NovelToon NovelToon
THE HAUNTED VOW

THE HAUNTED VOW

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Cinta Terlarang / Kutukan / Hantu / Roh Supernatural
Popularitas:19.5k
Nilai: 5
Nama Author: Leona Night

Cassandra Dumont, seorang penulis muda yang mencari inspirasi untuk novelnya, tiba di desa terpencil Valea Umbrelor, Romania. Dikelilingi oleh hutan lebat dan danau yang selalu diselimuti kabut, desa ini memancarkan aura misterius yang segera memikat Cassandra. Di sana, dia mendengar tentang legenda Lacul Negru, tempat roh-roh terkutuk mengikat janji abadi—sebuah pernikahan yang hanya membawa kematian.

Ketika Cassandra mulai menyelidiki lebih dalam, dia bertemu dengan Lucas Văduva, roh dari abad ke-19 yang terjebak oleh cinta tragis dan dendam. Tertarik oleh pesona kelamnya, Cassandra mendapati dirinya terjerat dalam ikatan supranatural yang tidak bisa dia hindari. Bersama Adrian, seorang pria lokal yang mengetahui sejarah kelam desa itu, dan Madame Elara, cenayang tua yang menyimpan rahasia tentang kutukan Lucas, Cassandra berjuang untuk memutuskan ikatan yang mengancam jiwanya. Mampukah Cassandra mematahkan kutukan ini ataukah dia akan tersesat selamanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Leona Night, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jejak Yang Hilang

Cassandra duduk sambil menyeruput kopi pagi hari yang dihidangkan Elena di Ruang makan penginapan. Tangannya Gemetar setiap kali dia mengangkat cangkir yang ada di hadapannya. Kemunculan secara misterius tulisan “Caroline Lonescu” pada kaca meja riasnya, membuat dirinya merasa terhantui dan terintimidasi. Ditambah lagi nama itu juga muncul dalam mimpinya.

Elena yang sedari tadi memperhatikan Cassandra dari kejauhan, akhirnya berkata, “Apa yang bisa saya bantu nona Dumont? Anda nampak kurang tidur dan kelelahan. Apakah suasana Kamar tidak menyenangkan? Apakah kurang nyaman?”

Belum sempat Elena berbicara, Cassandra sudah mengangkat tangannya tanda meminta Elena berhenti bicara.

“ Saya butuh ketenangan Elena, “ Jawab Cassandra singkat, sambil menyalakan rokok Dunhill yang sedari tadi hanya dibuatnya mainan.

“ Kau tidak keberatan jika aku merokok bukan, Elena?” timpal Cassandra kembali.

Elena duduk di kursi meja Cassandra dan menjawab, “Tentu tidak. Saya hanya mengkhawatirkan kondisi anda nona, anda tampak tidak segar pagi ini. Mungkin saya bisa membantu anda ?”

“Siapa itu Caroline Lonescu?” ujar Cassandra seraya menatap Elena lekat lekat.

Seperti disambar petir, Wajah Elena berubah pucat pasi dan bibirnya bergetar, “Anda tau nama itu dari siapa Nona Dumont?”

“Seseorang menulisnya di kaca riasku pagi ini. Aku sangat terkejut Elena. Tidak kah kau dengar aku berlari keluar kamar tadi? Semua karena tulisan menakutkan yang tiba tiba muncul itu.” ujar Cassandra.

“Saya akan cek nona,” pungkas Elena. Tanpa menunggu persetujuan Cassandra, Elena segera bergegas menuju Kamar penginapan tempat Cassandra Tidur. Tak berapa lama dia kembali dan duduk meja Cassandra kembali.

Wajahnya Elena tampak kaku dan dingin, lalu dia berkata, “Kaca rias anda bersih. Sama Persis Seperti sebelum anda masuk ke Penginapan ini. Mohon jangan membuat kebingungan di sini Nona.”

Cassandra menggebrak meja tidak sabar, “Sudahlah Elena! Aku bertanya padamu sekarang. Adakah nama Caroline Lonescu di desa ini? Jika masih hidup, tolong tunjukkan di mana rumahnya, Jika sudah mati dimana pusaranya.”

