NovelToon NovelToon
Floating Destiny

Floating Destiny

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Reinkarnasi / Dunia Lain / Masuk ke dalam novel / Penyelamat
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Aegis aetna

Astin. Seorang siswa academy pahlawan peringkat bawah dengan reputasi buruk.

Menyadari dirinya pernah memiliki kehidupan lain. Ia mulai mengetahui tentang kebenaran dunia ini. Dari awal sampai menuju akhir.

Ia yang mengetahui masa depan mencoba merubah garis takdir yang akan menimpa diri beserta orang di sekitar.

Mencoba menyelamatkan. Menghindari tragedi. Dan mencegah akhir dari dunia.

Semoga saja. Dia dapat memanfaatkan semua pengetahuan itu. Jika tidak? Semua hanya akan binasa.

1000 kata per bab. Update? Kalau mood saja.

Lagu : Floating Star. (Kirara).

Lirik : Nemuri no... awa yuki... owari no yume wo miyou wo...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aegis aetna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perseteruan.

...Cerita berlanjut....

Episode enam belas.

"Bajingan! Apa yang telah kamu lakukan pada Edwin?!"

Untuk kedua kali. Di hari ini. Astin kembali di cegat oleh putri Ellicia yang nampak marah.

Namun Astin tidak bereaksi sama sekali, sebab sekarang ada...

"Putri Ellicia! Apa hak anda berkata kasar seperti itu terhadap Astin?!"

Restia yang juga merasa sangat kesal lantas segera mengintervensi di hadapan Astin.

"Diam! Itu tidak ada urusannya denganmu! Aku hanya memiliki urusan dengan bajingan yang telah membuat Edwin terluka!"

"Dari mana anda mendapat informasi konyol semacam itu?! Apa anda pikir Astin melakukan hal seperti itu?!"

"Aku sudah mendengarnya dari kesaksian murid lain, kalau dia telah memprovokasi Edwin, dan membuat Edwin sampai sangat marah, sehingga instruktur Eris..."

"Kalau begitu, bukankah anda seharusnya menyalahkan instruktur Eris yang telah membuatnya terluka?!"

Urat marah semakin menyembul keluar, dari kening putri Ellicia yang semakin ditelan emosi. Saat perkataannya dipotong oleh gadis menyebalkan di hadapannya ini.

"Walau begitu, bukankah sebab ulahnya yang membahayakan diri, sehingga instruktur Eris sampai mengambil tindakan demikian?!"

Restia juga lantas semakin merasa kesal, sebab gadis keras kepala di hadapannya ini.

"Apa anda melihatnya secara langsung?! Kalau anda hanya mendengarnya dari orang lain, lebih baik anda diam saja! Atau apakah anda hanya ingin mencari gara-gara saja dengan Astin?!"

"Langkahi aku terlebih dulu, jika anda berniat melakukan hal seperti itu pada tunanganku!"

Emosi semakin meledak-ledak di dalam diri putri Ellicia, ia lantas menatap tajam Astin sembari bersuara...

"Hei, berengsek! Apa kamu ingin terus bersembunyi di belakang wanita?!"

Astin hanya memandangnya dengan tatapan sinis. Orang ini benar-benar tidak bisa diajak bicara sama sekali. Percuma. Dia tidak akan pernah mendengarkan, kecuali itu kalimat yang hanya ingin ia dengar.

Oleh sebab itu Astin akan mengatakan hal yang sangat ingin ia dengar... Dengan ekspresi mengejek Astin mulai buka suara...

"Putri Cassanova, apa anda ingin bertarung melawanku?"

"Hah?"

Putri Ellicia lantas bereaksi bingung, dengan perkataan bajingan di hadapannya. Membuat ia memicingkan matanya sebelah.

Restia yang juga terkejut dengan perkataan Astin yang tiba-tiba, lantas angkat bicara...

"Astin, apa yang kamu katakan? Putri Ellicia adalah..."

Namun Astin segera menarik tubuh Restia di belakangnya. Kemudian mendekatkan wajah pada telinga putri Ellicia, dan berbisik untuk memprovokasi...

"Bukankah ini waktu yang bagus? Lelaki yang sangat anda cintai sudah tidak bisa bertarung denganku lagi."

"Apakah anda tidak ingin membalas bajingan yang telah membuatnya jadi terluka parah seperti itu? Slurp..."

Astin menjilat bibirnya. Sedangkan putri Ellicia yang telinganya tergelitik oleh suara tersebut, segera mendorong Astin yang begitu dekat dengan dirinya...

"Bajingan berengsek! Ternyata kamu memang sudah merencanakan semuanya! Dan kamu juga berani kembali menyebut kalau aku..."

Putri Ellicia lantas segera menutup mulutnya. Hampir dua kali ia terpancing oleh bajingan di hadapannya ini. Sedangkan Astin kembali memprovokasi...

"Hahaha... Bukankah sudah kubilang, kalau anda berani ikut campur lagi, aku tidak dapat berjanji untuk menutup mulut?"

