Kesalah pahaman dua sahabat lama membuat putri salah satu di antara mereka harus menanggung derita. Ratia, putri dari keluarga Atmojo yang trus di kejar dan harus di habisi oleh keluarga Baskoro.
Ratia kecil terpaksa di sembunyikan di sebuah negara, di mana hanya kakeknya saja yang tau. Bertahun-tahun di cari, keberadaan Ratia tercium. Namun dengan cepat kakeknya menikahkan Ratia pada keluarga yang kaya dan berkuasa. Ternyata hal itu membuat Ratia semakin menderita, Aksara memiliki banyak wanita di hidupnya. Perlakuan tidak menyenangkan trus Ratia dapatkan dari suaminya itu. Dengan kecantikan dan kecerdasan yang dimiliki Ratia dia berhasil meluluhkan hati sang suami, namun Ratia terlanjur membenci suaminya Aksara. Rasa benci Ratia pada sang suami dan keluarganya membuat dia ingin mengakhiri hidup. Namun dengan segala cara Aksara mencegah hal itu, dan membuat Ratia luluh.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rickaarsakha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masalalu
Keputusan Hanggoro di anggap terlalu gegabah oleh sang istri dan ibunya. Bagaimana tidak, mengetahui jika dirinya di tuntut untuk segera menikah membuat Ratia nampak begitu frustasi. Tidak ada kebahagian sedikit pun di wajah Ratia.
Kesedihan Ratia pun bertambah kala sang Kakak, menceritakan bagaimana sosok yang akan menikah dengannya.
Setelah Hanggoro dengan penuh emosi menampar sang putra, Rama langsung masuk ke kamar Ratia dan mencegah Ratia untuk menuruti ke mauan ayah dan kakeknya itu.
"Ratia, kakak sangat mengenal Aksara Suseno, dia itu pemabuk dan selalu bersama banyak perempuan, aku tidak akan sudi jika kau menikah dengan laki-laki itu." Rama mengatakan hal itu dengan keras dan penuh amarah.
Apa, mengapa ayah melakukan semua ini. Ratia
"Kak, aku harus bagaimana?"
Aku ingin mati saja kak.Ratia
"Kau sudah cukup menderita dalam persembunyian, apa kau mau semakin menderita setelah menikah?'' bagaimana pun Wira sangat tidak suka atas apa yang sudah ayah dan kakeknya lakukan.
Ratia menggeleng cepat.
Namun ternyata Hanggoro sudah menebak apa yang akan di lakukan putranya itu.
"Hentikan Rama, kau sama sekali tidak mengerti!" melihat Wira mulai memengaruhi Ratia, ia takut jika apa yang sudah di rencakan akal gagal.
"Kalian sudah membuat Ratia begitu menderita, apa Ayah dan Kakek akan membuatnya m*ti perlahan?"
Melihat pertengakaran anak dan cucunya malam ini, begitu membuat nyeri di hati Kusuma. Kepulangan Ratia dengan tanpa di rencana mengusik kembali ingatan yang hampir Empat puluh tahun yang lalu.
Bagaimana pun dialah yang bersalah atas derita yang Ratia rasakan selama hidupnya.
Laki-laki itu tidak pernah menceritakan apa sebenarnya yang di inginkan Keluarga Baskoro terhadap Ratia.
"Ayah,"
Ayah bantu aku, ceritakan saja semua sekarang. Hanggoro.
Melihat sorot mata Hanggoro, Kusuma langsung dapat memahami bahwa sekarang adalah waktu yang tepat.
Pada saat itu hubungan pertemanan antara Kusuma Atmojo dan Birawa Baskoro begitu akrab. Mereka selalu kompak dan bahu membahu membangun bisnis bersama. Berbeda dengan Jagad Suseno yang tidak terlalu peduli dengan hubungan pertemanan. Baginya hal semacam itu tidak begitu menguntungkan.
