akibat di jodoh kan Rania memilih patuh walau dalam hatinya belum bisa menerima pernikahan ini,
siapa sangka ada insiden malam pertama yang tanpa sadar di lakukan, dan firman tak menyadari nya, membuat Rania diam dengan sejuta rasa yang tak bisa di jabarkan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fajrian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pahit nya kenyataan
***
Setelah berbicara dengan firman pagi ini Rania beserta bi darsih pergi untuk ber belanja, Rania membawa mobil nya sendiri karena kebetulan kuliah pagi ini sedang libur sedang kan firman pagi tadi juga sudah izin untuk mengecek usahanya di kantor,
Rania memilih pergi ke supermarket yang cukup besar yang sudah lengkap dengan perabotan dan sembako serta sayur dan buah buahan nya,
Rania akan mencoba menjadi istri yang baik selama kata talak belum jatuh padanya, sesuai dengan permintaan suaminya yaitu firman
"Bi kita belanja bahan untuk dapur dulu ya" ujian Rania pada bi darsih
Baik Mbak ayo, jawab bi darsi antusias.
Rania dan bi darsih mengambil sebuah troli untuk di isi dengan berbagai macam belanjaan nya nanti
Tanpa menggunakan list belanjaan Rania mengikuti nalurinya saja tentang apa saja yang dia butuhkan dengan firman nanti nya.
Rania tak akan sungkan lagi memakai uang firman karena Rania pikir ini untuk kebutuhan mereka bersama.
Rania mulai mengisi troli nya dengan beras sayur sayuran bumbu bumbu dapur dan juga bahan bahan instan yang akan diperlukan nanti
Tak lupa Rania juga membeli beberapa sayur mayur serta buah buahan dan juga lauk pauknya untuk seminggu ke depan.
Saat melewati deretan bagian perabot,
Rania pun ingat kalau di rumah baru itu belum ada perlengkapan rumah tangga,
Rania pun berinisiatif untuk membeli berbagai macam alat tersebut, seperti sapu, pel, dan semacamnya.
"Bi ini udah penuh saja, "tolong bantu bawain ke dekat kasir ya ucap Rania pada bi darsih,
"Oke siap mbak, laksanakan ujar bi darsih dengan semangat 45 nya.
Saat bi darsih kembali menemui Rania Rania pun menawarkan apakah bi darsih mau membeli sesuatu untuk kebutuhan nya pribadi nya sendiri.
"Bibi ambil aja apa yang bibi butuhkan misal seperti sabun dan apapun itu. Ujar rania.
"Iya makasih Mbak, bibi juga paling cuman pakai sabun batang itu aja udah cukup ujar bi darsih sambil tertawa cekikikan, maklum yo mbak udah sepuh. Rania hanya tersenyum menanggapi gurauan bi darsih.
Rania sambil memilah milah jajanan instan untuk cemilan ketika sedang senggang,
Namun Rania sedikit kebingungan karena dia tidak tahu apapun tentang firman apa kesukaan nya bahkan yang firman tidak suka pun Rania tidak tahu.
Karena bingung Rania pun memilih nya dengan asal dan menurut nya enak,
Bi darsih dan Rania hampir menghabis kan waktu setengah hari di supermarket saking banyak nya barang yang rania beli, namun sebelum itu tentu saja Rania sudah mengecek isi saldo atm yang di berikan oleh firman, karena dirasa lebih dari cukup makanya Rania berani membelanjakan semua untuk kebutuhan rumah baru mereka,
*
Di tempat lain firman nampak sesekali melamun walaupun niat nya untuk mengecek restock barang barang nya, namun firman benar benar tidak fokus, dia selalu kepikiran tentang apa yang menjadi keputusan nya tadi pagi, yaitu menyatukan istrinya dengan cintanya.
"Hei,, mas bos, kok jadi ngelamun sih,
"Apa sih Ramzi bass bos bas bos aja kamu, gak enak di denger nya kata firman.
"Ya nggak papa lah fir, kamu kan beneran udah jadi bos jawab Ramzi masih ngeyel,!
"Lagian apa sih yang kamu lamunin!.
"Udah kangen istri ya di rumah, ucap Ramzi.
Firman hanya menghela nafas panjang dia tidak mau menceritakan apapun kepada orang luar walaupun kepada sahabat nya sendiri,
"Kamu jadi lihat mobil nya hari ini, tanya Ramzi pada firman,
Sebenarnya firman sudah tidak semangat lagi tapi kalau dipikir lagi mobil sudah menjadi salah satu kebutuhannya karena firman akan sering bepergian mulai saat ini tapi mengingat Dia banting tulang seakan tidak ada gunanya.
Niatnya untuk memantaskan diri buat Rania ternyata percuma istrinya tidak mencintai nya.
Tidak sampai sore firman memutuskan untuk melihat mobil yang akan dia beli
Firman pun pergi bersama Ramzi menuju showroom yang telah membuat janji dengannya
Saat sudah deal sore itu pun firman membawa mobilnya ke rumah,
Saat tiba di rumah firman memarkir kan mobil nya di halaman rumah nya dia berjalan dengan gontai menuju ke dalam rumah tersebut,
"Assalamualaikum ucap firman,
"Waalaikumsalam, ternyata terdengar jawaban merdu dari istrinya di dalam sana,
Firman tersenyum kecut seandai nya,
"Ah sudahlah aku tidak mau lagi berandai andai firman masuk ke dalam rumah dan melangkah kan kakinya dengan perlahan ternyata di sana Rania telah menyambut nya dengan seulas senyum dan meraih tangan firman untuk dicium nya,
Namun bukan nya senang firman malah miris melihatnya.
