Season Dua dari "Lily: Rahasia Gadis Kampung"
Briela Leonor, putri dari Raja Leonor, adalah pewaris tahta di sebuah kerajaan yang kekuasaannya melampaui presiden, menteri, dan semua gubernur. Setelah kematian suaminya, Briela memilih hidup sebagai rakyat biasa untuk melindungi anaknya, Xaviera, dari intrik politik yang mematikan.
Selama dua puluh tahun, Briela berhasil menyembunyikan identitasnya di sebuah provinsi kecil di wilayah Barat kota Riga. Kini, Xaviera telah dewasa, dan pernikahannya membawa kebahagiaan besar bagi Briela. Namun, kebahagiaan itu segera berubah menjadi mimpi buruk ketika Xaviera menjadi korban penyiksaan dan pelecehan oleh suaminya, Aron Ace.
Situasi semakin genting ketika sebuah kasus besar muncul, mengancam kestabilan negara. Briela dihadapkan pada keputusan sulit: membuka identitasnya dan kembali memimpin negara untuk menyelamatkan putrinya dan mengembalikan kedamaian, atau tetap tersembunyi dan menyaksikan kehancuran yang tak terelakkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuhume, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 16
“Kau menjamin kebahagiaan putriku kan? Tapi apa yang dia dapatkan? Hah?!” ucap Briela dengan suara yang parau dengan menahan amarahnya.
Alden bergetar kembali melihat reaksi Briela pertama kali penuh dengan amarah. Alden menggelengkan kepalanya dan sepatah kata yang keluar dari mulutnya membuat kaki Briela menghempaskan wajah Alden begitu saja.
“Aku tidak akan mengampuni keluarga Ace,” ucap Briela.
“Tu-tuan putri ada apa ini? Xaviera sangat bahagia bersama dengan keponakanku dan…”
BBUUGGHHH…
Barbara mendengar itu kembali memberikan tendangan kepada Alden. Asisten kepercayaan Barbara memberikan sebuah tab yang menampilkan penyiksaan yang Xaviera dapatkan. Mata Alden membulat sempurna, dia tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.
“Bahkan aku sudah berbaik hati menyumbangkan puluhan milyar kepada keluarga Ace, kalian benar-benar tidak tahu diri!!!” jelas Briela.
Alden merasa bersalah, dia memohon kepada Briela untuk memberinya kesempatan menebus kesalahannya, dia sendiri yang akan menghukum keluarganya. Barbara mengangkat wajah Alden dengan geram.
“Terlambat,” jelas Barbara.
Tiba-tiba seorang asisten kepercayaan Barbara masuk, dia menjelaskan jika saat ini, telah terjadi pengalihan dana sebesar lima belas milyar kepada rekening asing, dan juga pengirim tersebut Aron Ace.
Briela menebak jika uang itu adalah uang pemberiannya.
“Ada empat keluarga saat ini yang sedang bekerja sama dengan Zoni, dia saat ini berada di provinsi barat untuk melakukan proyek baru,” jelas asisten tersebut.
“Zoni???!” ucap Barbara dengan mengepalkan tangannya.
Siapa yang tidak mengenalnya, dia seorang penghianat bawahan Daici. Mereka berdua mungkin saja berencana untuk bangkit melalui wilayah tersebut.
“Barbara, bekukan rekening perusahaan empat keluarga terhormat di wilayah barat ini, bekukan juga perusahaan mereka. Kalian bergegas menangkap Zoni dan aku akan segera ke gedung Mailings bertemu dengan mereka. Kebencian ini akan aku balas sendiri, berani sekali mereka menyakiti Xaviera!” perintah Briela.
Semua serentak menjawab, “Perintah dilaksanakan!!!”.
Briela melangkah, dia ingin meninggalkan ruangan tersebut. Barbara melihat itu ingin mengikuti langkah Briela tapi Briela meminta Barbara mengurus hal yang lebih penting lainnya. Dia harus memberi hukuman kepada Alden terlebih dulu dan juga mengatasi beberapa penghianat yang berada di kota tersebut.
“Baik Kak,” timpal Barbara dengan sedikit hormat.
“Hiks hiks hiks, keluarga Ace sudah berakhir,” gumam Alden dengan air mata yang mengalir.
Sebelum Briela benar-benar meninggalkan ruangan, dia sedikit melirik ke arah Alden.
“Menurutmu hukuman apa yang pantas mereka dapatkan?!” tanya Briela dengan wajah bengis dan suram.
“Ampun Yang Mulia, mereka pantas mendapatkan hukuman mati!” timpal Alden.
Briela tersenyum sinis, kemudian berlalu.
...----------------...
Di Gedung Mailings.
