NovelToon NovelToon
Sebatas Ibu Pengganti

Sebatas Ibu Pengganti

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / Ibu Pengganti / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:10M
Nilai: 4.8
Nama Author: embunpagi

Binar di wajah cantik Adhisty pudar ketika ia mendapati bahwa suaminya yang baru beberapa jam yang lalu sah menjadi suaminya ternyata memiliki istri lain selain dirinya.

Yang lebih menyakitkan lagi, pernikahan tersebut di lakukan hanya karena untuk menjadikannya sebagai ibu pengganti yang akan mengandung dan melahirkan anak untuk Zayn, suaminya, dan juga madunya Salwa, karena Salwa tidak bisa mengandung dan melahirkan anak untuk Zayn.

Dalam kurun waktu satu tahun, Adhisty harus bisa mmeberikan keturunan untuk Zayn. Dan saat itu ia harus merelakan anaknya dan pergi dari hidup Zayn sesuai dengan surat perjanjian yang sudah di tanda tangani oleh ayah Adhisty tanpa sepengetahuan Adhisty.

Adhisty merasa terjebak, ia bahkan rela memutuskan kekasihnya hanya demi menuruti keinginan orang tuanya untuk menikah dengan pria pilihan mereka. Karena menurutnya pria pilihan orang tuanya pasti yang terbaik.

Tapi, nyatanya? Ia hanya di jadikan alat sebagai ibu pengganti.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon embunpagi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28

Adhisty meletakkan teh buatannya di meja depan Zayn.

"Makasih," ucap Zayn.

Adhisty hanya mengangguk. Ia langsung membawa nampan di tangannya pergi.

"Num!" panggil Zayn.

Adhisty menghentikan langkahnya lalu menoleh. Zayn bimbang antara harus menjelaskan apa yang mungkin Tadi Adhisty dengar atau tidak.

"Mas udah lihat aku dan matiin anak mas baik-baik saja. Mas bisa pergi setelah ini, aku mau bersiap untuk ke kampus," ucap Adhisty.

Dugaan Zayn benar, Adhisty pasti mendengar ucapannya dan salah paham,"Kamu salah paham. Saya kesini memang karena saya ingin, bukan karena Salwa," jelasnya.

Adhisty hanya tersenyum tipis. Ingin percaya ucapan suaminya, tapi kenyataan yang ia dengar atdi berbeda, "Aku tahu. Terima kasih sudah menyempatkan diri buat ke sini. Aku ke atas dulu!" pamit Adhisty.

.......

Saat Adhisty bersiap di kamarnya, Aldo datang membawa pakaian ganti untuk Zayn.

"Anda kenapa, tuan muda?" tanya Aldo.

Zayn menunduk, pasti Aldo menanyakna perihal dada plus bajunya, "Biasalah cowok! Tadi aku manjat pohon kelapa, keren kan?" ucapnya.

"Manjat kelapa?" Aldo tentu saja terkejut.

"Jangan kaget gitu, biasa aja kali. Udah mau jadi daddi ini, harus serba bisa!" kelakar Zayn.

"Nona Dhisty ngidam? Dan anda, mau melakukannya demi dia?" tebak Aldo.

"Ck, aku yang ngidam!" sahut Zayn.

Aldo masih tak mengerti. Yang hamil siapa, yang ngidam siapa, pikirnya.

"Ngak usah di pikirin! Mana bajunya?"

Aldo memberikan aper bag berisi beberapa pakaian ganti untuk Zayn.

"Anda berencana berapa hari menginap di sini?" tanya Aldo.

Zayn tak menyahut, ia memilih membawa paperbag itu pergi ke kamar tamu untuk ganti baju.

Setelah Zayn ganti baju di kamar tamu dan kembali ke ruang tamu, ia melihat Aldo masih berada di sana.

" Tumben betah?" tanya Zayn.

Aldo hanya nyengir, "Karena Vibesnya di sini benar-benar beda dari rumah utama," ucapnya datar.

Zayn mneyipitkan matanya, "Lo nggak lagi ngiuncer istri gue, kan?" tanyanya. Ia bicara sebgaia sahabat, bukan sebagai atasan Aldo.