Kemudian Astin bersuara agak lantang...

"Tapi sekarang apa?! Bukannya bersikap baik, anda malah mencari gara-gara denganku!"

Putri Ellicia hanya bisa terdiam. Ia sudah jauh ditelan oleh amarah. Beraninya bajingan ini mengancam ku...

Namun mata putri Ellicia lantas melebar. Melihat Astin yang beranjak melewatinya, sembari berkata dengan nada mengejek...

"Jika anda sebegitu nya membenci diriku, maka terima tantanganku di putaran kedua turnamen nanti."

"Sebab, setelah tuan kesatria tidak lagi bisa bertarung, sudah pasti aku yang akan lolos sebagai pemenangnya. Hahaha..."

Kobaran api lantas menyelimuti keberadaan putri Ellicia yang sudah mencapai batas.

Restia yang melihat itu lantas mengaktifkan perisai angin miliknya, sembari berkata tegas.

"Sudah kubilang, kalau anda ingin menyakiti Astin, langkahi aku terlebih dulu!"

Putri Ellicia mengepalkan tangannya erat. Merasa akan menjadi sangat kacau kalau dirinya sampai bentrok dengan gadis ini.

Dan ia hanya bisa mengumpat, saat Restia beranjak pergi menyusul Astin.

"Berengsek! Aku pasti akan membunuhmu!"

Kemudian ia mengibas telinganya yang dibisik oleh Astin. Membayangkan bisikan Astin yang membuat tubuhnya bergidik.

*

"Kugh..."

"Hahaha... Rasakan itu dasar pecundang!"

Bocah rambut pirang tertawa lepas, ketika tinjunya mendarat dengan mulus, di perut anak laki-laki yang kini wajahnya sudah babak belur.

Sedangkan kedua temannya yang memegangi kedua lengan anak laki-laki itu, memrotes terhadap bocah rambut pirang.

"Hoi, Rion, bukankah sudah saatnya giliran kami?"

"Benar, kami juga ingin segera menghajar pecundang menjijikan ini."

"Diam! Aku masih belum puas. Pecundang tengik ini sepertinya sedang mengejekku."

Urat kesal menyembul keluar dari kening bocah rambut pirang. Melihat anak laki-laki itu terus tersenyum sinis, walau dia sudah habis babak belur.

"Hahaha... Apa hanya segini kekuatanmu? Yaah... Aku memang tidak berharap lebih, dari cecunguk seperti... Ugh..."

Bocah rambut pirang lantas meninju pipi anak laki-laki itu, dengan tangan yang dialiri energi, sampai giginya rontok beberapa.

Sedangkan kedua bocah lainnya agak terkejut, melihat temannya bertindak berlebihan.

"Hei, Rion... Apa yang kau lakukan?! Jika kau menghajarnya dengan menggunakan energi, dia akan benar-benar mati."

"Hah...! Salahnya sendiri, telah membuatku merasa kesal. Berani sekali seorang rakyat jelata sepertinya menghina anak bangsawan kelas atas sepertiku."

Anak laki-laki itu berhenti tersenyum. Ekspresi di wajahnya terlihat mengeras, ia meludahkan giginya yang patah bercampur darah, sembari berkata dengan nada rendah.

"Puih... Hah... Seharusnya dengan energi negatif sebanyak ini sudah cukup untuk menghabisi cecunguk seperti kalian..."

"Hah?! Apa yang kau katakan pecundang?! Bicara dengan benar agar aku dapat men... Kagh..."

Gelombang energi negatif yang cukup pekat terpancar dari keberadaan anak laki-laki itu. Membuat bocah rambut pirang yang hendak kembali menghajar dirinya jadi terpental.

"Akh... Ugh..."

"Keuk... Kugh..."

Begitu pula dengan dua bocah yang mencekal dirinya, kini mereka berguling dengan mulut yang mengeluarkan darah.

"Puih... Sepertinya sia-sia aku mengumpulkan energi negatif dari emosi kalian. Hanya segitu saja kalian sudah seperti mau mati."

Bocah rambut pirang yang kepalanya diludahi lantas merasa sangat marah. Walau sekarang dia tidak bisa berbuat apa-apa, selain batuk darah, sembari mengutuk...

"Pecundang tengik! Beraninya kau... Ukh..."

Namun anak laki-laki itu segera menjambak rambut runcing bocah rambut pirang, sembari berkata dengan nada merendahkan...

"Hei hei... Berjuanglah dengan lebih keras. Apa kau ingin membuat diriku bosan? Apanya yang anak seorang bangsawan kelas atas? Sekarang kau hanya terlihat seperti babi pemakan lumpur." Brug!

"Kugh..."

Anak laki-laki itu menghantamkan kepala bocah rambut pirang ke tanah, sehingga darah segar keluar dari kepala bocah itu.

Ia hendak kembali menghantamkan kepala bocah rambut pirang, akan tetapi...

"Apa yang kau lakukan pada Rion! Pecundang berengsek!"

