"I love you, om!!
maaf Tari pergi tanpa pamit, karena ternyata selama ini perasaan Tari, bukanlah rasa sayang seorang ponakan pada pamannya, melainkan rasa sayang seorang wanita pada lawan jenisnya, maaf sekali lagi, Tari pergi tanpa pamit, dan semoga kita bertemu setelah Om menikah."
Itu adalah isi surat dari Mentari Putri untuk pamannya yang bernama Andre tian.
Putri pergi tanpa pamit, karena sungguh jika dia harus pamit secara langsung, rasanya tidak mungkin, Tari tidak akan kuat, sungguh.
Sementara itu yang membaca surat langsung meremas surat tersebut dengan sangat kuat, sampai urat ditangannya terlihat mengeras,-
Dan semoga karya saya kali ini, bisa dinikmati banyak pembaca Aamiin.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ade Diah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak akan pernah terlupakan
"Apa tidak salah, kenapa banyak sekali?" ucap Mentari tidak percaya dengan banyaknya oleh-oleh yang dibeli Aira.
"Kenapa? apa ini terlalu banyak?" ucap Aira yang paling banyak mengambil oleh-oleh.
"Bukan itu, hanya saja semua itu untuk siapa saja?" tanya Mentari yang memang hanya ingin tahu untuk siapa oleh-oleh tersebut.
Aira dan andini yang di tanya demikian langsung saja memberitahu untuk siapa saja oleh-oleh yang mereka ambil.
Aira berkata jika keluarga ayah juga ibunya semua tinggal di kampung yang sama dan rumah mereka bertetanggaan, otomatis kalau yang satu dibagi maka yang lainnya pun harus di bagi, alhasil Aira membeli dua belas bungkus untuk satu jenis makanan dan ada empat jenis makanan yang diambil Aira, dan jika dihitung semuanya berarti ada empat puluh delapan.
Sementara Andini juga sama empat jenis, tapi dia hanya membeli untuk satu keluarga saja, yaitu orangtuanya, karena keluarganya yang lain berada dikota yang berbeda-beda.
"Ya sudah, ayo kita bayar!" ucap Mentari yang sudah tidak bertanya-tanya lagi kenapa Aira membeli banyak oleh-oleh.
Mereka pun mengikuti Mentari dan saat akan di bawa masuk kedalam mobil, kini mereka kebingungan mau ditaruh dimana oleh-oleh yang mereka bawa karena setelah beberapa masuk seperempat lagi masih di luar mobil dan akhirnya setiap orang terpaksa harus membawa satu keresek oleh-oleh dipangkuan mereka terkecuali Bayu yang memang berada dibalik kemudi.
Sepanjang jalan mereka tertawa bahagia, mentertawakan kejadian hari ini yang sungguh diluar prediksi, mulai dari mereka yang tercebur di danau gara-gara Mentari dan Tian, dan sekarang mereka terpaksa harus membawa oleh-oleh yang hampir menutupi wajah mereka.
Ah, sepertinya liburan mereka kali ini tidak akan pernah terlupakan apa lagi tadi mereka sempat mengabadikan momen mereka yang membawa oleh-oleh dipangkuan mereka.
****
Semua orang kini sudah kembali kerumah masing-masing, kecuali Bayu yang masih dirumah Omnya Tian.
"Mentari, Om harap ponsel Om segera diperbaiki" ucap Tian saat mereka makan malam.
"Iya Om," ucap Mentari yang ternyata masih enggan menatap mata tian, bahkan tadi saat dirinya membantu mengerjakan pekerjaan Tian, Mentari tak sedikit pun mau melihat lagi wajah Tian.
Alasannya tentu saja karena saat melihat wajah Tian ingatan tentang nafas buatan itu terbayang lagi, dan sungguh hal itu membuat sebuah pertanyaan muncul dibenaknya.
Apakah, seseorang yang memberikan nafas buatan pada lawan jenisnya, akan sama seperti dirinya, terbanyang-bayang terus, walau niat sudah pasti murni karena ingin menyelamatkan nyawa seseorang seperti dirinya. Oh iya satu lagi karena hal itu juga Mentari bertekad tidak akan lagi menatap wajah Tian.
Tapi sampai kapan???????? itu juga yang dipikirkan Mentari, pasalnya jika sang kakak sudah pulang otomatis mau tidak mau dia akan sering berinteraksi dengan sang Om lagi seperti biasa, berbeda dengan sekarang, dan karena hal itu mendadak tadi terbersit dibenak Mentari untuk tinggal di rumah kos saja, agar kewarasannya terus terjaga.
Namun karena sudah pasti tidak akan di Izinkan siapa pun, dan takut malah membuat keributan, dengan sebuah drama dia yang dijemput paksa dari kos-kosan, lebih baik dia berusaha untuk melupakan kejadian yang sudah membuatnya hampir gila, ya hampir gila karena ingin merasakan bibir Omnya lagi, yang terasa manis itu.
semangat Thor 💪
makasih 🙏😘
jadi cowok munafik banget, sudah jelas tau kalo mentari mencintai nya dan dia pun mencintai nya kenapa gak mutusin indah saja
Sabar terus mau selebar apa tubuhku ini kalau harus sabar terus hik hik hik/Sob//Sob//Sob//Sob//Sob//Sob/
plissssssss./Pray//Pray//Pray//Pray//Pray//Pray//Pray//Pray/
ku mohon.....
Jadi plis kasih bintangnya dong biar penulis amatir ini semangat nulisnya /Pray//Pray//Pray//Pray//Pray/
satu lagi jang lupa tinggalkan jejak dengan cara vote, dan like. makasih dan sehat selalu.