"Lo gak seistemewah itu."
"Kalau begitu jangan ikut campur urusan gue!."
^-^
Karelio Nathanael
Mantan terberengsek sekaligus mantan terindah bagi Desya.
Mereka sudah berstatus mantan, tetapi tetap saja cowok itu berkeliaran di sekitar Desya seakan Desya adalah pusat hidupnya.
Adesya Sakura Atmaja
Julukan Queen Bee juga sesuai dengan arti nama Adesya 'anak perempuan raja', Bukan hanya dari keluarga old money, Desya juga cantik dan mempunyai otak yang diatas rata-rata sehingga dia selalu dieluh-eluhkan.
Desya mempunyai saudara kembar yang supportif dan menjadi garda terdepan untuknya.
Elio merasa Desya, perempuan yang terlalu sempurna untuk Elio yang bukan siapa-siapa.
________
Dan cerita ini tentang Desya dan orang-orang yang memiliki peran penting dihidupnya. Bahkan sosok Elio yang hanya mantan, susah untuk dihilangkan dari ingatan karena susah untuk di enyahkan.
"As you wish, terserah kamu mau apa!."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Unik Muaaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gara, Sakura & Sai
Kebiasaan keluarga Atmaja, khususnya keluarga Desya, jam setengah tujuh mereka semua akan berada di meja makan untuk sadapan bersama, meski kancing seragam belum terpasang benar atau rambut masih berantakan, Sang kepala rumah tangga mewajibkan mereja sudah ada di meja makan tepat waktu kecuali sakit atau tidak ada dirumah.
Dan disinilah ketiga anak itu, duduk dengan wajah mengantuk mereka. Ares dengan baju seragam disampir kepundak, Desya dengan rambut acak-acakan dan Sai aka Enzo yang menuruni tangga dengan baju seragam terpasang, tas ransel dan celana yang dia seret sepanjang menuruni tangga, salah satu Art mereka yang melihat itu sampai berlari mengambil ransel dan celana seragam Enzo.
Mummy yang menyiapkan makanan untuk sang Daddy menggelengkan kepala melihat ketiga anaknya yang tampak kompak berantakan hati ini, sang Daddy hanya tertawa kecil melihat kelakuan mereka.
"Kalian pasti kompak telat tidur malam" tebak Daddy mereka.
Kepala Ares mengangguk, Desya menghela nafas, sedangkan Enzo menggelangkan kepala lemah.
Tak ...
Tak ....
Tak ....
Mummy mereka memukul lengan mereka dengan sendok yang masih bersih ditangan beliau.
Mereka meringis, secara bersamaan mengeluh sakit.
"Mummy..."
Rengek mereka kompak.
"Kalian ini sudah dikelas akhir masih aja santai-santai begini" Mummy mulai angkat suara.
Kepala Desya menggeleng kuat, "enggak kok gak santai-santai."
"Semalem Enzo belajar sampai jam sepuluh Mum, karena bosan jadi cari angin ke rooftop."
"Gara juga gitu" Ares menimpali, "Aku mau cari angin juga malah mereka berdua udah disana, jadi keasikan ngobrol sampai jam dua belas."
Daddy mereka berdecak, "dasar anak cerita Naruto, ka ..."
Tersadar dengan apa yang baru saja dia katakan, Daddy mereka langsung mengulum bibir dan menatap pada sang istri dengan senyum lebarnya.
Nama panggilan Desya, Ares dan Enzo jika dirumah selalu menjadi pembahasan panas antara Daddy dan Mummy mereka. Tampa bisa dipungkiri nama panggilan Sakura, Gara dan Sai memang Mummynya ambil dari nama-nama dalam anime tersebut. Dan puncaknya kala memberi nama Enzo setelah anak itu lahir, Daddynya yang telah geram menolah nama Sai atau Saint, mengusulkan nama Naruto, Sasuke atau Boruto sekalian yang tersemat dalam nama Enzo.
"Daddy!" Seru Mummy mereka.
Tuhkan, sang Mummy sudah mengangkat sendok untuk memukul sang Daddy.
"Aku kelepasan sayang, sumpah maaf" sesal Daddy mereka.
Secara bersamaan tiga anak itu malah menghela nafas menatap malas pada kedua orang tua mereka.