Sebuah tanaman rambat berduri tiba-tiba keluar mencuat dari tanah, dan melilit lengan anak laki-laki tersebut, saat bocah berambut hijau menapakkan tangan ke tanah.

"Racun huh? Sayangnya aku juga..."

"Mati kau, pecundang menjijikan!"

Shoott... Shoott... Shoott...

Perkataan anak laki-laki itu terpotong. Ketika bocah rambut coklat yang berteriak lantang, melesatkan rentetan batuan runcing ke arah wajahnya. Akan tetapi...

Crak! Crak! Crak!...

Batu-batu itu hancur, saat mengenai anak laki-laki yang tubuhnya kini diselimuti oleh energi negatif yang pekat. Walau demikian...

"Pecundang kelas F sepertimu beraninya merendahkan kami yang merupakan murid kelas 'E. Jangan bermimpi!" Krak!

Bocah rambut pirang mencengkram erat lengan anak laki-laki yang masih menjambak rambutnya. Sehingga energi negatif yang mulai mengkristal di lengannya jadi retak.

"Ukh..."

Kemudian ia segera berbalik dan mengunci anak laki-laki itu dengan kakinya. Sembari berteriak...

"Asal kau tahu! Di antara kami bertiga, akulah yang terkuat! Bahkan boss saja tidak akan bisa mengalahkan ku, kalau dia tidak menyerangku dari jauh!"

"Bagus Rion! Biar aku bantu menahan pecundang itu!"

Bocah rambut hijau segera kembali melilitkan tanaman rambat berduri, untuk mengikat kaki anak laki-laki tersebut.

"Sekarang rasakan ini kau pecundang berengsek!"

Dan bocah rambut coklat membuat gumpalan batuan runcing yang jauh lebih besar, untuk dihantamkan pada kepala anak laki-laki yang kini menyeringai lebar...

"Hahaha... Bagus-bagus, perlawanan kalian sangat menyentuh hati..."

Walau seringainya hilang dengan seketika sebab...

...Bersambung....

...Ellicia Ell' Cassanova. Pinterest....

1
Mizuki
shota🗿
Aegis Aetna: mau bikin cerita dark fantashy MC nya dia, soalnya latar belakang dia sangat gelap...
total 1 replies
Mizuki
onotope swiish-nya agak ganggu deh perasaan
Aegis Aetna: gak papa...
total 1 replies
Amelia
ayo semangat terus untuk up nya ❤️👍
Aegis Aetna: siap kakak.
total 1 replies
👁Zigur👁
sampe sini dulu. nice pict🙏🙏
Aegis Aetna: oke bang.
total 1 replies
Bilqies
🙈🙈🙈🙈
Aegis Aetna: tenang masih aman.
total 1 replies
Bilqies
janji yaa, awas sampai kamu ingkar, gue bejek loe
Aegis Aetna: iya tenang Astin gak akan ingkar, dia gak bakal mengabaikan Restia lagi, dan lebih perhatian...
total 1 replies
Bilqies
tapi setidaknya kamu tidak perlu menyakiti restia seperti itu 😤😤
Bilqies
kok aku jadi mewek gini ya Thor, jadi ikutan sedih huhuhuhu
Aegis Aetna: iya jahat banget Astin.
total 1 replies
Bilqies
bagaimana kamu gak terluka Astin, sudah jelas jelas kau seperti itu tapi tetap saja menyangkalnya
Bilqies
waduh segitunya ya sampai melepuh tuh kulit
Aegis Aetna: kalo gak pakek item perlindungan auto meleleh...
total 1 replies
Bilqies
jadi ngeri pas bayangin adegan kelahinya
Bilqies
woow keren
Bilqies
balas aja Astin jangan diam aja
Aegis Aetna: gak boleh gitu.
total 1 replies
Bilqies
setuju 👍
Aegis Aetna: setuju untuk gebkin Astin.
total 1 replies
Mizuki
btw, cuma perasaanku atau emang sifat cweknya pada anoo semua
Mizuki: 😂😂😂😂😂
Aegis Aetna: anoo gimana nih bang coba jelaskan.
total 2 replies
Amelia
siapa kah itu?...
Aegis Aetna: sudah bisa ditebak.
total 1 replies
Bilqies
3 bab dulu ya Thor, nanti lanjut lagi 🥰🥰
Aegis Aetna: oke, slowww...
total 1 replies
Bilqies
apa Astin berusaha menyembunyikan statusnya dari orang orang thor
Aegis Aetna: okee...
Bilqies: bakalan ap Thor....
aaah jadi penasaran niih,
oh ya Thor mampir ya di karya baruku...
total 3 replies
Bilqies
yakin itu benar ? jangan asal tuduh sebelum tau kebenarannya
Aegis Aetna: susah ngadepin orang emosian, apalagi kalo mereka udah ngecap jelek kita. mau benerpun pasti disalahin.
total 1 replies
Bilqies
waaah Astin keren kali dirimu 🥰🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!