Aldo hanya berdecak, "Gue hanya mikir kebahagiaan, lo! Kayaknya lo benar-benar lepas sama yang ini. Bahagia lo alami, nggak di buat-buat. Beda kalau lo lagi..."

"mentang-mentang gue baik sama lo. Lo jadi cerewet. Urusan lo disini udah selesai, mending lo balik ke kantor!" potong Zayn cepat sebelum Aldo menyelesaikan ucapannya.

Aldo hanya berdecak, "sampai kapan lo mau kayak gini?"

"Jangan melewati batasanmu, Do. Saya ini atasan kamu," tegas Zayn, yang kembali bicara formal layaknya atasan terhada[p bawahannya.

"Anda sendiri, tidak ke kantor?" tanya Aldo yang langsung memposisikan diri sebagai bawahan.

"Saya masih ada urusan, kamu pergilah dulu!?"

"Urusan apa?"

Zayn menatapnya tajam, "Urusanmu hanya sebatas pekerjaan di kantor. Bukan untuk mengurusi urusan pribadiku. Pergilah!" usirnya.

Saat itu juga, Adhisty turun dari kamarnya. Ia sudah bersiap pergi ke kampus. Melihat Aldo ada di sana, Adhisty tersenyum untuk menyapa. Aldo membalas sapaan Adhisty dengan sedikit menganggukkan kepalanya sopan.

Zayn yang melihatnya langsung mengusir Aldo.

"Saya hanya menyapanya karena dia Istri Anda. Tolong kondisikan kecemburuan, Anda," ucap Aldo berbisik sebelum ia pergi.

Zayn masa bodoh denga sindiran asisten nya tersebut. Ia mengalihkan pandangannya kepada Adhisty, "mau berangkat sekarang, Num?" tanyanya denga sikap biasa saja seolah tadi tak terjadi apa-apa.

"Iya, mas. Kenapa mas masih di sini? Nggak ikut pergi pak Aldo?" tanya Adhisty.

Zayn ingin tertawa mendengar Adhisty menyebut Aldo Dengan sapaan pak. Apakah Aldo setua itu. Padahal pria itu tiga tahun lebih muda darinya. Tapi, biarlah dianggap tua, setidaknya Aldo bukan saingan yang berat. Loh, kok? kenapa dia mikirnya Aldo akan menjadi saingannya? kenapa ia harus merasa bersaing, apa ia mulai mengklaim kepemilikan Adhisty.

"Biar saya antar!" ucap Zayn kemudian.

"Nggak usah. Mas ke kantor aja. Aku bisa pergi sendiri," tolak Adhisty.

"Saya hanya ingin memastikan calon anak saya selamat sampai kampus. Kalau kamu keberatan, anggap saya melakukan ini demi anak saya, bukan kamu. Terserah kamu mau menganggapnya yang mana,"

Adhisty memilih mengalah dan membiarkan Zayn mengantarkannya.

"Terima kasih sudah mengantarku," ucap Adhisty saat sampai di kampus.

Zayn mengangguk, " Nanti pulang jamberapa?" tanyanya.

"belum tahu, mungkin Sore. Kenapa, mas?"

Zayn menggeleng, "Pergilah!" ucapnya.

Adhisty mengangguk lalu membuka seat beltnya.

"Num!" panggil Zayn saat Adhisty hendak membuka pintu mobil. Sontak, Dhisty langsung menoleh.

Dari sorot matanya, Adhisty tahu apa yang Zayn inginkan. Ia segera mengulurkan tangannya dan di sambut oleh Zayn. Ditempelkannya punggung tangan pria itu ke Keningnya.

Zayn membalas dengan mencium kening Adhisty.

Adhisty sedikit terkejut saat tangan Zayn terulur ke perutnya, lalu menundukkan keplanmya hingga sejajar perut istri sirinya tersebut, "Anak daddy, baik-baik ya. Yang pintar kuliahnya," bisiknya.

Perasaan Adhisty seketika kembali menghangat. Sejenak ia lupa akan apa yang ia dengar tadi.

"Aku turun ya, mas?" ucap Adhisty dan Zayn mengangguk.

.............