"Ini sudah tujuh belas tahun, apa kalian tidak bosan mau bertengkar masalah nama terus?" Desya bersuara sebelum Daddy dan Mummy mereka memulai pertengkaran nama.
"Tengkar masalah lain kek sekali-kali" celetuk Ares.
"Heh!" Tegur Daddynya garang, "jangan bicara sembarangan, ucapan itu do'a. Semoga saja Deddy dan Mummy gak bertengkar selamanya."
"Aamin ...." ketiga anak itu mengamini.
"Kalian kira enak tidur diluar tampa meluk istri."
"Ya mana kita tau, nikah aja belum" Enzo menyahut.
"Desya aja dulu mau pelukan ama Elio udah kena omel tujuh kali dua puluh empat jam" Ares ikut bersuara.
"Mangkanya biar kita tau gimana gak enaknya tidur diluar tampa meluk pasangan, Daddy harus ...."
"ENGGAK!" Bentak Daddy memotong kalimat panjang Desya padahal belum selesai. "Gak ada peluk-pelukan apa lagi tidur sambil pelukan. Nikah dulu kalian, nanti kalau keseret setan gak mungkin nyampek pelukan aja."
"Yeh .... Si Daddy sadar diri ternyata."
"Mummy ...." Geram Daddy mereka.
Ketiga anak itu hanya menggelengkan kepala melihat tingkah kedua orang tua mereka yang masih saja belum berubah padahal umur sudah lebih setengah abad.
^-^
"Bye Sai!."
Desya melambaikan tangan dengan heboh sembari keluar dari jendela pintu mobil pada Enzo meski mobil yang telah disetir oleh Ares mulai melaju.
Hari ini Desya menumpang mobil Ares, sehingga harus mengantar Enzo terlebih dahulu karena motor Desya sedang masuk bengkel, entah apa yang sedang gadis itu ingin perbaiki.
Sai menghela nafas melihat tingkah Desya, membalas lambayan tangan kakaknya sebelum melangkah memasuki sekolahnya.
"Tuhkan bener, itu kakak SMA Antariksa yang dividio itu."
"Ternyata si Cooler anak keluarga Atmaja."
"OMG!, aku gak nyangka hidupnya perfect banget...."
"Aku baru sadar ternyata Sai Saint.A itu ternyata Atmaja."
"Bentar lagi pasti banyak yang mepetin dia."
"Ya iyyalah, old money gitu siapa yang mau lewatin kesempatan."
Dan sebagainya ....
Enzo malas mendengar apa yang mereka semua katakan, seakan Enzo sosok tak kasat mata.
Ini baru dua hari, gimana kalau sebulan.
Keluah Enzo membatin.
Ini salah satu alasan kenapa Daddynya tidak mau mereka membawa-bawa nama Atmaja, orang akan banyak mendekati mereka namun dengan memakai topeng.
^-^
Di sekolah Antariksa jaga begitu.
Saat Desya keluar dari dalam mobil Ares yang di susul oleh Ares, semua mulai bergunjing, berbisik-bisik bahkan ada yang terang-terangan membicarakan mereka.
Desya yang memang selalu cuek dengan keadaan, tetap berjalan dengan percaya diri memancarkan keanggunan seperti biasanya.
"Cerita SMA gue akan merepotkan sebentar lagi" keluh Ares.
Desya terkekeh kecil mendengarnya.
"Kenapa sih lo gak bisa kalau gak buat sensasi?."
"Hehehe .... Namanya Adesya Sakura Atmaja, kapan yang gak akan buat sensasi brother?."
Ares yang kesal memiting kepala Desya dan menjitaknya.
Desya tertawa terkekeh, bukan marah karwna kesakitan.
Tiba-tiba saja langkah mereka berhenti kala Kevano berdiri tidak jauh didepan mereka, pria itu tersenyum lebar menatap Desya dengan dalam.
Desya melepaskan diri dari belitan tangan Ares, melangkah mendekati Kevano dengan kening mengerut, "ngapain lo berdiri ditengah jalan?, minggir gue mau lewat" ucapnya ketus seperti biasanya.
"Gue nungguin lo?."
Kening Desya mengerut mendengarnya.
"Meski gue sekarang tau lo siapa, gue gak perduli Des, karena gue beneran udah jatuh cinta ama lo sebelum tau loe dari keluarga mana, lebih tepatnya sejak awal masuk SMA."
^-^