Alana Ketlovly seorang pengusaha yang harus menelan pil pahit karena cinta yang bertepuk sebelah tangan. Untuk itu Alana memutuskan untuk menghibur dirinya dengan pergi ke Bar, yang berakhir dengan sebuah malapetaka. Dimana dirinya menjalan hubungan cinta satu malam dengan seorang mafia bernama, Arthur Stanley.
Arthur Stanley sendiri merupakan seorang mafia yang memiliki kelainan dalam hubungan seksual. Banyak cewek yang ingin tidur dengannya namun dirinya hanya menginginkan teman tidur yang membuat nyaman dan tergila-gila.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wahidah88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
Alana tengah rapat dengan kedua karyawannya Maya dan Jessica. Alana ingin mereka berdua mengurus tentang keuangan di perusahaan. Namun setiap kali Alana tengah berbicara, ponsel Alana terus berdering. Alana melihat nama kontak yang menelponnya, terdapat nama Arthur. Segera dia mematikan panggilan tersebut. Namun kembali ponsel Alana berdering, merasa kesal karena diganggu, Alana langsung menonaktifkan ponselnya.
" Siapa sih! Sedari tadi telfon kamu terus, Al?" Tanya Maya.
Alana tak mau menjawab, dia kembali menekankan Maya dan Jessica untuk fokus dalam keuangan perusahaan mereka.
" Alana, kalau ada masalah cerita. Siapa tahu kamu bisa bantu." ucap Jessica.
" Aku enggak apa-apa. Pokoknya kalian berdua harus selesaikan masalah keuangan itu segera ya." ucap Alana.
" Alana, aku cuma menyarankan. Dari pada kamu bengong kayak tadi, mendingan kamu cari teman dan berlibur deh. Biar bisa refreshing pikiran mu." saran Jessica yang khawatir dengan bos mereka.
" Kalian berdua enggak usah khawatir. Rapat kita sampai disini, kalian berdua boleh keluar sekarang." ucap Alana.
Alana melamun dalam diam, dia memikirkan apa yang dikatakan Jessica ada benarnya. Selama ini dia terlalu banyak pikiran sebab Arthur terus menganggu hidupnya. Untuk itu, seharusnya Alana butuh healing untuk menyembuhkan pikirannya yang menumpuk masalah.
" Aku enggak punya teman. Teman ku ya cuma Alvaro. Masa aku ngajak Alvaro sih!" gumam Alana sendirian diruangan kerjanya.
Alana terus menimbang, siapa yang akan diajak jalan setidaknya untuk menghibur dirinya. Alana memutuskan untuk menelpon temannya, Devan. Namun sayang ajakan Alana ditolak karena Devan tengah sibuk.
" Devan enggak bisa. Masa aku harus ngajak Alvaro?" gumamnya lagi dalam kebingungan.
Akhirnya Alana menelepon Alvaro dan mengajak Alvaro untuk bertemu dan berbicara. Akan tetapi, Alvaro tidak bisa sebab Alvaro tengah berada di luar kotak saat dalam percakapan telepon, tidak sengaja Alana mendengar obrolan Alvaro dengan kekasihnya.
" Kenapa aku harus menghubungi Alvaro sih! Tapi, ini juga bagus biar aku bisa tahu, apa aku udah bisa melupakan perasaan ku ke dia atau belum." gumam Alana sendirian ketika sambungan telepon itu berakhir.
***
Di tempat lain, Arthur mendapatkan kabar yang cukup menggembirakan. Anak buahnya berhasil mengancam Daniel dan karyawan dengan menuliskan kata mati dengan raja di kantor Daniel. Arthur tersenyum melihat video dimana Daniel terlihat ketar-ketir karena ancaman tersebut.
" Bos, kita berhasil membuat para karyawan yang bekerja di kantornya itu ketakutan." lapor Kevin.
" Bagus, setidaknya Daniel juga takut. Salah sendiri mencari masalah dengan ku." ucap Arthur.
Arthur keluar dari ruangan kerjanya, dia lalu menelepon Alana. Sebab sudah dua hari dia tidak mengabari Alana. Namun Alana tidak mau menjawab teleponnya.
" Dia pikir, dia bisa mengabaikan ku." gumam Arthur. Kembali dia menelepon, namun bukan dikontak Alana melainkan di nomor kantor Alana.
" Hallo, selama siang.. Ini..."
" Sudah aku bilang, kamu tidak akan bisa menghindari ku." ucap Arthur.
" Kamu ini kenapa sih! Aku tuh lagi sibuk, bisa enggak usah mengganggu!"
" Aku merindukanmu. sudah dua hari kita tidak ketemu. Sekarang kamu bersiap, besok malam aku akan menjemputmu." ucap Arthur.
Namun, sambungan telepon tersebut dimatikan secara sepihak oleh Alana.
" Dia selalu saja keras kepala, CK!" gumam Arthur lalu tersenyum.
" Bagaimana dengan Alana?" tanya Arthur kepada Kevin.
" Bos tidak perlu khawatir, anak buah Bagas sudah menjaga di kantor. dan aktivitas Alana masih tetap seperti biasa. Kantor dan apartemen. Dia tidak kemana-mana lagi." ujar Kevin.
" Bagus. Awasi terus dia. Aku tidak ingin dia menghilang dari pandangan ku." Ucap Arthur.
Alana mulai khawatir, sebab sedari tadi dia melihat di jendela ruangan kerjanya. Anak buah arthur masih terus menjaga di depan kantornya.
Ponsel Alana berdering, Alana segera menjawab panggilan tersebut.
" Hallo, Alana. Aku sudah ada di jakarta." ucap Alvaro yang menelpon Alana.
" Eum.. Alvaro.. Eum.." Alana terbata-bata karena bingung harus memulai pembicaraan dari mana.
" Ada apa, Alana? Kamu kenapa?"
" Apa aku boleh ke rumah mu? Aku ingin mengobrol dengan secara langsung." ucap Alana.
" Boleh.."
" Oke. Kamu tunggu di rumah. Aku akan segera datang."
Alana mulai bingung, bagaimana caranya dia bisa pergi tanpa diawasi oleh anak buah Arthur. Alana langsung memanggil maya dan Jessica. meminta bantuan kedua karyawannya itu untuk membantunya untuk bisa keluar.
Dengan lihai, Jessica membantu Alana keluar lewat pintu samping. Sedangkan Maya mencoba mencari perhatian dengan berpura-pura keluar dan masuk dalam mobil. Selang beberapa lama, Alana berhasil keluar dari pintu samping. Jessica berpura-pura mengahlikan perhatian dengan berteriak kesakitan.
Alana langsung berlari masuk ke mobil, tak lupa dia mengucapkan terima kasih kepada Maya. Sedangkan kembali ke kantor melalui pintu samping. Alana akhirnya berhasil kabur.
***
Arthur baru saja selesai mengadakan rapat dengan para kliennya. Dia langsung mendapatkan kabar dari Bagas jika Alana berhasil kabur dari pengawasan anak buahnya.
Akan tetapi, Arthur tidak begitu khawatir. Dia tahu jika Alana tidak akan pergi jauh. Dan dia ingin masalah itu biar dia yang mengatasinya sendiri.
" Itulah alasannya kenapa aku ingin dia menjadi kekasihku." ucap Arthur.
Saat hendak beranjak, tiba-tiba datanglah Cintia yang masuk begitu saja. " Apa kamu bicarakan? Siapa Alana?"