Suasana sudah begitu ramai, semua terlihat berbincang dan berdiskusi berkelompok, ada yang duduk bersama dengan kasta mereka, ada juga yang membahas dunia usaha dan saham, ada juga yang membahas tentang dunia kecantikan, berlian yang mengkilau dan juga membanggakan para anak mereka masing-masing.
Santi sedang berbincang pada kelompok wanita yang hanya bisa menghabiskan uang, memamerkan berlian mereka juga dan menyanjung anak dan menantu mereka. Santi terlihat sangat glamour. Berlian berjejer di tubuhnya dan juga mengenakan gaun dari perancang ternama.
“Hmm, anakku akan menjalankan proyek baru, kalian harus bersiap mengucapkan selamat kepadaku,” ucap Santi dengan memutar wine yang berada di gelasnya.
“Wah, selamat. Tapi sangat disayangkan, Aron yang cemerlang harus menikah dengan wanita yang…”
Semuanya saling melirik dan membuat Santi sedikit geram. Jika membahas tentang menantu, dia tidak akan bisa berbuat apa-apa, karena itu dia membenci Xaviera dengan sangat.
“Untuk saat ini aku harus menahan diri terlebih dulu, tidak akan lama lagi, dia akan aku singkirkan dari keluarga Ace, dasar wanita sampah,” batin Santi mengingat rencana Aron di masa depan.
Jika Alden berhasil digulingkan dari posisinya, saat itu juga Santi akan meminta Aron membuang Xaviera.
Santi kemudian berusaha mengalihkan perbincangan, tapi tiba-tiba matanya menangkap sosok wanita yang dikenalnya memasuki bangunan dengan mata yang melirik semua yang berada di sekelilingnya.
“Untuk apa dia datang ke sini?” batin Santi.
Sebuah ide muncul di kepalanya, dia ingin mempermalukan Briela di hadapan semua orang, untuk membuat dia sadar kasta dan kedudukannya berada di mana. Santi tersenyum sinis, dia meninggalkan para wanita paruh bayah sosialita yang sibuk berbincang.
“Eh kau mau kemana?”
Santi kemudian berbalik dan melirik para teman sosialitanya, “Aku ingin bertemu dengan wanita pemilik kedai di pinggir jalan,” jelas Santi dengan sinis.
Santi melanjutkan jalannya dengan anggun, dan menghentikan langkahnya tidak jauh dari hadapan Briela.
“Wah siapa ini yang datang, bagaimana bisa kau masuk ke sini?” tanya Santi.
Briela mendengar itu sangat geram. Cara menatap Santi dan ucapannya begitu sangat berubah. Selama ini dia sangat lembut kepada Briela selama ini. Bahkan Briela tidak pernah memiliki bayangan jika manusia bisa memiliki banyak wajah yang disembunyikan.
“Wanita iblis!” batin Briela.
“Kau bisa masuk ke tempat ini, kenapa aku tidak boleh?” ucap Briela.
Senyum sinis Santi kini sangat jelas di wajahnya. Dia menatap apa yang Briela kenakan saat itu, baju dan rok menutupi kakinya, terlihat begitu lusuh. Bahkan setelan pelayan di kediaman Ace jauh lebih terlihat berkelas dibanding apa yang Briela kenakan saat itu.
“Memalukan!” gumam Santi.
Briela masih bisa mendengar apa yang di katakan Santi.
“Hmm, kau benar.”
Santi kemudian menjelaskan jika akses untuk dia memasuki gedung sebagus dan semegah itu, bahkan diberi kesempatan bertemu dengan orang-orang terhormat, kalangan atas, semuanya karena dia telah memiliki hubungan yang begitu dekat dengan adik iparnya yang memiliki posisi tinggi di wilayah tersebut, Gubernur Alden.
“Siapa yang bisa membantah seorang Ela, si penjual makanan kedai pinggir jalan. Bahkan adik iparku Alden sekali pun tidak bisa berkedip,” ucap Santi dengan suara sedikit besar, membuat perhatian mengarah kepadanya.
Para tamu undangan berbisik dengan melirik ke arah Briela.
Tatapan mereka melihat rendah Briela, bahkan tidak jauh dari mereka terdengar banyak gumaman yang mencemooh Briela.
“Ha ha ha, aku tidak menyangka, hubungan kalian sedalam itu, bahkan adik iparku mengeluarkan uang sebesar puluhan milyar karena perintah darimu saja,” jelas Santi kembali.
Briela berdecih, dia menjelaskan jika bantuan dana itu bukan untuk keluarga Ace, tapi karena Xaviera, dan semua yang telah di berikan akan diminta kembali saat itu juga. Santi kembali tertawa dengan suara yang nyaring.
“Berani sekali kau mengatakan hal itu. Kau merasa sudah menjadi nyonya besar dengan memerintah Alden kembali menarik dana yang diberikannya? Ha ha ha siapa kau?!”
Briela mengepal tangannya.