Adhisty terkejut saat sore harinya ia pulang dari kampus, Zayn sudah tertidur di sofa ruang tamu.

"Non Dhisty sudah pulang?" sapa bu Asih pelan karena takut membangunkan sang majikan yang terlihat terlelap tersebut.

"Iya, bi," balas Adhisty yang ikut memelankan suaranya. Ia bertanya ada bi Asih perihal sang suami yang tidur di sofa ada bi Asih melalui sorot matanya.

"Tuan muda baru saja beberapa saat yang lalu sampai, non. Belum ada setengah jam beliau sampai. Mungkin menunggu non Adhisty yang tak kunjung pulang, beliau jadi ketiduran," ucap bi Asih, "Apa perlu saya bangunkan, non?" lanjutnya.

Adhisty menggeleng, "Tidak, bi. Biarkan saja. Sepertinya dia kelelahan," ucapnya lalu menuju ke kamarnya untuk membersihkan diri.

.....

Hingga malam tiba, Barulah Zayn terbangun. Ia melihat jam di tangannya ternyata sudah pukul tujuh lebih,.

"Bi, Shanum belum pulang?" tanya Zayn pada bi asih yang kebetulan lewat.

"Sudah dari habis maghrib tadi, tuan. Saya mau bangunin tuan, tapi non Dhisty bilang jangan, kasihan tuan kecapean," jelas bi Asih.

"Ya sudah terima kasih!" ucap Zayn.

Zayn bersiap untuk pulang karena pasti Salwa sudah menunggunya. Namun, tiba-tiba ponselnya berdering. Telepon dari Salwa yang mengatakn kalau dia menginap di rumah orang tuanya malam ini. Zaynpun mengurungkan niatnya untuk pulang.

Adhisty yang turun untuk makan malam setelah bi Asih memanggilnya, terkejut karena ternyata Zayn masih di sana. Ia pikir, pria itu sudah pergi.

"Mas nggak pulang? Nanti mbak Salwa nyariin," ucap Adhisty datar.

"Kau tidak suka saya di sini, Num?" tanya Zayn.

Bukannya tidak suka, tapi Adhisty takut semain tak bisa mengendalikan diri jika Zayn terus berada di sana.

Zayn berdiri, "Saya menginap malam ini, boleh, kan?" tanyanya lembut tepat di telinga Adhisty. Adhisty langsung meneguk ludahnya kasar, ia merinding mendengar suara Zayn yang terdengar begitu seksi. tanpa ia sadari, pria itu sudah berada di dekatnya. Sangat dekat, napasnya pun bisa ia rasakan dengan jelas.

...----------------...

1
SariRenmaur SariRenmaur
semoga semua kebusukan Salwa terbongkar dan Adisty sudah pergi yang jauh
Anonymous
keren
Moms Raka
pngn ngerujak ni orang
Eva Marlina siboro
mewek thor😥😥😥😥
Moms Raka
bawang bawang
Alang Lisanna
Luar biasa
Ruby Vee
dah mulai ngelawan salwa dia, bagus zein
Ruby Vee
salwa terjebak dalam perangkapnya sendiri.
Ruby Vee
buat dia mengetahui kalo istri pertamanya kembali selingkuh
Ruby Vee
kok makin kesini zein makin gimana thor buat dia nyelidikin salwa yg pura pura
Ruby Vee
ach bumil rindu tah
Ruby Vee
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Anita Nita
kaya sinetron ikan terbang
Anita Nita
kenapa ya semua orang di novel ini bodoh...
Anita Nita
dok bantu disty sembunyikan satu anaknya
Anita Nita
terlalu berbelit2 ceritanya....bosan
Ruby Vee
yu hui bang zein mulai cemburu ini
Anita Nita
sdh sejauh ini zayn blm tau juga kalo salwa tukang selingkuh
Anita Nita
CEO goblok...bagai kerbau dicuccuk hidungnya klo udah ketemu salwa...padahal jelas2 salwa pernah selingkuhin dia najiis
echa purin: /Smile/
total 1 replies
Anita Nita
gak suka karakter zayn gak punya asisten yang bs menyelidiki kelakuan istrinya salwa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!