Elena menelan ludah dan berkata, “Baiklah Nona. Saya hanya bisa memberi anda sedikit petunjuk yang saya tahu. Cobalah anda pergi ke ujung desa di dekat Hutan. Di sana ada sebuah rumah tua. Saya tidak tahu apakah masih ada kerabat Caroline tinggal di sana.”

Setelah mengatakan semua itu, Elena meninggalkan Cassandra termangu sendiri. Sejurus kemudian, Cassandra meninggalkan penginapan untuk menemui Adrian.

***

“Aku butuh bantuanmu Adrian,” Ujar Cassandra begitu bertemu Adrian.

“Ada Apa Cassandra, kau nampak kurang istirahat, “ jawab Adrian.

“Antarkan Aku ke rumah keluarga Caroline Lonescu, “ ujar Cassandra sambil menghisap Dunhillnya dalam dalam.

“Dari mana kau dapat nama itu? Apakah Emile menceritakan sesuatu padamu? “ selidik Adrian.

Cassandra kembali berucap, “ Emile tidak menceritakan detailnya, tetapi Wanita itu, yang semalam muncul dalam mimpiku meneriakkan nama yang sama. Dan pagi ini aku menemukan jejak tulisan di kaca riasku nama Lengkapnya, Caroline Lonescu”

“Please Adrian, bantulah aku. Aku butuh tau tentang Caroline,” Cassandra memohon.

Adrian melihat wajah Cassandra lekat lekat, dan berkata, “Keluarga Lonescu merasa sangat kehilangan anaknya bertahun tahun lalu. Kedua orang tua Caroline sudah meninggal. Sekarang hanya tinggal kerabat jauhnya yang menempati rumah keluarga Lonescu di tepi Hutan Sana.”

“Aku sangsi kamu akan mendapatkan informasi yang kamu butuhkan,” timpal Adrian. “ Tetapi jika kamu memaksa, baiklah, habiskan dulu tehmu. Kita Segera ke sana setelah ini, “ Adrian memberi penjelasan seraya berdiri.

Tak lama, tampak mereka berdua berjalan meninggalkan rumah Adrian menuju jalan ke arah Hutan. Siang itu cuaca agak mendung. Tanah di Valea Umbrelor , sedikit tertutup kabut gunung yang turun hari itu.

***

Rumah keluarga Lonescu tampak sepi. Dari kejauhan terlihat jelas rumah bercat putih itu kontras dengan Background yang ada dibelakangnya, yaitu hutan rimba Valea Umbrelor. Bergegas Adrian dan Cassandra menuju Rumah itu, berharap ada seseorang yang bisa mereka temui di sana.

Sesampainya di teras rumah, Cassandra merasa sedikit lega. Rumah itu nampak bersih meskipun usang. Tanda ada seseorang yang membersihkannya secara kontinyu. Artinya kemungkinan besar Rumah Keluarga Lonescu masih ditempati.

Adrian maju ke depan dan hendak mengetuk pintu rumah, Ketika tiba tiba ada suara menyapa mereka.

“Mau apa kalian ke sini?’ seorang lelaki tua nampak memegang sapu sambil berkacak pinggang, datang dari arah belakang rumah menyapa mereka.

Cassandra segera turun menghampiri lelaki itu dan bermaksud menjabat tangannya seraya berkata, “ Saya Cassandra, penulis yang sedang mencari inspirasi untuk tulisan saya. Boleh tau nama anda dan siapa anda?” pungkas Cassandra.

Lelaki itu nampak tidak nyaman, lalu menyalakan rokoknya dan berkata, “ Tidak ada yang perlu kau ketahui disini nona. Rumah ini sudah lama ditinggalkan pemiliknya,” lelaki itu berbicara sambil menghembuskan asap rokok yang baunya sangat menyengat.