Sebahagia inikah Rania menanggapi keputusan nya,
Karena sebelum sebelum nya istrinya selalu memperlihatkan wajah sendu dan murung nya Tapi kini Rania nampak tersenyum dengan sangat bahagia,
Namun firman mencoba bersikap lebih dewasa lagi dan melapangkan dadanya.
"Adik udah dari tadi pulang nya" tanya firman pada Rania,
"Iya ustadz,Sudah tadi siang dan saya juga sudah menyiapkan makan malam untuk ustadz semoga ustad suka ucap Rania,
Sakit rasanya hati firman tapi dia mencoba untuk tersenyum dan mengusap kepala Rania dengan sayang,
"Ya sudah aku mandi dulu ya, pamit firman pada istrinya,
"Apa ustad sudah salat tanya Rania,
Sudah tadi di masjid pinggir jalan jawab firman.
Oh ya sudah aku akan siapkan dan memanas kan makanan nya,
Sungguh Rania terlihat seperti istri yang sesungguh nya untuk firman hari ini.
"Baiklah, aku akan menikmati alurnya sampai Saat kau menemukan kebahagiaanmu gumam firman dalam hati.
Kemudian dia melanjutkan langkah nya ke atas menaiki tangga menuju kamar nya dengan kamar Rania.
Sedang kan Rania di bawah Tengah sibuk mempersiapkan makan malam untuk firman dan tentu juga untuk dirinya.
30 menit berlalu, nampak firman turun dari atas dan berjalan menuju ke arah meja makan.
Masih dengan baju koko dan pecinya,
Sungguh benar benar menggambar kan seorang suami yang sholeh dan sempurna,
. hati Rania bergetar namun dia segera mengalihkan pandangan nya.
"Ini semua adik yang masak"? ucap firman.
"Iya ustadz tapi dibantu oleh bibi semoga ustadz suka jawab Rania,
"Aku akan suka apapun yang kamu siapkan untuk ku dik,
"Alhamdulillah jawab Rania terlihat lega,
Mereka pun makan dengan tenang tanpa adanya pembicaraan satu sama lain.
Usai memberes kan dapur dan dibantu oleh bi darsih Rania pun memutuskan untuk menemui suaminya yang tengah duduk di ruang tamu sambil memainkan ponsel nya,
Rania duduk dengan canggung dia bingung apa yang akan dia bicarakan dengan firman,
"Mm, ustadz apa saya boleh mencari tahu tentang Robby tanya Rania takut takut,
"Silakan tapi lakukanlah dengan hal yang wajar,
"Baik ustad jawab Rania dia mengerti dengan apa yang dimaksud suaminya.
"Adik tenang saja aku juga akan membantu mencari tahu di mana keberadaan Robi itu ucap firman namun tatapan nya sangat dalam.
"Salahkah jika aku akan tetap mencintaimu di kemudian hari. salahkah juga jika aku berusaha membuatmu jatuh cinta kepadaku batin firman.
"Mm ustad saya pamit ke atas duluan ujar Rania kepada firman firman hanya mengangguk tanda mengizin kan istri nya untuk ke kamar terlebih dahulu.
Rania duduk di tepian ranjang dia memikirkan satu hal."apakah malam ini Rania akan kembali menolak untuk tidur 1 ranjang dengan firman tapi apakah Rania juga tega membiarkan firman tidur di lantai terus menerus.
Padahal kali ini dialah yang meminta firman untuk tidur dalam satu kamar karena takut menimbul kan fitnah dengan adanya bi darsih di rumah ini.
"Ranjang ini sangat luas mungkin Tidak ada salahnya aku berbagi tempat tidur dengan ustad firman dengan satu perjanjian bahwa dia tidak akan menyentuhku sama sekali,
"Tapi apakah nanti ustad firman akan kembali sakit hati.
Rania galau memikir kan hal ini
"Tapi bukankah ustad firman sudah berjanji tidak akan menyentuhku lagi,
"Aku percaya kepadanya ucap Rania pada dirinya sendiri.
Tak lama terdengar pintu dibuka ternyata benar firman juga menyusul untuk segera beristirahat.
Firman nampak bingung antara tidur di lantai atau di kamar yang lain.
"Mmm, ustad panggil Rania.
"Iya dik jawab firman,
"Saya tidak keberatan berbagi tempat tidur tidur dengan ustadz,
Seketika wajah firman berbinar,
"Tapi,, ucapan Rania terhenti dan menggantung.
"Dengan satu syarat aku tidak boleh sedikitpun menyentuhmu begitu, firman langsung menjawab dan memberi kesimpulan.
Rania menunduk karena apa yang diucap kan firman benar adanya,
"Baiklah aku setuju ujar firman,
Firman sudah bertekad akan menikmati semua momen apalagi kini Rania terlihat tidak canggung lagi terhadapnya bahkan istrinya kini mau tidur satu ranjang dengannya walau masih tetap dengan satu syarat.
Firman pun ikut duduk di tepian ranjang di sebelah Rania,
Dengan sigap Rania memberi batasan di tengah tengah sebuah bantal guling.
Firman hanya tersenyum melihat tingkah istrinya,
"Dek dek aku rasa adik bisa berbagi apapun yang ingin adik ceritakan Aku harap selama kita masih menjadi suami dan istri adik tidak akan canggung lagi terhadap ku anggap lah aku sebagai teman halal mu, atau kakak mu, sekalipun,
"Baik ustadz, hanya itu jawaban dari rania, dan dia pun segera membaringkan tubuh nya dengan posisi memunggungi firman