“Tenanglah! Aku ada di sini untukmu.”
Ana seorang gadis yatim piatu yang asal mulanya tinggal bersama pamannya, Ana masih duduk di bangku SMA usianya baru 18 tahun,
dia terpaksa sekolah sambil bekerja di rumah seorang pria tampan yang tak lain adalah bos di tempat pamannya bekerja. Ana terpaksa melakukannya karena keinginan bibiknya yang tak menyukainya dan hanya akan menambah beban bagi keluarga mereka. Namun siapa sangka kehadirannya di rumah majikannya itu bisa membuat seorang pria tampan sedingin es semacam Haris Mahendra (28 tahun) tanpa sadar sudah jatuh cinta kepadanya. Akankah perjalanan cinta mereka akan berjalan mulus? sementara Aris sendiri sudah memiliki seorang wanita yang sangat di cintainya yaitu Bellena, istri nikah sirinya. Mereka terpaksa menikah siri karena alasan kedua belah pihak keluarga mereka yang tidak menyetujui hubungan mereka.
Penasaran?
Yuk cus langsung.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rova Afriza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode Enam belas.
"Aku tak akan memotong gajimu, dan aku akan secara sukarela menemanimu tidur di sini, dengan satu syarat, kau harus menemaniku bercengkerama terlebih dahulu, sampai kantuk menyerang mataku."
Setelah Ana mendengar penuturan majikannya itu, dia pun langsung memikirkan kembali kata-kata pria itu, lagi pula sebenarnya dia sangat membutuhkan uang gajinya tersebut. Dia mengatakan itu hanya karena kesal dan juga takut, majikannya itu akan berulah padanya.
"Kata-kata bapak memang tidak bisa di prediksi, bukankah bapak mempunyai seorang istri untuk menemani bapak bercengkerama sebelum tidur? lantas kenapa bapak harus meminta gadis lain untuk melakukan hal itu?"
Ana sengaja mengatakan itu, karena dia masih merasa penasaran dengan permintaan majikannya itu, kalau status Aris adalah seorang pria single, mungkin dia tak terlalu mempermasalahkan itu. Namun, lain halnya dengan majikannya itu, bukankah hal yang sangat aneh jika dia meminta gadis lain untuk menemaninya bercengkerama sebelum tidur, pedahal di sisinya ada seorang wanita yang sudah sah selama tiga tahun ini menjadi istrinya.
Saat mendengar penuturan Ana barusan, seketika itu pula Aris langsung terdiam membisu, dia memang memiliki seorang istri, tapi kehidupan rumah tangganya tak seharmonis seperti rumah tangga pasangan lainnya.
"Apakah kata-kata Ana ada menyinggung perasaan bapak?" Ana merasa bersalah sekali pada pria itu, karena Aris tak lagi menggubris ucapannya.
"Apakah setiap orang lain mengajakmu berbicara hal sepele kau harus mendengar alasan mereka terlebih dahulu, baru kau akan meladeni mereka?" Kini Aris membuka mulutnya. Namun suaranya terdengar perlu di kasihani oleh Ana.
"Ah baiklah kalau begitu, Ana akan menemani bapak bercengkerama malam ini, hitung-hitung sebagai ucapan terimakasih dari Ana karena bapak sudah mau menemani Ana tidur di sini."
Ada rasa kasihan di lubuk hatinya saat mendengar nada bicara majikannya itu.
Setelah itu keduanya pun langsung larut di dalam percakapan, dari hal sehari-hari sampai hal sepele lainnya seperti drakor yang mereka tonton tadi siang.
Ana tak habis pikir kenapa bisa seorang Ceo CTIA grup yang jutek dan dingin seperti majikannya itu, bisa berbicara hal-hal yang tak berfaedah seperti itu.
Sementara itu, hujan di luaran sana masih mengalir dengan begitu derasnya, yang mana dinginnya sampai menembus ke pori-pori kulit mereka. Sebagai seorang pria normal, Aris sudah tak dapat mengusai dirinya lagi saat ini, dia butuh kehangatan, lagi pula saat ini ada seorang gadis cantik yang berada di sebelahnya, memangnya siapa yang akan bisa menahan birahinya di situasi seperti ini, di tambah lagi saat dia membayangkan kejadian siang tadi, fikirannya benar-benar sudah di kuasai oleh hawa nafsu.
Brakkk..
Aris pun langsung menindih tubuh gadis itu saat itu juga, dia benar-benar menginginkan kehangatan saat ini, demi menghilangkan rasa dingin yang ada di sekujur tubuhnya.
"Bapak! apa-apa'an ini? bukankah bapak sudah berjanji, hanya akan meminta Ana untuk menemani bapak bercengkrama, lantas apa maksud dari semua ini?"
Ana benar-benar geram karena pria itu tak dapat memegang ucapannya. Namun entah mengapa tubuhnya tiba-tiba langsung terasa lemas saat itu juga, karena ini adalah pertama kalinya dia bersentuhan dengan seorang pria.
Sementara Aris, tak lagi menggubris ucapan gadis itu, kali ini dia justru langsung membungkam mulut gadis itu dengan sebuah ciuman. Ana sempat terkejut saat mendapat perlakuan itu dari majikannya, namun entah mengapa tubuhnya justru menikmatinya.
Blupp.
Lampu kembali menyala.
Hosh..hosh..
Ana pun langsung mengatur nafasnya yang mulai kehabisan, karena pria itu terlalu lama saat menciumnya.
"Aku akan kembali ke kamarku sekarang!"
Ujar Aris datar, seraya bangun dari tidurnya.
"Mengapa? bukankah bapak sudah berjanji akan menemani Ana tidur di sini?"
Hal gila apa yang membuat Ana sampai mengatakan kata-kata murahan seperti itu, dia juga tak tahu, kenapa bisa hatinya menjadi tak rela jika di tinggal oleh pria itu.
"Sayang, kau kenapa? apa kau menginginkanku untuk melanjutkan permainannya kembali?" Sahut Aris, seraya meniup telinga gadis itu.
Bulu kuduk Ana semakin di buat merinding, karena perlakuan pria itu.
"Apa! apa yang kukatakan?
kenapa aku bisa mengatakan hal gila seperti itu?" Batin Ana seraya terus berpikir.
Saat Aris tak juga mendapat jawaban dari gadis itu, dia pun langsung melanjutkan aksinya kembali sampai ke jenjang yang lebih panas dari sebelumnya. Sementara Ana, entah mengapa tak bisa menolak pria itu barang sedikitpun.