Adrian menimpali, “Bukankan ini rumah Keluarga Lonescu? Apakah anda masih kerabat mereka? “

Lelaki itu menjawab, “ Rumah ini diberikan padaku sekitar 10 tahun lalu oleh James, Keturunan terakhir Lonescu. James memberikan rumah ini padaku, sebagai rumah hari tua. Dia sendiri sudah pindah ke Hamburg Jerman.”

Cassandra tidak sabar, lalu segera menimpali,” Apakah anda tau tentang Caroline Lonescu?”

Tiba tiba lelaki itu menjawab dengan keras, “Wanita itu, diyakini oleh kedua orang tuanya menghilang akibat Danau Lacul Negru. Tetapi aku lebih memilih dia pergi bersama pacarnya entah kemana dan tidak pernah kembali lagi. Namun warga di desa ini memiliki pandangan yang berbeda. Termasuk istriku. Mereka lebih mempercayai hilangnya Caroline akibat ulah berbagai hantu yang ada di danau itu.”

Adrian berkata, “Apakah anda punya bukti jika Caroline tidak menghilang akibat danau itu? Apakah anda punya bukti nama pacarnya atau sejenisnya? “

Pria yang ternyata bernama Hans itu menjawab, “Yah..beberapa kerabatnya mengatakan bahwa dia pergi bersama Peter. Entahlah siapa Peter itu, Tetapi yang jelas, dimalam sebelum hilangnya Caroline, dia bertengkar dengan ibunya, dan mengatakan ingin menikah dengan Peter. Tetapi kedua orang tuanya juga tidak tau siapa Peter itu, karena tidak pernah sekalipun Peter datang berkunjung ke rumah ini.”

Cassandra lalu kembali bertanya, “ Bisakah aku masuk ke dalam rumah ini dan melihat kamar Caroline? Mungkin, aku menemukan sesuatu?”

Hans dengan kesal mendengus,” Tidak ada hal yang bisa kalian dapatkan dari rumah ini. Dan tentu saja aku keberatan kau masuk dan menggeledah rumahku.”

Karena putus asa tidak mendapatkan penjelasan lebih jauh tentang Caroline dan Riwayat hidupnya. Akhirnya Adrian dan Cassandra memutuskan untuk kembali ke desa dan meninggalkan Rumah keluarga Lonescu.

Sesaat sebelum meinggalkan Rumah itu, dari arah dalam rumah, dimana terdapat jendela besar, Cassandra melihat seorang Wanita sedang mengawasi kepergian mereka.

Wanita berambut putih itu tersenyum ke Arah Cassandra dan menganguk sopan. Cassandra merasa penasaran siapa Wanita itu? Apakah istri Hans? Ataukah hal lain yang tak kasat mata mencoba berkomunikasi lagi dengan Cassandra.

Bulu kuduk Cassandra meremang, dipegangnya tangan Adrian dan diajaknya berjalan lebih cepat.

***

Malam itu Adrian mengajak Cassandra minum bir hangat khas Rumania di kedai Tuan Vladian. Malam itu sekitar pukul 7. Mereka sudah berada di Kedai Vladian sambil menikmati “Bere Fiarta”, sejenis bir yang dipanaskan dengan tambahan rempah rempah seperti kayu manis, cengkeh dan sedikit gula batu.

Cassandra baru kali ini mengkonsumsi Bere Fiarta, namun dia tampak menikmati minuman itu. Cukup menghapus rasa rindunya pada beberapa minuman keras khas Prancis yang biasa dikonsumsinya saat merasa jenuh atau butuh inspirasi menulis.

Saat itu, baru pertama kali ini Cassandra bisa dengan jelas memperhatikan Wajah Adrian. Pria Rumania ini ternyata cukup tampan. Wajah Adrian punya garis wajah yang tegas. Rambutnya berwarna Coklat gelap dan Matanya biru kehijauan. Cassandra berkata dalam hati, “ Ternyata Adrian cukup menawan sebagai pemuda desa.”

Sambil menghembuskan rokoknya, Cassandra membuka percakapan, “ Maafkan aku Adrian, aku sudah merepotkanmu. Aku terlalu hanyut dengan khayalan dan mimpi yang tidak jelas. Sehingga membawamu mencari tahu hal hal yang sementara ini di desamu hanyalah sekedar mitos. Penjelasan Hans tadi membuka persepsi baru bagiku, bisa saja Caroline memang melarikan diri dan tidak seperti yang dikatakan warga desa selama ini.”