Bertahun-tahun hubungan itu terjalin dengan sangat baik. Hingga akhirnya mereka memiliki keluarga masing-masing. Namun sayang Kusuma sedikit lama untuk mendapatkan keturunan. Hal ini berbeda dengan Birawa Baskoro yang dengan cepat mendapatkan serang putri. Putri Birawa Baskoro sangat cantik dan cerdas. Sejak kelahiran Ariani Kebanggan begitu terpancar. Kebahagian Birawa pun bertambah di saat sang istri tengah hamil anak ke duanya.
Dikarenakan Putri pertama Birawa masih berumur empat tahunan, hal itu membuat sang istri sedikit kewalahan. Namun karna adanya Kusuma yang hampir setiap hari berkunjung ke rumah Birawa, membuatnya sedikit lega. Pasalnya sang putri begitu dekat terhadap Kusuma, bahkan tidak mau jika di asuh oleh orang lain.
"Biar aku saja yang mengasuh putrimu jika kalian repot." begitulah ucap Kusuma setiap kali ingin membawa Ariani pulang. Ariani sangat cerdas, kecerdasannya sangat menonjol. Karna hal itulah Birawa sangat berlebihan dalam memberi putrinya perlindungan. Hanya Kusuma lah yang ia sangat percaya. Dia selalu merasa aman jika Ariani sudah berada di rumah Kusuma.
Suatu hari istri birawa baskoro terjatuh di tangga, hal itu membuatnya terpaksa di larikan ke rumah sakit. Namun sangat di sayangkan kandungan istri Birawa tidak bisa terselamatkan. Hal itu membuat Birawa sangat frustasi. Ditengah duka yang di alami, Ariani meminta ayahnya mengantar ke rumah Kusuma, namun dengan cepat Kusuma langsung menjemput Arini "Biar aku saja yang menjemputnya."
Naas mobil yang di kendarai Kusuma mengalami kecelakaan. Tubuh Ariani terpental begitu jauh, namun pada saat itu Kusuma menggunakan sabuk Pengaman tubuhnya tetap di tempat dan tanpa mengalami luka yang berarti. Sayangnya tubuh Ariani yang terpental jauh membuat sebuah truk besar tanpa sengaja melindas tubuh gadis kecil itu. Tanpa bertanggung jawab sopir itu melarikan diri.
Kepergian sang putri yang begitu mengenaskan membuat Birawa Baskoro tidak dapat berpikir dengan jernih. Di tambah kecelakaan itu sama sekali tidak membuat tubuh Kusuma terluka.
Tanpa bukti yang jelas Birawa menuduh Kusuma sengaja mencelakai putrinya.
"Kenapa kau tega membunuh putri ku Kusuma? Apa kau iri pada ku?"
"Birawa dengarkan penjelasanku." tanpa menunggu atau pun meminta penjelasan dari Kusuma, Birawa menembak tepat di dada Kusuma.
"Aku akan menuntut balas atas semua ini Kusuma. Aku bersumpah atas nama Putriku, jika kau mendapatkan seorang Putri nasibnya akan sama dengan Putri ku. Akan kuhabisi Putrimu sampai cucu-cucumu akan ku kejar."
Sumpah Birawa bagai ancaman yang begitu besar untuk Kusuma. Luka tembak di dadanya membuat Kusuma tak mampu untuk membela diri dan menceritakan semua yang terjadi sebenarnya.
Berbulan-bulan Kusuma mendapatkan perawatan karna luka tembak yang hampir merenggut nyawanya itu. Beruntung dia bisa pulih dengan cepat. Sumpah yang di ucapkan Birawa trus terngiang.
Setelah kesembuhannya Kusuma tetap berusaha menemui Birawa namun tidak membuahkan hasil sedikit pun. Birawa benar-benar menutup diri untuk Kusuma, tidak memberi kesempatan sedikit pun. Bertahun-tahun kesalah pahaman itu belum berakhir dan menggulung Ratia yang tidak tahu apa-apa ke dalam kobaran dendam yang trus membara tanpa sedikit pun padam.
double up