras..... capek loh memilih tas yang tepat, mengeluarkan energi untuk berpikir"
"Kau ini.... ada-ada aja" Amira tertawa lepas. Revand juga ikut tertawa menikmati tawa Amira.
Setelah mereka menghabiskan waktu yang cukup lama. Akhirnya mereka pulang dengan hati yang sangat bahagia.
Seperti biasa, Revand mengantar Amira sampai di parkiran perusahaan, karena mobil Amira masih terparkir di sana.
"Besok mobilmu jangan di bawa ya" kata Revand sesaat sebelum Amira turun dari mobil.
"Kenapa?"
"Besok aku yang jemput aja" sahut Revand sambil menatap Amira.
"Jangan ah... kau tahu kan, aku sudah bersuami" tolak Amira perlahan. Bagaimana pun dia merasa risih karena dia masih berstatus istri Erick.
"Aku tahu.... . bahkan aku tahu kau di poligami"
"Hah!" Amira kaget.
"Amira...... aku tahu semua cerita hidupmu. Kau di poligami karena kau tidak memiliki anak. Dan sekarang suami mu bahkan tidak pernah pulang lagi karena istri keduanya sedang hamil".
Amira menatap Revand dengan pandangan menyelidikinya.
Walaupun mereka sering bersama, dia tidak pernah menceritakan tentang hidupnya pada Revand. Dari mana Revand tahu semua itu?.
"Maafkan aku....... Aku tidak sengaja, mendengar percakapan kalian saat bertengkar waktu itu" sahut Revand perlahan.
Revand tidak bohong, kenyataannya Revand memang sering mendengar pertengkaran Amira dan Erick melalui teleponan. Dan ini membuat Revand semakin yakin bahwa kehidupan perkawinan Amira tidak bahagia.
Selain itu, dia sering melihat Amira menangis sendirian dan dia..... merasa tidak tega. Akhirnya dia memutuskan untuk mendampingi Amira selalu, walau hanya sebagai seorang teman.
Amira menghela napas " Jadi.... kau sudah tahu keadaan ku yang sebenarnya?.
"Aku bangga pada mu, walaupun kau sedang menghadapi masalah berat, tapi kau sangat bersemangat..... Kau wanita kuat" ujar Revand.
Amira tertawa getir, "Aku tidak sekuat yang kau perkiraan, Al. Aku rapuh.... " Tetapi itu semua hanya terucap dalam hatinya saja.
"Sudahlah.... sekarang aku pulang dulu ya. Terimakasih atas semuanya, Al" kata Amira sambil turun dari mobil Revand dan menuju ke mobilnya.
Amira tidak menyadari di setiap dia pulang, mobil Revand dan beberapa mobil bodyguard nya selalu mengikuti sampai ke rumah.
Setelah memastikan Amira baik-baik saja, mereka baru beranjak pergi dengan diam.
Seperti malam ini.... setelah melihat Amira baik-baik saja sampai di rumah, mobil Revand akan beranjak pergi tetapi di urung niatnya, di saat salah satu bodyguard menelponnya.
"Seseorang yang mencurigakan sedang berada di halaman rumah nona Amira".
Reflek... Revand segera turun dari mobilnya.
"
.
#KBS
Dukung Author dengan vote, like dan comment