Adrian memandang wajah Cassandra lekat lekat dan berkata, “ Kita tidak pernah tau kebenarannya. Segalanya mungkin. Namun baik Hans maupun penduduk desa sama sama tidak punya bukti konkrit yang menjelaskan hilangnya Caroline.”

“Ngomong omong, bagaimana dengan Novelmu? Apakah kamu sudah menemukan ide penulisan?”

tanya Adrian sambil menghembuskan asap rokoknya ke udara.

“Yah, aku sejujurnya terinspirasi dengan Danau Lacul Negru. Sudah aku tulis beberapa halaman tentang itu, tetapi aku belum punya alur dan cerita yang jelas,” jawab Cassandra berbohong. Dia belum siap jujur, bahwa malam hari hanya dia habiskan mengenang cintanya yang kandas, dan bermimpi tentang hal hal aneh yang didengarnya di desa ini.

“Kamu sendiri, apa pekerjaanmu sebenarnya Adrian? “ Cassandra balik bertanya.

“Aku sedang menikmati libur kerja, Aku bekerja di Musium Sejarah di Bukarest. Aku adalah seorang arkeolog yang sedang tersesat mencari cinta, “ Seloroh Adrian sambil tersenyum kecut.

“Wow ternyata kau seorang arkeolog, aku baru tahu. Ceritakanlah tentang pekerjaanmu Adrian, aku suka mendengar cerita tentang masa lalu dan Sejarah."

Berdua mereka tertawa renyah. sebelum akhirnya Cassandra kembali membahas tentang Legenda Lacul Negru dan hilangnya beberapa gadis.

“Kembali pada cerita masa lalu, apa yang aku ketahui tentang gadis gadis yang menghilang di desa ini, Kabarnya tidak hanya Caroline, bukan begitu?" kembali Cassandra bertanya pada Adrian.

“Setahuku, menghilangnya Caroline terjadi di awal tahun 2000, sekitar 24 tahun lalu. Tetapi sebelum itu, juga sudah ada beberapa cerita tentang hilangnya gadis desa, Sepertinya cerita ini sudah turun temurun sejak akhir abad 19,” jawab Adrian.

“Tepatnya aku sendiri tidak begitu paham. Ada beberapa tetua desa yang bisa kamu mintai pendapat atau saran, jika kau ingin mengangkat kisah ini untuk novelmu,” pungkas Adrian

Cassandra mengangguk dan berkata, “Sepertinya kisah ini cukup menarik untuk diangkat menjadi sebuah kisah Novel.”

Demikianlah, Berdua mereka melewati malam itu. Disamping perbincangan serius tentang mitos atau legenda di desa Valea Umbrelor, mereka juga bercanda dan saling menceritakan isi hati.

Percakapan mereka berlangsung random, dari masalah pekerjaan ke masalah pribadi. Tapi tentu saja Cassandra tidak menceritakan kehidupan cintanya. Dia masih sangat malu jika saja Adrian tahu, bahwa ternyata kedatangannya ke desa ini yang sebenarnya sebagian besar juga karena berlari dari persoalan masa lalu yang menyakitkan itu.

***

Malam semakin larut, Adrian memutuskan untuk mengantar Cassandra kembali ke penginapan. Malam itu begitu sepi dan dingin. Hawanya sangat menusuk tulang. Cassandra lupa tidak mengenakan baju tebal. Sepanjang jalan dia bersedekap.

Tiba tiba Adrian melepaskan jaket tebalnya, dan berkata, “Pakailah jaketku.Kamu kelihatan kedinginan.” Cassandra tidak kuasa menolak, karena malam itu memang sangat dingin. Adrian mengenakan jaket pada Cassandra dan menggandeng tangannya sepanjang jalan.

Cassandra merasa jantungnya berdegup kencang, Degupan yang sudah lama hilang dan tidak pernah dirasakannya sejak perpisahannya dengan mantan pacarnya.

