"Jangan salahkan takdir, terkadang jodoh itu datang di waktu yang kita tidak pernah duga sama sekali. -Darren
-----------------------------------------------------------------------
Kini ia harus menerima perjodohan itu, Darren Baron Alexi anak kedua dari keluarga zafano. Apalagi saat ia tahu siapa perempuan yang akan menikah dengannya nanti....?
By: manikutami.
Aku tidak peduli, ada ataupun tidak yang membaca novelku.- by author.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Manikutami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 16
1 Minggu Kemudian...
Darren menatap pantulan dirinya di cermin, dengan memakai pakaian toxedo jas hitam. Ia menarik nafasnya dalam dalam lalu ia hembuskan. Lalu ia pun membuka laci dalam kamarnya, disana secarik kertas berisikan fotonya bersama kekasihnya. Benar - benar Darren ingin melarikan diri saja dari pernikahan ini, tapi apa harus ia perbuat yang tidak ingin mengecewakan kedua orang tuanya termasuk janji mendiang kakeknya.
Ponselnya berbunyi dan ia melihat siapa yang menelepon.
"Elena," lirihnya.
Dengan ragu Darren mengangkatnya, disana terdengar suara wanita yang sangat ia rindukannya.
"Darren, aku merindukanmu" ucapnya.
Darren hanya membisu, ia tidak berucap sepatah katapun memilih mematikan ponselnya.
Ceklek, suara pintu dibuka.
"Tuan, acaranya akan segera dimulai, pengantin mempelai wanita sudah siap." ujar pak Hamid menyampaikan.
....
Acara pun dimulai, seluruh undangan pun mulai berdatangan begitu pun para penggemar Darren juga semua penghuni di sekolah high school. Bahkan bisa dikatakan untuk semua orang yang mengidolakan Darren ialah patah hati sedunia. Begitu pula dengan pengantin wanitanya bahkan mereka tidak tahu siapa....?
Darren pun berjalan memasuki aula pernikahan. Seluruh undangan langsung berdiri, menaiki altar disana sudah ada pendeta dan kedua orang tua Darren serta ibu dari mempelai wanita.
Sementara Anna yang masih berada didalam jantung nya mulai berdetak tak karuan, malam ini Anna terlihat sangat begitu cantik bahkan siapapun memandangnya tidak akan tahu siapa dia sebenarnya...?
Angsa jelek ketika berubah menjadi angsa yang cantik inilah yang dirasakan Anna.
"Kamu sudah siap...?" tanya Zeen pada putrinya yang diketahuinya begitu gugup.
"Anna siap ayah.." gadis itu pun menggandeng lengan ayahnya, seketika pintu pun terbuka sangat lebar dengan gaun putih dan buket bunga berjalan melewati karpet merah yang sudah di gelar. Anna sudah tidak sanggup, kali ini wajahnya benar-benar memerah padam. Bahkan Darren melihat dari atas altar pun, terpana dengan kecantikan seorang Anna wanita yang akan menjadi istrinya sebentar lagi.
"Darren ayo turun jemput istrimu dibawah..." Delia berbisik di telinga Darren yang hanya melamun.
Darren menatap ke arah mamanya lalu mengangguk. Ia berjalan menuruni tangga, menghentikan langkahnya di hadapan calon ayah mertuanya dan Anna.
Zeen pun menarik lengan Darren untuk menyatukan dengan tangan putrinya. Memutuskan untuk kembali ke tempatnya, Darren pun membisikkan sesuatu ditelinga Anna dan itu menjadi pusat perhatian para tamu undangan.
"Lo jangan buat gue malu Anna." Bisik Darren.
Anna hanya menelan salivanya, ia pasti bisa membuat dirinya tidak memalukan kedua orang tuanya termasuk orang tua Darren.
"Anna, lo pasti bisa!" jerit Anna dalam hati.
Mereka telah berdiri di atas altar berdampingan menghadap kiblat.
"Baik sebelum itu saya bertanya dengan mempelai pria... Darren Baron Alexi apakah engkau bersedia....."
Darren menatap Anna dan menjawab. "saya bersedia." ujar Darren.
"Anna Grindra Ayu apakah engkau bersedia...." begitupun seterusnya.
"Sa-saya bersedia." ujar Anna gugup.
Orang tua mereka pun begitu sangat lega, pada akhirnya putra dan putri mereka menempati janji mereka. Beda halnya dengan wanita paruh baya yang duduk di kursi tamu undangan paling depan, hanya merenggut kesal wajahnya memerah padam.
"Sekarang silahkan kedua pengantin melakukan ciuman" ujar pendeta membuat mata Anna membulat sempurna, mana mungkin dirinya akan berciuman bahkan dengan laki - laki.
Darren merengkuh pinggang Anna, mendekati wajah Anna lalu mencium bibir Anna. Seketika pupil Anna membulat sempurna, merasakan sesuatu yang empuk menyentuh bibirnya yang semerah Cherry.
Suara tepukan tangan dari semua orang begitu meriah, bunga - bunga bermekaran dari atas. Semua tamu undangan menangis, ada yang menangis terharu dan patah hati.
•
•
Jangan lupa like jempolnya dan dukung terus karya aku sekian terima kasih banyak🌼