Entah karena kebanyakan minum bir, atau karena hawa dingin, Cassandra membiarkan dirinya dalam pelukan Adrian sepanjang jalan pulang. Rasanya malam itu mereka begitu akrab, seolah sudah lama saling kenal.

Sampai di pintu pagar penginapan, Cassandra berucap, “Terimakasih untuk semuanya hari ini Adrian. Aku tidak tau bagaimana cara berterimakasih padamu.”

Adrian menatap wajah Cassandra lekat lekat, lalu berkata, “ Tidak perlu sungkan, aku senang bisa menemanimu malam ini.”

Dilepaskannya pelukannya dari Cassandra. Namun sesaat sebelum Cassandra memasuki pintu penginapan, Adrian berkata, “Selamat malam Cassandra, sambil mencium mesra bibir Cassandra.”

Cassandra sedikit terkesiap, namun dibiarkannya bibir lembut dan hangat Adrian melumat lembut bibirnya. Bahkan Cassandra pun membalasnya dengan lembut. Seperti ada sengatan Listrik Tingkat tinggi menjalari tubuh Cassandra, tak terasa dipeluknya leher Adrian, dan mereka berciuman cukup lama. Sampai akhirnya terdengar suara kunci diputar, oleh Elena. Segera mereka melapaskan pelukan dan menjauh.

“Selamat malam Adrian, have a nice sleep,” pungkas Cassandra.

“You too,” balas Adrian.

Malam itu Cassandra tidur dengan nyenyak tanpa gangguan mimpi dan penampakan aneh. Badannya begitu Lelah, tetapi jiwanya mulai tenang. Cassandra tertidur dengan lelap sampai pagi merekah.

1
I Fa
selalu menakjubkan dan tidak pernah kecewa
Leona Night: terimakasih /Heart/
total 1 replies
Eko Arifin
Ini nih, yang bikin gedek. Alurnya pelan, gantung tapi bikin penasaran.

Semangat kakak 🔥
Di tunggu update ya. /Good/
Leona Night: terimaksih.../Drool/
total 1 replies
nadya Cookies
lanjuut
Leona Night: siaap
total 1 replies
Nadeya Anastasiya
masih prnasaran
Leona Night
You Will see/Heart/
Nadeya Anastasiya
apakah casandraa sangat mencintai lucas ? sampai" ia rela berbohong dan masih membela
Nadeya Anastasiya
thor lanjut
nadya Cookies
lanjut
Nadeya Anastasiya
andrian tulus bgt tapiiii apakah lucas akan membiarkannya begitu saja
Nadeya Anastasiya
tapi aku penasaran sama lucas
Nadeya Anastasiya: oke thor ditunggu semangat ya
Leona Night: nanti ada episode khusus lucas
total 2 replies
Neng Aas
makan tuh cowok tampan 🤣 gemes gw sama Cassandra Thor
Leona Night: /Drool//Drool/
total 1 replies
Eko Arifin
Azazel? Apa kakak ingin membawa topik 72 Iblis dari Ars Goetia?
Leona Night: Pembahsan Fokus pada Azazel saja. Kebetulan saya sedikit paham dengan Pseudomonarchia Daemonum (ars goetia)
total 1 replies
Nadeya Anastasiya
selalu dibuat penasaran sama authornya
Nadeya Anastasiya
thor kata-katanya selalu menghanyutkan dan menenggelamkanku dalam imajinasiku
Nadeya Anastasiya
this is so beautiful
Nadeya Anastasiya
selalu indah
Neng Aas
karakter Cassandra terlalu keras kepala dan kecentilan liat pria tampan 😌
Leona Night: hahahaha....iya kayaknya /Facepalm/
total 1 replies
Nadeya Anastasiya
ayo thor lanjut
penasaran bangettttttt/Sob//Sob//Sob/
Leona Night
Terimakasih. Tunggu Updatenya setiap hari /Heart/
Nadeya Anastasiya
ceritanya bagus banget kakkkk.
ayo dong ksk lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!